PEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV DI PROPONSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET

KAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 150 KV

Analisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya

STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN

PERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR

Efisiensi tumbuhan dalam meredam Gelombang elektromagnetik (studi kasus di sutt kota bengkulu)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Baharuddin 2, Ikhwana Elfitri 2 dan Rina Anggraini 3 ABSTRACT

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

EFISIENSI TUMBUHAN DALAM MEREDAM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK (STUDI KASUS DI SUTT KOTA BENGKULU)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan.

ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

RUANG BEBAS SUTT ATAU SUTET DAN TATA CARA GANTI RUGI ATAU KOMPENSASI. Dosen : Ir.SYARIFFUDDIN MAHMUDSYAH,M.Eng.

PERBANDINGAN KUAT MEDAN LISTRIK DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 150 KV ANTARA G.I. T.KUNING DAN G.I

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BESAR MEDAN LISTRIK PADA SALURAN TRANSMISI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk menghindari/meminimalisir

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET ELF (EXTREMELY LOW FREQUENCY) DI SEKITAR PERALATAN ELEKTRONIK DENGAN DAYA 1000 W

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN. I Nyoman Yudi Prayoga

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi.

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BESAR RUGI-RUGI DAYA KORONA PADA SISTEM SALURAN TRANSMISI 275 KV GI MAMBONG MALAYSIA GI BENGKAYANG INDONESIA

PT PLN (PERSERO) PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

DASAR KONVERSI ENERGI Sistem Tenaga Listrik

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

PERKIRAAN NILAI MEDAN MAGNET DI BAWAH SUTT-150 KV DAN SUTET-500 KV DENGAN METODE PERHITUNGAN MASIH AMAN

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

ANALISA GAYA DAN INTENSITAS MEDAN LISTRIK PADA SUTM 20 kv TERHADAP LINGKUNGAN Muhammad Asrial 1*, Yani Ridal 1, Mirzazoni 1

Fisika EBTANAS Tahun 1996

STUDI TINGKAT RADIASI MEDAN ELEKTROMAGNETIK YANG DITIMBULKAN OLEH TELEPON SELULAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

Detektor Medan Magnet Tiga-Sumbu

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI. Nomor : 01.P/47/MPE/1992. Tanggal.: 07 Februari 1992

Dikumpulkan pada Hari Sabtu, tanggal 27 Februari 2016 Jam di N107, berupa copy file, bukan file asli.

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

PENGARUH JENIS ATAP RUMAH TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MEDAN MAGNET DI BAWAH SUTT 150 KV

BAB II DASAR TEORI. hari. Jumlah hari guruh yang terjadi pada suatu daerah dalam satu tahun disebut

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

Ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

Sistem Telekomunikasi

PROTEKSI PESAWAT TERBANG BOEING TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG

PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomo

PENGARUH JENIS ATAP RUMAH TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MEDAN MAGNET DI BAWAH SUTT 150 KV

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. ( di mana gelombang merambat melalui

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari lingkungan atau benda diluar sistem sensor. Input rangsangan

SKRIPSI COVER LUAR STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK SUTT 150 kv KONFIGURASI HORIZONTAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

ANALISIS PENGARUH AKIBAT KORONA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 kv (G.I. Lubuk Alung G.I. P.I.P. G.I.

