KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. a. Apakah bapak kepala sekolah telah membantu guru-guru dalam. menyelesaikan tugas mengajar?

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Transkripsi:

1 KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK Tujuan penelitian mengetahui kemampuan guru PKn dalam membina karakter siswa di SMP Negeri 16 Sigi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini dalah 2 orang guru PKn, 1 orang kepala sekolah, dan 9 orang siswa kelas VIII dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PKn memiliki kemampuan dalam membina karakter siswa di SMP Negeri 16 Sigi. Hal ini dapat dibuktikan dengan upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam membimbing dan mengarahkan agar lebih memahami pentingnya nilai-nilai pancasila dan pendidikan karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam membina karakter siswa dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua siswa seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan. Kata Kunci : Kemampuan Guru PKn. Pembinaan Karakter Siswa 1 Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir:Stambuk A 321 12 024. 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II

2 1. PENDAHULUAN Menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan, dibutuhkan guru yang visioner dan mampu mengelola pembelajaran yang secara efektif dan inovatif. Tentunya semua itu diperlukan perubahan strategi dan model pembelajaran yang sedemikian rupa memberikan nuansa yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik. Lingkungan belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa, membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Mulyasa (Kunandar, 2007:42) 4 mengemukakan bahwa: Terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu: (1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran. (2) menunggu peserta didik berprilaku negatif. (3) menggunakan destruktife. (4) mengabaikan perbedaan peserta didik. (5) merasa paling pandai dan tahu. (6) tidak adil (diskriminatif) dan (7) memaksa hak peserta didik. Seorang guru profesional harus memiliki dan memahami benar kompetensi dasar guru, agar mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa. Pembelajaran yang baik hanya akan terjadi bila dilaksanakan dan diperankan oleh guru yang bermutu. Kualitas guru menjadi kunci yang sangat strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu tidak hanya meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar akan tetapi meningkatkan kemampuan guru secara profesional dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Banyak strategi atau cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya mutu pembelajaran yang dilakukan di kelas. Secara konkrit, guru dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya, seperti : menggunakan metode mengajar secara bervariasi, menggunakan media, memperdalam materi sebelum melaksanakan pembelajaran, 4 Kunandar. (2007). Guru Proffesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

3 menyiapkanperangkat pembelajaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah berupa melaksanakan pembelajaran secara sistematis dan mampu membina karakter siswa. Hakekatnya pendidikan adalah proses pembentukan dan pembangunan manusia seutuhnya. Maka dari itu pendidikan diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang bukan hanya memiliki ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki karakter atau kepribadian yang baik. Tujuannya agar lahir sebagai generasi yang berkembang dengan karakter berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Karena kesuksesan seseorang lebih dipengaruhi dari karakter yang dimiliki dibandingkan dengan kecerdasannya. Karena orang yang baik belum tentu berkarakter akan tetapi orang yang berkarakter sudah tentu orang yang baik (Jarjani Usman, 2012:13) 5. Fenomena yang kita saksikan bersama, pendidikan hingga kini masih belum menunjukkan hasil yang diharapkan sesuai dengan landasan dan tujuan dari pendidikan itu. Setiap persoalan yang berkenaan dengan masalah siswa pasti akan bersinggungan langsung dengan guru, dengan tugas yang berada digarda paling depan dalam pembinaan siswa maka seorang guru harus mempunyai kompetensi yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas utamanya tersebut. Masalah kompetensi guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru sebagai salah satu unsur penetapan dalam proses pendidikan secara formal dituntut untuk melaksanakan tanggung jawabnya mencerdaskan siswa, atau minimal siswa mencapai ketuntasan belajar sesuai yang diharapkan. Majid (2005:74) 6 menjelaskan Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukan kualitas dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. 5 Moh, User Usman. (2005). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

