V. PENDIMENSIAN BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

PERENCANAAN DIMENSI BATANG

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

BAB I SIFAT DAN JENIS KAYU

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

Analisis Alternatif Rangka Atap..I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 95

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

sehingga menjadi satu kesatuan stmktur yang memiliki sifat stabil terhadap maka komponen-komponennya akan menerima gaya aksial desak dan tarik, hal

penelitian ini perlu diketahui tegangan dan kelas kuat kayu teriebih dahulu sebelum

STRUKTUR BAJA I. Perhitungan Dimensi Batang Tekan

Gambar 5.1. Proses perancangan

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

CAHYA PUTRI KHINANTI Page 3

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

STRUKTUR KAYU. Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T.

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BATANG GANDA DENGAN KLOS

batang tunggal yang dipisahkan pada ujung-ujungnya dan yang pada pertengahan

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN KUDA KUDA BAJA 3.1 Diagram Alir Perencanaan Kuda kuda. Mulai. Data perencanaan & gambar rencana

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB IV ANALISIS A1=1.655 L2=10. Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

Oleh : As at Pujianto

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Balok Lentur.

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN KUDA KUDA BAJA BENTANG PANJANG

E. PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 3. PERENCANAAN TRAP TRIBUN DIMENSI

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

BAB 1 PERHITUNGAN PANJANG BATANG

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

BAB IV ANALISA STRUKTUR GEDUNG. Berat sendiri pelat = 156 kg/m 2. Berat plafond = 18 kg/m 2. Berat genangan = 0.05 x 1000 = 50 kg/m 2

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

BAB I. Perencanaan Atap

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB 1 PENDAHULUAN...1

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II TYPE KUDA - KUDA VAULTED PARALLEL CHORD

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

D3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

Struktur Baja 2. Kolom

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG

28 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 28-42

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG

BAB I PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU

VII. KOLOM Definisi Kolom Rumus Euler untuk Kolom. P n. [Kolom]

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

V. PENDIMENSIAN BATANG A. Batang Tarik Batang yang mendukung gaya aksial tarik perlu diperhitungkan terhadap perlemahan (pengurangan luas penampang batang akibat alat sambung yang digunakan). Luas penampang yang digunakan dalam perencanaan batang tarik adalah luas penampang netto (F nt ), yang besarnya adalah luas penampang bruto (F br ) dikurangi perlemahan. Besarnya perlemahan yang disebabkan oleh alat sambung adalah sebagai berikut : Sambungan dengan paku = 10-15% Sambungan dengan baud dan sambungan gigi = 20-25% Sambungan dengan kokot dan cincin belah = 20% Sambungan dengan pasak kayu = 30% Sambungan dengan perekat = 0

Rumus : F nt = F br - x % F br F nt = ((100 x)/100) F br (1) F nt = P/( tr// ) ((100 x)/100) F br = P/( tr// ) F br = (P/( tr// )). (100/(100 x)) (2) dengan, F br = luas penampang yang dibutuhkan (cm 2 ) P = gaya tarik yang bekerja (kg) tr// = tegangan tarik ijin (kg/cm 2 ) x = perlemahan akibat alat sambung (%) Batang tarik bisa direncanakan sebagai batang tunggal maupun sebagai batang ganda (rangkap).

Contoh soal : 1. Suatu batang tarik dalam rangka batang kuda-kuda mendukung gaya sebesar 6822 kg. Sambungan rangka batang tersebut dilaksanakan dengan baud. Kayu yang digunakan adalah kayu jati mutu A. Bila akan digunakan batang tunggal rencanakan dimensi batang tersebut. Penyelesaian : Faktor reduksi : Kayu mutu A = 1 Muatan tetap dan angin = 5/4 Konstruksi terlindung = 1 Tegangan ijin (kayu Jati) : tr // = 110 kg/cm 2 x 1 x 5/4 x 1 = 137,50 kg/cm 2

Alat sambung baud (perlemahan 25%) F br = (P/( tr// )). (100/(100 x)) = (6822/137,5) x (100 / (100 25)) = 66 cm 2 (1) Diambil lebar penampang, b = 2/3 h F br = b. h = 2/3 h. h = 2/3 h 2 (2) Shingga (1) dan (2), 2/3 h 2 = 66 h 2 = (66 x 3) / 2 = 99 h = 9,9 cm 10 cm b = 2/3 x 9,9 = 6,6 cm 7 cm Jadi digunakan kayu 7/10 cm.

2. Suatu batang tarik dalam rangka batang jembatan mendukung gaya sebesar 10.486 kg. Sambungan rangka batang dilaksanakan dengan baud. Kayu yang digunakan adalah kayu Rasamala mutu A. Supaya sambungan simpul bisa dilaksanakan batang tersebut harus direncanakan sebagai batang ganda. Rencanakan dimensi batang tersebut. Penyelesaian : Faktor reduksi : Kayu mutu A = 1 Muatan tetap (kendaraan) = 1 Konstruksi tidak terlindung = 5/6 Tegangan ijin (kayu Rasamala kelas kuat II) : tr // = 85 kg/cm 2 x 1 x 1 x 5/6 = 70,8 kg/cm 2

Alat sambung baud (perlemahan diambil 20 %) F br = (P/( tr// )). (100/(100 x)) = (10486/ 70,8) x (100 / (100 20)) = 185 cm 2 (1) Diambil lebar penampang, b = 2/3 h F br = b. h = 2/3 h. h = 2/3 h 2 (2) Shingga (1) dan (2), 2/3 h 2 = (185/2) h 2 = (92,5 x 3) / 2 = 139 h = 11,8 cm 12 cm b = 2/3 x 11,8 = 7,9 cm 8 cm Jadi digunakan kayu 2 x 8/12 cm.

