BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aliran darah mengalir tidak lancar sehingga menyebabkan iskemi dan hipoksia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksius. yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) SECARA IN VIVO SKRIPSI. oleh. Cita Budiarti NIM

TATALAKSANA MALARIA. Dhani Redhono

PERNYATAAN. Jember, 4 Juni 2010 Yang menyatakan, Siti Agus Mulyanti NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

ABSTRAK. EFEKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT KULIT MANGGIS TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DINOKULASI Plasmodium berghei

PENGEMBANGAN EKSTRAK RIMPANG BANGLE

BAB I PENDAHULUAN. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negaranegara

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Malaria adalah penyakit yang disebabkan infeksi

GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (World Health Organization/WHO, 2009). Sekitar setengah populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ordo Eucoccidiorida, klas Sporozoasida, dan phyllum Apicomplexa.

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ANNONA MURICATA TERHADAP KADAR NITRIC OXIDE PADA MENCIT SWISS YANG DI INFEKSI PLASMODIUM BERGHEI ANKA

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

Daftar Pustaka. Arubusman M., Evaluasi Hasil Guna Kombinasi. Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan

Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) dan Fraksinya secara In Vivo

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

THE POTENTIAL OF BROTOWALI STEM EXTRACT (Tinospora Crispa) AS ANALTERNATIVEANTIMALARIALDRUG

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman Artemisia Penakluk Penyakit Malaria

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. penularan malaria masih ditemukan di 97 negara dan wilayah. Saat ini sekitar 3,3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

HASIL DAN PEMBAHASAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Ind t KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIREKTORAT BINA GIZI 2011

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai obat antihipertensi (Palu et al., 2008). Senyawa aktif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiki 2 sistem imun yaitu sistem imun bawaan. (innate immunity) dan sistem imun adaptif (adaptive

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB V HASIL PENELITIAN

EFEK EKSTRAK BIJI Momordica charantia L TERHADAP LEVEL GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE SERUM MENCIT SWISS YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP KADAR TUMOUR NECROSIS FACTOR-ALPHA PADA MENCIT YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT ANTIMALARIA DARI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU MIMBA (Azadirachta Indica JUSS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahan bakar dan bahan baku kertas. Senyawa organik bahan alam

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai saluran cerna. Diagnosis demam tifoid bisa dilakukan dengan

Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran OLEH

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO melaporkan 3,2 milyar orang atau hampir setengah dari populasi dunia beresiko terinfeksi malaria. 1 Kemenkes RI melaporkan angka kesakitan malaria tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi pada tahun 2009 adalah P. vivax (55,8%), kemudian P. falciparum. Data ini berbeda dengan data riskesdas 2010 yang mendapatkan 86,4% penyebab malaria adalah P. falciparum dan P. vivax sebanyak 6,9%. 2 Spesies parasit yang dominan menyebabkan malaria di Indonesia adalah P. falciparum dan P. vivax, yang diketahui dapat menimbulkan malaria berat. 3 Malaria berat salah satu jenisnya adalah malaria serebral (MS) yang sering menyebabkan kematian pada penderitanya. Plasmodium tidak hanya menyerang hati namun juga menyebabkan perbesaran pada limpa. 4 Hal itu terjadi akibat skizon difagosit oleh sel makrofag dan limfosit pada limpa yang menyebabkan peradangan sel sehingga terjadi perbesaran limpa (splenomegaly). 5,6 Pembentukan limfoblas terjadi pada saat limfosit teraktivasi oleh rangsangan antigenik. 7 Hal tersebut akan mempengaruhi persentase limfoblas limpa pada penderita MS sehingga perlu adanya pengelolaan untuk terapi MS. Ada pendapat bahwa pengelolaan MS memerlukan terapi adjuvant yang berperan memperbaiki disfungsi vaskuler yang diketahui terlibat dalam

2 manifestasi khusus MS. Herbal tradisional asli Indonesia diantaranya daun sirsak (Annona muricata) sudah diteliti mempunyai kemampuan sebagai imunodulator pada eksperimen MS. Pemberian ekstrak daun sirsak (A.muricata) dengan dosis 150 mg/kgbb dapat meningkatkan secara bermakna kadar IL-10 pada mencit Swiss yang diinokulasi PbA. 8 Ekstrak methanol daun sirsak terbukti meningkatkan kadar CXCL12 produk sel limpa mencit Swiss fase MS. 9 Daun sirsak mengandung acetogenin yang secara in vitro bersifat antiplasmodial. Daun sirsak ekstrak metanol terbukti secara bermakna bersifat parasitidal pada hari ke- 3 pasca inokulasi PbA pada mencit Swiss. 10 Daun sirsak walaupun demikian tidak terbukti bersifat parasitidal pada hari ke- 3 pasca inokulasi PbA tetapi tidak pada hari ke- 5 dan 7 paska inokulasi karena tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif dan perlakuan. 10 WHO merekomendasikan Artemisinin - based Combination Therapy (ACT) untuk pengobatan malaria. Kombinasi terapi diperlukan untuk melindungi obat anti malaria saat ini dan yang akan datang. Seluruh episode malaria harus diterapi minimal dua obat antimalaria dengan mekanisme kerja yang berbeda. 11 ACT yang direkomendasikan WHO salah satunya adalah dihydroartemisinin dan piperaquine (DHP). Penelitian lain menyebutkan bahwa artemisinin napthoquine (AN) dan DHP sangat efektif dan aman untuk setiap malaria serta kedua obat ini menjanjikan untuk terapi baris pertama kebijakan di Indonesia. 12 Selain itu penelitian lain melaporkan bahwa DHP lebih efektif dan lebih toleran dibandingkan dengan artesunate-amodiaquine (AAQ) dalam melawan resistensi obat P. falciparum dan P. vivax. 13

