PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI 2013-JULI 2014

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hemoptisis atau batuk darah merupakan masalah kesehatan yang berpotensi

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

Gambaran Kejadian Hemoptisis pada Pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2011 Desember 2012

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

PREVALENSI KOMPLIKASI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh: YUEN KOK FOONG

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK GAMBARAN KASUS HIV/AIDS DENGAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

PERSETUJUAN PEMBIMBING INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 12 DESEMBER Pembimbing, dr. I Nyoman Gede Budiana, Sp.OG (K) NIP

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

KATA PENGANTAR. Kedokteran FK Universitas Udayana. 3. Dr. dr. I. W. P. Sutirta Yasa, M.Si, ketua blok Elective Study serta dr.

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2008

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

KARAKTERISTIK HASIL UJI BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN YANG DICURIGAI MENDERITA TUBERKULOSIS (TB) DI RSU SURYA HUSADHA TAHUN 2013 ABSTRAK

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

OVERVIEW OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS IN THE LANGENSARI COMMUNITY HEALTH CENTER, BANJAR, 2013 PERIOD

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

ABSTRAK GAMBARAN TES TUBERKULIN POSITIF PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN KELAS III PENYAKIT DALAM DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI BANDUNG

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Transkripsi:

ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 5 NO.11, NOVEMBER, 2016 PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI 2013-JULI 2014 Ema Surya Pertiwi 1, Dewa Sukrama 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 SMF Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Email: cewehindu@yahoo.com ABSTRAK Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak yang bercampur darah dan dibatukkan dari saluran respirasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penderita hemoptisis pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014. Metode yang di gunakan adalah deskriptif secara retrospektif menggunakan rekam medis pasien rawat inap dengan gejala hemoptisis di RSUP Sanglah periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak Juli 2013 sampai dengan Juni 2014 di dapatkan 78 pasien rawat inap dengan gejala hemoptisis. Sebagian besar pasien adalah laki-laki dengan kelompok usia terbanyak yaitu 21-30 tahun. Sementara distribusi frekuensi berdasarkan riwayat pendidikan terbanyak yaitu tidak tamat SD, dan merupakan perokok sebanyak 49%. Etiologi utama dari hemoptisis di RSUP Sanglah adalah tuberkulosis paru. Pada penelitian ini di dapatkan angka kematian pasien sebesar 7,7% dari total kejadian hemoptisis. Kata Kunci: hemoptisis, deskriptif retrospektif, profil, tubekulosis ABSTRACT Hemoptysis, or coughing up blood is blood or sputum mixed with blood and coughed up from the respiratory tract. The purpose of this study was to determine the profile of patients with hemoptysis in patients hospitalized at Sanglah Hospital in the period July 2013 until June 2014. The method that used is descriptive retrospectively using medical records of patients hospitalized with symptoms of hemoptysis in Sanglah Hospital in the period July 2013 until June 2014. The results showed that from July 2013 until June 2014 there are 78 inpatients with symptoms of hemoptysis. Most of the patients were male with the largest group is 21-30 years old. The frequency distribution by the highest educational history that is unfinished primary school, and also being a smoker as much as 49%. The main etiology of hemoptysis in Sanglah Hospital is pulmonary tuberculosis. In this study, the patient death rate is 7.7% of the total incidence of hemoptysis. Keywords: hemoptysis, descriptive retrospective, profile, tuberculosis PENDAHULUAN Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak bercampur darah yang dibatukkan dari saluran respirasi. Hemoptisis dianggap gejala yang menakutkan bagi pasien maupun keluarga pasien. Hemoptisis termasuk gejala klinis yang signifikan untuk gangguan pada saluran pernafasan. Seringkali, hemoptisis menjadi keadaan gawat darurat yang dapat mengancam nyawa pasien dan diperlukan tindakan tepat untuk menanganinya. 1 Kejadian hemoptisis cukup sering di jumpai di RSUP Persahabatan Jakarta. Menurut laporan Seriosna dkk (2010), kejadian hemoptisis pada penderita rawat inap didapatkan 31,47% (164 penderita, tahun 2006), 30,99% (115 penderita, tahun 2007), 34,68% (171 penderita tahun 2008). Bila dilihat dari jumlah kasus tersebut, hemoptisis adalah kasus yang cukup banyak terjadi. 2 Di negara maju khususnya Eropa, neoplastik dan kanker non-granulomatosa merupakan penyebab tersering terjadinya hemoptisis. Lain halnya di negara berkembang seperti Pakistan, tuberkulosis paru adalah faktor utama kejadian hemoptisis. 3 Di Indonesia sendiri, 1 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

