KEPRIBADIAN OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Kepribadian Pola perilaku Memberikan karakter pada Pemikiran seseorang sepanjang waktu Motif dalam berbagai Emosi situasi berbeda relatif stabil

Diskusikanlah...! Genetik atau hasil belajar? Tunggal atau jamak? Kepribadian. Tetap atau Berubah? Ada atau tidak?

ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA. A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY

DEFINISIKEPRIBADIANEPRIBADIAN

PSIKOLOGI OLAHRAGA. OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Psikologi Kepribadian I

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Kepribadian. Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Psikologi Kepribadian I Trait Factor Theories

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Perkembangan Sepanjang Hayat

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan diperhatikan. Akhir-akhir ini masalah tersebut menjadi hangat lagi setelah

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA. dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

Psikologi Fungsionalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

Karakteristik manusia komunikan. Rahmawati Z

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

KESEHATAN MENTAL. SURYANTO, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

PRIBADI CARL ROGERS. Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi Rogers menjadi staf pada Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi


oleh: Agus Supriyanto M.Si

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DASAR DASAR PERILAKU SOSIAL

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum

Ciri dan Watak Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mendaki gunung adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan

PEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

Konsep Manusia Diajukan untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan (KDK)

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

Kepelatihan Olahraga FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA

Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

MOTIVASI BELAJAR. Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyak kegiatan olahraga berkembang dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini walaupun dilahirkan kembar (Sunaryo, 2004). Manusia sebagai makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

BAB II RERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lazimnya dilakukan melalui sebuah pernikahan. Hurlock (2009) menyatakan

Transkripsi:

KEPRIBADIAN OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Organobiologis INDIVIDU ATLET Psiko-Edukatif Sosio-Kultural Spiritual

ORGANOBIOLOGIS FUNGSI-FUNGSI : FISIK ANATOMI FISIOLOGI

PSIKO-EDUKATIF FUNGSI-FUNGSI : KEJIWAAN atau MENTAL BERSIFAT ABSTRAK, TIDAK MUDAH DIAMATI & DIUKUR. SANGAT LUAS DAN KOMPLEKS

SOSIO-KULTURAL FUNGSI-FUNGSI : SOSIAL dan BUDAYA BERSIFAT ABSTRAK, TIDAK MUDAH DIAMATI, NAMUN LEBIH MUDAH DIBICARAKAN.

SPIRITUAL FUNGSI-FUNGSI : KEYAKINAN HIDUP atau HAL-HAL YANG BERSIFAT MORAL

Konsep Kepribadian Kepribadian itu merupakan sesuatu yang abstrak dan sangat luas, sehingga hampir semua bidang ilmu yang berhubungan dengan kemanusiaan menggunakan istilah kepribadian. Kepribadian bahasa Inggris personality dan dari bahasa Latin persona. Setiap disiplin ilmu memiliki pengertian atau definisi yang berbeda tentang kepribadian meskipun untuk menjelaskan hal yang sama, antara lain dari Etimologi, Teologi, Filosofi, Hukum, Sosiologi, Biologi, dan Psikologi.

Konsep Teori Kepribadian dari Psikologi Pengertian kepribadian yang mengandung bermacam-macam hal (definisi Omnibus). Kepribadian adalah semua disposisi batin yang bersumber biologis, impuls-impuls, kecenderungan-kecenderungan, keinginankeinginan dan insting-insting dari individu serta disposisi lain yang diperoleh dari pengalamannya. Atau secara sederhana kepribadian adalah sejumlah reaksi seorang individu terhadap semua situasi yang menyentuhnya. (Prince).

Pengertian kepribadian yang mengandung arti integratif atau konfigurasional. Kepribadian adalah suatu pola yang terintegrasi yang memberikan suatu kecenderungan individual tertentu terhadap tingkahlaku organisme.(mac Curdy). Atau kepribadian adalah pola tertinggi yang mengekspresikan integritas dan ciri-ciri khas tingkahlaku individualitas organisme tersebut. (Arnold Gosell).

Pengertian kepribadian secara hirarki. Kepribadian adalah tingkat disposisidisposisi yang biasanya dengan satu kesatuan atau prinsip-prinsip yang terintegrasi pada puncak teratas. Menurut William James ada 4 tingkatan, yaitu material self, social self, spiritual self, dan pure ego (aku pribadi).

Pengertian kepribadian dalam istilah penyesuaian diri (adjustment). Dikemukakan oleh ahli biologi dan behaviorist, kepribadian adalah integrasi sistem-sistem habit yang menggambarkan ciri khas penyesuaian individu terhadap lingkungannya. (Kempf).

