PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI. Abstrak

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA MIKRO ORGANISME LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

Tahun Bawang

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Cara dan Proses Pembuatan Demplot dan Diskusi Lapangan

Baswarsiati, S. Kusworini, K. Boga, D. Rahmawati dan T. Zubaidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) DAMPAK NEGATIF PUPUK KIMIA TERHADAP KESUBURAN TANAH

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PUPUK KOSARMAS SEBAGAI UPAYA REVITALISASI LAHAN KRITIS GUNA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS HASIL PERTANIAN

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN BOKHASI, IRIGASI PROBASA, HIDROPONIK PADA TANAMAN HORTIKULURA PADA LAHAN KERING

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pedoman. Budi Daya. Buah dan Sayur.

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

Pupuk Organik Cair AGRITECH

KEMAMPUAN ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PEMANFAATAN SARANA PRODUKSI PADA USAHATANI BELIMBING

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

sangatlah mudah karena danau atau sungai yang di setiap desa masih terdapat banyak ikan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Transkripsi:

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2 ABSTRAK Sebagian petani telah memiliki motivasi untuk menerapkan budidaya sayuran organik, kendala yang dihadapi adalah petani masih sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia sintetik dan pestisida sintetik karena alasan kepraktisan serta kurangnya pengetahuan petani tentang cara pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati. Selain karena sulitnya mencari pemasaran dengan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan sayuran non organik. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan petani dalam hal pembuatan pupuk organik, pestisida nabati serta dalam penerapan budidaya sayuran organik. Pelatihan pembuatan pupuk organik yang dilakukan adalah pupuk organik cair (MOL) dari keong mas-maja, limbah sayuran, bonggol pisang-daun nimba-daun pacar cina, serta pupuk kompos yang menggunakan MOL sebagai starter. Sedangkan kegiatan implementasi budidaya sayuran organik dilakukan dengan cara membuat demplot sayuran organik dan sayuran anorganik (cara petani) untuk 3 komoditas yaitu sawi, selada dan kacang panjang. Petak sayuran organik dan sayuran anorganik diperlakukan sama mulai dari persemaian sampai panen kecuali dalam hal pupuk dan pengendalian hama. Pada petak organik diaplikasikan dengan MOL dari keong mas-maja dan MOL dari bonggol pisangdaun pacar cina-daun nimba. Sedangkan pada petak anorganik semua mengikuti cara petani, pupuk yang digunakan Urea, TSP dan NPK. Pestisida yang digunakan untuk petak anorganik adalah Curacron 500 EC. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan diketahui bahwa kegiatan pelatihan telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal pembuatan dan aplikasi pupuk organik dan pestisida nabati. Pada kegiatan implementasi budidaya sayuran organik, berdasarkan hasil pengamatan dan hasil panen pada petak organik dan petak anorganik diketahui bahwa kondisi pertumbuhan tanaman serta kualitas daun pada sawi organik dapat menyamai sawi anorganik. Hasil panen sawi organik rata-rata 10.7 kg/petak, sedangkan pada sawi anorganik 11.8 kg/petak. Pada demplot tanaman selada terlihat bahwa selada organik mempunyai pertumbuhan yang lebih bagus dan lebih cepat dibandingkan selada anorganik. Hasil panen selada organik rata-rata 6.6 kg/petak sedangkan selada anorganik 5.1 kg/petak. Sedangkan pada demplot kacang panjang terlihat bahwa pertumbuhan dan hasil panen kacang panjang organik berada dibawah kacang panjang anorganik. Kata kunci: Sayuran organik, pupuk organik, keong mas-maja. PENDAHULUAN Kelurahan Lingkar Selatan yang termasuk ke dalam wilayah Jambi Selatan Kota Jambi merupakan salah satu daerah sentra produksi sayuran dan sebagai pemasok utama sayuran bagi masyarakat kota Jambi. Sebagian sayuran yang dihasilkan oleh para petani di daerah ini juga telah dipasarkan di Trona Jambi Town Square (Jamtos). Sarana dan prasarana transportasi dari dan menuju wilayah ini relatif baik sehingga arus masuk dan keluar barang keperluan produksi 1 Dibiayai Dana DIPA Universitas Jambi Tahun Anggaran 2012 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