4 Tujuan pendidikan karakter yaitu agar lahir generasi yang berkembang dengan karakter berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Dimana guru di sini bertindak sebagai faktor utama yang menentukan mutu pendidikan. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada kepada peserta didik dalam mengembangkan karakter peserta didik di sekolah. Sikap dan perilaku seorang sangat membekas dalam diri siswa sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru menjadi cermin bagi siswa (Zahra,2014:4) 7. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia yang belajar baik secara individu maupun secara kelompok yang harus memiliki rasa tanggungjawab, disiplin, dan toleransi. Artinya seorang siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri sendiri. Tanggungjawab siswa adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah, serta disiplin terhadap tata tertib sekolah. Kemudian arti seorang siswa yang disiplin adalah tidak terlambat masuk sekolah, melaksanakan jadwal piket, membuang sampah pada tempatnya, dan duduk dengan rapih. Serta ada sikap toleransi yang harus ditanamkan dalam diri siswa itu sendiri. Sikap toleransi yang dimaksud adalah mampu menghargai dan menjalin silaturahmi antara teman yang berbeda agama, suku, dan etnis. Namun, setiap siswa di SMP Negeri 16 Sigi cenderung memiliki perilaku yang menyimpang yang tidak seharusnya dilakukan oleh siswa seperti bolos, absen terus-menerus (alpa), berkelahi, sering terlambat masuk kelas, serta tidak disiplin dan kurang menghargai sesama teman dan guru. Melihatkondisi tersebut maka sebagai calon pendidik, penulis merasa prihatin terhadap sikap atau perilakuperilaku menyimpang yang banyak terjadi dikalangan siswa, seperti contohnya yaitu siswa kurang bertanggungjawab, disiplin dan bertoleransi. 7 Zahra, I. (2014). Peran Guru Mata Pelajaran PKn dalam Mengembangkan KarakterSiswa SMP Negeri Palasa. Skripsi sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak di terbitkan.

5 II. METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Seluruh rangkaian penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang di mana terdapat fakta masalah mengenai karakter siswa yang menjadi permasalah didalam penelitian ini. Menurut Nawawi (2003:64) 8 metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang akan diselidiki sebagaimana adanya yang diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat yaitu mengenai 3 fakta karakter yang menjadi tujuan penelitian. Dengan demikian peneliti akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap yang didasarkan pada yang diteliti untuk memperoleh data. 2.2. Tempat dan Waktu Penelitian 2.2.1. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 16 Sigi Desa Uenuni Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, adapun pertimbangan penulis memilih lokasi tersebut karena terdapat beberapa masalah yang menjadi objek penelitianbagi penulis di lokasi tersebut, yakni mengenai masalah karakter siswa tentang rasa tanggung jawab, disiplin dan toleransi. 8 Nawawi. H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University Press.

6 2.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari dikeluarkannya surat izin penelitian dari pihak Pimpinan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako pada tanggal 06 Juli 2016 sampai dengan tanggal 06 Oktober 2016. 3.1 3.3. Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Subjek 1. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Sigi yang siswanya berjumlah 96 siswa dari kelas VIII A sampai dengan kelas VIII C, dengan jumlah siswa laki-laki 42 orang dan siswa perempuan 54 orang, untuk memperoleh informasi yang relevan dan mendalam maka penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dalam hal ini sampel ditetapkan dengan sengaja oleh peneliti didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. (Sanapiah Faisal dalam Taslih, 2005:20). 2. Kriteria atau pertimbangan yang dimaksud ialah dengan cara melihat atau menentukan subjek atau informan yang berada dilokasi penelitian sesuai dengan informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Maka berdasarkan pertimbangan atau kriteria maka peneliti menetapkan jumlah informan 12 orang yaitu: 9 orang siswa kelas VIII, 2 orang guru PKn, dan 1 orang kepala sekolah. Penetapan jumlah informan ini didasari anggapan dan keyakinan peneliti bahwa ke-12 orang informan yang telah ditetapkan ini bisa mewakili seluruh siswa dan guru dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 3.4. Teknik Pengumpulan Data. 1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengalaman langsung dengan narasumber, yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru pkn dan beberapa siswa kelas VIII.