Pengertian kepribadian menurut kenyataan (distinctiveness). Kepribadian adalah system yang terorganisasi, keseluruhan fungsi, atau kesatuan habit, disposisi dan sentimen-sentimen yang menandakan masing-masing anggota dari suatu kelompok sebagai individu berbeda dari masing-masing anggota yang lain. (M. Schoem). Atau kepribadian itu adalah pola tertentu atau keseimbangan reaksi yang terorganisasi yang membuat seseorang berbeda dari yang lain. (L. Wheeler).

G.W. Allport mengajukan konsep kepribadian atas dasar menolak yang tidak sesuai dan menerima yang sesuai. Kepribadian adalah organisasi dinamis sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Teori kepribadian Allport ini disebut eklektik, karena mencakup ide-ide teori kepribadian yang telah ada. Selain itu Allport juga membedakan tentang kepribadian, watak (karakter), dan temperamen, serta menekankan sifat (trait) yang sama pentingnya seperti libido dari teori Freud ataupun sentimen dari teori McDougall. Trait adalah sistem neurofisis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, mengawali serta membimbing tingkahlaku adaptif dan ekspresif dari satu eksistensi nominal dan sifat tersebut tidak tergantung si pengamat, melainkan nyata-nyata ada pada individu. Sifat atau trait ini sangat bermacammacam dan berbeda dengan habit (kebiasaan), attitude (sikap) dan lain-lain.

Pendekatan Studi Kepribadian a. Teori Psikodinamik b. Teori Trait c. Teori Belajar Sosial d. Interaksi Model

Struktur Kepribadian Struktur kepribadian tidak dapat dipisahkan dengan teori kepribadian, sebab setiap teori pada umumnya juga menjelaskan tentang struktur. Kepribadian itu bersifat unik, sehingga setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang lain. Karena keunikannya ini, maka cara yang terbaik untuk mengerti kepribadian secara umum adalah dengan melihat struktur kepribadian. Hollander (Singgih Gunarsa, 1989:51) membuat teori yang mirip dengan Allport tetapi lebih disederhanakan, yaitu kepribadian adalah jumlah keseluruhan sifat yang membuat tingkahlaku menjadi unik. Teori ini diadaptasi oleh Martens (1975, dalam Singgih Gunarsa, 1989:38).

Tingkahlaku Peran (role related behaviors) Respon yang Khas (typical responses) Inti Psikologik (psychological core)

Faktor-faktor Pembentukan Kepribadian Adapun faktor-faktor yang berpengaruh pada kepribadian seseorang adalah: faktor heriditer (keturunan), faktor organobiologik (fisik), faktor psiko-edukatif, faktor sosiokultural, dan faktor spiritual.

Faktor Heriditer (keturunan) Faktor ini bersifat genetik. Meskipun sulit dibuktikan, tetapi semua percaya bahwa faktor ini berpengaruh pada kepribadian seseorang. Jika orang tua itu atlet bintang (bertaraf internasional), maka lebih besar kemungkinan anaknya menjadi atlet. Dalam dunia olahraga maupun seni banyak sekali contohnya.

Faktor Organobiologik (fisik) Faktor ini juga tidak terlepas dengan faktor keturunan. Keadaan dan kondisi organobiologik, yakni keadaan antomis, fisiologis, fungsi otot serta perkembangannya yang sempurna tentu sangat membantu untuk mencapai prestasi dalam olahraga.

Faktor Psiko-Edukatif Faktor ini amat dominan dalam kepribadian seseorang, karena corak khas pribadi seseorang selalu diwarnai penampilan tingkahlakunya. Faktor psiko-edukatif adalah faktor kejiwaan dalam manusia. Faktor ini akan dapat berkem-bang secara optimal jika memperoleh rangsangan, latihan, belajar, dan pendi-dikan. Semuanya itu diperoleh seorang anak sejak perkembangan yang dini dan berlangsung terus sepanjang hidupnya dengan bentuk-bentuk yang normatif (sesuai dengan tuntutan lingkungannya).

Faktor ini dalam perkembangan seseorang disebut sebagai proses pendi-dikan baik yang bersifat informal (dalam keluarga), formal (di sekolah), dan non-formal (di masyarakat). Dalam proses ini berbagai kebutuhan psikologis (rasa aman, rasa terjamin, rasa harga diri, ujud diri dan sebagainya) hendaknya dapat terpenuhi selain kebutuhan biologis dan sosialnya. Jika proses perkembangan psiko-edukatif ini berhasil dengan baik, maka akan tercapai bentuk kepribadian yang matang dan utuh (integrated personality), dan individu yang demikian akan memiliki identitas diri yang jelas, karena dalam kepribadiannya terjadi proses identifikasi diri secara mulus dan wajar. Orang-orang demikianlah yang dikatakan memiliki kepribadian yang kuat dan dengan sendirinya tahan uji, stabil, tidak mudah terpancing emosi dan sebagainya. Kepribadian yang kuat ini tentu tak dapat dipisahkan dengan kemampuan intelegensinya, stabilitas emosinya, daya tahan mental, keuletan dalam usaha dan sebagainya.

