PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG"

Transkripsi

1 1 PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG Roni Irwanto 1 Anthonius Palimbong 2 Bonifasius Saneba 3 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peranan guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong, Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong, Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peranan guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong dan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong. jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini yaitu di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTsN Sausu yang berjumlah 270 siswa dan jumlah sampel 40 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu belum terimplementasi secara maksimal, karena masih banyak siswa yang kurang memahami pentingnya budi pekerti yang baik bagi siswa itu sendiri, upaya-upaya yang dilakukan guru PPKn di MTsN Sausu dalam pembinaan budi pekerti siswa yaitu, menggunakan pendekatan keteladanan kepada siswa seperti selalu berbicara dengan sopan dan santun, selalu disiplin dalam berbagai hal serta selalu berpakian rapi, melalui pembelajaran PKn guru PPKn di MTsN Sausu selalu menanamkan nilai-nilai moral kepada siswanya, meningkatkan budi pekerti siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler seperti memperingati hari-hari bersar, pengajian dan lain sebagainya, Faktor-faktor penghambat dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu yaitu, adanya pengaruh pergaulan teman sebaya baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, terbatasnya komunikasi antara guru dan orang tua siswa, dan Kurangnya sarana dan prasaran. Kata Kunci: Peranan guru. Pembinaan budi pekerti 1 Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir:Stambuk A Pembimbing I 3 Pembimbing II

2 2 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat bahkan telah merambah keseluruh pelosok tanah air dan memaksa semua elemen masyarakat untuk bersaing didalamnya. Oleh karna itu, salah satu upaya untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan proses pendidikan yang baik dan berkualitas bagi masyarakat. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia sehingga dapat menjadikan anak bangsa yang cerdas dan mampu bersaing secara positif dalam kehidupan saat ini. Mengkaji peranan strategis pendidikan bagi suatu bangsa, maka tidak ada pilihan lain bagi suatu bangsa Indonesia untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikannya. Pendidikan adalah proses pembentukan dan pembangunan manusia seutuhnya, Maka dari itu pendidikan diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang bukan hanya memiliki ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik, tujuannya agar dapat melahirkan generasi yang cerdas dan berkarakter baik dari segi pengetahuan dan prilaku itu sendiri, karna kesuksesan itu harus diiringi dengan budi pekerti yang baik pula agar ilmu yang didapatkan dapat terimlementasi secara positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Guru dalam dunia pendidikan merupakan pilar utama bagi perkembangan dalam pembentukan generasi bagi suatu bangsa dan negara. Guru memiliki tugas sebagai pendidik, Seorang guru memiliki tanggung jawab yang begitu besar bagi peserta didik itu sendiri, Tanggung jawab seorang guru yaitu mendidik dan membentuk perilaku peserta didik kearah yang lebih baik serta mengentarkan anak didik menuju kearah kedewasaan dalam arti yang sesungguhnya. Selain itu guru juga dituntut harus dapat menjadi panutan (contoh) bagi peserta didik di lingkungan sekolah itu sendiri sebagai upaya dalam pembinaan prilaku siswa disekolah dengan tujuan agar siswa memiliki budi pekerti yang baik. Guru memiliki peran yang sangat menetukan dalam keberhasilan pelaksanaan pendidikan disekolah termasuk dalam pembinaan budi pekerti siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa disekolah. Keberhasilan seorang guru dalam mendidik dan membina perilaku peserta didik dapat terlihat dari tindakan atau

3 3 perilaku keseharian yang keluar dari peseta didik itu sendiri, untuk seorang guru harus memiliki pribadi yang baik dalam menjalankan perannya sebagai seorang guru, karna keprobadian yang baik yang dimiliki seorang guru sangat menentukan keberhasilan guru tersebut, seperti yang dikemukakan Mulyasa 4 Pribadi guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan yang afektif, senantiasa memberi bimbingan terhadap pembinaan prilaku kepada siswa sehingga siswa memiliki budi pekerti yang baik serta mampu bertanggung jawab dan positif dan dapat memberikan bekal bagi masa depan peserta didik itu sendiri, dan mampu menampakan suatu sikap dan perilaku yang baik di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkunagn masyarakat. Dalam hal implementasinya guru PPKn saat ini bukan hanya bertanggung jawab untuk mengajar dan memberikan materi saja, akan tetapi juga bertanggung jawab dalam pembinaan perilaku siswa yang sesuai dengan nilai, moral, dan norma yang berlaku dimasyarakat sehingga memiliki budi pekerti yang baik dan menjadi warga Negara yang baik. Berdasarkan observasi di MTsN Sausu masih sering dijumpai perilaku-perilaku yang menyimpang, perilaku-perilaku tersebut yaitu: perkelahian antar siswa, pencurian di lingkungan sekolah, melawan kepada guru, membolos pada saat jam pelajaran berlangsung, terlambat untuk kesekolah, alpa, tidak mengikuti upacara setiap hari senin, berpakaian tidak rapi sebagimana mestinya, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut peran guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti sangat di harapkan. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas bahwa, penulis termotivasi untuk mengkaji bagaimana Peranan Guru PPkn Dalam Pembinaan Budi Pekerti Siswa Di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kebupaten Parigi Mautong. 4 Mulyasa, E. ( ). Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya.