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

Sistem Transmisi Tenaga Listrik

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

ANALISA PEJANAN MEDAN MAGNET PADA LAMPU HEMAT ENERGI

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

PEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 1 KV DI PROPONSI RIAU Suwitno, Fri Murdiya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru Email : suwitnowd@yahoo.co.id ABSTRAK Pengaruh radiasi medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan manusia dan perkembangan makluk hidup sudah menjadi masalah lingkungan bagi PT. PLN (Persero). Ambang batas kuat medan listrik dan kuat medan magnet dari SUTT 1 kv yang ada pada sistem transmisi yang melewati Provinsi Riau perlu dipantau setiap saat, apakah sudah berdasarkan rekomendasi IRPA/INIRC,WHO 199, SNI 4-69-23 dan IEEE std. C9.6-2. Tulisan ini memberikan informasi kondisi kuat medan magnet dari pengukuran langsung ke lapangan dan perhitungan kuat medan listrik dengan persamaan karakteristik impendansi, kemudian dibandingkan dengan rekomendasi IRPA/INIRC,WHO 199, SNI 4-69-23 dan IEEE std. C9.6-2. Hasil pemantauan besaran pemajanan kerapatan medan magnet tertinggi pada transmisi SUTT 1kV di Riau sebesar 9 µt, keberadaan radiasi medan magnet ini, masih lebih rendah dari kerapatan medan magnet standar 1 µt. Sedangkan kuat medan listrik 7 V/m lebih rendah dari standar kv/m. Keberadaan radiasi medan elektromagnetik pada SUTT 1 kv di Riau adalah aman untuk kesehatan manusia yang berdasarkan pada standar. Kata kunci : Kuat medan magnet dan listrik, rekomendasi IRPA/INIRC,WHO 199, 1. Pendahuluan Energi listrik yang dihasilkan oleh unit PLTA Koto Panjang didistribusikan ke berbagai daerah dengan sistem interkoneksi melalui transmisi gardu induk (TRAGI) yang tersebar di berbagai daerah, seperti Tragi Koto Panjang, Tragi Garuda Sakti, Tragi Teluk Lembu, Tragi Duri, Tragi Dumai dan Tragi bagan Batu. Antar tragi dihubungkan oleh suatu jaringan dengan tegangan 1 kv yang juga disebut dengan saluran udara tegangan tinggi (SUTT). Lintasan dari SUTT ini melewati kawasan permukiman, pertanian (sawah, kebun), hutan, semak belukar dan sebagainya. Keberadaan jaringan SUTT ini akan dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti dampak sosial ekonomi, keresahan masyarakat (psikologi), pengaruh terhadap peralatan elektronik yang dimiliki masyarakat. Selain dampak tersebut di atas juga dapat menyebabkan sengatan arus listrik, yang kemungkinan dapat berasal dari tanaman yang menyentuh jaringan SUTT. Kecenderungan dampak negatif tersebut di atas disebabkan oleh efek medan listrik dan medan magnet. Efek medan listrik dan magnet dapat menyebabkan gejala stress, karena kejutan akibat peluahan elektrostatik atau karena bersentuhan dengan benda-benda bermuatan listrik. Jadi efek ini berpengaruh pada aspek-aspek psikologis (rasa takut dan lain-lain) dan kenyamanan lingkungan. Terutama, hal ini sangat besar pengaruhnya pada masyarakat awam yang kurang mempunyai pengetahuan tentang listrik. 6