dan hasil produksi tidak terganggu. Kelurahan Lingkar Selatan mempunyai topografi yang relatif datar dengan ketinggian sekitar 20-40 m dari permukaan laut. Sebagian besar petani di kelurahan ini mengusahakan tanaman sayuran semusim. Tanaman sayuran semusim yang biasa diusahakan petani adalah sawi, selada, kailan, bayam, kangkung, kacang panjang, buncis, terung, tomat, mentimun, gambas,dan pare. Dan pada tahun ini sebagian petani menanam tanaman cabe. Pada umumnya para petani di Kelurahan Lingkar Selatan sudah mempunyai kelompok tani dan sudah mulai merintis pertanian organik tetapi belum sepenuhnya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan masih tergantung pada penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetik. Para petani sayuran di Kelurahan Lingkar Selatan saat ini tergabung dalam 3 kelompok tani yang berbeda yaitu: kelompok tani Sumber Tani, Rizqi dan Harapan Maju. Ketiga kelompok tani tersebut tergabung dalam satu Gapoktan yang bernama Tani Makmur. Kelompok tani Sumber Tani terbentuk pada tahun 1979 dan merupakan kelompok tani tanaman sayuran yang pertama di Kelurahan Lingkar Selatan. Kelompok tani Sumber Tani pada tahun 1990-an mengalami stagnasi dan tidak ada kegiatan kelompok. Tahun 2006 sebagian dari anggota kelompok tani Sumber Tani berinisiatif membentuk kelompok tani baru yang diberi nama kelompok Tani Rizqi. Sejak terbentuknya kelompok Tani Rizqi, para anggota kelompok tani yang masih berada dalam kelompok tani Sumber Tani termotivasi untuk aktif kembali. Selanjutnya pada tahun 2007 terbentuk 1 kelompok tani lagi yang bernama Harapan Maju. Kelompok tani yang dipilih sebagai khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kelompok tani Sumber Tani dan Rizqi. Saat ini anggota kelompok tani Rizqi berjumlah 25 orang yang terdiri atas 2 orang perempuan dan 23 orang laki-laki. Dari 25 orang tersebut 5 orang berpendidikan SMA, 15 orang SMP dan 5 orang SD. Struktur organisasi terdiri dari ketua (Suyono), sekretaris (Ahmad Basri), bendahara (Azman) dan anggota (22 orang). Sedangkan kelompok tani Sumber Tani berjumlah 37 orang, 15 orang perempuan dan 22 orang laki-laki. Dari 37 orang tersebut 6 orang berpendidikan SMA, 17 orang SMP dan 14 orang pendidikan SD. Struktur organisasi terdiri dari ketua (Sunaryo), sekretaris (Agusman), bendahara (Suyahno) dan anggota (34 orang). Semua anggota dari kedua kelompok tani tersebut menjadikan usaha budidaya tanaman sayuran sebagai mata pencaharian utama sehingga kegiatan usaha setiap hari dilakukan di lahan pertanian. Dilihat dari arus keluar masuk barang, posisi kelompok tani Rizqi dan Sumber Tani sangat strategis, berjarak sekitar 10 km dari pasar Angso Duo (pusat penjualan sayuran). Posisi lahan berada sekitar 200 m dari pinggir jalan raya, dengan lahan bertopografi relatif datar. Lahan yang diusahakan oleh kedua kelompok tani tersebut berdampingan. Luas lahan yang sudah diusahakan untuk budidaya tanaman sayuran pada kelompok tani Rizqi sekitar 20 ha dan pada kelompok tani Sumber Tani sekitar 30 ha. Lahan tersebut dimiliki oleh beberapa orang anggota kelompok tani sedangkan sebagian anggota kelompok yang lain diberi hak memakai (meminjam) tanpa sewa. Sarana/prasarana pertanian yang tersedia pada kedua kelompok tani adalah: masingmasing memiliki 1 saung/pondok sebagai tempat kelompok tani mengadakan rapat atau pertemuan. Masing-masing petani dari kedua kelompok tani ini telah memiliki alat-alat pertanian konvensional.