4 4 II. METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Menurut Nawawi 5 metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian peneliti akan mengambarkan faktafakta dan menjelaskan keadaan-keadaan dari objek penelitian berdasarkan faktafakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap yang berkaitan dengan Peranan Guru PPkn Dalam Pembinaan Budi Pekerti Siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kebupaten Parigi Mautong Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yaitu di sekolah MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Mautong, Berdasarkan permasalahan yang ada bahwa Lokasi penelitian ini dianggap sangat cocok terhadap judul yang diangkat oleh penulis, Peranan Guru PPkn Dalam Pembinaan Budi Pekerti Siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Perigi Mautong Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari dikeluarkannya surat izin penelitian dari pihak Pimpinan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako pada tanggal 06 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 30 November Nawawi, H (2003 :64), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gaja Mada University Press.

5 Populasi dan sampel Populasi Melakukan suatu penelitian sangat diperlukan adanya populasi, karna populasi merupakan subjek dalam suatu peneliti.dalam Sugiyono dalam Ridwan 6 mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa MTsN Sausu pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 270 orang siswa dengan rincian sebagai berikut : kelas VII sebanyak 106 orang siswa, kelas VII sebanyak 84 orang siswa dan kelas IX sebanyak 80 orang siswa Sampel Adapun penentuan jumlah sampel untuk mewakili populasi, dalam penelitian ini penulis berpedoman pada Suharsimi Arikunto 7 (2002 : 112) 8. Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, Selanjutnya jika jumlah jumlah lebih dari 100, maka dapat diambil 10 15% atau 20 25% atau lebih. Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti dalam menentukan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 15%. Oleh karena itu sampel yang diperoleh sebanyak 15% dari 270 orang siswa yaitu 40 orang siswa, dengan rincian kelas VII 15 siswa, kelas VIII 13 siswa, dan kelas IX sebanyak 12 siswa. Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka peneliti menetapkan kepala sekolah MTsN Sausu dan guru PKn yang mengajar di MTsN Sausu yang berjumlah 2 orang sebagai informan wawancara dan jumlah sampel yang berjumlah 40 siswa MTsN Sausu, Selanjutnya untuk pengambilan sampel pada setiap kelas dilakukan dengan cara random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara mengacak. 6 Ridwan.(2005:5). Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru, Karyawan Dan Penelitian Pemuda). Bendung: Alfabeta 7 Arikunto, Suharsimi. (2002:112 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

6 6 3.4.Jenis dan sumber data Data Primer adalah data dalam bentuk keterangan yang diperoleh dari informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Adapun sumber data tersebut diperoleh dari hasil wawancara kepada guru PPKn dan kepala sekolah serta hasil angket yang dibagikan kepada siswa MTsN Sausu Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer, data tersebut diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti serta dari berbagaimacam studi pustaka yang berkaitan dengan kajian yang akan diteliti Teknik Pengumpulan Data.Untuk mendapatkan data yang tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) maka digunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut : Observasi Penulis turun langsung kelokasi penelitian untuk mengambil data. Tehnik yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung kepada guru PPKn untuk melihat sejauhmana pembinaan yang dilkukan guru PPKn di MTsN Sausu dalam membina budi pekerti siswa baik didalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran Wawancara Wawancara yang dimaksud adalah melakukan tanya jawab dengan informan untuk mendapatkan data yang berkaitan erat dengan masalah yang dikaji. Wawancara akan dilakukan secara langsunga dengan informan penelitian dalam kesempatan-kesempatan yang disepakati, maupun dalam kondisi yang dibutuhkan untuk wawancara lebih dalam dengan cara terbuka dan penuh rasa kekeluargaan tentang peranan guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru PKn yang ada di MTsN Sausu Angket Suatu metode untuk mendapatkan data dari responden dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang disusun rapi dan sistematis dalam bentuk

