BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dan luas, baik dalam hubungan kekeluargaan. khususnya maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA DENGAN PROSES PERDAMAIAN DI MAHKAMAH SYARI AH KUCHING SARAWAK MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakikatnya ketika dilahirkan telah melekat

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

P U T U S A N. Nomor 140/Pdt.G/2013/PA.Blu BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kehidupan di muka bumi ini diciptakan

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB IV. Analisis Hukum Positif Terhadap Pandangan Tokoh Masyarakat. Tentang Praktik Poligami Di Bulak Banteng Wetan Kecamatan. Kenjeran Kota Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki dan perempuan, yaitu melalui ikatan perkawinan. 1 Hal ini sesuai. dengan firman Allah dalam surat Al-Ruum ayat 21:

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO.23 TAHUN 2004 TERHADAP PENDAPAT MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI MENGENAI HUKUM SUAMI MEMUKUL ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

PUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

PENETAPAN /Pdt.P/2014/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA.Pdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan sejahtera dalam rumah tangga Islam, sehingga terwujud sendi-sendi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. dalam surat ar-rum ayat 21 sebagai berikut: Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perceraian khususnya di daerah Kabupaten Pandeglang. Dari data yang didapat di

P U T U S A N Nomor : 028/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN FASAKH ATAS CERAI GUGAT KARENA SUAMI MURTAD (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTIMACY PASANGAN SUAMI ISTRI (Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri Di Fase Dewasa Madya)

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

P U T U S A N. Nomor: 39/Pdt.G/2011/PA.MTo. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidhan) untuk mentaati perintah. Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima 1. Informasi adalah

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak

BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR 340/PDT.G/2010. A. Keberadaan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

PUTUSAN Nomor : 042/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

KONVENSION KEBANGSAAN ANJURAN MPN, AKEPT, PPSK (USM), PETALING JAYA HILTON HOTEL, SELANGOR, MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini. Salah satu jalan dalam mengarungi kehidupan adalah dengan

SALINAN PENETAPAN Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA GS.

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م

ب س م ال رح م ن ال رح ی م

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga sekarang, perkawinan merupakan kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu perkawinan merupakan masalah yang selalu hangat di kalangan masyarakat. Perkawinan juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan luas, baik dalam hubungan kekeluargaan khususnya maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan salah satu ketentuan dari berbagai macam ketentuan Allah SWT dalam menjadikan dan menciptakan alam. Perkawinan bersifat umum, menyeluruh, berlaku tanpa terkecuali baik bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Ketentuan-ketentuan ini telah dituangkan dalam firman Allah SWT QS Ar-Ruum: 21 yang berbunyi: و م ن آی ات ھ أ ن خ ل ق ل ك م من أ نف س ك م أ ز و اجا ل ت س ك ن وا إ ل ی ھ ا و ج ع ل ب ی ن ك م 1 مو دة و ر ح م ة إ ن ف ي ذ ل ك لا ی ات ل ق و م ی ت ف كر و ن ٢١ الروم : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan 1 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit J-Art,2005), hal 325 1

2 sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda bagi kaum yang berfikir. Allah SWT tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan betina secara anargik atau tanpa ada aturan. Akan tetapi untuk menjaga kehormatan dan martabat manusia, maka Allah SWT mengadakan hukum sesuai dengan martabat tersebut. Dengan demikian, hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat berdasarkan kerelaan dalam suatu ikatan yang berupa pernikahan atau perkawinan. 2 Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (pasal 1), perkawinan itu ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga), yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pertimbangannya ialah sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila di mana sila pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama atau kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir atau jasmani, tetapi unsur batin atau rohani juga mempunyai peranan yang penting 3 Adakalanya, perkawinan yang telah dijalin selama beberapa waktu sebelumnya (bulan, tahun, puluhan tahun), ternyata h arus diakhiri dengan pengalaman yang menyakitkan hati di antara keduanya, yaitu perceraian. 2 Slamet Abidin, Fiqih Munakahat 1 (Bandung, CV PUSTAKA SETIA:1999), hal. 10. 3 Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam ( Jakarta, Bumi Aksara: 1996), hal. 1-4.

