DEVELOPMENT RESEARCH : STUDI KASUS PADA COMPUTER AIDED LEARNING (CAL) Ely Susanti 1, Purwoko 2, Zulkardi 3. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN WEBSITE BAHAN AJAR TURUNAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

Ely Susanti. Abstract

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGEMBANGAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan salah satu cabang matematika abstrak, yang umumnya

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DENGAN GAME PUZZLE PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP N 2 LEMBAH MELINTANG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

BAHAN AJAR KALKULUS 2 MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN MAPLE DI STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

PENGEMBANGAN MODUL MATERI LINGKARAN BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA SMP

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERBASIS ICT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVIS PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI SMA

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI GARIS DAN SUDUT MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN MOODLE KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

RESPON SISWA PADA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN: IMPLEMENTASI PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 DENPASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI SERVER DI SMK NEGERI 2 DEPOK

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i2 (95-102)

Indonesian Jurnal on Computer Science - Speed IJCSS - Volume 10 No 3 Agustus ijcss.unsa.ac.id

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM BENTUK MACROMEDIA FLASH MATERI TABUNG UNTUK SMP KELAS IX. Abstract

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

Volume 1 Nomer 2 Desember 2015

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

DEVELOPMENT COMPUTER-BASED MATHEMATICS LEARNING MEDIA MODEL OF AN INTERACTIVE TUTORIAL FOR SMA CLASS XI SUBJECT PROBABILITY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA MATA DIKLAT TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 JETIS MOJOKERTO

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI DIAGRAM VENN UNTUK SISWA KELAS VII SMP

MEDIA DEVELOPMENT LEARNING INSTRUCTIONAL GAMES MACROMEDIA FLASH-BASED IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL. Triska Yeti Evrianis, Azrita 1), M.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA

PENGEMBANGAN MEDIA MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK VIDEOSCRIBE PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI MELAKUKAN PERBAIKAN DAN SETTING

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PROFESSIONAL PADA MATERI TRIGONOMETRI SISWA SMK KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK MENGAJARKAN KONSEP PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SMA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LUBUK ALUNG

PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN COMPACT DISK (CD) INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR MENGGUNAKAN APLIKASI MOVIE MAKER PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK KELAS VIII SMP

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS FILM KARTUN PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

PENGEMBANGAN APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TIK (MICROSOFT EXCEL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR E-LEARNING MENGGUNAKAN EDMODO PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGITIGA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK SISWA KELAS VII SMP

Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 5 No ijns.org

J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN

IMPLEMENTASI ALAT PERAGA OPERASI BILANGAN BULAT BAGI GURU SEKOLAH DASAR (SD) SE-KECAMATAN ILIR BARAT I PALEMBANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Effie Efrida Muchlis 1*, Syafdi Maizora 2

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

DEVELOPMENT OF THE LEARNING MEDIA CHEMISTRY USING BY PREZI ON SUBJECT OF THE ATOMIC STRUCTURE

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic

ABSTRACT. Keywords : media, computer, RME, circle, ADDIE

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Transkripsi:

DEVELOPMENT RESEARCH : STUDI KASUS PADA COMPUTER AIDED LEARNING (CAL) Ely Susanti 1, Purwoko 2, Zulkardi 3 Abstract This study aims to (1) develop prototype software called computer aided learning (CAL) for Real Analysis courses, and (2) produce a valid and practice prototype software CAL in Real Analysis. CAL was tried out to prospective math teachers at the Department in Faculty of Teacher Training and Education of Sriwijaya University. That is used in this study is a developmental research that consists of analyzing, designing, evaluating, and revising. The Instruments for collecting data are questioner, observation, and test. Questioner is used to evaluate CAL. Observation is used to see the students skills and the students activities. Test is used to see students achievement after using CAL uses test. All data are analyzed using descriptive technique. The results of analysis are: (1) CAL Developing is just for sequences, series and limit function and the cycles are analyzing, designing, evaluating, and revising. (2) CAL prototype which is developed has been valid based on expert review and practice based on try out. PENDAHULUAN Analisis Real merupakan salah satu mata kuliah wajib yang tergolong pada kategori analisis. Analisis Real digunakan sebagai titik awal untuk analisis-analisis yang lain seperti Analisis Kompleks, Analisis Fungsi, dan Analisis Harmonik, serta mendorong berkembangnya topologi. Analisis Real juga merupakan cabang analisis matematika yang berisi himpunan bilangan real. Analisis Real berisikan sifat-sifat analitik dari fungsi barisan, kekonvergenan, limit barisan, kalkulus bilangan real, kekontinuan dan lain-lain. Ini berarti konsep-konsep pada Analisis Real banyak digunakan pada mata kuliah seperti Kalkulus I, Kalkulus II, Kalkulus Lanjut, Pengantar Dasar Matematika, Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas. Dan menurut kurikulum Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsri (24: 9), tujuan perkuliahan mata kuliah Analisis Real ini adalah agar mahasiswa memahami konsep barisan dan deret serta kekonvergenannya, serta konsep-konsep dasar yang digunakan pada kalkulus, khususnya kalkulus fungsi satu peubah. 1,2 Dosen FKIP UNSRI 3 Guru Besar Pendidikan Matematika FKIP UNSRI 1

Tujuan perkuliahan mata kuliah Analisis Real dalam lima tahun terakhir ini dapat dikatakan belum tercapai, dimana berdasarkan Daftar Nilai Akademik mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsri khusus untuk mata kuliah Analisis Real, masih banyak mahasiswa yang mendapat nilai kurang dari 71 (kategori :C). Hal ini dapat dilihat dari rekap nilai 5 tahun terakhir. Tabel 1 Rekap Nilai Mata Kuliah Analisis Real Lima Tahun Terakhir Tahun Akademik 26/27 25/26 24/25 23/24 22/23 11 orang (31) 6 orang (27) 4 orang (11) 5 orang (21) 7 orang (24) Banyak mahasiswa (%) A B C D E 18 orang (5) 7 orang (19) - 14 orang (64) 2 orang (9) - 15 orang (39) 19 orang (5) - 11 orang (46) 7 orang (29) - 17 orang (57) 5 orang (19) - Sumber : DPNA Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsri - - - 1 orang (4) - Berdasarkan hasil wawancara informal dengan beberapa mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah Analisis Real, diperoleh bahwa mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sulit, karena hanya terdiri dari simbol-simbol yang tidak mudah dimengerti. Diduga penyebab mengapa mata kuliah Analisis Real dikatakan belum tercapai, di antaranya: bahan pembelajaran yang terlalu abstrak, metode pembelajaran yang sering dipakai ceramah, sehingga kurang interaktif dan tidak menarik. Selain itu dosen jarang menggunakan media seperti Overhead Projector (OHP), komputer dan LCD Projector. Mengingat pentingnya Analisis Real bagi mata kuliah lain, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada mata kuliah ini. Karena masalah yang dihadapi cenderung pada metode dan teknik yang digunakan dosen dalam melakukan interaksinya dengan mahasiswa agar bahan ajar sampai pada mahasiswa, maka peneliti mencoba untuk menonjolkan aspek media pembelajaran, dengan harapan materi tidak terlalu abstrak, pembelajaran pun menjadi lebih menarik serta mahasiswa dapat mengulang materi yang telah diberikan tersebut di rumah. Agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif, peneliti mencoba mengembangkan media komputer, yang disebut dengan Computer Aided Learning (CAL). CAL adalah sistem komputer yang dapat menghantarkan pembelajaran secara langsung pada mahasiswa dan memungkinkan mereka untuk interaktif dengan program pembelajaran yang tersedia (Heinich,1982: 319-32). Adapun jenis pembelajaran yang dapat menjadi lebih efektif dengan CAL antara lain: tutorial (32%), latihan (22%), penemuan (2%), simulasi (13%), permainan (3%) dan lainlain (1%). Suherman (21:248) juga mengemukakan bahwa komputer memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Azhar (27) juga mengemukakan bahwa: Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat efektif dengan cara lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan. Selain itu komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan 2

kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme. Sehingga hal-hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan mahasiswa dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer. Hal ini tentu saja akan lebih menyederhanakan jalan pikiran mahasiswa dalam memahami matematika. Dengan demikian pengembangan proses pembelajaran matematika dapat dilakukan dosen dengan memberdayakan komputer serta program-program sederhana juga dapat digunakan dalam penanaman dan penguatan konsep, membuat pemodelan matematika dan menyusun strategi dalam memecahkan masalah. Pengembangan media komputer khususnya CAL, sudah pernah dikembangkan oleh Hafizah (27), Herlina (27), dan Utami (27). Ketiganya memiliki persamaan dalam menggunakan perangkat lunak, yaitu macromedia flash, tetapi berbeda pada materi (content) dan bentuk tampilan (interface). Berikut perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya. Tabel 2. Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian Sebelumnya. Peneliti Content Interface Support Ely Hafizah (27) Herlina (27) Utami (27) Materi mata kuliah Analisis Real Persamaan Kuadrat & Fungsi Trigonometri Bangun Datar & Bangun Ruang Luas Permukaan bangun datar Teks (materi), gambar, ikon, dan warna Teks (materi), gambar, ikon, dan warna Gambar, dan warna Gambar, dan warna Animasi, simulasi dan sound (suara) Simulasi Simulasi dan sound (suara) Simulasi Berdasarkan uraian diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan deskripsi proses pengembangan prototype perangkat lunak CAL pada mata kuliah Analisis Real dan menghasilkan prototype perangkat lunak CAL yang valid dan praktis pada mata kuliah Analisis Real. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada semester genap tahun akademik 27/28. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa S1 Reguler Program Studi Pendidikan Matematika yang mengambil mata kuliah Analisis Real. Mereka berjumlah 26 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputer Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsri. Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode riset pengembangan atau development research (Akker,1999). Penelitian ini secara umum terdiri dari dua tahap yaitu preliminari studi (analisis dan desain) dan formatif studi (Evaluasi dan Revisi). Proses pengembangan meliputi: analisis, desain, evaluasi dan revisi (Akker,1999). Langkah-langkah di atas dapat digambarkan seperti bagan berikut ini : 3

Hasil Pengembangan CAL Gambar.2 Kerangka Pikiran Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, ada empat tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis, desain, evaluasi dan revisi. 1. Analisis Terdapat tiga tahap pada tahap analisis ini, yaitu : a. Tahap analisis materi kurikulum. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi materi-materi apa saja yang diajarkan pada mata kuliah Analisis Real. Berdasarkan hasil analisis materi kurikulum, diperoleh bahwa materi yang diajarkan pada mata kuliah Analisis Real meliputi: Barisan, Deret, Topologi ruang kartes, Kekontinuan fungsi, Fungsi satu peubah, Integral Riemann dan Riemann Stieljes. b. Tahap analisis tujuan perkuliahan Analisis Real. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memilih materi esensial yang ditampilkan pada CAL. Berdasarkan hasil analisis ini, diperoleh bahwa materi esensial terdiri dari Barisan, Deret, dan konsep dasar kalkulus (Limit dan Kekontinuan fungsi). 4

c. Tahap analisis terhadap materi yang dapat digeometriskan. Tahap ini bertujuan untuk menentukan batasan materi yang ditampilkan pada CAL, serta menentukan materi apa saja yang dapat digeometriskan baik berupa animasi maupun simulasi. Tahap ini dimulai dengan membuat peta konsep dan kemudian mengkonsultasikannya dengan dosen pengasuh mata kuliah Analisis Real. Berdasarkan hasil analisis ini, diperolehlah batasan materi seperti peta konsep dan beberapa materi berikut ini: 2. Desain Tahap ini terbagi dalam dua tahapan lagi, yaitu: a. Tahap pendesainan materi (paper-based). Tahap ini berisi pendesainan yang dimulai dari sketsa pada gambar pada kertas. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bentuk dan apa saja yang ditampilkan pada macromedia flash. Desain terdiri dari menu utama dan menu pendukung. Menu utama terdiri dari sejarah, materi, contoh soal, latihan, simulasi dan evaluasi. Sedangkan menu pendukung terdiri dari petunjuk, musik, profil dan animasi. Berikut ini hasil pendesaian (paper-based). Gambar 3. Hasil Paper-Based Tahap pendesainan (computer-based). Tahap ini berupa penuangan ide dari paper-based ke komputer (macromedia flash) yang selanjutnya disebut prototype 1. Berikut ini hasil computer based PROTOTYPE 1 Prototype 1 yang ditampilkan sudah berfokus pada tiga karakteristik utama (content, support dan lay out). Content (isi) sudah terdiri dari bab, subbab, paragraf, dan lain-lain tentang materi barisan, structure (struktur) sudah masuk akal dan mengalir serta dibangun dari bab dan subbab di atas. Lay out (tampilan) sudah berisi aspek visual seperti gambar, grafik, warna dan interaktif serta sudah terdapat granularity (ikon-ikon) yang dihubungkan dengan hiperlink yang bebas dan terstruktur serta digunakan untuk membagi-bagi text dalam bab dan subbab. 5

