BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

dokumen-dokumen yang mirip
TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

Customer Request/Complaint. Send jobs by SMS Technical Spv. Confirmasi Solve by SMS. Monitoring worktime

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA

Implementing COBIT in Higher Education. at South Louisiana Community College (SLCC) in Lafayette, Louisiana, USA.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

Plainning & Organization

BAB II LANDASAN TEORI

Muhammad Rajab Fachrizal Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia

Prastuti S, Tri Pudji W, Denny Syamsu R STMIK Widya Pratama Pekalongan ABSTRAK

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

PEMBANGUNAN IT GOVERNANCE DI SEKTOR PUBLIK (PEMERINTAHAN) YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Rumusan Masalah

ANALISIS TATA KELOLA TI BERDASARKAN DOMAIN DELIVERY AND SUPPORT

Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia Agustus 2009

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan perangkat keras begitu pesat, seiring

LAPORAN AUDIT DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.0 WASHIN ID MANAJEMEN SUMBER DAYA IT

ANALISIS PENGUKURAN TATA KELOLA TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.0 STUDI KASUS PT. SEMESTA TEKNOLOGI PRATAMA

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT 4.1 UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tata kelola TI yang efektif dapat membantu perusahaan dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Taryana Suryana. M.Kom

Bab 2 Tinjauan Pustaka

IT GOVERNANCE DENGAN FRAMWORK COBIT DI BIRO PUSAT STATISTIK JAWA BARAT DENGAN METODE KUANTITATIF DESKRIPTIF

Bab 2. Landasan Teori

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

CobiT COBIT. CobiT The IT Governance Framework. CobiT diantara Standard Lain. document from IT Processes

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara objektif yang berkaitan dengan penilaian mengenai berbagai kegiatan dan

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. SRIKANDI DIAMOND MOTORS

PENGUKURAN TINGKAT MODEL KEMATANGAN PROSES COBIT MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB (Studi Kasus di STMIK AMIKOM Yogyakarta)

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Pada PT Nara Summit Industry Dengan Menggunakan Kerangka Cobit 4.0

AUDIT UNTUK MENILAI PROSES TATA KELOLA SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERENCANAAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT (STUDI KASUS PADA DIREKTORAT METROLOGI)

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL

Bab III Proses Penyusunan Metodologi pelaksanaan Tata Kelola TI

KAJIAN PENERAPAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.0 STUDI KASUS PT. SURYA MADISTRINDO PANGKALPINANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Audit Sistem Otomasi Perpustakaan Digilib STMIK Bumigora Mataram. Apriani STMIK Bumigora Mataram

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.2 Perumusan Masalah

ANALISA PENILAIAN MATURITY LEVEL TATA KELOLA TI BERDASARKAN DOMAIN DS DAN ME MENGGUNAKAN COBIT 4.1

MANAGING CONTROL OBJECT FOR IT (COBIT) SEBAGAI STANDAR FRAMEWORK PADA PROSES PENGELOLAAN IT-GOVERNANCE DAN AUDIT SISTEM INFORMASI

Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Domain Plan And Organise Dengan Menggunakan Framework COBIT 4.1

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PADA PENDUKUNG JARINGAN SITU DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Andreniko 1a. Gunadarma. Abstrak. Kata Kunci: COBIT, Evaluasi Tatakelola Teknologi Informasi, Plan and Organise, Maturity Level

EVALUASI SISTEM INFORMASI PADA PT. SINARMAS MULTIFINANCE PANGKALPINANG DITINJAU DARI FRAMEWORK COBIT 4.0

USULAN MODEL TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A Kuesioner I : Management Awareness

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

Bab V Penerapan Framework

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB Menentukan Ruang Lingkup. produksi dengan menggunakan COBIT. dan IT internal perspective. 2. Menentukan Metodologi

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian ini ditujukan untuk menilai posisi perusahaan saat ini dan

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT PADA INFRASTRUKTUR DAN KEAMANAN JARINGAN DI UNIVERSITAS X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen. Melalui pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai

EVALUASI TATA KELOLA SISTEM INFORMASI SERTIFIKASI GURU BERDASARKAN PENDEKATAN COBIT STUDI KASUS PADA DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

PENILAIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MODEL COBIT 4.1

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT (STUDI KASUS : PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA CABANG MAKASSAR) Oleh

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI BERDASARKAN 34 KERANGKA KERJA COBIT 4.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT PADA INFRASTRUKTUR DAN KEAMANAN JARINGAN UNIVERSITAS X

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA RISK IT MENGGUNAKAN COBIT FRAMEWORK 4.1 STUDI KASUS PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CAB.

PENILAIAN KESELARASAN ANTARA TUJUAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PT SARANA LUAS MAJU KIMIA

ABSTRAK. Kata Kunci : COBIT 4.1, DS, delivery and support. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (INFORMATION TECHNOLOGY GOVERNANCE) DI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BERBASIS FRAMEWORK COBIT 4.