banyak insiden penyakit sebagai penyebab dari hemoptisis. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1, bahwa insiden terbesar hemoptisis di Indonesia adalah penyakit infeksi sebanyak 60%, neoplasma 20%, penyakit kardiovaskular 10%, dan penyakit lainnya sebanyak 10%. 4,6 Pada studi retrospektif terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan di US, penyakit infeksi (60%) juga menjadi penyebab tersering hemoptisis, yaitu bronkitis (26%), pneumonia (10%), dan tuberkulosis (8%). 5 Berdasarkan penelitian pada 50 pasien hemoptisis yang berobat di Rumah Sakit Persahabatan dari bulan September hingga Oktober 2009, sebagian besar pasien adalah laki-laki (82%). Kelompok umur pasien yang kurang dari 20 tahun berjumlah tiga orang (6%), 21-40 tahun berjumlah 27 orang (54%), 41-61 tahun berjumlah 17 orang (34%), dan lebih dari 60 tahun berjumlah tiga orang (6%). Riwayat merokok dengan jumlah perokok sebanyak 39 orang (78%) dan bukan perokok 11 orang (22%). 2 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah yang terletak di Jalan Diponegoro, Denpasar, Bali merupakan rumah sakit dengan pelayanan komprehensif terbesar di Provinsi Bali dan dapat dijadikan acuan penyebaran penyakit yang menggambarkan seluruh populasi di Bali. Namun belum ada data yang spesifik mengenai profil penderita hemoptisis di Poli Paru RSUP Sanglah. Padahal, sebagian besar penyakit paru yang mengancam jiwa di tandai dengan adanya hemoptisis. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui profil pasien dengan gejala hemoptisis yang menjalani rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar. Data yang di dapat berguna sebagai informasi bagi tenaga medis untuk mengetahui apa saja penyebab hemoptis yang paling sering terjadi pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif retrospektif terhadap pasien yang mengunjungi RSUP Sanglah tahun 2013. Data penelitian ini diperoleh dengan mengkaji secara langsung data rekam medis pasien. Pengambilan data dilakukan bulan Juli 2014, yang kemudian dikaji selama satu bulan (Juli 2014 - Agustus 2014). Populasi penelitian ini adalah pasien penyakit paru, besaran sampel adalah semua pasien penyakit paru dengan penyebab hemoptisis di RSUP Sanglah. Penyebab hemoptisis yang termasuk kriteria dalam penelitian ini adalah diagnosis yang tertulis di rekam medis pasien. Diantaranya diagnosis yang di maksudkan adalah penyakit tuberculosis paru, kanker paru, abses paru, bronchitis, bronkiektasis, dan pneumonia. Karakteristik pasien yang dinilai adalah jenis kelamin, usia, riwayat merokok, riwayat alkohol dan riwayat penyakit medis, lamanya rawat inap, dan kondisi pasien saat keluar dari rumah sakit. Hasil yang diperoleh akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dipaparkan secara deskriptif untuk menunjukkan profil penderita hemoptisis di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali tahun 2013. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Pasien dengan Hemoptisis di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Karakteristik Jumlah Persen Jumlah subjek 78 Usia min-max 16-82 Jenis Kelamin Laki-Laki 66 85% Perempuan 12 15% Riwayat Pendidikan Tidak tamat SD 36 46% Tamat SD 7 9% Tamat SMP 15 19% Tamat SMA 8 10% Tamat Akademi/Universitas Riwayat penyakit 12 16% Tidak ada 39 50% Jantung 3 4% Hipertensi 11 14% Diabetes mellitus 8 10% Tuberkulosis 18 23% Keganasan 7 9% HIV 7 9% Merokok 48 62% Mengkonsumsi alkohol 25 32% Total 78 100% Berdasarakan data yang diperoleh dari Rekam Medis RSUP Sanglah periode bulan Juli 2013 sampai dengan Juni 2014, pada penelitian ini terdapat 78 kasus hemoptisis pada pasien yang menjalani rawat inap. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.1, sampel yang diperoleh ini terdiri dari 66