Validasi prototype 1 Gambar 4. Prototype 1 Tahap validasi (prototype 1). Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh CAL yang baik berdasarkan isi dan bentuk. Tahap ini dimulai dengan uji validitas konten dan uji validitas konstruk. Uji validitas konten dan konstruk dilakukan dengan cara validasi oleh pakar, baik pakar media maupun pakar materi. Berdasarkan hasil uji validasi, maka dapat disimpulkan bahwa CAL (prototype1) yang dikembangkan sudah tergolong cukup baik (cukup valid) meskipun masih terdapat kekurangan dan diperkirakan CAL ini dapat digunakan oleh mahasiswa. Kekurangan-kekurangan yang ada akan menjadi acuan untuk mengembangkan prototype 2. Uji coba prototype 1 Tahap ini bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan dari prototype 1 pada small group. Tahap ini juga dipergunakan untuk memperkuat hasil penilaian para pakar di atas. Uji coba dilakukan pada mahasiswa dengan cara melakukan pembelajaran menggunakan CAL. Bentuk pembelajaran 6

dilakukan secara klasikal, dan dengan menggunakan laptop dan CD-R, mereka mempelajari materi yang akan disampaikan pada hari itu. Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, diperoleh ratarata keaktifan mahasiswa selama pembelajaran masih tergolong tergolong cukup baik dengan persentase masing-masing indikator sebagai berikut. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru atau mahasiswa lain (1%), menuliskan hal-hal yang relevan dengan KBM (57 %), berdiskusi atau bertanya dengan dosen (39 %), berdiskusi atau bertanya dengan mahasiswa lain (91 %), mengemukankan idenya atau pendapatnya (57 %), menanggapi pertanyaan atau pendapat mahasiswa lain ( %), mempresentasikan di depan kelas ( %), menarik kesimpulan ( %). Meskipun ada beberapa mahasiswa yang belum terbiasa membuka CD-R dan harus dibantu oleh temannya, tetapi hampir semua mahasiswa dapat mengoperasikan CAL dengan baik, sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa prototype 1 sudah cukup praktis. Di akhir kegiatan pembelajaran, mahasiswa juga diminta untuk mengerjakan soal (evaluasi) dan mengisi angket yang berisi tanggapan (penilaian) mahasiswa terhadap CAL. Berdasarkan hasil angket diperoleh bahwa secara visual CAL yang dikembangkan sudah cukup baik (rata-rata 2,1), meskipun ada beberapa indikator yang belum optimal. Berikut data hasil angket ditampilkan dalam diagram dan dan hasil evaluasi yang ditampilkan dalam tabel berikut: HASIL ANGKET UJICOBA 1 3, 2,5 RATA-RTA 2, 1,5 1,,5, 2 4 6 8 1 INDIKATOR Gambar 5. Hasil Angket Uji coba 1 Tabel 3. Hasil belajar Uji coba 1 Skor Frekuensi 86 1 12 71 85 11 56 7 4 55 39 Rata-rata 92,83 Standar Deviasi 7,66 rata-rata 7