2. Metode Penelitian 2.1 Ambang Batas Medan dan Medan Magnet Rekomendasi IRPA/INIRC untuk batas exposure terhadap medan listrik dan medan magnet yang berlaku pada lingkungan kerja dan umum untuk frekuensi /6 Hz pada tabel berikut [1,2] : Tabel 2.1. Rekomendasi IRPA/INIRC untuk batas exposure terhadap medan listrik dan medan magnet yang berlaku pada lingkungan kerja dan umum untuk frekuensi /6 Hz. Klasifikasi Lingkungan Kerja : 1. Sepanjang hari kerja 2. Waktu singkat 3. Anggota tubuh Lingkungan Umum: 1. Sampai 24 jam /hari c) 2. Beberapa jam /hari Medan (kv rms /m) 1 3 a) - 1 Kuat fluksi Magnetik (mt rms ), b) 2,1 1 Catatan : a) Lama exposure untuk kuat medan listrik antara 1-3 kv/m dapat dihitung dengan rumus : t 8/ E dimana t = lama exposure (jam) dan E = Kuat medan listrik (kv/m) b) Lama exposure maksimum per hari adalah 2 jam c) Berlaku pada ruangan terbuka, seperti tempat-tempat rekreasi, lapangan dan sebagainya. d) Batas exposure dapat dilampaui untuk selama beberapa menit per hari dengan syarat dilakukan upaya-upaya pencegahan efek ganding tak langsung. Pedoman IRPA mensyaratkan Kuat medan listrik = kv/m dan Keraptan medan listrik = 1 µt untuk daerah pemukiman. Rekomendasi IRPA/INIRC ini juga sama dengan SNI 4-69-23, Badan Standarisai Nasional tentang Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) - Nilai Ambang Batas Medan dan Medan Magnet [1] 2.2 Rekomendasi WHO 199 [1,2] WHO pada tahun 199 memberikan rekomendasi untuk nilai ambang batas medan magnet dan medan listrik seperti terlihat pada tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Medan Intensitas Medan Lama Exposure/24 jam Yang diperbolehkan (kv/m) (menit) 1 1 2 2 Tidak terbatas 18 9 1 Bagi masyarakat umum, WHO 199 merekomendasikan tingkat exposure maksimum adalah 1 µt untuk medan magnet dan kv/m untuk medan listrik. 2.3 Standar IEEE std. C9.6-2 IEEE std. C9.6-2 for Safety Levels with Respect to Human Exposure to Electromagnetic Fields, 3 khz, memberikan batasan kuat medan listrik dan magnet yang dizinkan untuk khalayak ramai (general public) dan lingkungan kerja (controlled environment) berdasarkan rentang frekuensi adalah sebagai berikut [3] : Tabel 2.4. Limit Kuat Medan Magnet yang diizinkan berdasarkan IEEE std. C9.6-2 Kuat fluksi Magnetik B rms (mt) Selang Frekuensi (Hz) General Public <.13 118 33 Controlled Environment.13 2 18,1/f 4,3/f 2 79,94 2,71 79 3 687/f 26/f f adalah frekuensi sistem dalam Hz Tabel 2.. Limit Kuat Medan yang diizinkan berdasarkan IEEE std. C9.6-2 66

General Public Selang Frekuensi (Hz) Medan E rms (kv/m) Controlled Environment Selang Frekuensi (Hz) Medan E rms (kv/m) 1-368 1-272 2 1,84 x,44 x 368-3 1 3 272-3 /f 1 3 /f 3 6,14 3 1,813 f adalah frekuensi sistem dalam Hz 2.4 Persamaan Kuat Medan Dengan Menggunakan Persamaan Karakteristik Impendansi [] Karakteristik impendansi dari saluran transmisi merupakan perbandingan tegangan V dengan kuat arus I yang melewati saluran transmisi. Karakteristik impendansi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini : V = (1) I untuk sebuah medan saluran transmisi, V= Eh dan I=Hw, dimana E adalah kuat medan listrik dan H adalah kuat medan magnet. Sedangkan h adalah tinggi pengahantar dari tanah dan w adalah strip penghantar seperti yang terlihat pada Gambar 1. berikut ini : w I=Hw Persamaan karakteristik impendansi dari medan saluran transmisi dapat dinyatakan sebagai berikut : V Eh = =..... (2) I Hw misalkan h = w, maka karakteristik impendansinya adalah : E µ = = 12π. (3) H ε Gambar 2. Komponen medan elektromagnetik melalui sistem koordinat Berdasarkan gambar di atas diasumsikan bahwa suatu penghantar dengan arah sumbu x. Medan listrik E mempunyai komponen E y dengan arah sumbu y, dan medan magnetik H mempunyai komponen H z dengan arah sumbu z. Bz H =.. (4) y µ Dari persamaan (2),(3) dan (4) maka didapatkan : Bzw E y =.... () hµ dimana : E y = Kuat medan medan listrik pada sumbu y ( V/m ) µ =Permeabilitas udara ( 4π.1-7 H/m ) B z =Medan magnet pada sumbu z ( T ) =Karakteristik impendansi ( Ω ) h=tinggi konduktor dari tanah ( m ) w=luas penampang/strip konduktor ( m ) V=Eh h 3. Hasil Pengukuran Gambar 1. Prespektif medan listrik dan medan magnet Hasil pengukuran kuat medan magnet dengan menggunakan alat FH 1 Gaus/Teslameter dan perhitungan kuat medan listrik pada jaringan SUTT 1 kv (dimana: h = 17 m dan LuasPenampang ACSR = 1mm 2 ) sebagai berikut: 67

