BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB III RANCANGAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI POMPA AIR MOTOR BLDC DENGAN SUPLAI DARI PANEL SURYA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

DESAIN PENGISIAN BATERE METODE CONSTANT CURRENT CONSTANT VOLTAGE BERBASIS dspic30f4012

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Desain Buck Chopper Sebagai Catu. Power LED Dengan Kendali Arus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN ALAT

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC MELALUI DETEKSI PUTARAN ROTOR DENGAN MIKROKONTROLLER dspic30f4012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III PERANCANGAN ALAT

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

DESAIN & OPERASI MOTOR SWITCH RELUCTANCE 4 KUTUB ROTOR 6 KUTUB STATOR LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : MOSES EDUARD LUBIS

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

Transkripsi:

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter buck chopper sebagai penyesuai bebannya untuk mentransferkan daya ke batere. Metode pengisian batere ini pada awal pengisiannya akan diberi arus yang konstan setelah mencapai batas tegangan yang ditentukan maka akan beralih diberikan tegangan yang constant sampai batere tersebut penuh. Pada tugas akhir ini akan merancang dan mengimplementasikan pegisian batere menggunakan metode constant current constant voltage berbasis dspic30f4012. Sumber Daya Buck chopper batere Driver Sensor Arus dan Tegangan Mikrokontroller dspic30f4012 Gambar 3.1 Gambaran umum rancangan Pada gambar di atas menerangkan bahwa sistem tersebut terdiri dari beberapa blok meliputi blok rangkaian daya, sensor, mikrokontroller, driver. Pada sistem memiliki sistem kerja yaitu pada blok sensor akan mendeteksi keadaan pada keluaran 20

pada blok rangkaian daya. Setelah terdeteksi oleh blok sensor maka sensor mengirimkan sinyal ke blok mikrokontroller yang disebut sebagai kondisi actual. Pada blok mikrokontroller akan memproses kondisi actual tersebut dengan referensi yang sudah ditentukan untuk membandingkan errornya setelah itu mikrokontroller mengirimkan sinyal ke driver yang berupa sinyal PWM (pulse width modulation) yang digunakan untuk proses pensaklaran pada MOSFET yaitu di blok rangkaian daya agar keluarannya sesuai dengan pada batere tersebut. 3.2 Perancangan Constant Current Constant Voltage Metode constant current constant voltage merupakan metode yang digunakan untuk pengisian ulang daya pada batere agar terisi secara maksimal. Metode ini meemiliki prinsip kerja ketika pada awal pengisian batere akan diberi arus yang constant hingga mencapai batas tegangan pada batere yang sudah ditentukan. Setelah mencapai batas tegangan yang sudah ditentukan maka akan diberi tegangan yang constant hingga menyebabkan arus pada saat pengisian awal menjadi turun. Pada saat terjadi perpindahan dari constant current ke constant voltage harus ditentukan tegangan yang ditetapkan untuk melakukan prosese perpindahan tersebut. 21

Gamabar 3.2 kurva constat current (biru) constant voltage (merah) Jika suatu tegangan batere ( E ) merupakan hasil dari selisih tegangan keseluruhan (Vt) dengan hasil perkalian antara arus (I) dan hambatan dalam pada batere (Rd) maka dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : - (3.1) Dari rumus di atas dapat dijadikan penentuan tegangan yang digunakan untuk proses perpindahan dari proses pegisian secara constant current ke pengisian secara constant voltage. 3.3 Perancangan Hardware Perancangan hardware pada alat ini terdiri dari beberapa blok rangkaian pendukung untuk memaksimalkan kerja alat ini. Rangkaian blok tersebut terdiri dari blok power supply, driver, sensor, rangkaian daya, mikrokontroller. Pada pembahasan kali ini akan mebahas tentang bagaimana perancangan dan implementasi hardware pada setiap blok. 22

3.3.1 Power Supply Pada blok power supply berfungsi untuk memberikan sumber daya pada blok sensor, driver, dan mikrokontroller karena blok blok tersebut memerlukan tegangan yang berbeda beda sehingga memerlukan power supply tersendiri. Pada blok ini menggunakan rangkaian power supply switching yaitu rangkaian power supply push pull. Pada keluaran push pull nanti akan menyuplai tegangan yang diperlukan setiap bloknya yaitu blok driver membutuhkan tegangan +12 Volt lalu blok sensor membutuhkan tegangan sebesar +12, 0, -12 Volt sedangkan pada blok mikrokontroller membutuhkan tegangan +5 Volt. Pada rangkaian push pull terdiri dari beberapa bagian rangkaian daya, kontrol, regulator. Pada rangkaian daya terdiri dari MOSFET IRF 730 yang jumlahnya 2 berfungsi untuk melakukan proses switching pada trafo inti ferit atau biasa disebut trafo frekuensi tinggi lalu terdapat juga diode dan induktor. Pada rangkaian kontrolnya terdiri dari PIC12f629 yang berfungsi untuk mengendalikan poroses pensaklaran pada rangkaian daya agar tidak ON dan OFF bersamaan dan buffer 7414 untuk menguatkan sinyalnya. Sedangkan pada rangkaian regulator terdiri dari IC regulator 7805 dan 7812 yang berguna untuk menghasilkan keluaran 12 Volt dan 5 Volt. 23