laki-laki (85%) dan 12 perempuan (15%). Usia paling muda adalah 16 tahun dan yang paling tua 82 tahun. Riwayat pendidikan pasien paling banyak tidak tamat SD sejumlah 36 orang 46%, tamat SD sebanyak tujuh orang 9%, tamat SMP 15 orang 19%, tamat SMA delapan orang 10% dan tamat akademi/universitas sebanyak 12 orang 16%. Dari rekam medis, diperoleh 39 orang tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu yaitu sebanyak 50%, tiga orang memiliki riwayat penyakit jantung sebanyak 4%, 11 orang menderita penyakit hipertensi 14%, 8 orang menderita penyakit diabetes mellitus sebanyak 10%, 18 orang pernah menderita tuberkulosis paru yaitu sebanyak 23%, tujuh orang pernah menderita kanker dan penyakit keganasan lainnya sebanyak 9%, dan tujuh orang lainnya pernah menderita HIV sebanyak 9%. Selain itu, didapatkan pasien yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 48 orang dengan 62%, dan pasien yang memiliki kebiasaan meminum alkohol sebanyak 25 orang atau 32%. Jumlah perokok mungkin bisa lebih dari itu karena dari rekam medis tidak ada keterangan apakah pasien merupakan perokok aktif, perokok pasif, ataupun pernah memiliki riwayat merokok sebelumnya. Tabel 2. Distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin Usia Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 20 tahun 11 1 12 (15%) 21-30 tahun 21 0 21 (27%) 31-40 tahun 12 3 15 (19%) 41-50 tahun 8 2 10 (13%) 51-60 tahun 9 0 9 (12%) 60 tahun 5 6 11 (14%) 78 Total 66 12 (100%) Data yang di peroleh berdasarkan tabel 5.2 yaitu distribusi frekuensi berdasarkan usia dan jenis kelamin terdapat 12 pasien yang berusia kurang dari 20 tahun (15%) dengan ketentuan 11 laki-laki dan satu perempuan, 21 pasien berusia 21-30 tahun (27%) semuanya laki-laki, 15 pasien berusia 31-40 tahun (19%) dengan 12 pasien laki-laki dan tiga pasien perempuan, 10 pasien berusia 41-50 tahun (13%) dengan delapan orang laki-laki dan dua orang perempuan, sembilan orang pasien berusia 51-60 tahun (12%) semuanya laki-laki, dan 11 pasien berusia lebih dari 60 tahun (14%) dengan lima pasien laki-laki dan enam pasien perempuan Berdasarkan tabel 5.3, distribusi frekuensi subyek penelitian berdasarkan penyakit yang mendasari yaitu penyakit tuberkulosis paru sebanyak 38 pasien (49%), lalu bronkitis sebanyak empat pasien (5%), bronkiektasis sebanyak tujuh pasien (9%), pneumonia sebanyak tujuh pasien (9%), Abses paru sebanyak dua pasien (3%), dan karsinoma sebanyak 19 pasien (24%). Dari hasil yang di dapat diketahui penyakit yang paling banyak mendasari hemoptisis pada pasien rawat inap di RS Sanglah yaitu penyakit tuberkulosis paru sebanyak 50%, kedua penyakit karsinoma sebanyak 24%. Selama bulan Juli 2013 sampai bulan Juni 2014 dari data yang di dapatkan pada rekam medis RS Sanglah terdapat enam pasien yang meninggal dengan gejala hemoptisis. Pasien pertama meninggal karena tuberkulosis paru dimana pasien dulu pernah menderita tuberkulosis paru namun pengobatan belum tuntas dan tuberkulosis paru kemudian relaps lagi lebih parah yang menyebabkan dia harus di rawat di RS selama 10 hari, pasien kedua meninggal karena penyakit osteosarcoma stadium IVA sudah menjalani rawat inap di RS Sanglah kurang lebih selama lima bulan, pasien ketiga meninggal karena HIV yang menyebabkan tubuhnya lemah dan rentan menderita tuberkulosis paru, pasien keempat meninggal karena NSCL stadium IV dimana pasien sudah menjalani rawat inap di RS Sanglah selama kurang lebih satu bulan, dan pasien keenam meninggal karena malignansi nasofaring yang bermetastasis ke paru. Dari hasil yang di dapatkan pasien yang meninggal paling banyak disebabkan oleh keganasan yang bermetastasis ke paru sebanyak empat orang pasien dan terdapat dua orang pasien yang meninggal karena tuberkulosis paru. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian sebelumnya, penderita hemoptisis terbanyak adalah laki-laki. 2,4,7 Seperti pada gambar 5.1, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang di dapatkan pada pasien rawat inap di RS Sanglah periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014 dimana pasien yang paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 85%. Karakteristik yang di dapatkan di RS Sanglah seperti pada gambar 5.2 untuk tingkat pendidikan yaitu paling banyak di jumpai pada pasien yang tidak tamat SD sebanyak 46%. Berbeda dengan penelitian yang di lakukan di RSUP D.Jamil Padang, paling banyak dengan tingkat pendidikan tidak tamat SMP. 8 Kelompok umur pasien pada penelitian sebelumnya paling