7 7 pilihan ganda, kemudian disebarkan langsung kepada para responden yang berjumlah 40 orang. Angket ini akan diberikan kepada siswa untuk melihat bagaimana kemampuan guru PPKn dalam pembinaan budi pelerti siswa di MTsN Sausu Kecamatan Sausu Kebupaten Parigi Mautong. Pada angket ini, penggunaan bentuk angket tertutup dimana responden tinggal memberikan tanda check atau silang pada alternatif jawaban yang disediakan berkaian dengan pembinaan budi pekerti Dokumentasi Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui pencetakan dokumendokumen penting yang berkaitan dengan penelitian.adapun data yang hendak diperoleh melalui tehnik ini adalah data jumlah siswa MTsN Sausu yang melakukan pelangaran di sekolah Tehnik Analisis Data Setelah data yang diperoleh dengan menggunakan metode pengumpulan data diatas, makadata tersebut diolah dengan menggunakan analisi deskriptif-kualitatif. Data yang terkumpul melalui angket, selanjutnya ditabulasi secara menyeluruh dalam sebuah tabel berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan cara membuat klarifiksi kemudian dianalisi dengan menggunakan tehnik perhitungan presentase (%). Adapun rumus yang akan digunakan sebagai berikut: Rumus : P = x 100% Keterangan: P = persentase F = Jumlah jawaban benar dari setiap alterntif jawaban N = Jumlah sampel 100 = Angka persen (%) (Anas Sudijono). 9 Data yang diporoleh melalui tehnik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif yang dilakukan melalui tiga tahap 9 Sudijono, A. (2003:40).Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada

8 8 yang terjadi secara bersamaan yang dikemukakan menurut teori Miles dan Huberman 10 Sebagai berikut : Reduksi Data Reduksi data merupakan prosedur memilih, menyeleksi dan menyederhanakan data serta mentransformasi data kasar yang terdapat dalam catatan lapangan. Menggolongkan, mengarahkan, membuang, data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasikan data menurut permasalahan yang diajukan Penyajian Data Pennyajian data adalah untuk menyusun seluruh informasi dari informan sehingga dari penyajian data tersebut dapat memberikan kemungkinan untuk ditarik suatu kesimpulan. Adapun maksud diadakan penyajian data yaitu penulis selanjudnya akan menafsirkan informasi yang telah didapatkan baik melalui wawancara meupun observasi untuk melakukan tindakan selanjudnya Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Data Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara, data yang sudah disusun baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk kalimat kemudian disimpulkan sehingga peneliti memperoleh data yang berkualitas. Dalam tahap ini merupakan tahap akhir dari proses analisis yang merupakan tahap lanjutan dari kedua tahap di atas, yang merupakan tahap finis sebuah data dalam menetapkan validnya data dan sesuai dengan fakta yang ada. III HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil angket dan wawancara yang telah dipaparkan diatas ada beberapa hal yang di lakukan guru PPKn dalam membina budi pekerti yang pertama adalah : Didalam proses pembelajaran PPKn a. Mengembangkan pembelajran PPKn secara sistematis dan menyenangkan agar terkesan lebih menarik. 10 Miles dan Michael Huberman. (1992:15). Analisis Data Kualitatif.Jakarta: Universitas Indonesia Pres.