B. Batang Tekan Perencanaan batang tekan diperhitungkan terhadap bahaya tekuk, sementara perlemahan luasan penampang akibat sambungan tidak diperhitungkan. Rumus : Kayu kelas I I min = 40 P tk (L tk ) 2 Kayu kelas II I min = 50 P tk (L tk ) 2 Kayu kelas III I min = 60 P tk (L tk ) 2 dengan, P tk = daya tekuk (dalam Ton) L tk = panjang tekuk (dalam meter) I min = 1/12. hb 3 (penampang persegi b x h) = = ( d 4 )/64 dalam cm 4 (penampang lingkaran diameter d)

Dalam perencanaan batang tekan bisa saja diambil suatu dimensi penampang tertentu, kemudian tegangan tekan yang terjadi dicek dengan tegangan tekan ijin. Tegangan tekan yang terjadi, tk // = (P. )/F br di mana adalah faktor tekuk yang besarnya tergantung pada (angka kelangsingan). = (L tk ) / (i min ) i min I F min br

Contoh soal : 1. Suatu batang tekan dalam rangka batang kuda-kuda mendukung gaya sebesar 10.432 kg. Kayu yang digunakan adalah kayu Rasamala mutu A. Rencanakan dimensi batang tersebut (Ltk = 3,00 meter).

Batang Tekan Ganda Dalam menghitung dimensi batang ganda pilih antara Ix dan Ir yang terkecil (Gambar 10). Ir adalah Iy yang telah direduksi, yaitu : Ir = ¼ (Iy teori + 3 Iy gabungan ) dimana, Iy teori = momen lembam terhadap sumbu y menurut teori = 2. 1/12. b 3 h + 2bh (1/2 a + ½ b) 2 Iy gabungan = momen lembam terhadap sumbu y dari bagianbagian yang dianggap digeser dalam arah sumbu bahan, sehingga membentuk satu kesatuan. = 1/12. (2b) 3 h

Rumus- rumus di atas berlaku dengan syarat a 2b. i x Ix F Contoh soal : i y I y F 1. Suatu batang tekan dengan panjang 275 cm dalam konstruksi kuda-kuda mendukung gaya sebesar 9.992 kg. Supaya sambungan pada simpulnya bisa dilaksanakan batang tersebut harus didesain sebagai batang ganda untuk mengapit batang lain yang lebarnya/tebalnya 8 cm. Bila kayu yang digunakan adalah kayu Jati mutu A tentukan dimensi batang tersebut!

2. Suatu batang tekan dengan panjang 450 cm dalam rangka jembatan mendukung gaya sebesar 10 ton. Supaya sambungan pada simpulnya bisa dilaksanakan batang tersebut harus didesain sebagai batang ganda terdiri dari 3 bagian dengan jarak antara (a) sebesar 6 cm. Bila kayu yang digunakan adalah kayu Bangkirai mutu A tentukan dimensi batang tersebut!

C. Batang Terlentur Pada suatu batang (balok) yang dibebani momen lentur harus dipenuhi syarat batas tegangan lentur dan lendutan (deflection = f ) (Gambar 11). Tegangan lentur yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan lentur ijin, dan lendutan yang terjadi tidak boleh melampaui lendutan ijin. lt M W x x lt dan dengan, M x = momen maksimum balok (kg.cm) W x = momen tahan balok = 1/6. bh 2 f = lendutan yang terjadi f 4 5 ql. 384 EI (akibat bebanmerata) f 1 48 3 PL. EI f (akibat bebanterpusat) f

D. Batang Terlentur dan Tertarik Apabila suatu batang (bagian konstruksi) karena suatu sebab menderita tegangan lentur dan tegangan tarik secara bersama-sama maka, dengan, nt = tegangan yang terjadi akibat lenturan dan tarikan (kg/cm2) S = gaya tarik (kg) F nt = luas penampang balok netto (cm2) tr// M x = momen maksimum (kg.cm) W x = momen tahanan (cm3) α S F tr// lt α M W x x

D. Batang Terlentur dan Tertekan Apabila suatu batang (bagian konstruksi) menderita tegangan lentur dan tegangan tekan secara bersama-sama maka, S ω F br α M W x x tk// dengan, = tegangan yang terjadi akibat lenturan dan tekanan (kg/cm2) S = gaya tekan (kg) F br = luas penampang balok bruto (cm2) M x = momen maksimum (kg.cm) W x = momen tahanan (cm3) α tk// lt

Contoh soal : 1. Kaso (usuk) pada suatu atap bangunan mempunyai jarak 40 cm. Apabila beban penutup atap (termasuk berat reng dan berat sendiri kaso) sebesar 60 kg/m 2, beban hidup sebesar 120 kg, jarak antara gording 2,20 meter dan kayu yang digunakan mempunyai berat jenis kering udara 0,95 gram /cm 3, tentukan dimensi kaso tersebut! (Kemiringan atap 30 0 ). 2. Suatu gording dari kayu Kruing merupakan bagian dari konstruksi atap yang mempunyai kemiringan 30 0. Jarak antara gording 2,00 meter dan jarak antar kuda-kuda 3,00 meter. Beban mati yang bekerja 50 kg/m 2, beban hidup 130 kg dan beban angin 30 kg/m 2 (belum dikalikan koefisien angin). Tentukan dimensi gording tersebut!