Berdasarkan hasil observasi, hasil belajar dan hasil angket, maka dapat disimpulkan bahwa prototype 1 yang CAL yang sedang dikembangkan dikategori dalam cukup baik b. Revisi Prototype 1 Revisi untuk prototype 1 ini dilakukan berdasarkan saran-saran dari validator serta hasil analisis terhadap uji coba 1. Berikut hasil analisis berdasarkan saran dan uji coba 1. Uji Coba Ke- Tabel 4. Hasil Analisis dan Revisi Prototype 1 Hasil CAL : Praktis tapi belum optimal Penyebab CAL merupakan hal yang baru bagi mereka Tindakan selanjutnya Membuatkan buku petunjuk Keaktifan : Cukup baik Mereka asyik melihat tampilan-tampilan yang ada Mengubah cara pembelajaran dari klasikal menjadi kelompok 1 Angket : Cukup baik Bahasa yang digunakan terlalu kaku Banyaknya equation yang tidak terbaca. Petunjuk belum jelas Buku petunjuk tidak ada Memperbaiki kekurangan seperti, bahasa, equation dan petunjuk Hasil belajar : Sangat baik Materi yang tampilkan masih tergolong mudah Konsep-konsep yang digunakan tidak terlalu banyak Soal tes mirip dengan yang dicontohkan Tetap menampilkan soal yang relevan dengan materi Revisi dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan pada prototype 1 guna menghasilkan prototype 2. Prototype 2 yang dihasilkan terbagi dua, yaitu perbaikan dari prototype 1 untuk materi barisan dan satu prototype baru yang dibangun berdasarkan hasil revisi tetapi berisi materi berbeda yaitu materi deret. 8

Hasil pengembangan CAL prototype 1 berdasarkan hasil revisi dapat dilihat lebih jelas pada beberapa gambar berikut: Gambar 6. Hasil Revisi.Prototype 1 Selain revisi dari prototype 1 di atas, berikut ini juga beberapa prototype baru untuk materi deret dan dikembangkan juga berdasarkan hasil revisi 1. 9

Gambar 7. Prototype 2 PROTOTYPE 2 a. Uji validasi Prototype 2 Prototype 2 ini merupakan siklus ke-dua pada tahap pengembangan. Prototype 2 ini juga dimulai dengan tahap validasi oleh pakar, dan tetap bertujuan untuk memperoleh CAL yang lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan hasil uji validasi, maka dapat disimpulkan bahwa CAL (prototype 2) yang dikembangkan sudah lebih baik dari prototype 1. meskipun masih terdapat beberapa tampilan yang masih belum sempurna. b. Uji coba prototype 2 Tahap ini juga bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan dari prototype 2. Uji coba prototype 2 dilakukan pada mahasiswa dengan bentuk pembelajaran diskusi kelompok tetapi tetap menggunakan laptop dan CD-R berisi CAL. Prototype 2 ini sudah dikategorikan praktis, karena semua mahasiswa sudah dapat mengoperasikan CAL dengan baik tanpa bantuan temannya. Dan berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, diperoleh persentase masing-masing indikator sebagai berikut. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru atau mahasiswa lain (1%), menuliskan hal-hal yang relevan dengan KBM ( 65,2 %), berdiskusi atau bertanya dengan dosen (43,5%), berdiskusi atau bertanya dengan mahasiswa lain ( 95,7 %), mengemukankan idenya atau pendapatnya ( 65,2 %), menanggapi pertanyaan atau pendapat mahasiswa lain (43,5 %), mempresentasikan di depan kelas ( %), menarik kesimpulan (17,4 %). Diakhir pembelajaran mahasiswa juga diminta mengerjakan soal (evaluasi) dan mengisi angket yang berisi tanggapan (penilaian) mahasiswa setelah pembelajaran menggunakan CAL.Berikut hasil angket dan hasil tes 1