9 9 b. Menjadi mitra belajar dengan cara Selalu melibatkan siswa untuk saling bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran PKn. c. Selalu mengontrol sikap siswa untuk saling menghargai dan menghormati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. d. Selalu menanamkan pendidikan moral dan nilai-nilai positif kepada siswa, dan sebagainya yang berkaitan dengan substansi materi PKn dalam proses pembelajaran PKn. e. Selalu Memberikan apresiasai kepada siswa yang berprestasi. f. Memberikan penilaian secara objektif kepada siswa Di luar proses pembelajaran PKn. a. Selalu menjadi teladan atau contoh yang baik bagi siswa-siswinya baik dilingkungan sekolah maupun didalam kehidupan masyarakat. b. Selalu melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuller seperti: Melakukan kegiatan peringatan hari besar Naisonal Indonesia maupun kegiatan hari-hari besar keagamaan, dan Melaksanakan kegiatan pembinaan keagamaan contohnya pesantren kilat, pengajian disetiap hari jumat sore,kultum setelah selesai shalat zuhur, dan zhikir bersama sebelum melaksanakan ujian. c. Melaksanakan tata tertip yang telah ditetapkan disekolah. d. Memberikan sanksi yang tegas dan bersifat mendidik terhadap siswa yang melakukan pelanggaran disekolah. e. Meningkatkan kunjungan rumah kepada siswa yang sering bermasalah. f. Melakukan program razia disekolah. g. Melaksanakan kegiatan bakti sosial di setiap hari jum at Faktor-faktor penghambat dalam membina budi pekerti siswa di MTsN Sausu Berdasarakan hasil wawancara ada beberapa faktor yang yang sering ditemui guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu yaitu : a. Pengaruh pergaulan teman sebaya baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat.

10 10 b. Terbatasnya komunikasi dengan orang tua siswa. c. Kurangnya sarana dan prasarana Berdasarkan uraian di atas bahwa Guru PPKn di MTsN Sausu dalam melakukan pembinaan budi pekerti mengunakan pendekatan keteladanan kepada siswa contoh keteladanan tersebut adalah selalu berbicara dengan sopan dan santun, selalu berpakaian rapi dan kedisiplinan, kemudian hal ini juga diperkuat oleh pengelolaan data angket nomor 2 yang mununjukan bahwa guru PPKn selalu memperlihatkan keteladanan atau contoh yang baik bagi siswa, misalnya selalu berpakaian rapi, berkata jujur, sopan santuh dalam berbicara dan sebagainya, hal ini memiliki tanggapan yang berbeda yaitu 30 orang siswa yang menyatakan selalu dengan jumlah persentase 75%, 8 orang siswa yang menyatakan sering dengan persentase 20%, 2 orang siswa yang menyatakan kadang-kadang dengan persentase 5% dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Selain mengunakan pendekatan keteladanan, dalam hal pembinaan budi pekerti melalui pembelajaran PKn guru PPKn di MTsN Sausu selalu menerapkan kedisiplinan salah satunya yaitu selalu masuk dan keluar kelas sesuai dengan jadwal jam pelajaran yang telah dijadwalkan, kemudian kepala sekolah juga mengatakan bahwa: berdasarkan yang saya ketahui bahwa pak mulkillah sebagai guru PPkn di MTsN Sausu selalu membina siswa dengan cara menerapkan keteladan dan kedisiplian kepada siswanya. Melalui pembelajaran PKn, guru PPKn di MTsN Sausu juga selalu menanamkan nilai-nilai moral yang positif kepada siswanya, nilai-nilai tersebut meliputi, kejujuran, saling menghargai, gotong-royong dan saling tolongmenolong hal ini juga diperkuat oleh pengelolaan data angket nomor 8 yang menunjukan bahwa guru PPKn selalu meminta siswanya untuk membantu temannya yang sedang mengalami musibah, misalnya kedukaan dan lainya, hal ini memiliki tanggapan yang berbeda yaitu 39 orang siswa yang menyatakan selalu dengan jumlah persentase 72.5%, 6 orang siswa yang menyatakan sering dengan persentase 15%, 5 orang siswa yang menyatakan kadang-kadang dengan persentase 12,5% dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.

