PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Water Jet Sebagai Alternatif Propulsi Pada Kapal Cepat Torpedo 40 M Untuk Meningkatkan Kecepatan Sampai 40 Knot

STUDI PERANCANGAN SISTEM PROPULSI WATERJET PADA KAPAL PENUMPANG 200 PAX TIPE WAVE PIERCHING CATAMARAN

USULAN BIDANG MARINE MANUFACTURE AND DESIGN (MMD) Oleh: Hanifuddien Yusuf NRP

Dosen Pembimbing : Ir. Agoes Santoso MSc., MPhil., CEng., FIMarEST., MRINA. Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

Analisa Penggunaan Waterjet Pada Sistem Propulsi Kapal Perang Missile Boat Dengan Kecepatan 70 Knot

MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK

PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA a. EHP (dinas) = RT (dinas) x Vs = 178,97 Kn x 6,172 m/s = Kw = Hp

TUGAS AKHIR (LS 1336)

ANALISA TEKNIS PENGGANTIAN MESIN INDUK KAPAL PATROLI KP. PARIKESIT 513

ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

APLIKASI SISTEM PROPULSI HYBRID SHAFT GENERATOR (PROPELLER DAN WATERJET) PADA KAPAL PATROLI TRIMARAN

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

Mendesain System external Fifi dengan head dan Kapasitas sebesar ( 150 m, dan 1200 m 3 /h ).

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

BAB III METODE PELAKSANAAN

Bilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174

RANCANGAN PROPELLER OPTIMUM KAPAL IKAN TRADISIONAL

Dosen Pembimbing : Ir. H. Agoes Santoso, M.Sc

Analisa Penerapan Mesin Hybrid Pada Kapal KPC-28 dengan Kombinasi Diesel Engine dan Motor Induksi Yang Disuplai Dengan Batterai

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Kajian Unjuk Kerja Mesin Induk Kapal Cepat Pasca Re-Powering

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

Perencanaan Sistem Propulsi Hybrid Untuk Kapal Fast Patrol Boat 60 M

ANALISA PERANCANGAN STERN DRIVE PADA BOAT FISHING SPORT 12 METER

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

Kajian Teknis Sistem Propulsi Untuk Kapal Perang Missile Boat Dengan Kecepatan 70 Knots

OPTIMALISASI DESIGN TRIPLE SCREW PROPELLER UNTUK KAPAL PATROLI CEPAT 40M DENGAN PENDEKATAN CFD

BAB I PENDAHULUAN. atau mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan.

P3 SKRIPSI (ME ) ERICK FEBRIYANTO

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP KINERJA MOTOR INDUK. Thomas Mairuhu * Abstract

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

Studi perbandingan teknik dan ekonomis sistem transmisi mekanik dan hidrolis pada SRP(steerable rudder propeller) kapal tug boat 2x 600 hp

ABSTRACT. KEY WORDS : Landing Ship Tank, Propulsion system, Knot

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

Pengantar Teknologi Kelautan WATER JET, SISTEM PENGGERAK ALTERNATIF KAPAL

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

INVESTIGASI GEOMETRI DAN PERFORMA HIDRODINAMIS PROPELER PRODUKSI UKM PADA KONDISI OPEN WATER

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

ENGINE MATCHING PROPELLER PADA KAPAL MT. NUSANTARA SHIPPING LINE IV AKIBAT PERGANTIAN SISTIM PROPULSI. Untung Budiarto, M Abdurrohman Raup, ABSTRACT

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

MESIN FLUIDA ANALISIS PERFORMANSI POMPA MULTISTAGE PENGISI AIR UMPAN KETEL YANG DIGERAKKAN OLEH TURBIN UAP DIBANDING DENGAN ELEKTROMOTOR SKRIPSI

PEMODELAN RESPON GETARAN TORSIONAL DAN LATERAL PADA SISTEM PROPULSI KAPAL JENIS PROPULSORS FIXED PITCH PROPELLER

BAB II LANDASAN TEORI

LOGO ERANCANGAN SISTEM FLODABLE-CADIK PADA KAPAL PATROLI 9 METER DENGAN MENGGUNAKAN HIDROLIK. Diusulkan oleh: Ach. Riska Altrika L ( )

Yogia Rivaldhi

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. displacement dari kapal tersebut. Adapun hasil perhitungan adalah : 2. Coefisien Blok (Cb) = 0,688

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai 26 Januari sampai 14 mei 2012 di Laboraorium