HASIL ANGKET UJICOBA 2 3, 2,5 RATA-RATA 2, 1,5 1,,5 rata-rata, 2 4 6 8 1 INDIKATOR Tabel 5. Hasil Belajar Uji coba 2 Skor Frekuensi 86 1 71-85 56-7 4-55 -39 2 7 Rata-rata 58,37 Standar Deviasi 16,22 Gambar 8. Hasil Angket Uji coba 2 Berdasarkan hasil observasi, hasil belajar dan hasil angket, maka dapat disimpulkan bahwa prototype 2 yang CAL yang sedang dikembangkan dikategori dalam cukup baik. c. Revisi Prototype 2 Revisi prototype 2 ini juga dilakukan berdasarkan saran-saran dari validator serta hasil analisis terhadap uji coba 2. Berikut hasil analisis uji coba 2 dan saran validator. Uji Coba Ke- Tabel 6. Hasil Analisis dan Revisi Prototype 2 Hasil Penyebab Tindakan selanjutnya 2 CAL : Praktis Mahasiswa dapat menggunakan CAL sesuai buku petunjuk tetapi Tetap menggunaka n buku petunjuk. 11

2 Keaktifan : Cukup baik Faktor psikis seperti tidak berani, malu, takut salah. Mengubah cara pembelajara. Angket : Baik Kalimat yang digunakan masih belum terurai dengan baik Isi buku petunjuk masih belum detil. Memperbaiki isi materi yang ditampilkan. Memperbaiki buku petunjuk Hasil belajar : Cukup baik Banyaknya materi yang ditampilkan pada CAL. Konsep deret lebih sulit dipahami dari pada konsep barisan Bingung rumus mana yang digunakan untuk menjawab soal Membatasi isi materi yang akan disajikan. Memilih materi yang sederhana dan lebih mudah. Soal evaluasi di buat mirip dengan materi. Revisi prototype 2 ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada prototype 2 guna menghasilkan prototype 3. Prototype 3 yang dihasilkan terbagi tiga, yaitu perbaikan dari prototype 2 untuk materi barisan dan materi deret serta satu prototype baru yang dibangun berdasarkan hasil revisi tetapi berisi materi berbeda yaitu materi limit dan kekontinuan. Hasil pengembangan CAL protype 2 berdasarkan hasil revisi dapat dilihat lebih jelas pada beberapa gambar berikut: Gambar 9. Hasil Revisi Prototype 2 Selain revisi dari prototype 2 di atas, berikut ini juga beberapa prototype baru untuk materi limit dan dikembangkan juga berdasarkan hasil revisi prototype 2. 12

Gambar 1. Prototype 3 PROTOTYPE 3 a. Uji validasi Prototype 3 Prototype 3 ini juga merupakan siklus ke-tiga pada tahap pengembangan. Prototype 3 ini, analog dengan prototype 2 yaitu juga dimulai dengan tahap validasi oleh pakar, dan tetap bertujuan untuk memperoleh CAL yang lebih sempurna dari dari sebelumnya. Berdasarkan hasil uji validasi, maka dapat disimpulkan bahwa CAL (prototype 3) yang dikembangkan sudah jauh lebih baik dari prototype 2, meskipun masih terdapat kekurangan terutama pada tulisan equation. b. Uji coba prototype 3 Tahap ini hanya berisikan uji keefektifan dari prototype 3. Pada prototype 3 ini, kepraktisan tidak diujikan lagi, karena pada prototype 2 CAL yang dikembangkan telah memenuhi kriteria praktis. Uji coba yang dilakukan pada prototype 3 ini hanya uji keefektifan saja dengan bentuk pembelajaran individu tetapi tetap menggunakan laptop dan CD-R berisi CAL. Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, diperoleh persentase masing-masing indikator sebagai berikut. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru atau mahasiswa lain (1%), menuliskan hal-hal yang relevan dengan KBM ( 1 %), berdiskusi atau bertanya dengan dosen (73,7 %), berdiskusi atau bertanya dengan mahasiswa lain ( 1 %), mengemukakan idenya atau pendapatnya ( 47,4 %), menanggapi pertanyaan atau pendapat mahasiswa lain ( 78,9 %), mempresentasikan di depan kelas ( %), menarik kesimpulan (36,8 %). Diakhir pembelajaran mahasiswa juga diminta untuk mengerjakan soal dan mengisi angket yang berisi tanggapan (penilaian) mahasiswa setelah pembelajaran menggunakan CAL. 13