ABSTRAK. Kata kunci: IT Governance, COBIT 4.1,PT.PLN.DJBB BAGIAN ASTI,APLIKASI iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

LANDASAN TEORI. IT Governance

Transkripsi:

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja. COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT. Cobit berorientasi proses, dimana secara praktis Cobit dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan IT. Cobit memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi. Siapa saja yang menggunakan COBIT? COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi. AKS BAB VIII Halaman 1

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise) Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula. 2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement) Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis. 3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support) Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training. 4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate) Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol. Keempat domain tersebut diatas kemudian dijabarkan menjadi 34 faktor resiko yang harus dievaluasi jika ingin diperoleh suatu kesimpulan mengenai seberapa besar kepedulian manajemen terhadap teknologi informasi, serta bagaimana teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi. AKS BAB VIII Halaman 2

COBIT IT Processes Defined Withen The Four Domain Gambar Kerangka COBIT PLANNING AND ORGANISATION (PO) 1 P01 2 3 4 5 P02 PO3 PO4 PO5 Menetapkan Rencana Strategis Teknologi Informasi (Define a Strategic IT Plan) Menetapkan Arsitektur Informasi (Define the Information Architecture) Menetapkan Arah Teknologi (Determine Technological Direction) Menetapkan Organisasi TI dan Hubungannya (Define the IT Organisation and Relationships) Mengatur Investasi TI (Manage the IT Investment) AKS BAB VIII Halaman 3

6 7 8 9 10 11 PO6 PO7 PO8 PO9 PO10 PO11 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen (Communicate Management Aims and Direction) Mengelola Sumberdaya Manusia (Manage Human Resources) Memastikan Kesesuaian dengan Kebutuhan-kebutuhan eksternal (Ensure Compliance with External Requirements) Menilai Resiko (Assess Risks) Mengatur Proyek (Manage Projects) Mengatur Kualitas (Manage Quality) ACQUISITION AND IMPLEMENTATION (AI) 12 13 14 15 16 17 AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 Identifikasi solusi-solusi otomatisasi (Identify Automated Solutions) Memperoleh dan memelihara Perangkat Lunak Aplikasi (Acquireand Maintain Application Software) Memperoleh dan memelihara Infrastruktur Teknologi (Acquire and Maintain Technology Infrastructure) Mengembangkan dan memelihara prosedur (Develop and Maintain Procedures) Instalasi dan pengakuan sistem (Install and Accredit Systems) Mengatur Perubahan (Manage Changes) DELIVERY AND SUPPORT (DS) 18 19 20 21 22 23 DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 Menetapkan dan mengatur tingkatan pelayanan (Define and Manage Service Levels) Mengelola layanan pihak ke tiga (Manage Third-Party Services) Mengelola kapasitas dan kinerja (Manage Performance and Capacity) Menjamin layanan berkelanjutan (Ensure Continuous Service) Menjamin keamanan sistem (Ensure Systems Security) Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya (Identify and Allocate Costs) AKS BAB VIII Halaman 4

24 25 26 27 28 29 30 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 Mendidik dan melatih user (Educate and Train Users) Membantu dan memberikan masukan kepada pelanggan (Assist and Advise Customers) Mengelola konfigurasi (Manage the Configuration) Mengelola kegiatan dan permasalahan (Manage Problems and Incidents) Mengelola Data (Manage Data) Mengelola Fasilitas (Manage Facilities) Mengelola Operasi (Manage Operations) MONITORING (M) 31 32 33 34 M1 M2 M3 M4 Mengawasi proses (Monitor the Processes) Menilai kecukupan pengendalian internal (Assess Internal Control Adequacy) Memperoleh jaminan independen (Obtain Independent Assurance) Menyediakan Audit Independen (Provide for Independent Audit) Secara keseluruhan 34 proses diataslah yang digunakan sebagai panduan dalam menangani masalah tata kelola IT atau pembuatan IT strategic plan, meskipun dalam prakteknya tidak mesti menggunakan 34 proses tersebut karena prosesproses tersebut menyesuaikan dengan kondisi organisasi. Skala maturity dari Framework COBIT Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan. AKS BAB VIII Halaman 5

Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI. Maturity model dapat digunakan untuk memetakan : 1. Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu. 2. Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding) 3. Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding) 4. Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan) Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi menjadi 6 level : 1. Level 0 (Non-existent) Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya. 2. Level 1 (Initial Level) Pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan perencanaan yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses secara teratur berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan beberapa form dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada kemampuan individual atau term dan variasi dengan keahlian yang dimilikinya. 3. Level 2 (Repeatable Level) Pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat AKS BAB VIII Halaman 6

efektif suatu proses manajemen dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti; practiced, dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan. 4. Level 3 (Defined Level) Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan untuk membantu manejer, ketua tim dan anggota tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai karakteristik; readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam mengerjakan suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas, maka manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai kemajuan proyek tersebut. Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam pengawasan dan kualitas produk yang diawasi. 5. Level 4 (Managed Level) Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan yang dapat diterima. Resiko perpindahan teknologi produk, prores manufaktur, dan pasar harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan limit yang dapat diukur. AKS BAB VIII Halaman 7

6. Level 5 (Optimized Level) Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis kesalahan dan defects untuk menentukan penyebab kesalahannya. Proses pengembangan melakukan evaluasi untuk mencegah kesalahan yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi lagi. AKS BAB VIII Halaman 8