Gamabar 3.3 Skema rangkaian push pull Pada gambar tersebut push pull memiliki tiga keluaran yaitu pada keluaran pertama digunakan untuk power supply untuk sensor teganganan dan sensor arus. Pada keluaran kedua digunakan untuk power supply rangkaian mikrokontroller yaitu 5 Volt sedangkan keluaran yang ketiga digunakan untuk power supply rangkaian driver. 3.3.2 Sensor Arus Pada rangkaian sensor arus ini menggunakan komponen HX 10-P/SP2 sebagai pendeteksi arus pada keluarannya. Pada rangkaian ini juga menggunakan Op-Amp dan resistor sebagai rangkian minimumnya. Pada penggunaannya sensor arus ini dipasang secara seri pada keluaran buck choppernya. Prinsip kerja dari sensor arus ini yaitu arus yang mengalir pada keluarannya dideteksi oleh HX 10-P/SP2 dalam bentuk medan magnet karena arus yang mengalir menghasilkan medan magnet yang dikonversi menjadi bentuk sinyal tegangan. Sinyal tegangan tersebut dideteksi setiap 1 A sama dengan 1 Volt lalu dikuatkan dengan rangkaian Op-Amp yang selanjutnya dimasukkan ke mikrontroler dalam bentuk sinyal analog. 24

Gambar 3.4 Skema rangkaian sensor arus Pada rangkaian tersebut dapat dijelaskan keluaran dari HX 10P dikuatkan menggunakan Op-Amp lalu pada keluarannya diatur DC offsetnya menjadi 0 Volt. DC offset merupakan tegangan keluaran dari amplifier yang kemudian setelah disetting menjadi 0 Volt lalu dikuatkan kembali dengan pengaturan penguatannya setiap 1 Volt mewakili 1 Ampere sehingga sinyal keluarannya bisa diteruskan ke mikrokontroller. 3.3.3 Sensor Tegangan Pada sistem alat ini juga menggunakan sensor tegangan yang digunakan untuk mendeteksi tegangan aktual agar tidak melampaui tegangan referensinya. Pada rangkaian sensor tegangan ini hanya menggunakan rangakaian buffer dan resistor sebagai sistem minimumnya. Pada sensor tegangan ini dalam pemakaiannya dipasang secara parallel dengan tegangan outputannya berbeda dengan sensor arus yang dipasang secara seri dengan outputannya. Pada sensor tegangan ini prinsip kerjanya yaitu nilai tegangan keluaran dari rangkaian daya dideteksi setelah itu diturunkan tegangannya dengan voltage divider lalu tegangan tersebut dikuatkan oleh rangkaian buffer setelah itu diteruskan ke mikrokontroller dalam bentuk sinyal analog. 25

Gambar 3.5 Skema rangkaian sensor tegangan Pada rangkaian tersebut dapat dijelaskan bahwa tegangan masukannya diturunkan terlebih dahulu menggunakan voltage divider setelah itu nilai tegangan yang sudah diturunkan dikuatkan secara non inverting.setalah itu penguatan diatur setiap 5 Volt mewakili tegangan 20 Volt pada sinyal keluarannya untuk diolah oleh mikrokontroller. Penghitungan hambatan pada voltage divider dapat dijelaskan sebagai berikut : - - ( - ) (3.2) 26

3.3.4 Driver Pada rangkaian driver ini mengunakan Optocoupler TLP250 sebagai komponen utamanya. Pada rangakian driver berfungsi sebagai pengendali proses pensaklaran pada rangkaian daya yaitu sinyal yang diberikan oleh mikrokontroller. Prinsip kerjanya yaitu mikrokontroller mengirimkan sinyal berupa sinyal PWM (pulse width modulation) lalu pada Optocoupler TLP250 diteruskan sebagai sinyal pensaklaran untuk MOSFET. Gambar 3.6 Skema rangkaian driver Pada rangkaian tersebut dapat dijelaskan Optocoupler TLP250 membutuhkan catu daya +12V untuk beroperasi pada kaki 8 sebagai VCC dan kaki 5 sebagai ground catu daya. Dengan positif input sinyal di kaki 2, dan kaki 3 sebagai ground pada input sinyal. Hasil sinyal yang diperoleh dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7. Pada optocoupler TLP250 memiliki skema terpisah didalamnya. yang pertama terdiri dari LED untuk input sinyal dari kontrol dan sebagai transmitter. Kedua adalah sebagai receiver, terdiri dari photodiode dan 2 buah transistor NPN untuk jalan masuk arus menjadi output sinyal menuju ke rangkaian daya. Sehingga dalam penggunaan Optocoupler TLP250 sangat sederhana dan juga dapat memproteksi rangkaian kontrol dari tegangan yang berlebihan dari rangkaian daya karena pada Optocoupler TLP250 rangkainnya telah terpisah antara input dan outputnya. 27