7 2) Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumentasi dan catatan yang sifatnya menunjang dan berhubungan langsung dengan objek penelitian seperti data sekolah. 3.5. Teknik Analisis Data 3.5.1 Observasi Metode ini dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Adapun hal-hal yang diobservasi atau diamati yaitu mencatat hal-hal yang dianggap perlu dan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 3.5.2 Wawancara Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru PKn dan siswa yang dianggap mengetahui dan mengerti serta dapat membantu dalam memberikan informasi mengenai Kemampuan guru dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn yang akan diteliti oleh peneliti. 3.5.3 Dokumentasi Penulis juga mengambil data dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa gambar dan/foto-foto yang berhubungan dengan pelaksanaan dalam penelitian. Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai data pelengkap dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 16 Sigi di Desa Uenuni Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.

8 III HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan guru dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn di SMP Negeri 16 Sigi berdasarkan observasi penulis bahwa guru dalam melakukan pembinaan karakter terhadap siswa masih sangat rendah dibuktikan dengan, dimana guru acuh tak acuh terhadap tingkat kedisiplinan siswa di dalam dan di luar lingkungan kelas. Dari 9 siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian ini di temukan bahwa di mana seorang guru masih kurang efektif dalam melaksanakan pembelajaran baik dalam kelas maupun di luar kelas. Guru masih kurang memperhatikan tingkat kedisiplinan siswa sehingga banyak diantara siswa yang masih melakukan pelanggaran di sekolah. Karakter yang diberikn guru seperti disiplin, bertanggungjawab dan saling menghargai antara siswa dan guru. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan 2 orang guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi yaitu: 1. Budi Tabuntiti S.Pd Cara guru PKn dalam membina karakter siswa melalui sikap tanggung jawab, hal utama yang guru harus lakukan guru sebagai pendidik dan sebagai panutan bagi para peserta didik yaitu memberikan hal-hal yang positif dalam hal ini adalah iman. Ketika iman tumbuh dalam diri siswa maka dengan sendirinya sikap tanggung jawab akan muncul dalam diri siswa tersebut. Guru dalam membina karakter siswa melalui sikap disiplin, guru memberikan aturan terhadap siswa harus selalu tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu hal. Setiap siswa harus selalu mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswa yang melanggar aturan. Ketika semua hal kecil yang guru lakukan dalam membina setiap sikap disiplin siswa mampu terwujud maka karakter warga negara yang menjadi tujuan nilai dalam pendidikan karakter siswa juga akan terwujud, bukan hanya sikap disiplin siswa namun semua nilai karakter yang menjadi tujuan dalam pendidikan karakter. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Dalam hal ini kemampuan guru dalam membina karakter siswa melalui sikap

9 toleransi yaitu dengan menanamkan sikap menghargai sesama umat beragama dan menghargai teman yang berbeda agama atau keyakinan selama menjalankan ibadah. Baik, dimana siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Sebagaimana yang telah dijadwalkan oleh pihaksekolah dan rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dari sikap disiplin dan toleransi di mana siswa mengerjakan tugas dengan baik dan siswa saling menghargai ketika siswa yang berbeda keyakinan melakukan ibadah. Sikap siswa dalam menanggapi guru dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn, di mana siswa menanggapi guru dengan sikap yang sopan baik dalam proses pembelajaran maupun di luar konteks pembelajaran. Hambatan yang ditemukan guru dalam pembinaan guru, dalam hal ini siswa kurang perhatian terhadap pelajaran, tugas, dan keluar masuk kelas pada proses belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Upaya yang dilakukan guru dalam pembinaan karakter siswa antara lain : memberikan teguran, sanksi dan memberi arahan sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. 2. Dra. Bungaria Rapa Guru dalam membina sikap siswa dengan memberikan contoh tanggungjawab sebagai salah satu nilai untuk pengembangan karakter siswa, guru selalu memberikan bimbingan kepada siswa bagaimana menjadi orang yang bertanggungjawab. Upaya yang dilakukan oleh guru yaitu memberikan sikap bertanggungjawab dan memberikan dasar-dasar nilai pendidikan karakter serta nilai-nilai pancasila. Guru dalam membina sikap disiplin siswa, menerapkan aturan yang telah disepakati dan menjadi pedoman para siswa harus mampu menerapkan aturan yang telah disepakati dan menunjukkan dasar-dasar aturan yang ada di sekolah serta mematuhi peraturan yang telah disepakati. Guru memiliki peran penting dalam membina karakter siswa. Dimana guru harus mengajarkan toleransi terhadap siswa. Toleransi ialah saling menghargai