Berikut hasil angket dan hasil tes. HASIL ANGKET UJICOBA 3 RATA-RATA 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1,,5, 2 4 6 8 1 INDIKATOR rata-rata Gambar 11. Hasil Angket Uji coba 3 Tabel 7. Hasil Belajar Uji coba 3 Skor Frekuensi 86-1 71-85 8 56-7 4-55 11-39 Rata-rata 62,5 Standar Deviasi 16,3 Berdasarkan hasil rata-rata skor hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prototype 3 yang CAL yang sedang dikembangkan dikategori dalam cukup baik. c. Revisi Prototype 3 Revisi prototype 3 ini juga dilakukan berdasarkan saran-saran dari validator serta hasil analisis terhadap uji coba 2. Berikut hasil analisis uji coba 3 dan saran validator. Tabel 8. Hasil Analisis dan Revisi Prototype 3 Uji Coba Ke- Hasil CAL : Praktis Penyebab Mahasiswa tetap menggunakan buku petunjuk Tindakan selanjutnya CAL harus selalu didampingi dengan buku petunjuk 3 Keaktifan : Baik Mahasiswa sudah terbiasa dengan CAL. Pembelajaran diarahkan individual Sebaiknya terus menggunakan dalam CAL. Pembelajaran yang digunakan adalah individual 14

3 Angket : Baik Hasil belajar : Baik Tampilan sudah semakin baik, meskipun ada beberapa equation yang masih tidak terbaca. Konsep limit ternyata lebih mudah dipahami karena dasarnya sudah diajarkan pada kalkulus 1. Mempertahankan keadaan ini, dan memperbaiki equation yang tidak terbaca.. CAL lain yang akan dikembangkan sebaiknya memperhatikan materi prasyaratnya. Prototype akhir ini dianggap sebagai CAL yang baik yang memenuhi kriteria kualitas yaitu valid, praktis dan efektif. CAL yang dihasilkan terbagi tiga, yaitu CAL materi barisan, CAL materi deret dan CAL materi limit fungsi. Hasil Prototype CAL Setelah melalui proses pengembangan yang terdiri dari empat tahap, tiga siklus untuk tiga prototype dan proses revisi berdasarkan saran-saran validator dan mahasiswa, diperoleh ketiga prototype CAL yang dikembangkan dapat dikategorikan valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator, dimana hampir semua validator menyatakan baik berdasarkan konten (sesuai kurikulum, dan materi Analisis Real) dan konstruk (sesuai dengan kaidah pembuatan media berbasis komputer). Praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua mahasiswa dapat menggunakan CAL dengan baik. Kekurangan CAL yang Dikembangkangkan Hasil penelitian ini memiliki beberapa kekurangan, mengingat terbatasnya waktu dan biaya. Berikut kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang belum dilakukan oleh peneliti: 1. CAL yang dikembangkan pada mata kuliah Analisis Real hanya terbatas pada materi barisan, deret dan limit. Padahal berdasarkan kurikulum Pendidikan Matematika FKIP Unsri, masih terdapat beberapa materi lain seperti Topology, Teorema Heine-Borel, Integal Riemann dan Riemann Stieljes. 2. Interface masih bersifat tayangan-tayangan yang dikendalikan oleh tomboltombol. 3. Animasi-animasi konsep yang ditampilkan belum dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan yang relevan. 4. Soal latihan hanya berupa soal pilihan ganda, belum menampilkan soal bentuk lain seperti soal uraian singkat maupun uraian bebas. 5. Simulasi yang ditampilkan kurang interaktif, karena hanya terbatas pada bentuk-bentuk tertentu, tidak berlaku umum. 6. Materi dan contoh soal yang ditampilkan masih cenderung seperti text book. 7. Sejarahwan yang ditampilkan belum menampilkan sejarah bagaimana suatu teori ditemukan. 15