3 Perceraian (divorce) merupakan peristiwa yang sebenarnya tidak direncanakan dan di kehendaki kedua individu yang sama-sama terikat dalam perkawinan. perceraian, bagaimanapun dianggap sebagian orang ialah jalan terakhir yang harus ditempuh ketika hubungan perkawinan itu sudah tidak dapat dipertahankan lagi. 4 Menurut Idris dari beberapa hal yang berhubungan dengan pernikahan, ada pula yang bisa membuat putusnya hubungan perkawinan, antara lain: a. Kematian salah satu pihak b. Perceraian baik atas tuntutan suami maupun istri c. Karena putusan pengadilan Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Perceraian menurut Islam merupakan pemutus hubungan suami istri dari pernikahan yang sah menurut syariat Islam atau sah menurut syariat dan Negara. Perceraian dibolehkan dalam Islam tetapi hal yang dibenci Allah swt. Sebagaimana firman Allah SWT QS. an-nisa : 19 yang berbunyi ی ا أ ی ھ ا ال ذ ین آم ن وا لا ی ح ل ل ك م أ ن ت ر ث وا الن س اء ك ر ھا و لا ت ع ض ل وھ ن ل ت ذ ھ ب وا ب ب ع ض م ا آت ی ت م وھ ن إ لا أ ن ی ا ت ین ب ف اح ش ة مب ی ن ة و ع اش ر وھ ن 4 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia: 2003), hal. 160.

4 5 ك ث یرا artinya : ب ال م ع ر وف ف ا ن ك ر ھ ت م وھ ن ف ع س ى أ ن ت ك ر ھ وا ش ی ي ا و ی ج ع ل الله ف یھ خ ی را Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Untuk melakukan perceraian harus ada alasan, bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Permohonan gugatan ini diajukan ke pengadilan di daerah hukum yang meliputi tempat berlangsungnya perkawinan atau tempat tinggal kedua suami istri terakhir. Batalnya perkawinan serta sahnya perceraian hanya dapat dibuktikan dengan keputusan Pengadilan Agama untuk orang-orang islam dan Pengadilan Negeri untuk orang-orang non Islam. 6 Tidak ada seseorang yang menginginkan terjadinya perceraian pada keluarganya, begitu pula dengan beberapa Problem gugatan perceraian yang peneliti peroleh dari Mediator di Pengadilan Agama Sidoarjo yakni salah satu problem rumah tangga yang dialami Klien yang bernama Pak Amir. pak Amir seorang laki-laki berusia 30 tahun yang telah berkeluarga dan pernikahannya berjalan kurang lebih 4. Pak Amir bekerja di perusahaan 5 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit J-Art,2005), hal 148 6 Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam (Jakarta, Bumi Aksara:1996), hal.190-191.

5 swasta. Istrinya seorang guru TK dari pernikahannya itu telah dikaruniai seorang anak perempuan, problem terjadi ketika istri Pak amir memilih untuk kuliah lagi, Pak amir merasa istrinya sibuk dengan kuliahnya yang masih bekerja sehingga pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh istri, terpaksa dikerjakannya sendiri. Hal yang demikian ini membuat Pak Amir merasa kurang diperhatikan. Sehingga Pak Amir melampiaskan kekesalannya dengan mendekati teman perempuannya. Lama-kelamaan istri Pak Amir berfikir bahwa suaminya telah selingkuh. Sehingga lama kelamaan istri Pak Amir tau dan berfikir bahwa suaminya telah selingkuh. Pada akhirnya istri pak Amir menggugat cerai dan mendaftarkan gugatan cerainya di Pengadilan Agama Sidoarjo, selanjutnya Pak amir dan istrinya mengikuti tahapan-tahapan acara sidang perceraian di Pengadilan yang telah dijadwalkan. Memasuki tahap Mediasi di sinilah mereka bertemu dengan mediator Nurul Huda, S.H.I dengan perkara nomor 3596/Pdt.G/2014/PA.Sda dimana Mediator di sini memberikan bimbingan atau pengarahan pada pasangan suami istri yang mau bercerai dan melakukan pembicaraan tentang alasan apa yang membuat Pak Amir dan Istrinya ingin bercerai. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan kepada sesorang dalam memecahkan masalah tertentu melalui face to face untuk mencapai perkembangan yang optimal. 7 Maka proses mediasi sangatlah dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara peceraian, ketentuan mediasi 7 Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Surabaya: PT. Revka Petra Media,2012),hal. 9.

6 di Pengadilan saat ini mengacu pada Perma RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan guna mengoptimalkan peran Mediator sebagai penengah dalam penyelesaian perkara. Mediasi yang dilakukan oleh para pihak dengan bantuan Mediator bertujuan untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak yang saling menguntungkan dan memuaskan bagi pihak-pihak yang berperkara melalui problem solving, bukan untuk mencari kalah menang. Karena itu, dalam suatu Mediasi, mediator hanya menjadi fasilitator yang membantu para pihak dalam mengklarifikasi kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka, menyiapkan panduan membantu para pihak dalam meluruskan perbedaan-perbedaan pandangan dan bekerja untuk suatu yang dapat diterima para pihak dalam penyelesaian yang mengikat. Berangkat dari beberapa alasan tersebut maka, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Pengadilan Agama Sidoarjo. dengan mengambil Judul Peran Mediator dalam Menyelesaikan Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo Perspektif Bimbingan Konseling Keluarga.