Faktor Sosio-Kultural/Sosio-Budaya Faktor ini adalah hal-hal yang datang dari lingkungan budaya setempat. Hal ini sebenarnya sangat luas dan selalu tumpang tindih dengan faktor psiko-edukatif. Di faktor sosio-kultural atau sosio-budaya lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat tradisi, etnis, tabu dan lain-lain. Misalnya tradisi melindungi anak yang berlebihan, yaitu sesudah anak lahir selalu digendong (Jawa) atau bedong (Sunda) hampir sepanjang hari, sehingga reaksi-reaksi spontan dan positif bagi anak mungkin tidak berkembang sempurna; sesudah lebih besar seharusnya sudah dapat berjalan sendiri, tetapi masih selalu dalam pelukan dan gendongan orangtuanya atau pengganti orangtua.

Tindakan ini tentu menyurutkan eksistensi perkembangan yang wajar dan alamiah baik fisik, mental maupun sosialnya. Selain dari pada itu, adanya tekanan, paksaan, ancaman, keterikatan dan sebagainya yang relatif banyak dilakukan oleh lingkungan, kemungkinan besar akan sangat menghambat, menghalangi, mematikan bakat, potensi, inisiatif, dan kreativitas tertentu, sehingga perkembangan kepribadian banyak mengalami kemunduran. Seorang atlet tidak dapat dipisahkan dari pengaruh-pengaruh sosial budayanya, yang di antaranya berupa problema dari keluarga, pendidikan (bagi yang masih belajar) dan masyarakatnya.

Faktor Spiritual Faktor ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan hidup, keyakinan agama dan moral. Hal ini sangat penting bagi seorang atlet karena dia akan memiliki keyakinan diri yang kuat, yang bersumber dari keyakinan hidup serta agamanya, sehingga dalam berolahraga atau bertanding akan lebih sportif.

Kepribadian dan Penampilan Atlet Berdasarkan kajian para psikolog olahraga tentang hubungan antara kepribadi-an dan penampilan atlet menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara kepribadian dan beberapa aspek penampilan atlet. Banyak kasus menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan korelatif, tetapi bukan merupakan hubungan sebab-akibat.

Ogilvie (1968 dan 1976, dalam Singgih Gunarsa, 1989:59) menyimpulkan penyelidikannya bahwa ada 8 sifat khusus yang sangat erat dengan penampilan atlet, sifat-sifat itu adalah: 1) emotional stability (ekemampuan emosi), 2) toughmindedness (keuletan), 3) conscientiousness (kecermatan), 4) selfdiscipline (tertib diri), 5) self-assurance (yakin diri), 6) low tension (ketegangan kecil), 7) trust (kepercayaan), dan 8) extroversion ( keterbukaan).

Cooper (1969, dalam Singgih Gunarsa, 1989:60) meringkas dan menyimpulkan hasil penelitiannya dari tahun 1937-1976 menunjukkan bahwa atlet memiliki sifat extroversion (terbuka), dominance (kuasa), selfconfidence (yakin diri), competitiveness (persaingan), low anxiety (kecemasan kecil), compulsiveness (kompulsif), dan tolerance (ketahanan) terhadap rasa sakit. Demikian pula Hardimann (1973, dalam Singgih Gunarsa, 1989:60) menyimpulkan penelitiannya menggunakan Cattell 16 PF dari tahun 1952-1968 menunjukkan bahwa kepribadian atlet yang penting diamati adalah intelegence, instability, assertiveness, enthusiasm, low super-ego strength, shyness, suspeciousness, dan tension. Ditambahkan pula bahwa kepribadian dan penampilan atlet itu pada dasarnya sangat penting, tetapi tidak terlepas dari faktor-faktor lain seperti faktor fisik dan faktor lingkungannya.

Morgan (Singgih Gunarsa, 1989:60) dengan pendekatan kesehatan mental menyimpulkan adanya Negative Mental Health Profile dan Positive Mental Health Profile dengan melihat faktor psikologis berikut: state anxiety, trait anxiety, tension, depression, anger, vigor, fatigue, confusion, extroversion, neuroticism. Aspek-aspek ini saling bertentangan antara profil yang positif dan yang negatif.