10 dan menghormati antar umat beragama dan setiap umat beragama tidak boleh saling menghakimi keimanan atau keyakinan umat lain. Sikap tanggungjawab merupakan suatu kesadaran akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja atau tidak disengaja. Setiap siswa selalu diharapkan aktif menerima pelajaran yang guru berikan dan aktif mengikuti proses belajar mengajar. Guru PKn berperan penting dalam membina karakter siswa melalui sikap tanggugjawab dengan menerapkan sikap kedisiplinan dan memberikan sanksi terhadap siswa yang melakukan pelanggaran, sehingga sikap tanggungjawab siswa akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Sikap disiplin siswa di sekolah dan di kelas dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa selalu aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Di lingkungan sekolah sikap disiplin siswa juga baik, karena ada respon yang siswa tunjukkan selama proses pembelajaran. Dalam hal sikap toleransi antar siswa di sekolah berjalan baik. Ketika salah satu agama merayakan hari besar dan melaksanakan ibadah di lingkungan sekolah, semua siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan menghargai setiap pelaksanaan ibadah yang dilakukan di lingkungan sekolah tersebut. Kemudian sikap siswa dalam menanggapi guru dalam proses pembelajaran khusunya pelajaran PKn, siswa selalu aktif, penuh perhatian dan ada timbal balik selama proses pembelajaran berlangsung serta siswa selalu antusias selama proses pembelajaran. Adapun hambatan-hambatan yang ditemukan guru PKn dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn yaitu: (a) Ada beberapa siswa yang kurang minat dengan pelajaran PKn, (b) Waktu pembelajaran PKn yang tidak efektif dan efesien, dan (c) Kurangnya respon mengenai pentingnya pendidikan karakter. Upaya guru PKn dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pembinaan karakter siswa yaitu: memberikan teguran sanksi, dan arahan kepada siswa sebagai salah satu bentuk pembinaan karakter serta memberi pemahaman kepada siswa arti penting pendidikan karakter.

11 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data melalui pedoman wawancara dan dokumentasi. Dengan permasalahan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu : 1. Kemampuan guru dalam membina karakter siswa di SMP Negeri 16 Sigi Peran guru sebagai pengajar pada dasarnya suatu kemampuan guru dalam mengembangkan kompetensi akademik siswa. Guru memegang peranan penting yang membuat laju perkembangan pendidikan secara maksimal. Guru sebagai pengajar bertugas membantu perkembangan siswa untuk mampu menerima, memahami serta menguasai ilmu pengetahuan yang disampaikan. Guru adalah pendidik menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi siswa. Demikian guru PKn telah memiliki kemampuan dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn di SMP Negeri 16 Sigi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa dan guru PKn. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina karakter siswa dengan caramemberikan bimbingan dan mengarahkan siswa tentang pentingnya berperilaku sebagai warga Negara yang baik sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Pembinaan karakter siswa yang dilakukan oleh guru PKn tidak terlepas dari tujuan pendidikan kewarganegaraan yang merupakan wahana pengembangan kemampuan, watak, dan karakter warga Negara yang bertanggungjawab, disiplin dan bertoleransi. Sikap tanggungjawab, disiplin dan toleransi berarti melaksanakan tugas dan kewajiban, mematuhi aturan, menghargai perbedaan pendapat serta perbedaan agama. Sehingga siswa dapat berperilaku sesuai dengan norma dan peratuaran yang berlaku di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berkaitan dengan kemampuan guru sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah. Hal yang penting diperhatikan guru menyangkut pembinaan karakter siswa yaitu guru perlu memperlihatkan perilaku berbudi luhur agar kesan baik bagi peserta didik bahwa guru mereka pantas diteladani.

