PENGEMBANGAN INDUSTRI DI TIMOR LESTE

dokumen-dokumen yang mirip
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

VI. KEBUTUHAN INVESTASI

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

Lokasi Pabrik ditentukan

Iklim Perubahan iklim

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. menguntungkan sampai 40%, gundukan melintang berupa peninggian sebagaian. antaranya; speed bump, speed hump, dan speed table.

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- 2 - II. CONTOH PENGHITUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI PROVINSI JAMBI DR. EVI FRIMAWATY

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Muhamad Gadhavai Fatony, FE UI, 2010.

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia


Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis angka pengganda (multiplier) meliputi value added multiplier

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: PERSPEKTIF LINGKUNGAN. Mukti Sardjono, Saf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

Negara berkembang [Indonesia] 60-70% agriculture. Tanaman dan ternak produksi dari satu area pertanian

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

CATATAN DISKUSI TENTANG: Kebutuhan Energi, pengembangan energi alternatif dan potensi energi dari minyak jarak (Resume presentasi & makalah pembicara)

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INDUSTRI TEBU - GULA & BIO-ETHANOL DI TIMOR LESTE GT Leste Biotech Timor Leste, Juni 2008

GAMBARAN UMUM TIMOR LESTE Luas wilayah: 15,410 km², + 640 km (northwest) Darwin, Australia. Jumlah penduduk: + 1 juta Pertambahan penduduk: + 5,36 % pertahun GDP per capita: USD$367,3

POTENSI TIMOR LESTE DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI GULA DAN BIO ETHANOL Timor Leste terletak dekat khatulistiwa, iklim, kualitas tanah cocok untuk ditanami tebu serta lahan tersedia; Terletak relatif dekat dengan negara yang memerlukan bio ethanol. Timor Leste perlu memiliki dan menguasai teknologi bio fuel dan gula.

BISNIS BIO ETHANOL DAN GULA Bisnis terdiri dari: Perkebunan Tebu untuk memasok feedstock pabrik gula dan bio ethanol; Pabrik bio ethanol, dan Pabrik Gula; Marketing Bio ethanol dan Gula.

KENAPA BIO ETHANOL PENTING? Deposit minyak fosil menipis, kebutuhan minyak dunia meningkat, harga semakin tinggi; Diperlukan energi alternatif untuk subsitusi minyak fosil.

KENAPA GULA PENTING? Ada kebutuhan dunia; Produksi lokal perlu untuk menjaga kestabilan harga gula.

INDUSTRI PERKEBUNAN TEBU DI TIMOR LESTE Semi mekanisasi; Kemitraan dengan petani (20%); Luas perkebunan sedang di pelajari; Jumlah tebu yang dihasilkan: sedang dipelajari; Jumlah gula dan bio ethanol yang diproduksi, sedang dipelajari.

PABRIK BIO ETHANOL & GULA 1. Cane Mill Plant Cane Crushing Mill Cane Juice Preparation Plant 2. Distillery Fermentation Plant Distillation Plant Dehydration Plant

PABRIK BIO ETHANOL & GULA 3. Cogeneration Plant Boiler Island Plant Power Island Plant 4. Utility Plants Water Treatment Plant Cooling Plant Effluent Treatment Plant Composting Plant (Optional)

PRODUK YANG DIHASILKAN 1. Produk Utama: Gula; Bio ethanol. 2. Produk Sampingan: Listrik; CO2; CERs; Pupuk.

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI KEBUN Tidak mempergunakan lahan sawah, kebun jagung, jati dll yang ada saat ini; Tidak menggunakan lokasi perumahan masyarakat; Tidak menggunakan areal yang diproteksi; Dekat dengan sumber air; Akses jalan tersedia; Tanah atau topography relatif datar.

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PABRIK Sedekat mungkin dengan perkebunan tebu; Sedekat mungkin dengan pelabuhan; Dekat dengan sumber air; Dekat dengan jaringan listrik; Tidak memindahkan penduduk Akses jalan tersedia; Tanah atau topography relatif datar.

ISU LINGKUNGAN 1. Lahan Perkebunan: Tidak menggunakan areal hutan yang protected; Tidak daerah yang mempunyai nilai sejarah; Tidak menggusur kuburan dll; Tidak memindahkan masyarakat; Tidak mengganggu kepentingan umum.

lanjutan 2. Tanaman Specialisasi: Ada baiknya negara meliki speciality; Keinginan untuk menjadi sangat specialist di bidang tebu, ethanol dan gula; Penelitian dan penemuan Varietas TEBU yang sesuai untuk kondisi tanah, iklim dan penggunaan tertentu akan dilakukan terus menerus; Keinginan untuk diperhitungan dalam industri tebu, ethanol dan gula dunia; Agar Timor Leste memiliki strong bargaining power.

lanjutan 3. Penggunaan Air: GTLB melihat kebutuhan air untuk perkebunaan dan pabrik tergantung pada pengelolaan Sumber Daya Air yang ada. Kuncinya bagaimana menahan air hujan dan air sungai selama mungkin didarat, tidak menimbulkan banjir dan tidak cepat terbuang kelaut. 4. Pemakaian Pupuk: Limbah tebu,merupakan bahan pupuk organik terbaik; Perkebunan harus 50 m dibelakang tepi sungai, hal ini standard dunia. Diharapkan 50 meter alam dapat memfilter air.

lanjutan 5. Waste (bi product): Limbah padat tebu, akan digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan kompos; Air limbah yang dikeluarkan oleh pabrik akan memenuhi standar lingkungan Timor Leste; Sebagian air limbah akan dipergunakan untuk menyiram tanaman; GTLB akan meminimize waste.

MANFAAT BISNIS UNTUK MASYARAKAT TIMOR LESTE Pengembangan industri perkebunan tebu, gula dan bioethanol akan menciptakan suatu pemukiman baru dengan aktifitas penunjang seperti: Aktifitas ekonomi (perdagangan, toko, rumah makan, pasar, hotel, perumahan dll); Aktifitas kesehatan (clinic, apotik); Aktifitas pendidikan (sekolah, training center); Aktifitas social (gereja, sarana olah raga dll).

MANFAAT BISNIS UNTUK MASYARAKAT TIMOR LESTE Membuka lapangan kerja(full capacity + 10.000); Kemampuan SDM meningkat melalui program pelatihan (mekanik, mesin, pertanian dan admin.); Memperbaiki penghasilan masyarakat; Mengurangi malaria (banjir dapat dicegah); Mendapatkan listrik yang dihasilkan oleh limbah tebu; Terbangunnya fasilitas kesehatan dan pendidikan; Mengenerate sumber pajak untuk negara; Memberikan multiplier effect kegiatan ekonomi karena keberadaan perkebunan dan pabrik.

JADWAL PROYEK 1. Studi Kelayakan: September 2008 2. Persiapan dan Sosialisasi: 1. Pembangunan basecamp: Agustus 2008 2. Sosialisasi: September 3. Pelatihan: Januari 2009 4. Pembangunan nursery: 3. Land Marking: November 2008... 2009 4. Detail design: 5. Konstruksi 6. Produksi

KUNCI SUKSES DALAM BISNIS: 1. Kontinuitas dari supply bahan baku; 1. Dukungan politis dari pihak terkait. 1. Keamanan Conducive.