BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

Tabel Konsep Pengamatan/Penilaian Implementasi Kebijakan

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Manajemen Puskesmas 1

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

DAFTAR ISI 1. ALUR PIKIR 2. LATAR BELAKANG 3. DEFINISI BOK 4. TUJUAN 5. SASARAN BOK 6. KEBIJAKAN OPERASIONAL 7. DASAR HUKUM 8. INDIKATOR KEBERHASILAN

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

PEMBINAAN DAN BUKTI PEMBINAAN. No. Kode : Terbitan: No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Halaman :

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang-

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Review. Bantuan Operasional Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal (Kemenkes RI, 2010). Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya (Kemenkes RI, 2011). Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Kemenkes RI, 2011).

Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan beberapa dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup signifikan walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang tetap memengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, tetap diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antargolongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan (Adisaswito, 2014). Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan yang penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes, 2014). Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik didalam masyarakat sendiri, maupun didalam orgaisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik). Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan, dalam rangka memmelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas pada dasarnya adalah penerapan strategi promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi di tatanan sarana kesehatan, khususnya Puskesmas. Oleh karena itu, langkah awalnya adalah berupa penggerakan dan pengorganisasian untuk memperdayakan para petugas puskesmas agar mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan di masyarakat dan menyususn rencana untuk menanggulangi dari sisi promosi kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang harus ditingkatkan kinerjanya adalah promosi kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, meliputi Upaya kesehatan masyarakat Esensial dan upaya kesehatan masyarakat Pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat Esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA dan KB, seta pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan meliputi pelayanan kesehtaan jiwa, upaya kesehtan gigi masyarakat, pengobatan tradisional, komplementer dan alternatif, UKS,kesehatan indera, kesehatan lansia, serta kesehatan kerja dan olahraga (Kemenkes RI, 2014). Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen global untuk mengupayakan pencapaian delapan tujuan bersama pada tahun 2015 terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendididkan dasar, kesetaraan gender, perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama global (Kemenkes, 2015). Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan dan merupakan

bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang disalurkan melalui mekanisme tugas pembantuan untuk percepatan pencapaian target MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan kinerja puskesmas dan jaringannya, serta UKBM khususnya Poskesdes/Polindes, Posyandu, UKS dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Di samping kegiatan upaya kesehatan di Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai prioritas, Puskesmas dapat melakukan kegiatan upaya kesehatan lainnya, meliputi : UKM esensial diluar kegiatan prioritas MDGs berdaya ungkit tinggi antara lain pelaksanaan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dan tindak lanjutnya dalam UKS, kegiatan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin, penyuluhan gizi bagi pekerja perempuan termasuk kelompok resiko tinggi, senam nifas, pelaksanaan senam ibu hamil, pelaksanaan pemantauan kebugaran jasmani anak sekolah, remaja dan pekerja, pelaksanaan penyuluhan pemanfaatan tanaman obat keluarga, upaya kesehatan lainnya sesuai dengan UKBM pegembangan berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, pelacakan kasus kematian ibu dan bayi, autopsi verbal kematian ibu dan bayi, penyegaran/refreshing kader kesehatan dan upaya kesehatan lainnya yang bersifat lokal spesifik (Kemenkes, 2014). Saat ini BOK cenderung menjadi anggaran utama untuk operasional program kesehatan di Puskesmas. Porsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk operasional program kesehatan di Puskesmas semakin menurun, sehingga kinerja Puskesmas cenderung statis. Seiring dengan terbitnya Undang-Undng Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