11 11 Selain di dalam proses pembelajaran PKn untuk menumbuh-kembangkan budi pekerti siswa di MTsN Sausujuga dilakukan melalui berbagai macan kegiatan ekstrakulikullerdan kegiatan keagamaan seperti, kegiatan peringatan hari-hari besar, pesantren kilat pengajian dan dzikir akbar, kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan pekerti luhur yang baik bagi setia siswa. Guru PPKn di MTsN Sausu juga selalu memberikan dukungan kepada siswanya dengan cara selalu memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswanya contohnya memberikan hadiah dan pujian terhadap hasil kerja siswa dengan tujuan untuk menumbuhkan partisipasi aktif kepada siswa dansiswa akan lebih percaya diri lagi dan dapat memotifasi siswa lainnya yang kurang berprestasi. Berdasarkan usaha di atas dapat dianalisis bahwa peranan guru PPKn di MTsN Sausu belum terimplementasi secara maksimal karena masih banyak siswa yang kurang memahami pentingnya budi pekerti yang baik bagi setiap siswa hal tersebut dibuktikan kurangnya rasa saling menghargai dan menghormati dari setiap siswa siswa baik kepada guru maupun sesama siswa, contohnya pada saat pembelajaran dilaksanakan para siswa kurang menjaga ketenangan pada proses pembelajaran, sering keluar masuk pada saat pembelajran berlangsung, ada ada siswa yang sering terlambat masuk kelas pada saat jam pelajaran dimulai. Kemudian diluar pembelajran PKn masih banyak siswa yang sering melakukan pelanggaran seperti berpakaian tidak seragam, perkelahian antara siswa, membolos dan lain sebagainya. Berkaitan dengan masalah diatas inilah yang menjadi suatu masalah yang harus diselesaikan. guru PPKn di MTsN Sausu hendaknya harus lebih berupaya lagi untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada siswanya dan sudah menjadi tugas seorang guru, terutama guru PPKn di MTsN Sausu untuk selalu berupaya untuk membina dan membimbing siswanya. Kemudian Nu man Soemantri 11 mengatakan bahwa Guru Pkn harus banyak berusaha agar siswa-siswanya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat. oleh karena itu guru PPKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap serta memberi dorongan kearah yang lebih baik. 11 Soemantri M. Nu man.(1976:35) Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga.

12 12 Berkaitan dengan pendapat diatas bahwa sebagai guru PPKn harus mampu menempatkan kedewasaannya dan mampu menjadi contoh bagi guru bidang studi lainya karna guru PPKn merupakan guru penunutun moral, seorang guru PPKn harus mampu mendedikasikan dirinya sebagai orang tua siswa di sekolah dan sebagai guru penuntun moral harus mempunyai berbagai macam cara atau pendekatan yang mampu menarik perhatian siswanya terkaid dengan pembinaan budi pekerti siswa, kemudian Moh. Uzer Usman 12 juga mengatakan bahwa: Peran guru dalam menjalankan tugas disekolah hrus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, dan mampu menarik simpati para siswa sehingga pembelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi siswa dalam mengajar. Bila seorang guru dalam penampilannya suda tudak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak dapat menanamkan benih pengajaran kepada siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik sehingga pelajaran tidak dapat diserap dengan baik. Berkaitan dengan pendapat diatas bahwa guru PPKn di MTsN Sausu harus lebih berusaha lagi dengan berbagai macam cara-cara atau metode-metode yang mampu menarik perhatian siswa dalam membina budi pekerti siswa baik didalam proses pembelajran maupun di luar proses pembelajaran, demi terwujudnya budi pekerti yang baik yang dimiliki sestiap siswa dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. IV PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data-data hasil penelitian diatas, dalam hal ini peneliti memberikan beberapa kesimpulan terkaid dengan upaya-upaya guru PPKn dalam pembinaan budi pekerti siswa di MTsN Sausu senagaimana diuraikan sebagai berikut : Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan yang dilakukan guru PPKn di MTsN Sausu belum terimpelmentasi secara maksimal karena masih 12 Uzer Usman, Moh. (2002:144). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

13 13 banyak siswa yang kurang memahami pentingnya budi pekerti yang baik bagi setiap siswa Hasil penelitian juga menunjukan bahwa Guru PPKn di MTsN Sausu dalam membina budi pekerti siswa mengunakan pendekatan keteladanan kepada siswa seperti contoh keteladanan tersebut yaitu selalu berbicara dengan sopan dan santun, dan selalu berpakaian rapi Melalui proses pembelajran PKn, bahwa guru PPKn di MTsN Sausu selalu menanamkan nilai-nilai moral, seperti nilai-nilai kejujuran, kesopanan, keagmaan, serta kedisiplinan dan untuk mengoptimalkan penanaman nilainilai tersebut dilakukan dengan cara memaksimalkan proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengembangkan pembelajran baik dari segi materi maupun dengan pengunaan berbagai macam metode yang disusun berdasarkan kurikullum Meningkatkan budi pekerti siswa melalui berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan pembinaan keagamaan dengan tujuan untuk membekali dan melatih siswa agar siswa memiliki budi pekerti yang baik. serta, menumbuhkan kepercayaan diri setiap siswa dan kemandirian siswa melalui bebagai macam kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat positif Dalam hal pembinaan budi pekerti siswa memiliki beberapa faktor-faktor yang menjadi penghambat yang dihadapi oleh guru PPKn di MTsN Sausu, faktor-faktor tersebut yaitu : a) Pengaruh pergaulan teman sebaya baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat. b) Terbatsnya komunikasi dengan orang tua siswa. c) Kurangnya sarana dan prasarana 5.2. Saran Atas dasar kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan peranan guruppkn dalam pembinaan budi pekerti bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Saran-saran tersebut diberikan kepada : Kepada sekolah

