PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

Pengaruh Konsentrasi Amilum Jagung Pregelatinasi sebagai Bahan Penghancur (Ayu, M., Sri, A., Eka, I.S.)

Prasetia dkk STUDI KARAKTERISTIK FISIK AMILUM SINGKONG TERPREGELATINASI DENGAN AMILUM SINGKONG ALAMI DAN BRAND NAME

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

Pengaruh Rasio Amilum: Air dan Suhu Pemanasan (Lenny K.S., Jemmy A.P., Sri A.)

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

Pembuatan Tablet CTM Dengan Metode Kempa Langsung

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

PENGARUH PERBANDINGAN AMILUM SINGKONG (Manihot esculenta Crantz.) FULLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA TERHADAP SIFAT FISIK EKSIPIEN CO-PROCESSING

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA.

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

PENGARUH AMILUM MANIHOT PRAGELATINASI DAN AC-DI-SOL TERHADAP KECEPATAN DISOLUSI TABLET IBUPROFEN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT NATRIUM DIKLOFENAK MENGGUNAKAN MATRIKS PATI BERAS KETAN PRAGELATINASI DARI KAMPAR

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Dwi Rahayuningsih, Agus Siswanto, Suparman

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN OPTIMASI PENGGUNAAN SPRAY DRIED LACTOSE DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER- BINDERS TABLET ASPIRIN

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

FORMULASI TABLET EKSTRAKDAUNMAJA (aeglemarmelos l. Correa) DENGANMETODEGRANULASIBASAH

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET

Anis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia L) DENGAN PEMANIS SUKROSA- LAKTOSA-ASPARTAM

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

STUDI KEMAMPUAN PATI BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR PADA TABLET PARACETAMOL KEMPA LANGSUNG

UJI PENDAHULUAN FORMULA PELET EFFERVESCENT DENGAN VARIASI KONSENTRASI POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT. Universitas Udayana

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E Apriani, N.P 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Apriani, N.P Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 800364 Telp/Fax: 0361-7003837 Email : constantinoputri@gmail.com ABSTRAK Amilum jagung alami memiliki keterbatasan yaitu sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk. Oleh sebab itu, perlu dilakukan modifikasi amilum yang dapat menghasilkan sifat alir yang baik, yaitu melalui metode pregelatinasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan amilum jagung pregelatinasi sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet vitamin E dengan metode kempa langsung. Konsentrasi amilum jagung pregelatinasi yang digunakan adalah 5%; 12,5%; dan 20%, dicampur dengan vitamin E, CMC-Na, laktosa, dan talkum, kemudian dicetak dan dilakukan evaluasi sifat fisik. Evaluasi sifat fisik tablet meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan,kerapuhan, dan waktu hancur. Hasil yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan One-Way ANOVA dan LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah amilum jagung pregelatinasi sebagai bahan pengikat tablet vitamin E menurunkan kerapuhan, meningkatkan kekerasan, dan memperlambat waktu hancur secara signifikan (p<0,05). Kata kunci: amilum jagung, amilum pregelatinasi, pengikat. 1. PENDHULUAN Sediaan vitamin E yang berada di pasaran berupa sediaan kapsul lunak, akan tetapi dalam pembuatan sediaan tersebut mem butuhkan peralatan yang lebih banyak dan proses yang lebih panjang dibandingkan dengan pembuatan sediaan lainnya (Lachman dkk., 2008). Hal ini dapat mempengaruhi biaya produksi obat, sehingga perlu dilakukan suatu formulasi sediaan dengan metode yang lebih sederhana dan biaya produksi yang rendah, yaitu dalam bentuk sediaan tablet. Halhal yang perlu diperhatikan dalam formulasi tablet adalah metode pembuatan dan pemilihan bahan tambahan tablet yang sesuai. Metode pembuatan tablet yang dipilih adalah metode yang sesuai dengan sifat fisik zat aktif dan bahan tambahan. Selain metode pembuatan, pemilihan bahan tambahan dalam 59 suatu formulasi tablet juga perlu diperhatikan. Umumnya amilum digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri farmasi (Rowe dkk., 2009). Amilum jagung merupakan salah satu bahan tambahan yang sering digunakan dalam industri farmasi, namun amilum jagung memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk jika digunakan sebagai bahan tambahan tablet kempa langsung. Agar dapat digunakan sebagai bahan tambahan tablet kempa langsung, perlu dilakukan modifikasi fisika yaitu dengan cara pregelatinasi (Yusuf dkk., 2008). Amilum jagung mengandung 24%-26% amilosa dan 74%-76% amilopektin (Richana

dan Suarni, 2005). Kandungan amilopektin yang cukup tinggi dari amilum jagung tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat dalam formulasi sediaan farmasi. Berdasarkan uraian di atas, maka pada penelitian ini diformulasikan amilum jagung pregelatinasi sebagai bahan pengikat vitamin E dengan metode cetak langsung dengan menggunakan tiga konsentrasi yaitu 5%; 12,5%; dan 20% (Rowe dkk., 2009). 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah amilum jagung, vitamin E, laktosa, talk, CMC-Na, dan aquadest. 2.2 Metode 2.2.1 Kontrol kualitas bahan baku Uji kualitas bahan baku dilakukan dengan cara pemeriksaan secara menyeluruh sesuai dengan data Certificated of Analytic (CoA) pada masing-masing bahan. Untuk amilum dilakukan uji organoleptis meliputi warna, bau, rasa dan dibandingkan dengan pemerian yang tertera pada Farmakope Indonesia. 2.2.2 Pembuatan amilum jagung pregelatinasi Sebanyak 100 g serbuk amilum jagung disuspensikan dengan 100 ml aquadest kemudian dipanaskan pada suhu 71 o C selama 10 menit. Kemudian dikeringkan pada oven 60 o C selama 48 jam. Setelah itu amilum diayak dengan menggunakan ayakan mesh 20 (Rowe dkk., 2009; Hastuti, 2008). 2.2.3 Formula tablet vitamin E Tabel 2.1 Formula tablet vitamin E Bahan Formula (mg) I II III Vitamin E 124 124 124 CMC-Na 5 5 5 Amilum 25 62,5 100 jagung pregelatinasi Laktosa 341 303,5 266 Talk 5 5 5 2.2.4 Pengempaan tablet 60 Vitamin E dicampur dengan laktosa, amilum jagung pregelatinasi, CMC-Na, dan talk hingga terbentuk campuran yang homogen. Campuran tersebut kemudian, dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan campuran bahan dalam mesin tablet (shoes) dan dikempa. Mesin dijalankan dengan kecepatan 20 rpm, dengan ukuran die yang menghasilkan bobot tablet masing-masing 500 mg. 2.2.5 Uji sifat fisik tablet 1. Uji organoleptis Diamati penampilan fisik dari tablet meliputi keseragaman ukuran, diameter, bentuk, dan warna tablet yang dihasilkan. 2. Uji keseragaman bobot Diambil 20 tablet secara acak, ditimbang seluruhnya dengan seksama, kemudian dihitung bobot rata-ratanya. Tablet tersebut lalu ditimbang kembali satu per satu tablet lalu dibandingkan dengan bobot rata-rata tablet sehingga diperoleh nilai penyimpangan bobot tablet. 3. Uji kekerasan tablet Disiapkan 10 tablet yang diambil secara acak, kemudian diuji kekerasannya satu persatu yang diletakkan pada landasan mesin uji kekerasan Erweka (Parrot, 1971). Tablet yang baik mempunyai kekerasan antara 4 kg-8 kg (Lachman dkk., 2008). 4. Uji kerapuhan tablet Tablet yang diuji dibersihkan terlebih dahulu, lalu ditimbang dengan seksama. Sebanyak 13 tablet dimasukkan ke dalam friabilator (Erweka Tipe TA/TR 120) dan alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Setelah selesai, tablet lalu dibersihkan dari debu dan ditimbang kembali dengan seksama. Persentase bobot tablet yang hilang dihitung. Selanjutnya ditentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. 5. Uji waktu hancur tablet Diambil 6 tablet secara acak. Tablet lalu dimasukkan sebanyak 1 tablet pada masingmasing tabung dari keranjang alat Erweka Disintegrator tester (Erweka ZT X 20) dan

dimasukkan satu cakram pada tiap tabung. Di dalam tabung digunakan air bersuhu (37±2) o C sebagai media. Alat dijalankan dan dihitung waktu hancur tablet mulai saat keranjang tercelup sampai semua tablet harus hancur sempurna. 2.3 Analisis Data Hasil uji dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA One-Way, dengan taraf kepercayaan 95%. Sebelum data dianalisis menggunakan uji ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Selanjutnya dilakukan uji LSD (Least Significant Difference) untuk memperjelas perbedaan pada masing-masing formula terhadap sifat fisik tablet vitamin E. 3. HASIL 3.1 Uji Sifat Fisik Tablet Hasil uji sifat fisik tablet ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Data hasil evaluasi sifat fisik tablet vitamin E Evaluasi Hasil Tablet Formula I Formula II Formula III Organoleptis Putih Putih Putih Keseragaman bobot (mg) Kekerasan (kg) Kerapuhan (%) Waktu hancur (menit) 505,07±0,90 506,33±1,65 504,78±0,10 1,41±0,01 3,38±0,04 3,72±0,01 4,37±0,23 3,80±0,09 2,52±0,23 0,33±0,02 0,33±0,02 0,47±0,01 3.1.1 Uji organoleptis Tablet yang dihasilkan berwarna putih berbentuk bulat pipih dan menunjukkan adanya. Gambar tablet vitamin E yang dihasilkan ditunjukkan pada gambar 3.1. 61 a b Gambar 3.1 Tablet vitamin E (a).formula I (b).formula II ; (c).formula III 3.1.2 Uji keseragaman bobot Hasil pengujian keseragaman bobot tablet menunjukkan seluruh formula tablet memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia IV (Depkes RI, 1995). 3.1.3 Uji kekerasan tablet Konsentrasi amilum jagung pegelatinasi sebagai bahan pengikat berpengaruh signifikan terhadap kekerasan tablet vitamin E (p<0,05), dimana peningkatan jumlah menunjukkan peningkatan kekerasan tablet. Ketiga formulasi tablet vitamin E memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik yaitu 4 kg - 8 kg, namun pada formula III memiliki nilai kekerasan yang mendekati persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia. 3.1.4 Uji kerapuhan tablet Konsentrasi amilum jagung pregelatinasi sebagai bahan pengikat tablet vitamin E berpengaruh signifikan terhadap kerapuhan tablet (p<0,05), dimana peningkatan jumlah menunjukkan penurunan nilai kerapuhan tablet vitamin. Ketiga formulasi tablet vitamin E memenuhi persyaratan kerapuhan tablet yang baik yaitu boleh lebih dari 1%, namun pada formula III memiliki nilai kerapuhan yang mendekati persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia. 3.1.5 Uji waktu hancur tablet Konsentrasi amilum jagung pregelatinasi sebagai bahan pengikat tablet vitamin E berpengaruh signifikan terhadap waktu hancur tablet (p<0,05), dimana peningkatan jumlah menunjukkan peningkatan waktu hancur tablet. Ketiga formula tablet vitamin E memenuhi persyaratan waktu hancur tablet c

yang baik yaitu kurang dari 15 menit (Depkes RI, 1995). 4. PEMBAHASAN 4.1 Uji Organoleptik Warna tablet yang dihasilkan kurang menarik karena terjadinya mottling yaitu keadaan dimana distribusi warna tablet merata yang menyebabkan homogenitas campuran antar granul menjadi buruk (Lachman dkk., 2008). 4.2 Uji Keseragaman Bobot Hasil keseragaman bobot ini sangat ditentukan oleh sifat alir amilum dan homogenitas dari campuran suatu bahan. Sifat alir amilum jagung pregelatinasi yang berada dalam rentang sangat baik menyebabkan amilum dapat mengisi ruang cetak secara konstan sehingga tablet yang dihasilkan dapat memenuhi keseragaman bobot yang baik. 4.3 Uji Kekerasan Tablet Kekerasan dipengaruhi oleh ukuran partikel dan adanya fines. Ukuran partikel yang berbeda menyebabkan ruang antar granulnya akan semakin besar dan dapat terisi oleh udara sehingga pada saat pengempaan terjadi penurunan kekuatan ikatan antar granul, sedangkan adanya jumlah fines yang banyak dapat menyebabkan tablet rapuh karena tersusun dari serbuk yang sangat halus sehingga kekerasannya rendah (Hadisoewignyo dan Fuhdoli, 2007). 4.4 Uji Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi oleh keseragaman ukuran serbuk dari masingmasing bahan dan jumlah fines (Voigth dkk., 1995). Jumlah fines yang semakin banyak akan meningkatkan kerapuhan tablet. 4.5 Uji Waktu Hancur Tablet Salah satu faktor yang mempengaruhi waktu hancur adalah jumlah bahan pengikat (Sheth dkk., 1980). Konsentrasi amilum sebagai pengikat yang lebih besar menyebabkan semakin meningkatnya 62 kemampuan amilum jagung pregelatinasi untuk mengikat partikel-partikel amilum di dalam tablet (Lachman dkk., 2008). Akan tetapi waktu hancur tablet yang dihasilkan terlalu cepat dibandingkan dengan waktu hancur tablet dengan metode kempa langsung lainnya (Syifa dan Wicaksono, 2008). Waktu hancur yang terlalu cepat menyebabkan pelarutan dari zat aktif yang terlalu cepat pula sehingga efek terapi obat yang dihasilkan juga semakin cepat. 5. KESIMPULAN Peningkatan jumlah konsentrasi amilum jagung pregelatinasi sebagai bahan pengikat tablet vitamin E menunjukkan penurunan nilai kerapuhan, peningkatan kekerasan tablet, dan waktu hancur yang lebih lama. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Jurusan Farmasi Universitas Udayana, keluarga dan teman-teman atas dukungan serta bantuan selama penelitian ini berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal : 4, 107, 175, 741, 771, 784, 1086. Hadisoewignyo, L. dan A. Fuhdoli. 2007. Studi Pelepasan In Vitro Ibuprofen dari Matriks Xanthan Gum yang Dikombinasikan dengan Crosslinking Agent. Majalah Farmasi Indonesia 18(3). Hal: 133-140. Hastuti, M. 2008. Pengaruh Perbedaan Suhu Dalam Metode Pembuatan Amilum Singkong Pregelatinasi Terhadap Sifat Fisik Tablet Chlorpheniramin Maleat Secara Kempa Langsung (skripsi) Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lachman, L., H. A. Lieberman., J. L. Kanig., 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. 3 rd Edition. Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press. Halaman : 101-246. Parrott, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. 3 rd Edition. Mineapolis :

Burgess Publishing Company. Hal : 67-77. Richana, N., dan Suarni. 2005. Teknologi Pengolahan Jagung. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen. Rowe, R.C., Paul, J. S., Marian, E. Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, lsixth Edition. USA : Pharmaceutical Press. Hal: 685-694. Sheth, B. B., Bandelin F. J., Shangraw R. F. 1980. Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets. Volume I. New York: Marcel Dekker Inc. Hal: 67 Syifa, N. dan Y. Wicaksono. 2008. Pengembangan Pati Singkong-Avicel PH 101 Menjadi Bahan Pengisi Co- Process Tablet Cetak Langsung. Majalah Farmasi Indonesia 19(4). Hal: 165-171. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah: Soendari Noerono. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Halaman : 116-189. Yusuf, H., A. Radjaram dan D. Setyawan. 2008. Modifikasi Pati Singkong Pregelatin Sebagai Bahan Pembawa Cetak Langsung. Jurnal Penelitian Media Eksakta, Vol. 7, No. 1: Hal 31-47 63