3 Penelitian terdahulu mendasari pemberian obat antimalaria pada hari ke- 4 pasca inokulasi dimana tingkat parasitemia diharapkan belum setinggi hari ke- 5 paska inokulasi, maka dilakukan pemberian obat anti malaria. Daun sirsak diberikan pada kelompok perlakuan selama 7 hari pre inokulasi dan 7 hari pasca inokulasi, sehingga total pemberian daun sirsak adalah 14 hari. Terapi ACT (DHP)- A.muricata akan diuji efektivitasnya pada penelitian ini, sebelum diaplikasikan nantinya. Efektivitasnya dinilai dari persentase limfoblas limpa pada mencit Swiss yang diinokulasikan PbA. Semakin kecil persentase limfoblas limpa maka semakin efektif terapi kombinasi tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Umum Bagaimana pengaruh kombinasi A. muricata dengan ACT terhadap persentase limfoblas limpa yang terinfeksi malaria? 1.2.2 Rumusan Masalah Khusus 1. Apakah persentase limfoblas lebih rendah kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata dibanding kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan pre dan pasca inokulasi PbA?

4 2. Apakah persentase limfoblas lebih rendah kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata dan obat ACT dibanding kelompok yang diberi obat ACT saja pasca inokulasi PbA? 3. Apakah persentase limfoblas lebih rendah kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata dan obat ACT dibanding kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata pre dan pasca inokulasi PbA? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh kombinasi A. muricata dengan ACT terhadap persentase limfoblas limpa yang terinfeksi malaria. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Membuktikan bahwa persentase limfoblas lebih rendah kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata dibanding kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan pre dan pasca inokulasi PbA 2. Membuktikan bahwa persentase limfoblas lebih rendah kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata dan obat ACT dibanding kelompok yang diberi obat ACT saja pasca inokulasi PbA. 3. Membuktikan bahwa persentase limfoblas lebih rendah kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata dan obat anti malaria dibanding

5 kelompok yang diberi ekstrak air daun A. muricata pre dan pasca inokulasi PbA. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Mengenalkan kepada masyarakat mengenai efek A. muricata sebagai terapi pendamping ACT. 2. Dapat membantu pengembangan pemanfaatan obat herbal sebagai terapi adjuvant pada MS. 3. Sebagai dasar teori bagi penelitian selanjutnya tentang manfaat terapi kombinasi herbal dan ACT pada hari ke 3 pasca inokulasi PbA. 1.5 Orisinalitas Tabel 1.1 Orisinalitas Peneliti Judul Penelitian Desain Penelitian Achmad Asnawi, Efektivitas Eksperimental 2015 Ekstrak Daun laboratorik Sirsak terhadap dengan Peningkatan rancangan Kadar IL-10 dan Post Test Hemoglobin Only (Studi Fase Randomized Malaria Serebral Control pada Mencit Group Design Swiss) Kisdjamiatun et Efek Daun Eksperimental al., 2015 Annona muricata laboratorik Linn terhadap dengan 1. Kadar rancangan Angiopoietin-2 Post Test Hasil Penelitian Pemberian ekstrak daun sirsak meningkatkan secara bermakna kadar IL-10 pada mencit Swiss yang diinokulasi PbA. 8 Daun sirsak terbukti meningkatkan kadar CXCL12 produk sel limpa mencit Swiss fase malaria

6 Fransisca P. Hardimarta, 2014 dan CXCL12 Darah 2. Korelasi Kadar CXCL12 dan IFN-γ Limpa (Studi Mencit Swiss Fase Malaria Cerebral) Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak terhadap Derajat Parasitemia Plasmodium Berghei Only Randomized Control Group Design Eksperimental laboratorik dengan rancangan Post Test Only Randomized Control Group Design serebral. 9 Penelitian mengenai pemberian ekstrak daun sirsak secara in vitro pada P. falciparum menunjukkan potensi acetogenin sebagai antiplasmodium. Hal ini ditunjukkan bahwa ekstrak A. muricata menurunkan tingkat parasitemia dari 13,2% menjadi 10,26% pada hari terakhir. 10