BAB I PENDAHULUAN. Analisa efek secondary..., Paian Oppu Torryselly, FT UI, 2008

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN PT.PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN DENGAN KAJIAN PEMBANDING EPANET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUMAHAN SETIA BUDI RESIDENCE DARI DISTRIBUSI PDAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT SOFTWARE

DESAIN PROPELLER KAPAL SELAM 29 METER DENGAN MENGGUNAKAN PROPELLER B-SERIES

Dhani Priatmoko REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdapat banyak sekali daerah yang berupa rawa-rawa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH BENTUK FOIL SECTION NOZZLE TERHADAP EFISIENSI PROPULSI PADA KAPAL TUNDA

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

BAB XVIII BALING BALING ( PROPELLER )

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN DAN PEMODELAN SISTEM PROPULSI DAN STAND ALONE SISTEM KONTROL PROPULSI KAPAL

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR O LEH :

BAB II LANDASAN TEORI

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Rekondisi Main Engine dan System Propulsi Kapal Kumawa Jade 20.7 Meter Catamaran

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE)

ANALISA POMPA AIR PENDINGIN (COOLING WATER PUMP) KAPASITAS 166M 3 /H, HEAD 25M DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai. bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan

Transkripsi:

PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT Akmal Thoriq Firdaus 1),Agoes Santoso 2),Tony Bambang 2), 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,FTK ITS 2) Staf Pengajar : Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK ITS akmaltf@gmail.com ABSTRAK Kapal cepat Torpedo (KCT) 40 m merupakan salah satu kapal cepat yang dirancang untuk mengawasi dan mengamankan daerah perairan NKRI. Kapal ini memiliki thrust yang tinggi dan senjata utama yang melengkapinya adalah torpedo. kapal ini memiliki kecepatan yang didesain mencapai 27 knot. Pada pengembangannya, kapal cepat torpedo ini di desain untuk mencapai kecepatan 40 knot. Salah satu cara untuk mencapai kecepatan tersebut adalah dengan menggunakan Water Jet pada sistem propulsi kapal cepat torpedo ini. Proses yang dilakukan untuk mencapai kecepatan 40 knots adalah merubah desain dari engine room karena akan direncanakan untuk penggunaan water jet. Selanjutnya adalah memilih mesin dan water jet yang sesuai untuk meningkatkan kecepatan menjadi 40 knots. Mesin yang dipilih adalah MTU 20V400M7L dan water jet yang dipilih adalah Hamilton H721 series. Kata Kunci : water jet, kapal cepat torpedo PENDAHULUAN Kapal cepat Torpedo (KCT) 40 m merupakan salah satu kapal cepat yang dirancang untuk mengawasi dan mengamankan daerah perairan NKRI. Kapal ini memiliki thrust yang tinggi dan senjata utama yang melengkapinya adalah torpedo. Berdasarkan Tugas Akhir mahasiswa yang berjudul Sistem Persenjataan Kapal Cepat Torpedo 40 Meter (Adam Adimas Putra, 2013), kapal ini memiliki kecepatan yang didesain mencapai 27 knot. Sistem propulsi pada kapal ini menggunakan mesin utama (MTU) yang dihubungkan dengan propeller. Peningkatan kecepatan pada suatu kapal dapat berarti penurunan tahanan dan peningkatan daya dorong oleh sistem propulsinya. Untuk mendapatkan tahanan yang kecil, dilakukan dengan mendesain bentuk badan kapal yang semakin memenuhi kriteria hidrodinamis. Cara lain adalah dengan mengurangi luas permukaan yang tercelup di dalam air dengan cara mengangkat sebagian atau seluruh badan kapal saat beroperasi di air. Sementara usaha untuk mendapat gaya dorong yang besar salah satunya dilakukan dengan menggunakan sistem propulsi waterjet TINJAUAN PUSTAKA Kapal cepat adalah kapal yang memiliki kecepatan diatas 20 knot. Pada aplikasinya sering digunakan untuk Kapal Perang, Kapal cepat penumpang,dll. - Kapal Cepat Torpedo Kapal cepat Torpedo merupakan kapal cepat yang dedesain untuk memiliki torpedo sebagai lawan untuk kapal selam. - Kapal cepat Rudal Kapal cepat rudal merupakan salah satu jenis kapal perang yang di desain untuk memiliki persenjataan berupa rudal didalamnya, - Kapal cepat penumpang Adalah kapal cepat yang digunakan khusus untuk transportasi penumpang. Biasanya kapal cepat jenis ini digunakan untuk transportasi antar pulau, maupun untuk kapal wisata (yatch)