banyak di temukan pada usia produktif untuk penyebab tuberculosis yaitu rentang usia 21-30 tahun diikuti oleh usia 40 tahun keatas untuk kanker paru. 2,4,9 Di RS Sanglah seperti yang terdapat pada tabel 5.5 dan di jelaskan di gambar 5.3 di temukan distribusi yang sama,yaitu pasien dengan usia produktif 21-30 tahun paling banyak menderita hemoptisis. Tabel 3. Distribusi frekuensi subyek penelitian berdasar penyakit yang mendasari gejala hemoptisis Penyakit yang Mendasari Frekuensi Presentase Tuberkulosis Paru 39 50% Bronkitis 4 5% Bronkiektasis 7 9% Pneumonia 7 9% Abses paru 2 3% Karsinoma 19 24% Perempuan Laki-Laki 0 50 100 Gambar 1. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan jenis kelamin Tabel 4. Diagnosis akhir pada pasien yang meninggal dunia Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Pasien 4 Pasien 5 Pasien 6 Diagnosis akhir Tuberkulosis Paru Osteosarcoma stadium IVA HIV dengan Tuberkulosis Paru NSCL stadium IV Adenocarcinoma paru Malignansi Nasofaring Tamat Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tidak tamat SD Gambar 2. 0 20 40 Gambar 2. Distribusi Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan 16 14 12 10 8 6 4 2 0 20 21-30 31-40 41-50 51-60 61 Gambar 3. Keterkaitan etiologi hemoptisis dengan kelompok usia pasien

Tabel 5. Keterkaitan etiologi hemoptisis dengan kelompok usia pasien Usia Penyakit 20 21-30 31-40 41-50 1-60 61 Jumlah Tuberculosis Paru 11 14 9 5 3 4 39 50% Bronkitis 0 1 0 0 0 0 4 5% Bronkiektasis 0 0 0 0 0 0 7 9% Pneumonia 1 2 2 3 0 0 7 9% Abses paru 0 0 1 1 0 0 2 3% Karsinoma 0 0 0 0 4 8 19 24% Total 12 21 15 10 9 11 78 100% Berdasarkan etiologi hemoptisis di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit tuberkulosis paru menjadi penyakit paling banyak sebagai penyebab hemoptisis. 4,12,14 Namun untuk negara maju yang sudah menangani tuberkulosis paru dengan baik, penyakit kanker paru dan penyakit infeksi lainnya seperti bronkiektasis dan bronkitis menjadi penyebab utama dari gejala hemoptisis. 5,10,11,13 Karsino ma 24% Abses paru 3% Pneumo nia 9% TB Paru 50% Bronkie ktasis Bronkiti 9% s Gambar 5% 3. Gambar Distribusi pasien berdasarkan penyebab hemoptisis Alkohol Merokok 0 50 Karsinoma Abses paru Pneumonia Bronkiektasis Bronkitis TB Paru Gambar 4. Keterkaitan kebiasaan meminum alkohol dan merokok dengan etiologi hemoptisis. Dari rekam medis yang di dapatkan di RS Sanglah periode Juli 2013 sampai Juli 2014, seperti yang terlihat pada gambar 5.3, penyakit tuberculosis merupakan penyebab utama dari gejala hemoptisis sebanyak 50% pasien kedua diikuti oleh karsinoma sebanyak 24%. Pasien dengan kebiasaan merokok terlihat di tabel 5.6 dan dijelaskan di gambar 5.4 dimana paling banyak di jumpai pada pasien dengan tuberkulosis paru sebanyak 30 pasien dan karsinoma sebanyak delapan pasien. 15 Tabel 6. Keterkaitan etiologi hemoptisis dengan riwayat merokok dan meminum alkohol Mero Penyakit Frekuensi kok Alkohol Tuberkuloss Paru 39 30 12 Bronkitis 4 1 1 Bronkiektasis 7 5 4 Pneumonia 7 2 0 Abses paru 2 2 0 Karsinoma 19 8 7 Total 78 48 25 Pada penelitian ini di temukan kebiasaan merokok lebih banyak pada pasien dengan penyebab tuberkulosis paru dan karsinoma paru. Namun sayangnya dari rekam medis tidak di dapatkan data apakah pasien merupakan perokok aktif, perokok pasief, maupun tidak pernah memiliki riwayat merokok sama sekali sehingga perlu di lakukan penelitian lebih lanjut tentang hal ini di RSUP Sanglah. Kebiasaan meminum alkohol ditemukan 25 pasien (62%) memiliki kebiasaan meminum alkohol dan dari jumlah tersebut sebanyak 57% pasien dengan diagnosis bronkiektasis meminum alkohol dan 50% pasien dengan diagnosis karsinoma memiliki kebiasaan meminum alkohol. Pada etiologi yang ada belum di ketahui secara pasti apakah ada hubungan gejala hemoptisis dengan

