BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan sementara pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Menurut Gay, metode pelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari suatu pokok penelitian. 35 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu kejadian sejelas mungkin tanpa ada pengakuan terhadap objek yang diteliti. Ditinjau dari hadirnya variabel, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabelvariabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi). 36 Secara harafiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar. 37 35 Mahi M Hikmat, 2011, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Yogyakarta, Graha Ilmu, Hal 44 36 Sudikin, Mundir, 2005, Metode Penelitian, Surabaya, Insan Cendikia, Hal 12 37 Mahi M. Hikmat, 2011, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Yogyakarta, Graha Ilmu, Hal 44 37
38 Metode deskritif lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti, karena: 38 1. Metode ini telah dipergunakan secara luas dan lebih banyak jika dibandingkan dengan metode-metode lain. 2. Metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan mutakhir dan dapat membantu dalam mengidentifikasi factor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. 3. Metode ini dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu. 4. Data yang dikumpulkan dalam metode ini dianggap sangat bermanfaat dalam membantu untuk menyesuaikandiri atau dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari 5. Metode ini membantu untuk mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan yang diinginkan. 6. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai masalah yang ada. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) bahwa peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih memnekankan makna daripada generalisasi. 39 38 Ibid 39 Beni Ahmad Saebeni, 2012, Pengantar Antropologi, Bandung, Pustaka Setia, Hal 73
39 Kirk dan Miller, menyebutkan pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 40 Dari beberapa definisi di atas, maka tipe penelitian deskritif dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan makna symbol-simbol tenun ikat yang ada dalam Lepo Lorun, Lepo artinya rumah atau balai, Lorun artinya tenun; Lepo Lorun artinya rumah atau balai tempat untuk menenun,yakni nilai-nilai budaya atau kearifan lokal yang kini masih ada dan dimiliki oleh masyarakat Pulau Flores pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Sikka pada khususnya. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah analisis semiotik milik Charles Shanders Pierce yang merupakan salah satu bentuk metode analisis yang mengkaji tanda yang bersifat kualitatif. Dalam menggunakan analisis semiotik Charles Shanders Pierce ini diharapkan dapat mengungkap makna di balik tanda atau sign sebuah teks atau artefak yang terdapat dalam Lepo Lorun, dimana banyak memiliki nilai historis, filosofis, dari semua gambar atau motif kain yang dimiliki oleh Lepo Lorun. Motif atau tada-tanda yang dililiki oleh Lepo Lorun merupakan rangkaian dari sebuah gambar yang sebenarnya adalah representasi dari gejala-gejala yang 40 Op. Cit. Mahi. Hikmat, Hal 38
40 terjadi di masyarakat yang didalamnya tersusun sekumpulan kode-kode yang memiliki nilai tersendiri bagi individu yang melihatnya bahkan sulit ditafsirkan. Itulah sebabnya semiotik ini digunakan peneliti untuk mengalisa bahwa tanda-tanda berupa motif yang ada dalam kain tenun yang dimiliki oleh Lepo Lorun merupakan komunikasi yang syarat akan tanda sekaligus untuk menemukan bagaimana cara pesan tersebut tersampaikan kepada khalayak. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan sekunder untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 3.3.1 Data Primer Data primer adalah data utama yang menjadi materi penelitian seorang peneliti. Dalam penelitian ini data primernya adalah wawancara langsung dengan narasumber yakni para penggiat tenun ikat Lepo Lorun 3.3.2 Data Sekunder Data yang diperoleh dari studi kepustakaan (literature) yaitu bukubuku,majalah,koran,arsip-arsip,dokumen pribadi atau dokumen resmi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder adalah sebagai pelengkap dan penunjang data primer. Disamping itu data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari pengumpulan dokumen-dokumen mengenai nilai-nilai budaya