Grafik Kuatn Medan Pada Jaringan SUTT 1 kv GI PLTA Koto Panjang - GI Bangkinang Grafik Kerapatan Medan Magnet Pada Jaringan SUTT 1 kv GI PLTA Koto Panjang - GI Bangkinang 8 7 6 4 3 2 1 1-11 18-19 21-22,1,9,8,7,6,,4,3,2,1 1-11 18-19 Gambar 2. Distribusi Kuat Medan dan Kerapatan Medan Magnet SUTT 1kV GI PLTA Koto Panjang - GI Bangkinang 21-22 Grafik Kuat Medan Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Bangkinang - GI Garuda Sakti Grafik Kerapatan Medan Magnet Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Bangkinang - GI Garuda Sakti 6 4 3 2 1 69 7 79 8 87 88 92 93 1 16 118 119 133 134 148 149 1-11 Kerapatan Medan Magnetik (T),1,9,8,7,6,,4,3,2,1 69 7 79 8 87 88 92 93 1 16 118 119 133 134 148 149 1-11 Gambar 3. Distribusi Kuat Medan dan Kerapatan Medan Magnet SUTT 1kV GI Bangkinang - GI Garuda Sakti Grafik Kuat Medan Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Garuda Sakti - GI Teluk Lembu Grafik Kerapatan Medan Magnet Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Garuda Sakti - GI Teluk Lembu 4 4 3 3 2 2 1 1,1,9,8,7,6,,4,3,2,1 24-2 29-3 36-37 49-1 - 2 24-2 29-3 36-37 49-1 - 2 Gambar 4. Distribusi Kuat Medan dan Kerapatan Medan Magnet SUTT 1kV GI Garuda Sakti GI Teluk Lembu 68

Grafik Kuat Medan Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Garuda Sakti - GI Duri Grafik Kerapatan Medan Magnet Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Garuda Sakti - GI Duri 6,1 4 3 2 1,9,8,7,6,,4,3,2,1 29-3 47-48 49-61 - 62 73-74 161-162 166-167 211-2112 22-226 232-233 24-26 22-23 262-263 279-28 34-346 34-3 361-362 364-36 372-373 29-3 47-48 49-61 - 62 73-74 161-162 166-167 211-2112 22-226 232-233 24-26 22-23 262-263 279-28 34-346 34-3 361-362 364-36 372-373 Gambar. Distribusi Kuat Medan dan Kerapatan Medan Magnet SUTT 1kV GI Garuda Sakti GI Duri Grafik Kuat Medan Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Duri - GI Dumai Grafik Kerapatan Medan Magnet Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Duri - GI Dumai,1 4,9 4 3 3 2 2 1 1,8,7,6,,4,3,2,1 11-12 162-163 16-161 146-147 141-142 134-13 29-3 34-3 4-41 - 1 11-12 162-163 16-161 146-147 141-142 134-13 29-3 34-3 4-41 - 1 Gambar 6. Distribusi Kuat Medan dan Kerapatan Medan Magnet SUTT 1kV GI Duri - GI Dumai Grafik Kuat Medan Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Duri - GI Bagan Batu Grafik Kerapatan Medan Magnet Pada Jaringan SUTT 1 kv GI Duri - GI Bagan Batu 3,1,9 3 2 2 1 1,8,7,6,,4,3,2,1 9-1 88-89 8-86 89-9 116-117 332-333 139-14 143-144 14-146 11-12 18-19 163-164 174-17 179-18 183-184 19-196 28-29 22-221 9-1 88-89 8-86 89-9 116-117 332-333 139-14 143-144 14-146 11-12 18-19 163-164 174-17 179-18 183-184 19-196 28-29 22-221 Gambar 7. Distribusi Kuat Medan dan Kerapatan Medan Magnet SUTT 1kV GI Duri - GI Bagan Batu 69