pasien yang memiliki kebiasaan meminum alkohol. 9,12 DAFTAR PUSTAKA 1. Alsagaff, Hood. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya. 2009. Airlangga University Press. pp 301-5 2. Seriosna RE, Swidarmoko B, Syahruddin E. Discharge Criteria of Patient with Hemoptysis and Evaloation for One Month in Persahabatan Hospital. 2010. Jurnal Respirologi Indonesia Vol 30: 4. 3. Ashraf O. Hemoptysis, a Developing World Perspective. 2006. BMC Pulmonary Medicine 6:1. 4. Amin Z. Manifestasi Klinik dan Pendekatan pada Pasien dengan Kelainan System Pernapasan. Dalam Sudoyo AW dkk editor. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing. H 969-73. 5. Bidwell J.L, Pachner R.W. Hemoptysis: Diagnosis and Management. 2009. American Academy of Family Physician; 72:1253-60. 6. Web MD. Coughing up blood (hemoptysis). 2013. http://www.webmd.com/lung/coughingup-blood. diunduh Desember 2013. 7. Haryati, Bakhriansyah M, Aisah SK. Profil Penderita Kanker Paru Promer di Rumah Sakit Umum daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2006-2011. 2013. Jurnal Respirologi Indonesia Vol 33:1 8. Irfa I, Medison I, Iryani D. Gambaran Kejadian Hemoptisis pada Pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2011- Desember 2012. 2014. Jurnal Kesehatan Andalas 3(3) 9. Pires SF, Teixeira N, Coelho F, Damas C. Hemoptysis Etiology, Evaluation and Treatment in a University Hospital. 2010. Portuguese journal of pulmonology 17(1):7-4 10. Bhatta DR, Singh TSK, Gokhale S. Hemoptysis: is it tuberculosis?. 2011. International Journal Infection Microbiology 1(2):63-67 11. Mason RJ, Broaddus VC, Martis TR, King TE, Schraufnagel DE, Murray JF, Nadel JA. Muray & Nadel s Textbook of Respiratory Medicine. 2010. 5 th ed. USA: Elsevier. 12. Rasmin M. Hemoptisis. 2009. http://jurnalrespirologi.org/jurnal/april09/he MOPTISIS%20editorial.pdf diunduh Desember 2013 13. Amirullah, R. Gambaran dan Penatalaksanaan Batuk Darah di Biro Pulmonologi RSMTH. 2004. Cermin Dunia Kedokteran No. 33: 30-32 14. Marleen FS, Swidarmoko B, Rogayah R, Pandelaki J. Embolisasi arteri bronkial pada hemoptisis. 2009. http://jurnalrespirologi.org/jurnal/april09/refs erlyt.pdf diunduh pada Desember 2013 15. Tandio, Deasy., Manuaba, Amertha. 2016. Safety Procedure for Biosafety and Controlling a Communicable Disease: Streptococcus Suis. Bali Medical Journal 5(2). DOI:10.15562/bmj.v5i2.220