12 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru memegang peranan penting yang membuat laju perkembangan pendidikan secara maksimal. Guru yang berwibawa ialah guru yang memiliki kepribadiaan kuat, memiliki pengetahuan yang luas, berdisiplin dan mampu meletakkan dirinya sebagai pendidik bagi peserta didiknya baik di lingkungan sekolahmaupun di dalam masyarakat dan secara moral terhindar dari perbuatan yang merendahkan derajatnya sebagai guru (Fenny Fatriany, 2013;161). Hal demikian telah dilakukan oleh guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi selalu memberikan contoh teladan terhadap siswa misalnya berpakaian rapi, serta selalu memberikan motivasi yang sifatnya membangun karakter siswa dan saling menghargai sesama dalam pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Bertolak dari penjelasan di atas maka upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina karakter siswa melalui pembelajaran PKn di SMP Negeri 16 Sigi baik dalam pembelajaran dan di lingkungan sekolah yaitu melalui pemberian bimbingan dan arahan, contoh keteladanan, dan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar, yang sifatnya membangun karakter warga Negara pada siswa, sehingga dapat tercipta generasi muda yang cerdas secara intelektual dan berakhlak mulia. 2. Faktor Penghambat Dalam Pembinaan Karakter Siswa di SMP Negeri 16 Sigi Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi bahwa ada beberapa hal yang menjadi hambatan guru dalam pembinaan karakter siswa. Hambatan pada pembinaan karakter siswa yang ditemukan oleh guru PKn adalah kurangnya minat siswa terhadap pelajaran PKn. Masalah waktu pembelajaran PKn yang kurang efektif dan efesien, kurangnya respon mengenai pentingnya pendidikan karakter, dalam kegiatan belajar mengajar banyak siswa

13 yang keluar masuk, siswa malas belajar atau mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan sanksi yang sifatnya membangun karakter siswa dan selain sanksi, juga diberikan peringatan kepada siswa yang melakukan pelanggaran. IV PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dirumuskan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu guru PKn di SMP Negeri 16 Sigi memiliki peran dalam membina karakter siswa. Pembinaan karakter yang dilakukan oleh guru PKn melalui pemberian pemahaman dalam proses pembelajaran tentang tujuan dari pendidikan kewarganegaraan, mengajarkan untuk selalu bertanggungjawab, disiplin, dan mengajarkan arti kerukunan antar umat beragama agar saling menghormati, serta memberi bimbingan kepada siswa tentang pentingnya berperilaku sebagai warga negara yang baik. 5.1. Saran Atas dasar kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan peranan guru PKn dalam pembinaan budi pekerti bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Saran-saran tersebut diberikan kepada : 5.2.1. Kepada sekolah Dalam membina pembinaan budi pekerti siswa hendaknya mulai dari kepala sekolah, guru, serta karyawan yang ada di sekolah selalu memberikan contoh keteladanan yang baik, sehingga siswa dapat menirunya. Berusaha memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang tersedia disekolah untuk menyalurkan potensi-potensi siswa pada hal-hal yang positif. 5.2.2. Kepada guru

14 Berkaitan dengan pembinaan budi pekerti siswa khususnya guru PPKn diharapkan lebih maksimal lagi dalam memberikan bimbingan dan pembinaan tentang nilai, moral, dan norma yang baik bagi seluruh siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dengan mengunakan berbagai macam variasi metode sehingga siswa lebih termotifasi untuk belajar dan berkembang baik dibidang akademik maupun non akademik. 5.2.3. Kepada Orang tua Orang tua hendaknya dapat mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak baik perkembangan akademik maupun non akademik, kemudian orang tua diharapkan dapat meningkatkan bekerjasama dengan pihak sekolah dengan cara selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah. 5.2.4. Kepada Siswa Siswa diharapkan dapat mengikuti, menaati tata tertip yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sehubungan dengan pembelajaran siswa diharapkan lebih berpartisipasi dalam metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses belajar mengajar dikelas agar lebih memahami dan mengaplikasikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran sehingga melalui pembelajaran PKn dapat membantu siswa dalam pembentukan pola pikir dan tingkah laku kearah yang lebih baik.

15 DAFTAR RUJUKAN Nawawi. H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. Kunandar. (2007). Guru Proffesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nawawi. H. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. Moh, User Usman. (2005). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zahra, I. (2014). Peran Guru Mata Pelajaran PKn dalam Mengembangkan KarakterSiswa SMP Negeri Palasa. Skripsi sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak di terbitkan.