tentang BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) dan peraturan turunannya yang mengatur dana kapitasi untuk Puskesmas, diharapkan terjadi sinergisme pembiayaan operasional Puskesmas, sehingga akan semakin meningkatkan capaian pembangunan kesehatan (Kemenkes RI, 2015). Secara administrasi wilayah kerja puskesmas marike dibagi atas 8 desa dan 57 dusun. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan puskesmas marike terdapat wilayah pembangunan meliputi 7 puskesmas pembantu, 8 puskesdes dan 0 polindes. Puskesmas marike memiliki strategi untuk mencapai tujuan meningkatkan program BOK dengan strategi meningkatkan pembiayaan kesehatan,serta pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan diarahkan untuk memaksimalkan anggaran dana BOK dalam upaya pengelolaan sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien. Berdasarkan survey awal yang didapat peneliti, bahwa alokasi dana BOK pertama sekali di dapat yaitu pada tahun 2010 dengan dana sebesar Rp.60.000.000,- Total Anggaran Kesehatan Dana BOK pada tahun 2011 sebesar Rp. 62.000.000,- Total Anggaran Kesehatan Dana BOK pada tahun 2012 sebesar Rp. 64.000.000,- Total Anggaran Kesehatan Dana BOK pada tahun 2013 sebesar Rp. 70.000.000,- Berdasarkan informasi yang didapat dari petugas kesehatan Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat, dilihat dari Plan of action (POA) tahun 2015 menjelaskan bahwa upaya kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan gizi, pelayanan kesehatan bayi, kelas ibu hamil dan balita, pelayanan keluarga berencana (KB), pelayanan kesehatan ibu nifas, pengendalian penyebaran dan

menurunkan kasus baru malaria dan TB Paru serta meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi dasar, kegiatan tersebut dilaksanakan melalui sumber dana BOK. Kegiatan promotif yang dilakukan Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru dalam upaya kesehatan pendamping ibu dan hamil dan ibu balita, yaitu : dalam bentuk promosi Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif, dalam upaya pelayanan keluarga berencana (KB) yaitu dengan bentuk promosi KB, sedangkan dalam upaya pengendalian penyebaran dan menurunkan kasus malaria dan TB Paru dilakukan dengan bentuk kegiatan promosi etika batuk dan promosi mengenai PHBS. Kegiatan preventif yang dilakukan Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru dalam upaya kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yaitu dalam bentuk kegiatan pendamping kelas Ibu dan balita, upaya kesehatan pelayanan gizi yaitu dalam bentuk survelans dan pelacakan gizi buruk, upaya kesehatan pelayanan kesehatan bayi, yaitu dengan melakukan pengukuran timbang BB, pemberian vitamin A, dan imunisasi, upaya kesehatan pelayanan KB juga dilakukan dengan kunjungan ke rumah PUS yang tidak ber KB atau Drop Out, upaya pelayanan kesehatan ibu nifas dilakukan dengan melakukan kunjungan ibu nifas, serta upaya kesehatan dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi dasar adalah dengan cara memicu warga masyarakat untun stop buang air besar sembarangan. Menurut persepsi staf pengelola BOK puskesmas marike bahwa penggunaan dana BOK kurang efisien dalam program promotif dan preventif. Kegiatan

promosi kesehatan yang sudah direncanakan belum sesuai dengan pelaksanaan di wilayah kerja puskesmas. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andini (2011) di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus dijelaskan bahwa puskesmas serapan tinggi berhasil menekan kasus kematian ibu dan anak dengan pemahaman tentang juknis BOK yang cukup jelas, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan laporan, ada keterlibatan pelaksana dalam penyusunan plan of action (POA) serta ada evaluasi pelaksanaan kegiatan. Demikian pula penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sanvery (2012) menjelaskan bahwa Evaluasi tenaga sudah mencukupi dan memadai dalam pelaksanaan kegiatan tetapi masih ditemukan pemanfaatan tenaga oleh Kepala Puskesmas belum maksimal dalam pelaksanaan kegiatan. Evaluasi terhadap dana masih ditemukan permasalahan yaitu belum terintegrasinya sumber dana yang digunakan oleh Puskesmas.Evaluasi terhadap sarana penunjang telah memadai guna melaksanakan Standar Pelayanan Minimal. Evaluasi terhadap proses masih belum sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan terutama dalam hal perencanaan Puskesmas dan pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas. Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimanakah Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan penggunaan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang dilakukan di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015. 2. Dapat menganalisi pemanfaatan dana BOK di puskesmas dan jaringannya serta poskesdes atau polindes dan posyandu serta UKBM dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. 3. Terlaksananya kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi instansi kesehatan mengenai Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dalam Program

Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015. 2. Untuk dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi informan dan dapat menganalisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015. 3. Sebagai sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015.