Water jet merupakan salah satu sistem penggerak yang diaplikasikan pada kapal, dimana memiliki prinsip kerja berupa mengambil air yang nantinya masuk kedalam putaran jet/turbin untuk dihembuskan/dilemparkan kembali keluar, yang nantinya akan menjadi daya dorong kapal. Aplikasi dari sistem propulsi water jet ini sering dijumpai terutama untuk kapal kapal yang dirancang berkecepatan tinggi, karena berdasarkan penelitian penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa sistem propulsi water jet memiliki beberapa keuntungan yang tidak ada kaitannya dengan efisiensi propulsifnya. Prinsip reaksi menyatakan bahwa setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama besarnya tetapi berlawanan arahnya. Contoh contoh pada prinsip reaksi sudah banyak di kenal, misalnya jika kita menembak dengan senapan maka akan ada reaksi dari senapan yaitu berupa gaya dorong ke belakang. Penerapan prinsip reaksi hanya berbeda pada metode metode dan mekanisme mekanisme yang digunakan untuk menghasilkan suatu aksi gerakan. Gaya Dorong Persamaan gaya dorong untuk sistem propulsi water jet adalah Efisiensi Pompa Kerugian daya pompa timbul karena bentuk konstruksi dari pompa itu sendiri serta karena adanya kehilangan energi pada bagian bagian pompa yang bersentuhan. Secara umum efisiensi dapat juga dikatakan sebagai perbandingan antara nilai keluaran dan masukan. Sehingga dengan adanya kerugian daya terssbut, maka daya yang dibutuhkan pompa pada poros inputnya menjadi : dimana : P sh = daya pompa pada poros input P p = daya pompa Q = kapasitas aliran pompa Hpump = head pompa η OP = efisiensi total pompa = η v x η h x η m η v = efisiensi volumetric η h = efisiensi hidrolis = efisiensi mekanis η m Efisiensi Propulsif Keseluruhan Pergerakan kapal akan menimbulkan resistance atau tahanan, dimana tahanan total yang diterima kapal ini harus dapat diatasi oleh sistem propulsinya. Kemampuan sistem propulsi menyeluruh diperhitungkan sebagai efisiensi propulsi overall (OPC) yang ditinjau dari energi yang diberikan penggerak pompa, kerugian transmisi sampai pada keluaran daya efektif yang berguna untuk menggerakkan kapal. Sehingga efisiensi propulsif overall untuk sistem water jet dapat ditulis : (3) Dimana : T = Gaya dorong m = laju aliran massa fluida ρ = massa jenis fluida kerja A = Luas penampang outlet nossel Vj. = Kecepatan aliran jet Vi = Kecepatan efektif yang diperkirakan pada saluran inlet dimana η j = efisiensi sistem jet yang dihitung dari kecepatan aliran jet, kerugian pada nossel, kerugian pada saluran inlet, dll. η p = efisiensi pompa η r = relative rotative efisiensi, secara umum harganya mendekati 1 η H = efisiensi badan kapal.

Nozzle Pada bagian belakang dari water jet adalah berupa nossle sehingga memiliki beberapa persamaan. Nossel adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi akibat adanya perbedaan tekanan statis antara dua titik dalam medan aliran menjadi energi kinetik fluida. Aliran yang melalui nossel digerakkan oleh tekanan tinggi pada sisi masuk nossel menuju tekanan statis yang lebih rendah yang terletak pada kerongkongan nossel. Pada setiap titik dari permukaan nossel yang berbentuk konvergen, gradien tekanan static menyebabkan adanya aliran fluida yang mengalir dengan percepatan menuju kerongkongan nossel. Penurunan viskositas dan besarnya rugi rugi gesekan pada nossel konvergen sangat dipengaruhi oleh lapisan batasnya. Lapisan batas yang panjang pada nossel akan menyebabkan berkurangnya prestasi dari nossel, karena lapisan batas yang dihasilkan relatif besar dan akan menambah besarnya rugi rugi gesekan pada salurannya. METODOLOGI PENULISAN Metodologi yang digunakan dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini meliputi: Studi Literatur Mempelajari dasar dasar teori maupun data data pendukung untuk proses perancangan sistem propulsi water jet yang diperoleh dari kepustakaan, hasil penulisan tugas akhir, jurnal jurnal dan artikel artikel baik dari majalah ataupun dari internet. Disamping itu digunakan juga dasar dasar teori yang diperoleh dari bahan perkuliahan yang menunjang perhitungan perhitungan dengan rumus pendekatan yang berkaitan dengan teori Tahanan dan Propulsi Kapal, perhitungan gaya dorong dan besarnya thrust per pompa, penentuan parameter parameter yang digunakan dalam sistem water jet serta penganalisaan unjuk kerja sistem water jet dan performance dari sistem propulsi kapal. Pengumpulan Data Yaitu menggunakan data-data kapal baik itu ukuran utama maupun gambar general arrangement dari gambar sebelumnya. Perhitungan Yaitu mulai menghitung hasil dari redesign kapal, selanjutnya diambil data tahanan, serta water jet yang akan digunakan pada kapal cepat. Analisa Yaitu menganalisa hasil perhitungan serta melihat apakah telah menjawab hasil dari tujuan diawal. Kesimpulan Setelah semua analisa mampu menjawab dari rumusan masalah, maka yang terakhir adalah menyimpulkan dari hasil analisa, serta memberi saran yang diperlukan. Flow Chart 25

PEMBAHASAN Re-Design Pada dasarnya bentuk lambung kapal tidak mengalami perubahan yang signifikan, namun beberapa perubahan terjadi nantinya meliputi bagian buritan, karena pengaruh penyesuaian dari letak water jet yang akan direncanakan. Pada bagian ini menggunakan program maksurf professional, dan data dari program tersebut akan di transfer ke program Hullspeed untuk perhitungan data berikutnya. Pada body plan bagian haluan sama dengan gambar sebelumnya, namun perubahan terjadi pada daerah buritan. Speed Power Prediction Pada analisa ini menggunakan metode savitsky pre-planing dan savitsky planning, range kecepatan yang digunakan adalah 30 knots sampai 40 knots, serta menggunakan efisiensi 70%. 1 2 3 4 5 6 Speed (kts) Savitsky Planning Resistance (kn) Savitsky Planning Power (kw) 31 171.31 3902.88 31.25 172.79 3968.3 31.5 174.27 4034.28 31.75 175.75 4100.81 32 177.23 4167.89 32.25 178.7 4235.5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 32.5 180.18 4303.65 32.75 181.66 4372.33 33 183.14 4441.52 33.25 184.61 4511.21 33.5 186.09 4581.41 33.75 187.56 4652.1 34 189.03 4723.27 34.25 190.49 4794.92 34.5 191.96 4867.03 34.75 193.42 4939.59 35 194.87 5012.59 35.25 196.33 5086.03 35.5 197.78 5159.89 35.75 199.22 5234.17 36 200.66 5308.85 36.25 202.09 5383.93 36.5 203.52 5459.38 31 171.31 3902.88 31.25 172.79 3968.3 36.75 204.94 5535.21 37 206.36 5611.4 37.25 207.77 5687.94 37.5 209.18 5764.82 37.75 210.58 5842.04 38 211.97 5919.57 38.25 213.35 5997.41 38.5 214.73 6075.56 38.75 216.1 6153.99 39 217.46 6232.71 39.25 218.81 6311.7 39.5 220.15 6390.95 39.75 221.49 6470.46 40 222.82 6550.21 36.75 204.94 5535.21 37 206.36 5611.4 Daya Dorong Setelah mengetahui dari hasil program hullspeed, maka akan diketahui berapa power yang dibutuhkan agar kapal tersebut dapat bergerak, sehingga nanti akan ada korelasi antara mesin yang dipilih dengan waterjet yang dipilih agar kapal mampu melawan tahanan untuk dapat bergerak dengan cepat. Berdasarkan tabel diatas pada kecepatan yang dibutuhkan yaitu 40 knot, membutuhkan power 6550,21 kw. Pada kapal cepat torpedo ini, desain awal menggunakan twins engine, maka :

power = BHP / 2 = 6550,21 kw / 2 = 3275,105 kw Sehingga motor yang dipilih adalah : Merk : MTU Engine model : 20V400M7L Exhaust Optimization : IMO 1 Fuel Consumption : 212 g/kwh Mass, dry (M/E) : 11468 kg No. of cylinder : 20 Bore/Stroke :170/190 mm Speed : 1750 rpm M/E Power : 3600 kw Water Jet Matching Pada bagian ini akan dibahas tentang kesesuaian dari mesin yang dipilih serta perencanaan water jet. Pada saat putaran mesin mencapai 85% rpm, kecepatan kapal adalah 40 knots, namun nanti harus sesuai dengan pemilihan water jet. Sehingga dengan pemilihan water jet tersebut kecepatan dapat dicapai. Berikut ini adalah kurva tentang engine performance sesuai dengan spesifikasi engine yang dipilih. N engine BHP BHP 50% rpm % (kw) (kw) 600 34.29 1165.7 582.86 700 40.00 1360.0 680.00 800 45.71 1554.3 777.14 900 51.43 1748.6 874.29 1000 57.14 1942.9 971.43 1100 62.86 2137.1 1068.57 1200 68.57 2331.4 1165.71 1300 74.29 2525.7 1262.86 1400 80.00 2720.0 1360.00 1500 85.71 2914.3 1457.14 1600 91.43 3108.6 1554.29 1700 97.14 3400.0 1700.00 1750 100 3400.0 1700.00 Pada tabel diatas saat engine 100%, power yang dihasilkan adalah 3400 kw, sehingga nantinya harus dipilih power dari waterjet yang sesuai dengan engine tersebut. Kondisi Pada saat tersebut adalah kedua engine bekerja, bukan pada saat kondisi salah satu mesin hidup. Selanjutnya adalah memilih waterjet yang sesuai dengan perencanaan engine serta kecepatan yang diinginkan. Nantinya water jet yang dipilih harus memiliki kisaran 3400 kw, yaitu power maksimal dari engine yang dipilih. Berdasarkan gambar diatas, daerah yang mendekati 3400 kw adalah tipe HM811, setelah dipilih perencanaan tipe tersebut, maka yang selanjutnya adalah membuat grafik dari performa waterjet tersebut untuk mengetahui titik titik operasional. N waterjet BHP BHP 85% rpm % (kw) (kw) 500 45.45 1454.5 1236.36 550 50.00 1600.0 1360.00 600 54.55 1745.5 1483.64 650 59.09 1890.9 1607.27 700 63.64 2036.4 1730.91 750 68.18 2181.8 1854.55 800 72.73 2327.3 1978.18 850 77.27 2472.7 2101.82 900 81.82 2618.2 2225.45 950 86.36 2763.6 2349.09 1000 90.91 2909.1 2472.73 1050 95.45 3200.0 2720.00 1100 100.00 3450.0 2932.50

Selanjutnya adalah menyesuaikan antara engine dengan water jet untuk mengetahui apakah water jet tersbut mampu menghasilkan kecepatan 40 knots,kurva tersebut akan dijelaskan pada gambar dibwah ini. Sistem propulsi pada kapal ini menggunakan mesin utama (MTU) yang dihubungkan dengan propeller. Pada pengembangannya, kapal cepat torpedo ini di desain untuk mencapai kecepatan 40 knot. Salah satu cara untuk mencapai kecepatan tersebut adalah dengan menggunakan Water Jet pada sistem propulsi kapal cepat torpedo ini. Pada saat pemilihan engine, didapatkan spesifikasi engine yang sesuai untuk meningkatkan kecepatan sampai 40 knot, yaitu DAFTAR PUSTAKA Pada bagian lain yang berpengaruh setelah pemasangan engine dan water jet adalah, shaft dari engine yang pertama terhubung dengan gear boxes, selanjutnya adalah shaft yang terhubung dengan impeller dari water jet dengan diameter 200 mm. Berat dari water jet yang dipilih adalah 152 kg, namun pada saat diatas air menjadi 35 kg, ang tentunya tidak akan berpengaruh terhadap stabilitas, karena pada bagian haluan kapal telah ada ballast. 1. Adji,Surjo W. Water Jet Propulsion System 2. Adji,Surjo W. 2009. Resistance and Propulsion 3. Hartono, Rachmad.2010. Studi Perancangan Sistem Propulsi Water Jet Pada Kapal Cepat Patroli 40 TNI AL, Sekolah Tinggi Teknologi, Jurusan Teknik Mesin,Surabaya 4. Putra, Adam Adimas.2013. Sistem Persenjataan Kapal Cepat Torpedo 40 Meter,Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,Surabaya 5. 6. http://id.wikipedia.org/wiki/kri_ajak http://kapalcargo.blogspot.com/2011/04/ tahanan-pada-kapal-laut.html PENUTUP Kesimpulan Kapal cepat Torpedo (KCT) 40 m merupakan salah satu kapal cepat yang dirancang untuk mengawasi dan mengamankan daerah perairan NKRI. Kapal ini memiliki thrust yang tinggi dan senjata utama yang melengkapinya adalah torpedo. Berdasarkan Tugas Akhir mahasiswa yang berjudul Sistem Persenjataan Kapal Cepat Torpedo 40 Meter (Adam Adimas Putra, 2013), kapal ini memiliki kecepatan yang didesain mencapai 27 knot.