14 14 Dalam membina pembinaan budi pekerti siswa hendaknya mulai dari kepala sekolah, guru, serta karyawan yang ada di sekolah selalu memberikan contoh keteladanan yang baik, sehingga siswa dapat menirunya. Berusaha memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang tersedia disekolah untuk menyalurkan potensi-potensi siswa pada hal-hal yang positif Kepada guru Berkaitan dengan pembinaan budi pekerti siswa khususnya guru PPKn diharapkan lebih maksimal lagi dalam memberikan bimbingan dan pembinaan tentang nilai, moral, dan norma yang baik bagi seluruh siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dengan mengunakan berbagai macam variasi metode sehingga siswa lebih termotifasi untuk belajar dan berkembang baik dibidang akademik maupun non akademik Kepada Orang tua Orang tua hendaknya dapat mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak baik perkembangan akademik maupun non akademik, kemudian orang tua diharapkan dapat meningkatkan bekerjasama dengan pihak sekolah dengan cara selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah Kepada Siswa Siswa diharapkan dapat mengikuti, menaati tata tertip yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sehubungan dengan pembelajaran siswa diharapkan lebih berpartisipasi dalam metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses belajar mengajar dikelas agar lebih memahami dan mengaplikasikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran sehingga melalui pembelajaran PKn dapat membantu siswa dalam pembentukan pola pikir dan tingkah laku kearah yang lebih baik.

15 15 DAFTAR RUJUKAN Nawawi, H (2003), Metode penelitian bidang sosial, Yogyakarta: Gaja Mada University Press Ridwan.(2005). Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru, Karyawan Dan Penelitian Pemuda). Bendung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. (2002 ). Jakarta: Rineka Cipta. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Sudijono, A. (2003). Persada. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Miles dan Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Pres. Mulyasa, E. ( ). Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya. Soemantri M. Nu man.(1976) Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga. Uzer Usman, Moh. (2002). Rosdakarya. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK 1 KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK Tujuan penelitian mengetahui kemampuan guru PKn dalam membina karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK 1 PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Niluh Dewi Arina 1 Bonifasius Saneba 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Oleh: DENNY FERDINAN. S A 321 11 010 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENDIDIKAN ORANG TUATERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI SMP NEGERI 1 PALASA KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

STUDI TENTANG PENDIDIKAN ORANG TUATERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI SMP NEGERI 1 PALASA KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1 STUDI TENTANG PENDIDIKAN ORANG TUATERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI SMP NEGERI 1 PALASA KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG Oleh : Wawan 1 Alri Lande 2 Amran Mahmud 3 ABSTRAK Wawan, 2016. Studi

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A NASKAH PUBLIKASI PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI I SAWAHAN, NGEMPLAK, BOYOLALI TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan. 1 Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan Darwis 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sekolah merupakan tempat penyelenggara proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk mendidik, mengembangkan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak 1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3 Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi nilainilai Pancasila di SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3 1 KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3 ABSTRAK Masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU 1 STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU Moh. Subiharto i Widayati Pusiastuti 1 Hasdin 2 Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) NASKAH PUBLIKASI RESTU NUGRAHENI A.220090147 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh berupa fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang terjadi dari hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIII di SMP NEGERI 1 BIROMARU ABSTRAK

PERAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIII di SMP NEGERI 1 BIROMARU ABSTRAK PERAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIII di SMP NEGERI 1 BIROMARU Febriana. M. Pagisi 1 Euis Karningsih 2 Abduh. H. Harun 3 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi, 54 BAB III METODE PENELITIAN Istilah metodologi penelitian (research metodology) berasal dari kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi, metode artinya suatu cara untuk melakukan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN 2337-8891 Vol. 1, No. 1, Juni 2017 PENERAPAN NILAI MORAL KEADILAN PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PUTRA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK YULIANANINGSIH.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, 3 orang guru PKn, dan 3 orang siswa dari masing-masing tingkatan kelas.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan mengarah pada memanusiakan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk kajian lapangan ( field research), mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk kajian lapangan ( field research), mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk kajian lapangan ( field research), mengunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dalam jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya, dalam situasi