Usaha budidaya tanaman sayuran dilakukan secara intensif dimana masing-masing anggota kelompok menanam bermacam-macam komoditi pada 1 kali musim tanam dengan tujuan: untuk mengatur siklus panen sayuran dan memperoleh penghasilan secara terus menerus, mengantisipasi kegagalan panen pada suatu komoditas, serta untuk mengatasi perkembangan hama. Berbagai macam sayuran ditanam oleh petani pada petakan/galangan yang berukuran 10 m x 1m. Perumusan Masalah Perumusan masalah kedua kelompok tani, Rizki dan Sumber Tani, telah dilakukan secara partisipatif melalui diskusi kelompok, pengamatan langsung di lapangan, berbagi informasi dan pengalaman baik dengan petani maupun dengan PPL dan Lurah. Berdasarkan informasi dan pengamatan langsung di lapangan diketahui bahwa walaupun kedua kelompok tani mempunyai lokasi yang berdekatan serta tergabung dalam gapoktan yang sama namun mempunyai perbedaan yang cukup signifikan di dalam hal pengendalian hama terutama dalam pemakaian pestisida, semangat dan kemauan menuju budidaya sayuran organik serta antusiasme dalam menerima teknologi dan inovasi baru. Meskipun kedua kelompok tani menghadapi masalah yang sama dalam budidaya tanaman sayuran yaitu serangan hama serta pengadaan pupuk, namun kelompok tani Rizqi sudah dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetik dalam mengendalikan hama pada tanaman sayuran terutama pada komoditas bayam, kangkung dan timun yang sudah mendapat predikat Prima 3. Penggunaan pestisida oleh kelompok tani Rizqi rata-rata 2 kali selama satu kali musim tanam pada setiap komoditas dan disesuaikan dengan jumlah populasi hama dan keadaan cuaca (hujan). Sedangkan kelompok tani Sumber Tani pada prakteknya masih sangat tergantung pada penggunaan pestisida sintetik untuk semua komoditas sayuran yang ditanam, minimal 3 kali selama satu kali musim tanam untuk setiap komoditas. Selain itu kelompok tani Rizqi mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi menuju budidaya sayuran organik untuk semua komoditi sayuran serta lebih antusias dan lebih mudah menerima teknologi dan inovasi baru. Hal ini terjadi dikarenakan kelompok tani Rizqi lebih intensif dan lebih antusias melakukan diskusi dan pertemuan-pertemuan dengan para anggotanya dan berbagai instansiinstansi terkait. Penerapan budidaya sayuran organik seharusnya dapat terbebas dari ketergantungan penggunaan bahan sintetik baik dari segi pupuk maupun bahan yang digunakan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu, dalam menghadapi era perdagangan bebas yang lebih menekankan persyaratan mutu, keamanan pangan, sanitary dan phytosanitary, maka penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan pengendalian OPT secara terpadu merupakan suatu keharusan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Menurut Novalina (2010) kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan pada tahun 2010 di Kelurahan Lingkar Selatan telah meningkatkan pengetahuan petani tentang pengendalian hama secara terpadu (PHT), pengenalan biologi dan ekologi hama serta musuh alami pada tanaman sayuran. Namun demikian masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh kedua kelompok tani agar betul-betul dapat melakukan budidaya sayuran organik yaitu petani masih sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia sintetik dan pestisida sintetik. Hal ini karena alasan kepraktisan serta kurangnya pengetahuan petani tentang cara pembuatan pupuk organik dan