7 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Keluarga (Mediasi) dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo? 2. Bagaimana hasil bimbingan konseling keluarga (M ediasi) dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo? 3. Bagaimana keterkaitan proses Mediasi dengan Teori-teori Bimbingan Konseling Keluarga? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian antara lain: 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Keluarga (Mediasi) dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo 2. Untuk mengetahui hasil Bimbingan Konseling Kelurga (M ediasi) dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo 3. Untuk mengetahui keterkaitan proses Mediasi dengan Teori-teori Bimbingan Konseling Keluarga D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Dari segi teoritis Dari segi teoritis, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai rujukan untuk menambah referensi kepustakaan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti dengan topik yang sama.

8 2. Dari segi praktis Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengadilan dalam melaksanakan Mediasi. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi yang membutuhkan. E. Definisi Operasional Dalam pembahasan ini peneliti membatasi sejumlah konsep agar tidak terjadi kesalahfahaman di dalam memaknai penelitian dengan judul Peran Mediator dalam Menyelesaikan Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo (Perspektif Bimbingan Konseling Keluarga) Adapun definisi konsep dari penelitian ini adalah: 1. Bimbingan Konseling Keluarga Pengertian Bimbingan Keluarga adalah bantuan yang diberikan kepada keluarga untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab anggota keluarga serta memberikan pengetahuan dan keterampilan demi terlaksananya usaha kesejahteraan keluarga. 2. Mediator Mediator adalah pihak netral yang membantu dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa megnggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.

9 3. Perceraian Perceraian adalah terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan menutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri. 4. Pengadilan Agama Pengadilan Agama adalah sebagai Pengadilan tingkat pertama berkedudukan di kotamadya yaitu sidoarjo, hukumnya meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sehingga data-data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dari individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu Tetapi memandangnya sebagai satu-kesatuan yang utuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. 8 Alasan peneliti menggunakan penelitian eksploratif ini dikarenakan peneliti ingin menggali secara luas tentang Mediator dalam proses mediasi untuk menyelesaikan perkara gugat cerai di pengadilan Agama Sidoarjo. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,2006), hal.7.

10 2. Sasaran penelitian Sasaran dalam penelitian ini adalah Mediator di Pengadilan Agama kabupaten Sidoarjo. 3. Sumber Data Proses pengambilan data dilakukan dari berbagai sumber antara lain: a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data utama, yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian, dan diambil secara langsung kepada objek yang diteliti. b. Sumber data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi memiliki informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. 4. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Pengadilan Agama Sidoarjo yang terletak di jalan Hasanudin No. 90, Kec. Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Pengambilan lokasi penelitian ini berdasarkan jarak dekat rumah peneliti dengan lokasi penelitian agar mempermudah dalam melakukan research.

11 5. Tahap-tahap penelitian Adapun tahap-tahap penelitian menurut Suharsimi Arikunto dalam buku metodologi penelitian kualitatif sebagai berikut: a. Tahap Pra-Lapangan 1) Menyusun rencana penelitian Dalam hal ini peneliti akan memahami efektifitas mediasi dalam menyelesaikan perkara gugat cerai dan fungsi Mediator yang berperan sebagai penengah dalam masalah gugat cerai. Setelah mengetahui maka peneliti membuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi konsep dan membuat rancangan data-data yang peneliti perlukan. 2) Memilih Lapangan Penelitian Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di Pengadilan Agama Kabupaten Sidoarjo 3) Mengurus Penelitian Surat Izin untuk penelitian ini dibuat secara tertulis, rekomendasi ditujukan kepada Pengadilan Agama sebagai usaha dari melakukan penelitian. 4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan Peneliti akan mengenali keadaan yang sesuai dengan keadaan di lapangan serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di lapangan.