3.3.5 Perancangan Mikrokontroller Sistem kendali pada desain ini berbasis digital menggunakan mikrokontroller DSC (Digital Signal Control) dspic30f4012. Mikrokontroller yang terdiri dari sistem minimum dspic30f4012 dan dilengkapi dengan Buffer dengan IC74541, Gambar 3.7. IC ini terdiri dari 8 buah gerbang logika pembalik (invert function). Buffer IC74541 bekerja sebagai penguat tegangan keluaran dari dspic30f4012 sebelum menuju ke driver. Keluaran dari buffer selalu terkunci pada tegangan ±5V, hal tersebut dikarenakan IC74514 dicatu dengan tegangan ±5V. Tegangan ±5V ditujukan untuk menyalakan led IC TLP250 pada driver agar proses pensaklaran selalu optimal. Pada pemprograman dspic30f4012 dilakukan melalui software mikroc pro for dspic yang menggunakan bahasa C sebagai dasar pemrograman. Gambar 3.7 Skema rangkaian mikrokontroller Pada gambar rangkaian di atas mikrokontroller dspic30f4012 membutuhkan rangkaian sistem minimum dalam pemakaiannya. Dalam rangkaian sistem minimum tersebut terdapat komponen crystal yang digunakan untuk menghasilkan clock speed pada dspic30f4012. Input sinyal tegangan dari sensor dimasukkan melalui port RB2 sedangkan input sinyal arus dari sensor arus melalui port RB3. Outputan dari 28

mikrokontroller dikeluarkan melalui port RD0 untuk kemudian dikuatkan dengan buffer 74541 sehingga menghasilakan sinyal PWM (pulse width modulation) untuk pesaklaran pada MOSFET. 3.4 Algoritma Pemrograman Mirokontroller dspic30f4012 dengan lebar data 16 bit digunakan sebagai komponen utama dalam mikrontroller untuk mengontrol rangkaian dayanya. dspic30f4012 merupakan IC yang bekerja sebagai pengolah sinyal digital dilengkapi dengan pengaturan 30 MIPS instruksi yang diproduksi oleh Microchip Technology. Dengan fitur yang dimiliki oleh dspic30f4012 tersebut sangat baik digunakan sebagai pengolah sinyal kontrol pengisian batere dengan metode constant voltage constant current. Fitur seperti I/O, ADC 10bit dan Timer Interrupt diatur sesuai dengan register yang dibutuhkan. Pada pemrograman dspic39f4012 hal pertama yang dilakukan adalah mendeklarasikan terlebih dahulu apa yang akan diproses nanti. Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa ADCValue2 dan ADCValue3 merupakan sebagai sinyal masukan analog dari sensor arus dan tegangan sedangkan ERR1, ERR2, acuan1, acuan2 tersebut untuk mengolah sinyal dari sensor tadi dengan referensinya untuk menghasilkan error yang mendekati referensi agar sistem tersebut berjalan sesuai dengan referensi yang diinginkan. Lalu E merupakan inisialisasi untuk menentukan perpindahan dari constant current ke constant voltage. 29

Kemudian menentukan port apa saja yang akan digunakan sebagai input dan outputnya nanti. Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa port yang digunakan sebagai inputnya adalah PORT RB0, RB1, RB2, RB3. Sedangkan yang digunakan sebagai outputnya yaitu PORT D dan PORT E. Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa ADCBUF0 merupakan sinyal input ADC untuk sensor tegangan yang masuk melalui port RB2 yang kemudian diolah dengan dibandingkan dengan sinyal referensi tegangan yaitu acuan2 untuk menghasilkan error yang kedua yaitu ERR2. Sedangkan ADCBUF1 merupakan input sinyal ADC untuk sensor arus yang masuk melalui port RB3 kemudian sinyalnya diolah dengan membandingkan arus referensi yaitu acuan1 untuk mendapatkan error pertama 30

yaitu ERR1. Kemudian mencari tegangan pada batere untuk menentukan perpindahan dari constant current yaitu ERR1 ke constant voltage yaitu ERR2 dengan cara mencari hasil selisih antara ADCvalue2 dengan hasil perkalian antara ADCvalue3 dengan hambatan dalam sehingga menhasilkan tegangan pada batere yaitu E. Pada gambar di atas dijelaskan bahwa jika tegangan batere kurang dari atau sama dengan referensi maka metode pengisian yang dipakai adalah constant current sedangkan jika tegangan pada batere lebih dari referensinya maka metode pengisian yang digunakan adalah metode constant voltage. Dengan program yang disusun seperti di atas digunakan untuk mengontrol rangkaian daya buck chopper untuk mengimplementasikan metode pengisian batere secara constant current constant voltage. Berikut adalah diagram alir (flowchart) dari pemrograman di atas : 31

START SENSOR ARUS (I) SENSOR TEGANGAN (V) E = V (I.Rd) YES E <= REFERENSI NO E > REFERENSI ERROR1=Iref I ERROR2=Vref V ERROR1>=Iref ERROR2>=Vref NO YES YES NO 0 1 1 0 PENYIMPANAN DATA END Gambar 3.8 Flow chart pemrograman constant current constant voltage 32