41 lokal pada sentra tenun ikat Lepo Lorun seperti artikel-artikel dan dokumentasi dalam bentuk foto dan video. 3.4 Definisi Konsep Untuk memudahkan peneliti ke tahap selanjutnya, maka peneliti terlebih dahulu memaparkan konsep-konsep yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut; 1. Representasi Representasi sendiri merujuk pada bagaimana seorang atau satu kelompok, gagasan/pendapat kelompok tertentu dalam pemberitaan. Representasi pada dasarnya ingin melihat bagaimana seorang, kelompok, tindakan kegiatan yang ditampilkan dalam teks. Sedangkan representatif cultural adalah makna yang memiliki sifat material mereka yang tertanam dalam bunyi-bunyi, tulisan-tulisan, benda-benda, gambar-gambar,buku-buku, majalah-majalah dan program-program. Jadi representasi adalah aktifitas membentuk ilmu pengetahuan yang merupakan proses dinamais yang terus berkembang dan menghasilkan makna yang berbeda seiring dengan pertumbuhan pemikiran manusia. 2. Nilai Nilai adalah wujud kebudayaan yang sifatnya abstrak, tidak dapat dirabah atau disentuh. Wujud kebudayaan ini adalah wujud ideal yang terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Kebudayaan dalam arti
42 nilai dan norma sosial adalah kepatuhan terhadap ketentuan ketentuan yang menjadi peraturaan hidup pada masyarakat yang bersifat mengendalikan, mencegah, mengikat, dan memaksa. Kebudayaan normative berfungsi menetapkan sesuatu yang boleh dikerjakan, dan terlarang untuk dikerjakan sehingga karakteriktik nilai nilai kehidupan bermakna positif. 3. Budaya Kebudayan dalam bahasa inggris culturekata culture berasal dari perkataan cultura, dari bahasa latin colore, yang berarti memelihara, memajukan dan memuja muja. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah,bentuk jamak dari buddhi ( budi atau akal ) diartiakan sebagai hal hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh cipta rasa dan karsa manusia, bersifat lahiriah ataupun rohaniah. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsure yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. 4. Semiotika Menurut Van Zoest, semiotika adalah ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya,cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang
43 menggunakannya. Dick Hartoko mengungkapkan semiotic adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang. Pateda membagi semiotika dalam beberapa macamdan salah satunya adalah semiotika cultural. Semiotik cultural adalah semiotic yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarat tertentu, setiap kelompok masyarakt biasanya memiliki budaya yang sering berbentuk tanda-tanda atau simbol-simbol tertentu. 3.5 Unit Analisis Unit penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menjelaskan makna dan tanda-tanda non verbal berupa motif kain tenun dan aksesoris lainnya yang ada dalam lepo lorun. 3.6 Teknik Analisis Data Data berupa tanda-tanda dan symbol pada penelitian ini diolah secara kualitatif. Memaknai tanda dan symbol tersebut berarti bahwa tanda-tanda dan symbol itu tidak hanya memberi informasi tetapi juga hendak mengkomunikasikan pesan pesan yang ada dalam motif kain tersebut melalui tanda dan symbol yang ada pada motif kain tenun ikat. Untuk menemukan makna dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis dari Charles Sanders Pierce. Yang membagi fokusnya dalam tiga elemen yang dengan cara tertentu ataupun cara lain, pasti terlihat didalam
44 semua kajian mengenai makna. Elemen-elemen tersebut adalah: (1) tanda (sign), (2) objek (object) dan (3) hasil interpretasi (interpretan). Sebuah tanda adalah sesuatu yang bersifat fisik, dapat diterima oleh indera kita, mengacu pada sesuatu di luar dirinya dan bergantung pada pengenalan dari para pengguna bahwa itu adalah tanda. Sign Interpretant Object Gambar 2. Elemen-elemen dari Pierce Tiga istilah dari Pierce dapat dibuat model seperti terlihat pada gambar 1. Panah yang berada pada dua ujung garis menekankan bahwa masing-masing istilah hanya dapat dipahami dalam keterkaitannya dengan yang lain. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu di luar dirinya, objek, dan dipahami oleh seseorang yaitu bahwa tanda memiliki efek di dalam benak pengguna interpretan (hasil interpretasi). Kita harus menyadari bhwa inetrpretan bukanlah pengguna dari tanda melainkan, seperti yang disebut oleh Pierce di tempat lain efek yang cukup menentukan yaitu sebuah konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan juga oleh pengalaman yang dimiliki oleh pengguna terhadap objek.
45 1.Sign (tanda) adalah bagian yang menunjukan pada sesuatu cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. 3 Object (objek) adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri. 4 Interpretan merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa interpretan adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. Berdasakan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan misalnya potret dan kita. Indeks adalah tanda yang menujukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan contoh yang paling jelas ialah asap yang sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah konvesional yang bisa disebut symbol. Jadi symbol adalah tanda yang menujukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyasrakat. 41 41 Alex Sobur,2009, Semiotika Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya