RINGKASAN EKSEKUTIF KOTA BONTANG DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

BUKU I RINGKASAN EKSEKUTIF INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA BLITAR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

GREEN TRANSPORTATION

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

JO~ ~I~~~JA ~JAMA II~~I ra~~~ ~~1~ ~A~AN li~g~~~gan ~m~f frovin~1 JAWA rim~r

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

BAB III ISU STRATEGIS

Daftar Isi. halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 2.4. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Tahun 2016 Kota Bontang

Penguatan Ekonomi Masyarakat Menuju Kesejahteraan Yang Adil dan Merata Samarinda, 3 April 2017

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

BAB III Tabel Provinsi Tahun (01)

BAB VI INDIKATOR KINERJA DLHK KOTA DENPASAR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

RENCANA AKSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

Peran Badan Lingkungan Hidup Prov. Kaltim sebagai Mitra DDPI. Oleh: Badan Lingkungan Hidup Prov. Kaltim

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

Pembangunan Kehutanan

KRITERIA DAN INDIKATOR ADIPURA KENCANA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA SERTA PENDANAAN INDIKATIF. A. Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun B

A. Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun B

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA BONTANG 2016 PEMERINTAH KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DIKPLH) TAHUN 2016 A. Latar Belakang Menguatkan Bontang Sebagai Kota Maritim Berkebudayaan Industri Yang Bertumpu Pada Kualitas Sumberdaya Manusia Dan Lingkungan Hidup Untuk Kesejahteraan Masyarakat adalah visi yang digaungkan oleh Pemerintah Kota Bontang dalam upaya menciptakan kota yang memiliki kualitas lingkungan hidup yang sangat baik dan mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pengembangan kegiatan perekonomian berbasis sektor maritim. Demi mencapai visi tersebut Pemerintah Kota Bontang menyempurnakan misi Kota Bontang untuk menjadikan Kota Bontang sebagai Smart City, Creative City, dan Green City. Sebagai kota industri yang memiliki 2 perusahaan industri berskala internasional yaitu PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim ditambah dengan beberapa perusahaan industri berskala nasional lainnya, Kota Bontang memiliki kecenderungan untuk terpapar dari proses industri tersebut. Dari kecenderungan tersebut maka dilakukan analisis terhadap 3 (tiga) masalah lingkungan prioritas yang terjadi di Kota Bontang, dengan menggunakan metode penyaringan melalui tiga kriteria masalah lingkungan prioritas didapati masalah lingkungan prioritas di Kota Bontang pada tahun 2016 adalah : 1. Potensi Pencemaran Air Laut 2. Potensi Pencemaran Udara 3. Kebutuhan Air Bersih Yang Meningkat B. Isu Lingkungan Prioritas 1. Potensi Pencemaran Air Laut Kota Bontang merupakan kota sedang berbasis industri yang menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur, dimana sebanyak berbagai industri berskala internasional dan nasional berdiri di Kota Bontang ditambah dengan usaha kecil lainnya. Berdasarkan data pada tahun 2016 terdapat 12 perusahaan besar yang berada di Kota Bontang yang 1

bergerak di sektor gas, pupuk, ammonia, methanol, dan ammonium nitrat. Dari keseluruhan sektor tersebut industri gas dan pupuk merupakan sektor yang terbesar dan berskala internasional. Dari keseluruhan sektor industri yang ada di Kota Bontang sepanjang tahun 2016 mampu menghasilkan produksi sebesar 18.462.299 ton/tahun. Dengan jumlah produksi yang besar tentunya akan berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan, dimana sepanjang tahun 2016 dari data yang dimiliki Pemerintah Kota Bontang tercatat sektor industri menghasilkan limbah cair BOD sebesar 384,57 ton/tahun, limbah COD 653,91 ton/tahun dan limbah TSS 619,97 ton/tahun. Limbah cair yang dihasilkan tentunya akan melalui pengolahan limbah yang disyaratkan, meskipun demikian efek akumulatif yang ditimbulkan dari limbah yang terus menerus dibuang ke lingkungan tentunya menjadi pertimbangan yang cukup penting. Selain itu pada beberapa titik terdapat kerusakan pada ekosistem terumbu karang, seperti yang diketahui terumbu karang merupakan wadah kehidupan dari berbagai biota laut. Kerusakan pada terumbu karang dapat menjadi salah satu indikasi terjadinya pencemaran air laut, sehingga adanya kerusakan pada beberapa titik menjadikan potensi terjadinya pencemaran air laut meningkat. Respon dalam mengatasi isu potensi pecemaran air laut di Kota Bontang beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bontang seperti : Melakukan pemantauan rutin kualitas air laut State saat ini berdasarkan tabel 20 tentang kualitas air laut di Kota Bontang, telah dilakukan pengujian kualitas air laut Kota Bontang yang dilakukan pada 5 titik sampling, yaitu : 1. Pelabuhan Loktuan 2. Pelabuhan Tanjung Limau 3. Perairan Bontang Kuala 4. Muara Kanal Sekangat 5. Water Intake PT. Indominco Mandiri 2

Titik sampling tersebut mewakili wilayah pelabuhan, wilayah wisata laut dan wilayah yang berdekatan dengan industri. Berdasarkan hasil uji kualitas air laut, tidak didapati parameter yang melebih baku mutu atau dapat dikatakan secara umum bahwa kualitas air laut pada Kota Bontang dinyatakan aman. Pressure pada kualitas air laut adalah banyaknya industri yang memanfaatkan air laut dan juga mengalirkan air sisa pengolahan kegiatan industrinya ke perairan laut Kota Bontang, adanya belasan perusahaan berskala internaional dan internasional yang berada di Kota bontang memberikan tekanan lebih terutama pada sisi resiko pencemaran air laut. Dimana perusahaan tersebut mengalirkan air sisa kegiatan industri mereka ke perairan laut Kota Bontang. Kondisi Kota Bontang yang 70% terdiri dari perairan laut membuat hal ini menjadi sangat penting, ada resiko kerusakan biota laut, terumbu karang, dan kerugian yang diderita akibat tercemarnya perairan laut Kota Bontang. Respon dari Pemerintah Kota Bontang adalah dengan terus melakukan pengawasan secara intensif sehingga resiko pencemaran lingkungan dapat ditekan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa kualitas air laut hasil dari pemantauan rutin Pemerintah Kota Bontang masih berada dalam batasan aman, selain itu Pemerintah Kota Bontang juga mewajibkan bagi kegiatan usaha yang membuang air limbah ke perairan agar sebelumnya melakukan pengolahan terlebih dahulu hingga air yang dibuang ke perairan Kota Bontang berada dalam tingkat yang aman sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Pemerintah Kota Bontang bersama dengan stakeholder merespon kondisi dan tutupan terumbu karang di perairan Kota Bontang dengan terus berupaya meningkatkan kondisi dan juga tutupan terumbu karang, antara lain dengan melakukan : 1. Sepanjang tahun 2011 2015 Pemerintah Kota Bontang telah melakukan 1.190 unit transplantasi karang, 5.602 unit terumbu buatan dan 10.104 unit kombinasi keduanya. 2. Pembuatan terumbu karang buatan sebanyak 2.322 unit oleh PT. PKT 3

3. Pembuatan terumbu karang buatan sebanyak 430 unit oleh PT. Indominco Mandiri 4. Pembuatan terumbu karang buatan sebanyak 425 unit oleh PT. Badak NGL 5. Pembuatan terumbu karang buatan sebanyak 1.000 unit oleh PT. KPA 6. Monitoring rutin setiap tahun terhadap terumbu karang alami dan buatan serta padang lamun. Kondisi Terumbu Buatan pada Awal Penempatan Pada tahun 2011 pemerintah Kota Bontang juga melakukan kegiatan monitoring padang lamun, serta terumbu karang dengan wilayah monitoring Daerah Beras Basah, Karang Segajah, Kedindingan, Tanjung Sengkubur, Tihi-Tihi dan Karang Kiampau. Untuk kegiatan pada tahun 2013 dilakukan pembuatan 2000 unit terumbu karang buatan yang ditempatkan di pos pengawasan perikanan. Monitoring kondisi padang lamun, terumbu karang alami serta buatan dan rehabilitasi karang juga terus dilakukan di tahun 2014 dengan wilayah pemantauan Manuk-Manuk, Perairan Pasiran, Kedindingan, Tebok Batang dan Segajah. Pada tahun itu pula dilakukan pembuatan istana ikan yang kemudian diletakkan di Pos Pengawasan Perikanan Kota Bontang. 4

Gambar Monitoring Terumbu Karang Alami dan Buatan Gambar Monitoring Padang Lamun Gambar Penempatan Terumbu Karang Buatan dan Istana Ikan 2. Potensi Pencemaran Udara Sektor industri dalam aktifitasnya tidak hanya menghasilkan limbah cair dan padat namun juga dalam proses produksinya menghasilkan emisi udara yang berasal dari aktifitas industri tersebut. Selain dari sektor industri tekanan pencemaran udara juga 5

berasal dari emisi gas kendaraan bermotor, dimana tren jumlah kendaraan bermotor yang ada di Kota Bontang meningkat apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai contoh pada tahun 2013 jumlah mobil beban tercatat hanya 1.965 unit sedangkan pada tahun 2015 meningkat lebih dari 2 kali lipat menjadi 4.631 unit, begitu juga kendaraan roda dua yang pada tahun 2013 sejumlah 15.235 unit menjadi 55.637 unit pada tahun 2015. Berdasarkan hasil sampling udara ambien yang dilakukan Pemerintah Kota Bontang pada tahun 2016 didapati fakta kadar beberapa parameter melewati baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu parameter SO2, CO, dan NO2. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan pesatnya peningkatan kendaraan bermotor di Kota Bontang dan adanya industri berskala besar di Kota Bontang menjadi salah satu pertimbangan akan bahayanya potensi pencemaran udara di Kota Bontang. Respon dalam mengatasi isu kecenderungan kualitas udara di Kota Bontang beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bontang seperti : Pemerintah Kota Bontang melakukan upaya pemantauan kualitas emisi sumber tidak bergerak dan pemantauan kualitas udara ambient yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Pemantauan biasanya dilakukan dengan memanfaatkan pihak ketiga, namun seiring dengan penurunan anggaran yang dialami oleh daerah yang tergantung pada dana bagi hasil migas maka pemantauan dilakukan dengan laporan rutin dari perusahaan yang secara rutin diwajibkan untuk melaporkan emisi yang dihasilkan dari kegiatan industri mereka. Kegiatan pemantauan emisi dan udara ambient 6

Pemerintah Kota Bontang selain melakukan pemantauan kualitas emisi pada perusahaan, juga memberikan persyaratan pada kegiatan yang berdampak pada lingkungan agar mengurus izin lingkungan sehingga resiko kerusakan terhadap lingkungan akibat adanya suatu kegiatan dapat diminimalkan. Tidak hanya mengeluarkan izin tetapi juga dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan terhadap izin yang diberikan pada suatu kegiatan yang berdampak pada lingkungan hidup. Pengawasan dilakukan secara rutin setiap tahunnya untuk meminimalkan resiko terjadinya kerusakan lingkungan akibat suatu kegiatan. Pemerintah Kota Bontang melakukan pemantauan kualitas emisi sumber bergerak melalui uji emisi yang dilakukan pada tahun 2014 kepada kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bontang. Selain itu dalam melakukan Uji KIR terhadap kendaraan angkutan di Kota Bontang, Pemerintah Kota Bontang mensyaratkan perbaikan dan perawatan pada kendaraan yang melakukan uji emisi, sehingga bisa dipastikan kendaraan yang lulus uji KIR di Kota Bontang telah lulus uji emisi sehingga meminimalkan resiko pencemaran udara akibat emisi kendaraan. Kegiatan pemantauan emisi kendaraan Pemerintah Kota Bontang sepanjang tahun 2012 2016 telah melakukan reboisasi dengan luas total 250 Ha dan jumlah pohon 218.000, sedangkan untuk penghijauan Pemerintah Kota Bontang bekerjasama dengan pihak swasta, LSM dan masyarakat pada tahun, tahun 2012 seluas 256,87 ha (873.718 pohon), tahun 7

2013 seluas 136,48 ha (637.575 pohon), tahun 2014 seluas 138,62 (98000 pohon), tahun 2015 seluas 579,77 ha (1.699.943 pohon) dan tahun 2016 66.000 pohon. Melalui upaya reboisasi dan penghijauan yang dilakukan Pemerintah Kota Bontang diharapkan vegetasi yang ditanam seperti diketahui mempunyai fungsi sebagai penyerap polutan yang berada diudara, selain itu dapat membantu iklim setempat untuk lebih nyaman dihuni, juga mampu menyediakan kadar O 2 (Oksigen) yang bermanfaat bagi mahluk hidup. Kegiatan reboisasi dan penghijauan Penambahan kawasan lindung; Pemerintah Kota Bontang berupaya terus meningkatkan luasan kawasan lindung dari tahun ke tahun, hingga tahun 2016 telah dibangun 31 ruang terbuka hijau, taman dan hutan kota dengan total luasan mencapai 499,03 Ha. Selain menjadi kawasan hijau kota, kawasan lindung juga berfungsi sebagai taman rekreasi yang bisa menggerakan perekonomian masyarakat dan sebagai ekosistem bagi flora fauna yang ada di Kota Bontang. 8

RTH Kota Bontang Penambahan RTH Kota Bontang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya untuk mencapai target sesuai dengan RTRW 2012-2032 yaitu 38,37% dari luas wilayah. Pada tahun 2016 RTH Kota Bontang telah mencapai 32,67%. Melaksanakan Car Free Day; salah satu upaya untuk mengurangi kadar polutan udara, Pemerintah Kota Bontang melaksanakan kegiatan Car Free Day yang dilaksanakan setiap hari minggu dengan tujuan mengurangi pemakaian kendaraan yang menghasilkan emisi. Pelaksanaan CFD dilakukan pada 3 (tiga) lokasi yaitu Jln. Catelya PC VI Komplek PT. PKT, Jln. MH. Thamrin dan Jln. Hayam Wuruk. Pelaksanaan Car Free Day di Kota Bontang 9

Penggunaan sarana transportasi massal; Walikota Bontang menghimbau kepada pejabat esselon II dan III agar pada setiap hari Senin menggunakan bus yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Bontang sebagai sarana transportasi menuju ke kantor. Bus juga tersedia bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bontang sehingga diharapkan dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan dapat menurunkan konsumsi bahan bakar dan mengurangi emisi dari kendaraan di Kota Bontang. Penggunaan sarana transportasi massal oleh pejabat dan pegawai Pemkot Bontang Penggunaan Sarana Transportasi Bis Menggunakan Bahan Bakar Gas; salah satu upaya pengurangan emisi yang dilakukan di Kota Bontang adalah dengan menggunakan Bis berbahan bakar gas LNG sebagai sarana transportasi. Dengan menggunakan bahan bakar gas LNG emisi yang dihasilkan dari kendaraan menjadi lebih ramah lingkungan. 10

Penggunaan sarana transportasi bis berbahan bakar gas di Kota Bontang Pemanfaatan gas methan; Pemerintah Kota Bontang berupaya untuk mengurangi kadar gas methan yang merupakan salah satu emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan memanfaatkannya menjadi bahan bakar, dimana gas methan yang dihasilkan lewat proses pengolahan sampah di TPA Bontang Lestari disalurkan melalui jaringan gas ke rumah penduduk sekitar TPA dan juga dikemas kedalam tabung elpiji 3 kg sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat. Launching stasiun pengisian gas methan yang dihasilkan TPA Bontang Lestari Pemanfaatan gas methan TPA oleh masyarakat melalui jaringan gas methan 11

3. Kebutuhan Air Bersih Yang Terus Meningkat Perkembangan penduduk suatu daerah akan membawa konsekuensi logis terjadinya peningkatan kebutuhan akan papan, pangan dan sandang. Kebutuhan akan papan akan sangat tergantung dengan ketersediaan ruang, sedangkan pemenuhan akan pangan dan sandang memacu upaya peningkatan produksi guna peningkatan ekonomi keluarga. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan salah satunya adalah semakin besar jumlah penduduk, semakin besar kebutuhan akan sumber daya, terutama lahan dan air. Dari hasil pemetaan zona konservasi air di Kota Bontang didapati zona kritis dan zona rawan dimana penurunan kedudukan muka air tanah untuk zona kritis 60-80% dan zona rawan 40-60%. Berdasarkan hasil pemetaan ini maka tidak dapat dilakukan konservasi terus menerus pada kedua zona tersebut sehingga berkurang jumlah sumber air bersih apabila tidak dilakukan konservasi di daerah lain. Respon Dalam mengatasi isu kebutuhan air bersih di Kota Bontang beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bontang seperti : Tidak mengizinkan pemakaian air tanah baru pada zona konservasi air kritis dan rawan. Membangun sumur pantau pada zona kritis dan rawan, hingga tahun 2016 Pemerintah Kota Bontang telah membangun 3 (tiga) sumur pantau dengan lokasi Kecamatan Bontang Barat, Kecamatan Bontang Utara dan Kelurahan Api-api. Ketiga sumur pantau tersebut telah dilengkapi dengan sistem telemetri yang terkoneksi dengan server pusat milik BLH, setiap sumur dilengkapi dengan sensor level air sebanyak 3 (tiga) buah dengan kedalaman akuifer yang dipantau berkisar -41 s.d -44 meter, -91 s.d 94 meter dan -141 s.d -144 meter. Melalui sumur pantau telemetri ini memudahkan untuk mengetahu ketinggian muka air, bahkan masyarakat dapat mengakses informasi tersebut cukup melalui pesan singkat menggunakan telepon genggam. 12

Sumur Pantau Telemetri Kota Bontang Selain sumur pantau yang dibangun oleh pemerintah, Pemerintah Kota Bontang juga meminta kepada PT. Pupuk Kaltim dan PT. Badak NGL untuk menyediakan sumur pantau, dimana untuk PT. Pupuk Kaltim menyediakan 2 (dua) sumur pantau, dan PT. Badak NGL 4 (empat) sumur pantau. Membangun sumur resapan dangkal sebanyak 15 buah dan alternatif sumber air yaitu pembuatan 7 (tujuh) sumur pemanfaatan air hujan yang berlokasi di Kelurahan Guntung dan Kelurahan Bontang Lestari. Dengan adanya sumur ini diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan sumber air yang ada di Kota Bontang. Lokasi kelurahan yang dipilih merupakan daerah yang terkadang mengalami kekurangan sumber air. Sumur resapan dan Sumur Penampungan Air Hujan yang dibangun Pemkot Bontang 13

Rehabilitasi hutan dan lahan; guna menambah cadangan air di dalam tanah, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bontang adalah dengan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan. Melalui rehabilitasi hutan dan lahan, tanaman akan mampu menyerap air yang mengalir di permukaan tanah masuk kedalam, sehingga mampu meningkatkan jumlah air tanah. Selama tahun 2011-2015 Pemerintah Kota Bontang bersama seluruh elemen masyarakat dan stakeholder telah melakukan reboisasi dengan total luas 250 ha (152.000 pohon) dan penghijauan seluas 579,77 ha (3.366.886 pohon). Rehabilitasi yang dilaksanakan Pemkot Bontang Pembuatan embung; Pemerintah Kota Bontang membuat embung air bertempat di Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan dengan luas 0,3 Ha 14

Pembuatan Embung oleh Pemkot Bontang Gerakan pembuatan lubang resapan biopori; melalui sebuah gerakan yang sederhana namun memiliki segudang manfaat yaitu lubang resapan biopori, Pemerintah Kota Bontang mengupayakan penambahan jumlah air dalam tanah dan mampu menjadi salah satu solusi kebutuhan air bersih. Hingga tahun 2016 Pemerintah Kota Bontang bersama seluruh elemen masyarakat dan stake holder telah membuat 4.552 dari target 10.000 Lubang Resapan Biopori yang dicanangkan pada tahun 2016. Pembuatan Biopori oleh Pemkot Bontang dan Masyarakat 15