pestisida organik. Sedangkan pupuk organik dan pestisida organik yang beredar di pasaran harganya relatif mahal serta tidak selalu tersedia. Selain itu karena sulitnya mencari pemasaran untuk sayuran organik di Provinsi Jambi dengan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan sayuran non organik. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatan pengetahuan dan pemahaman petani tentang budidaya sayuran organik dan cara pengendalian organisme pengganggu tanaman yang tepat, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan dan aplikasi pupuk organik dan pestisida nabati yang akan digunakan dalam budidaya sayuran organik. MATERI DAN METODE Kerangka Pemenacahan Masalah Pendekatan pemecahan masalah telah dilakukan melalui metode Participatory Learning and Action (PLA). Partisipasi aktif anggota dari kedua kelompok diutamakan dalam berdiskusi, berbagi informasi dan pengalaman serta penerapan I b M. Untuk mengatasi berbagai masalah pada kelompok tani Rizki dan Sumber Tani telah dilakukan need assesment dengan metode partisipatif dan telah disepakati program yang perlu dilakukan: (1) Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan anggota kelompok tani dalam pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik; (2) Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petani dalam pengelolaan OPT terutama dengan menggunakan pestisida nabati; (3) Peningkatankemampuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pembuatan dan penerapan pupuk organik dan pestisida nabati dalam budidaya sayuran organik pada Kelompok Tani Rizki, Sumber Tani dan instansi terkait. Metode yang Digunakan Pelatihan dilaksanakan di lahan pertanian (sawung) kelompok tani Rizqi selama 2 hari. Pemilihan tempat pada kelompok tani ini dimaksudkan agar mendorong terjadinya peran yang lebih aktif para anggota kelompok tani dalam mendiskusikan berbagai hal mengenai pengelolaan tanaman sayuran. Pelatihan dilakukan dengan metode androgogy (pendidikan untuk orang dewasa) / Participatory Learning and Action (PLA). Materi pelatihan adalah: (1) Budidaya sayuran organik; (2) Prinsip dan strategi penerapan PHT; (3) Cara pembuatan dan aplikasi pestisida nabati dan pupuk organik; (4) Teknik pengukuran serangan hama dan evaluasi kehilangan hasil akibat hama; (5) Bimbingan analisis ekonomi keunggulan teknologi budidaya sayuran organik. Peserta dan Pelatihan Peserta pelatihan adalah seluruh anggota dari kedua kelompok tani, Rizqi dan Sumber Tani, sebanyak 62 orang. Untuk keberlanjutan pembinaan disamping anggota kedua kelompok tani, dalam pelatihan juga diundang lembaga terkait termasuk Lurah dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Metode evaluasi untuk dapat menilai keberhasilan kegiatan pelatihan ini dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani mengenai budidaya sayuran organik, PHT, cara pembuatan dan aplikasi pestisida nabati dan pupuk organik dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Hasil evaluasi menunjukkan kedua kelompok tani menjadi terampil dalam membuat pupuk organik dan pestisida nabati dari bahan-bahan yang terdapat di sekitar lahan petani setelah mengikuti implementasi program I b M ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan Pelatihan yang dilakukan telah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani tentang budidaya sayuran organik serta tentang strategi dan penerapan Pengendalian Hama Terpadu. Selain itu pelatihan tentang cara pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati yang melibatkan para anggota kelompok tani secara aktif mulai dari penyediaan bahan, persiapan bahan, dan pembuatan pupuk organik telah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati. Sebagian besar petani juga mengetahui bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk organik. Implementasi Budidaya Sawi Organik Berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing petak sawi organik dan petak anorganik terlihat bahwa kondisi pertumbuhan tanaman terlihat sama, demikian juga dengan kualitas daun (akibat serangan hama) terlihat hampir sama. Formulasi pupuk organik MOL yang dibuat dapat berperan ganda baik sebagai pupuk maupun sebagai pengendali hama. Hama yang ditemukan pada tanaman sawi organik maupun anorganik adalah Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella. Menurut Purwasasmita (2009), larutan MOL mengandung unsur hara makro dan mikro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali penyakit. Produksi sawi anorganik sedikit lebih tinggi dibandingkan sawi organik. Hasil panen sawi pada petak anorganik (petak berukuran 3 m x 1 m) rata-rata 11.8 kg/petak, sedangkan pada petak organik rata-rata 10.7 kg/petak. Implementasi Budidaya Selada Organik Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa tanaman selada pada petak organik lebih cepat dan lebih bagus dibandingkan dengan selada pada petak anorganik. Demikian juga dengan produksi, ternyata produksi selada organik lebih tinggi dibandingkan dengan selada anorganik. Hasil panen selada pada petak organik (petak berukuran 3 m x 1m) rata-rata 6.6 kg/petak sedangkan pada petak anorganik rata-rat 5.1 kg/petak. Selain itu terdapat keuntungan lain yang diperoleh dengan mengaplikasikan pupuk MOL pada petak selada organik yaitu tanah menjadi lebih gembur. Hal ini ditandai dengan lebih mudahnya mencabut tanaman selada pada petak organik. Implementasi Budidaya Kacang Panjang Organik Berbeda dengan hasil yang diperoleh pada sawi dan selada organik, pertumbuhan dan hasil panen kacang panjang organik masih berada dibawah kacang panjang anorganik. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak efektifnya aplikasi penyemprotan pupuk organik MOL yang dilakukan pada musim hujan terhadap tanaman kacang panjang pada petak organik. Penanaman kacang panjang dilakukan pada awal September 2012, dan sudah memasuki musim hujan. Aplikasi pupuk organik MOL pada tanaman kacang panjang yang dilakukan pada musim hujan menyebabkan pupuk organik tersebut akan mudah tercuci oleh air hujan sebelum sempat terserap semua ke dalam jaringan tanaman. Selain itu karena tanaman kacang panjang mengalami pertumbuhan vegetatif dan generatif sebelum dipanen, sebaiknya jenis MOL yang