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan 80 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK-ANAK KELUARGA PEDAGANG. (Studi Kasus di Pasar Raya Gentan, Baki, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK-ANAK KELUARGA PEDAGANG. (Studi Kasus di Pasar Raya Gentan, Baki, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK-ANAK KELUARGA PEDAGANG (Studi Kasus di Pasar Raya Gentan, Baki, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratanguna mencapai derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, diperlukan langkah-langkah pengkajian untuk menentukan data yang valid. Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode asosiatif. Melalui metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M. KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN Sofyan Kasiaradja,Ansar,Asrin ¹ Jurusan Manajemen Pendidikan, Program Studi S1, Manajemen Pendidikan Fakultas

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGTALUN 2 KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data tentang evaluasi serta dampak dari semester pendek. Metode penelitian atau pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015. 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bukateja Pelaksanaan penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015. B. Subyek

Lebih terperinci

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA. PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA. Oleh: Sogi Hermanto Dosen Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Palangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2015, hlm. 2) mengatakan, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Siti Maemunah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang dapat dilakukan. Ia merupakan landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan dari gejala-gejala subyek suatu kelompok yang menjadi obyek penelitian atau bersifat fenomenologis,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai peranan guru PKn dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dikarenakan yang menjadi sasaran peneliti adalah organisasi yang rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 42 Adapun jenis metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN diamati. 1 Dalam hal ini penulis menafsirkan dan menjelaskan data-data yang 53 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian, karakter, serta tingkah laku moral para peserta didik. Di bangku sekolah, para peserta

Lebih terperinci

TANGGAPAN SISWA KELAS I, II TERHADAP DISIPLIN SEKOLAH DI SMA PERINTIS SUNGAI SIRIH TAHUN PELAJARAN 2003/2004

TANGGAPAN SISWA KELAS I, II TERHADAP DISIPLIN SEKOLAH DI SMA PERINTIS SUNGAI SIRIH TAHUN PELAJARAN 2003/2004 TANGGAPAN SISWA KELAS I, II TERHADAP DISIPLIN SEKOLAH DI SMA PERINTIS SUNGAI SIRIH TAHUN PELAJARAN 2003/2004 M. Juroto Guru SDN 015 Sungai Sirih jurotto974@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini mengambil judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini bertempat di SMPN 2 Banjar Margo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 5 Kendari) Suhendri Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Semarang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan

Lebih terperinci

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh sebuah lembaga pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif bermaksud menghimpun data, mengolah,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif bermaksud menghimpun data, mengolah, 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Ada dua macam jenis penelitian yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan serta dalam usaha mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian kualitatif deskriptif untuk mencari dan menemukan pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikankan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,

Lebih terperinci

BAB 11 METODE PENELITIAN. yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis.

BAB 11 METODE PENELITIAN. yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. BAB 11 METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 1 Menurut Bogdan

Lebih terperinci

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA Nurdamayanti 1 H Abduh.H. Harun 2 Alri Lande 3 ABSTRAK Permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tata Tertib Sistim Poin 1. Pengertian Tata Tertib Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2007) tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan tertib, tata adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk. ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk. ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk mengkaji kondisi yang aktual terhadap pengaruh keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler

Lebih terperinci

SIKAP PROFESIONALISME DAN KINERJA AKADEMIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SLTA Muhammadiyah Karanganyar)

SIKAP PROFESIONALISME DAN KINERJA AKADEMIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SLTA Muhammadiyah Karanganyar) 1 SIKAP PROFESIONALISME DAN KINERJA AKADEMIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SLTA Muhammadiyah Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan baru dalam pelaksanaan Pemerintahan Indonesia dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi Daerah, dan UU No. 33 tahun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peran guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa (Studi Deskriptif Analitis di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang penelitiannya dilakukan secara intensif terinci dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan memberikan hasil yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. akan memberikan hasil yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Metode BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, karena ketepatan dalam menentukan metode penelitian yang dilaksanakan, akan memberikan hasil

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilaksanakan di lapangan.

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, maupun percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk,mendapatkan fakta-fakta dalam upaya mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu, metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu, metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Nawawi (2003:64) metode deskriptif yaitu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya oleh pemerintah terutama dinas pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu jenis penelitian yang berorientasi

Lebih terperinci