4. Pembahasan Dari Gambar 2. Grafik kerapatan medan magnet untuk jaringan GI PLTA Koto Panjang GI Bangkinang pada antara tower 37-38 merupakan kerapatan tertinggi adalah 9µT, masih di bawah ambang batas yang di rekomendasikan oleh IRPA/INIRC, WHO199 dan SNI 4-69-23 yaitu,1 Tesla dan masih dibawah IEEE std. C9.6-2 yaitu 9,4 µt untuk lingkungan umum. Dari Gambar 2. Grafik kuat medan listrik untuk jaringan GI PLTA Koto Panjang GI Bangkinang pada antara tower 37-38 merupakan kuat medan listrik tertinggi yaitu 7 V/m, masih di bawah ambang batas yang di rekomendasikan oleh IRPA/INIRC, WHO199, SNI 4-69-23 dan IEEE std. C9.6-2 yaitu kv/m. Dari kedua grafik kerapatan medan magnet dan kuat medan listrik di atas, faktor cuaca (hujan gerimis) mempertinggi nilai kuat medan listrik dan kerapatan medan magnet. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 1 kv yang melintasi Riau berdasarkan hasil penelitian adalah aman menurut rekomendasi IRPA/INIRC, WHO 199 dan SNI 4-69-23.. Kesimpulan 1. Dari hasil pengukuran dan perhitungan medan magnet dan medan listrik pada saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 1 kv Riau masih berada di bawah ambang batas 1 µt, nilai tertinggi medan magnet di bawah jaringan SUTT 9µT, sedangkan medan listrik juga masih di bawah ambang batas kv/m, nilai tertinggi medan listrik di bawah jasringan SUTT 7 V/m. 2. Faktor lingkungan mempengaruhi kenaikan kuat medan listrik dan kerapatan medan magnet. 3. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 1 kv Riau adalah aman berdasarkan rekomendasi IRPA/INIRC,WHO 199, SNI 4-69- 23 dan IEEE std. C9.6-2. 6. Saran 1. Pengaruh medan magnet dan medan listrik terhadap peralatan elektronik yang berada di bawah Saluran Udara Tegangan Tinggi 1kV. 2. Pengaruh medan magnet dan medan listrik terhadap pertumbuhan tanaman di bawah SUTT 1 kv. 7. Daftar Pustaka [1]. N.N, 23 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)- Nilai Ambang Batas Medan dan Medan Magnet SNI-4-69- 23, Badan Standarisasi Nasional. [2]. K.T. Sirait, Parouli Pakpahan,199 Sekilas Mengenai Medan Elektromagnetik pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi, Seminar Terbuka Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi dan Permasalahannya, ITB,Bandung [3]. N.N, 2 IEEE std. C9.6-2 for Safety Levels with Respect to Human Exposure to Electromagnetic Fields, 3 khz IEEE Std. [4]. N.N,1989 Interm Guidelines on Limit of Exposure to /6Hz Electric and Magnetic Field Radiation Healt Series No.3, National Health and Medical Research Council, Australia. []. Kraus,Jhon D, : Electromagnetic, Mc Graw Hill International, 1992. Dari hasil penelitian ini, dapat dikembangkan ke penelitian lebih lanjut yaitu : 7