diaplikasikan lebih beragam, sehingga dapat mendukung untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kacang panjang tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan: (1) Kegiatan pelatihan yang dilakukan telah meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan petani dalam hal budidaya sayuran organik dan pengendalian hama terpadu serta cara pembuatan dan aplikasi pupuk organik dan pestisida nabati. (2) Budidaya sayuran secara organik pada dua komoditas yaitu sawi dan selada dengan menggunakan dua jenis MOL yaitu dari campuran keong-maja dan bonggol pisang-nimba-pacar cina dapat menyamai hasil tanaman yang dibudidayakan secara anorganik baik secara kualitas maupun kuantitas. Saran Saran pada kegiatan pengabdian ini adalah: (1) Perlunya keterlibatan instansi yang terkait dalam hal mencari pemasaran untuk sayuran organik dengan harga yang lebih tinggi dari sayuran anorganik sehingga para petani termotivasi untuk betul-betul menerapkan budidaya sayuran organik. (2) Perlunya keterlibatan dan kebijakan pemerintah dalam hal mengurangi subsidi maupun jumlah pupuk dan pestisida sintetik yang beredar di masyarakat sehingga dengan demikian akan mendorong petani untuk beralih pada penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati. DAFTAR PUSTAKA Novalina, 2010. Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Pengendalian Hama Secara Terpadu (PHT), Pengenalan Biologi dan Ekologi Hama Serta Usuh Alami pada Tanaman Sayuran. Laporan Pengabdian pada Masyarakat Tahun 2010 di Keluarahan Lingkar Selatan, Jambi. Novalina, Yunita W. 2012. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Organik Cair terhadap Hama Perusak Daun pada Tanaman Sawi (Brassica juncea). Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat tahun 2012. Volume 1:475-480. Medan 3-5 April 2012. Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme Lokal sebagai Pemicu Siklus Kehidupan Bioreactor dalam Bioreactor Tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. Bandung. 19-20 Oktober 2009.