12 5) Memilih dan memanfaatkan informan Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus tersebut. Informan dalam penelitian adalah Mediator. 6) Menyiapkan perlengkapan penelitian Peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, pedoman wawancara, alat tulis, map, buku, perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data lapangan. 7) Persoalan etika penelitian Etika penelitian pada dasarnya yang menyangkut hubungan baik antara peneliti dengan subjek penelitian, baik secara perorangan maupun kelompok. b. Tahap Lapangan 1) Memahami latar penelitian Sebelum peneliti memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Di samping itu perlu mempersiapkan diri baik secara fisik maupun secara mental 2) Memasuki lapangan Saat memasuki lapangan peneliti akan menjalin hubungan yang baik dengan subjek-subjek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data

13 3) Berperan serta dalam mengumpulkan data Dalam tahap ini yang harus peneliti lakukan yaitu pengarahan batas studi serta memperhitungkan batas waktu, tenaga ataupun biaya. Mencatat data yang ada di lapangan kemudian di analisis. 4) Tahap analisis data Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar yang kemudian dianalisis. 5) Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan ada beberapa tahap yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Observasi Yaitu melakukan pengamatan secara sistematis dan terencana untuk memperoleh data yang valid. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas yang terjadi di Pengadilan Agama Sidoarjo. b) Wawancara (interview) Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan memberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada responden dan informan. 9 Wawancara ini dilakukan dengan cara Tanya jawab 9 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, hal. 39.

14 dengan Mediator, dan Panitera jika ada di Pengadilan Agama Sidoarjo. c) Dokumemtasi Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, notulen rapat, agenda, majalah, dan sebagainya. 10 Hal-hal diatas dimaksudkan untuk mengkaji berkas putusan perkara serta hasil persidangan mediasi untuk memperoleh data yang berhubungan dengan peran Mediator dalam menyelesaikan perkara gugat cerai. Data tersebut kemudian dihubungkan dengan literatur, baik literatur peradilan umum maupun peradilan Islam, serta perundang-undangan yang terkait yaitu Perma Nomor 1 Tahun 2016, kemudian dianalisis. 6) Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksploratif, maka penelitian ini menggunakan metode Analisis Kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan metode kualitatif adalah cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilakunya yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. Dari hasil tersebut kemudian ditarik kesimpulan yang 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitin;Pendekatan Praktek,hal.206

15 merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 11 Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai, sampai tahap tertentu diperoleh dta yang dianggap kredibel. Analisis data kulitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Langkah-langkah analisis melalui 3 tahap sebagai berikut: a) Reduksi Data Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. 11 Soerjono Soekamto, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1986), hal. 10.

16 b) Penyajian data Data display berarti penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Mendisplaykan data, akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 12 Dalam penelitian ini, setelah data direduksi maka selanjutnya data tersebut diolah dalam bentuk narasi sehingga mudah untuk dilakukan analisis terkait dengan permasalahan yang ada di lapangan c) Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif dalah verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga dapat diteliti menjadi jelas. d) Teknik Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh 12 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta,2014), hal.95.

17 peneliti. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. 13 G. Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini disusun dalam 5 bab dan masing-masing babnya terdiri atas sub bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I: pendahuluan. terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, kegunaan Hasil Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, serta Sistematika Pembahasan. BAB II: Bab kedua adalah tentang kajian teoritik yang meliputi pengertian bimbingan, pengertian konseling, pengertian keluarga, pengertian konseling keluarga, tujuan konseling keluarga, mediasi, serta membahas tentang teoriteori yang mendasari bimbingan konseling keluarga. BAB III: Bab ketiga adalah Peran Hakim Mediator dalam Menyelesaikan Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Sidoarjo. Bab ini mengemukakan tentang kondisi atau Keberadaan Pengadilan Agama Sidoarjo yang memuat Letak Geografis dan Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Sidoarjo, 13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: ALFABETA, 2012), hal, 364.

18 Kompetensi Absolut Pengadilan Agama Sidoarjo, Struktur Organisasi Pengadila Agama Sidoarjo, Landasan Kerja Pengadilan Agama Sidoarjo, Daftar Hakim Mediator di Pengadilan Agama Sidoarjo, Peran dan Fungsi Hakim Mediator dalam mengupayakan Perdamaian pada Perkara Gugat Cerai di Pengadilan Agama Sidoarjo beserta Produk Hukum dan Hasil Pelaksanaan Upaya Mediasi pada Perkara tentang Gugat Cerai oleh Hakim Mediator. BAB IV: Bab keempat adalah Analis Penyelesaian Perkara tentang Gugat Cerai oleh Hakim Mediator di Pengadilan Agama Sidoarjo, yang berisikan tentang Analisis Peran dan Fungsi Hakim Mediator dalam mengupayakan Perdamaian pada Perkara tentang Gugat Cerai dalam perspektif Perma RI Nomor 1 Tahun 2016, dan Analisis Hukum Islam terhadap Penyelesaian perkara Gugat Cerai. BAB V: Bab Kelima adalah Kesimpulan dan Saran