8. CAL sebaiknya tidak terbatas pada CD-R, harusnya online melalui internet. Apalagi fasilitas internet gratis sudah dapat diakses di lingkungan FKIP Unsri. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan CAL ini (Akker 1999) selalu dimulai dari analisis, desain, evaluasi dan revisi. Analisis terdiri dari tiga tahap yaitu analisis materi kurikulum, analisis tujuan perkuliahan, dan analisis materi yang dapat digeometriskan. Desain terdiri dari dua tahap yaitu paper-based dan computer-based, dan kemudian dilanjutkan dengan proses validasi oleh pakar. Validator hanya menilai prototype dari konten dan konstruk. Saran validator dan hasil uji coba dijadikan dasar untuk mengembangkan prototype selanjutnya. Proses pengembangan CAL terfokus pada tiga hal yaitu content, interface, dan support. Prototype 1 berisi materi barisan, prototype 2 berisi materi deret, dan prototype 3 berisi materi limit. Berdasarkan proses pengembangan diperoleh bahwa prototype CAL yang dikembangkan telah memiliki potensial efek, hal ini terlihat dari keaktifan mahasiswa pada uji coba prototype 1 sampai prototype 3 mengalami peningkatan yang tidak besar tetapi cukup berarti, hasil angket juga mengalami peningkatan dan soal-soal yang ditampilkan dapat dikerjakan mahasiswa. dan prototype CAL dapat dikategorikan valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator, dimana hampir semua validator menyatakan baik berdasarkan konten (sesuai kurikulum, dan materi Analisis Real) dan konstruk (sesuai dengan kaidah pembuatan media berbasis komputer). Praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua mahasiswa dapat menggunakan CAL dengan baik. 16

DAFTAR PUSTAKA Akker, J.v.d. 1999. Principles and Methods of Development Research. Dalam J.v.d Akker (Ed). Design Approaches and Tools in Education and Training. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. Azhar, A. 27. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Hafizah. 27. Computer Aided Learning (CAL) untuk Mata Pelajaran Matematika. Makalah. dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika 27. Universitas Sriwijaya 4 September 27. Heinich, R. et.al. 1982. Intructional Media and The New Technologies of Instruction. Canada : John Willey and Sons, Inc. Heinich, R. et.al. 1996. Intructional Media and Technologies for Learning. 5 th edition. Meriill an imprint of Prentice Hall: Englewood Clifft. New Jersy. Columvus,Ohio Herlina, A. 27. Pengembangan Media Visual dengan Perangkat Lunak untuk Pembelajaran Geometri Materi Bidang Datar dan Bangun Ruang di Kelas VIII SMPN 1 Inderalaya. Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika 27. Universitas Sriwijaya 4 September 27. Madcoms.27. Makromedia Flash Pro 8: Mahir dalam 7 Hari. Yogyakarta : C. V. Andi Offset. Nasoetion, N. 27. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka. Rohani, A. 1997. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Ruseffendi. 1989. Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito Sadiman, Arif S, dkk. 25. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Seels, B. B, C Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Soekisno, R, B. Aryan. 27. Pengembangan ICT dalam pembelajaran Matematika. I(http://rbaryans.wordpress.com/27/2/23/pengembangan-ict-dalampembelajaran-di-sma/. diakses tanggal 17 Maret 28). Sudjana, N, A. Rivai. 25. Media Pengajaran: Penggunaannya dan Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru. Suherman, E. 21. Common Textbook: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Jica- Universitas Dosen Indonesia (UPI). Syukur. 28. Modul Diklat Sertifikasi: Pemanfaatan Media Pembelajaran (http://citraedukasi.blogspot.com/28_1_1_archive.html. 4 Maret 28) Thomas. R., et. al. 24. Assessing Higher Order Skills using Simulations, (http://www.caaconference.com/pastconferences/24/proceedings/thomas_ R.pf. diakses tanggal 23 Maret 28). Utami, Apriliani. 27. Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran Matematika Subpokok Bahasan Geometri Kelas VIII.5 di SMP N 1 Indralaya. Makalah dlm Seminar Nasional Pendidikan Matematika 27. UNSRI 4 September 27. Zulkardi. 22. Developing a Learning Environment on Realistic Mathematics Education for Indonesian student teachers..disertasi. (http://projects.edte.utwente.nl/cascade/imei/dissertation/disertasi.html. diakses tanggal 1 Desember 27). 17