BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KALIANYAR VERTICAL KAMPONG WITH BEHAVIOR ARCHITECTURE IN JAKARTA

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

KAJIAN KERENTANAN KAWASAN PERMUKIMAN PADAT TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KECAMATAN TAMBORA - JAKARTA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V PENERAPAN KONSEP MAGERSARI DI KAWASAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V STRATEGI PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN CILOSEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

BAB IV: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan terjadinya penurunan kwantitas ruang terbuka publik,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

oleh : Eka Rianta S. Database and Mapping Officer ACF

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBORA JAKARTA BARAT

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB III METODE PENELITIAN

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

HASIL PENELITIAN ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA

Gambar 30. Diagram Konsep Pembagian Ruang

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

Transkripsi:

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN Pada bab ini akan dibahas beberapa analisis perencanaan yang meliputi perencanaan makro, mezo, serta mikro sampai dengan menghasilkan konsep perencanaan yang juga meliputi makro, mezo dan mikro. Analisis perencanaan makro meliputi pemilihan lokasi perencanaan Kampung Vertikal Kalianyar secara kawasan makro, analisis mezo meliputi pemilihan lokasi terpilih dan menentukan site secara detail, dan analisis mikro meliputi kondisi fisik dan kaitannya terhadap konsep perancangan. 4.1 Konsep Makro Konsep makro pada pendekatan konsep perencanaan ini dilakukan melalui analisis penentuan lokasi. Proses analisis dilakukan melalui pengamatan terkait legalitas yang telah ditetapkan Pemerintah DKI Jakarta. Selain itu, proses analisis meliputi pemetaan kawasan secara makro terhadap wilayah di sekitar dengan radius yang luas guna menentukan titik-titik lokasi atau kawasan penting yang terkait dengan pendekatan konsep perencanaan kampung vertikal sebagai permukiman penduduk. Hasil dari proses analisis makro adalah menentukkan lokasi perencanaan Kampung Vertikal di Jakarta secara kawasan yang masih makro serta keberadaannya dalam peta wilayah DKI Jakarta. 4.1.1 Konsep Legalitas Pemilihan Kawasan Analisis legalitas mencakup alasan dan pertimbangan pemilihan site secara makro, berdasarkan data dan isu yang berkembang. Tujuan: Mendapatkan kawasan secara makro sebagai lokasi perencanaan Kampung Vertikal Kalianyar Dasar Pertimbangan: Data adalah fakta dan sesuai dengan isu yang sedang berkembang di Jakarta Lokasi merupakan lokasi padat penduduk yang dinilai sudah tidak layak lagi menjadi hunian yang mengandung kehidupan bermukim dan lainnya di dalamnya. Lokasi merupakan lokasi yang tercatat sebagai lokasi kumuh dan rawan bencana seperti kebakaran. IV - 1

Analisis: Pada proses analisis ini, pemilihan lokasi Kelurahan Kalianyar dilatarbelakangi oleh fakta yang ditemukan terkait kepadatan penduduk di Jakarta. Proses analisis legalitas melalui proses pengamatan terhadap pemetaan yang telah dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dalam Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 terkait dengan peta kepadatan penduduk Jakarta. Setelah itu menggunakan rencana Pemerintah DKI Jakarta yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 terkait dengan perencanaan peruntukkan kawasan untuk menentukan lokasi perencanaan Kampung Vertikal di Jakarta. Proses ini dilakukan guna mendapatkan hasil berupa penentuan wilayah yang menjadi perencanaan Kampung Vertikal di Jakarta dalam skala yang masih makro. Kecamatan Tambora sebagai Kecamatan Terpadat Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah 2010, distribusi penduduk pada tahun 2010 di Kota Jakarta Barat memperlihatkan status Kecamatan Tambora sebagai area dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Pada Gambar IV.1 terlihat kondisi Kecamatan Tambora sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi (warna biru tua), tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka 548 Jiwa per Ha. Kelurahan Kalianyar sebagai Kelurahan Terpadat Pada Kelurahan Kalianyar, jumlah penduduknya mencapai angka 24.784 Jiwa yang terbagi dalam 4.869 KK. Dengan luas hanya 31,80 Ha, kepadatan penduduk di Kelurahan Kalianyar cukup tinggi yaitu mencapai 77.456 jiwa/km2. Terpadat seasia tenggara IV - 2

Gambar IV.1 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Jakarta Barat (Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010) IV - 3

Kelurahan Kalianyar Merupakan Wilayah dengan Peruntukkan sebagai Permukiman Vertikal. Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 merupakan masterplan perencanaan Pemerintah Jakarta yang dikeluarkan pada Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012. Pada Perencanaan di Kota Jakarta Barat, Gambar IV.2, dapat dilihat peruntukkan wilayah Kecamatan Tambora atau lebih detil lagi Kelurahan Kalianyar diperuntukkan sebagai area perumahan (warna kuning). Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 pasal 140, Kelurahan Kalianyar masuk ke dalam status kawasan permukiman kumuh berat yang harus segera diperbaiki, serta arahan untuk pengembangan kawasan perumahan vertikal sebagai penyediaan perumahangolongan menengahbawah. Gambar IV.2 Peta Peruntukkan Wilayah Jakarta Barat (Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030) IV - 4

Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030 pasal 140 ayat 1, pengembangan kawasan perumahan vertikal untuk penyediaan perumahan golongan menengah-bawah, dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang memadai di Kali Angke, Duri Utara, Tambora, Kapuk, Rawa Buaya, Kali Anyar, Kedaung Kali Angke dan lain-lain; dan peremajaan lingkungan di kawasan permukiman kumuh berat terutama di Tomang, Tamansari, Angke, Duri Kosambi, Duri Utara, Tambora, Hasil: Dari pengamatan dan penggalian data yang ada, maka didapatkan sebuah kelurahan yang berlabel kelurahan padat penduduk dengan tingkat kepadatan yang sangat tinggi dan masuk dalam rencana tata ruang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Lokasi perencanaan Kampung Vertikal di Jakarta secara makro yaitu Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat. Adapun potensi dan kendala yang terdapat di Kelurahan Kalianyar untuk dijadikan kampung vertikal adalah. Potensi: Peremajaan permukiman padat penduduk yang termasuk dalam rencana tata ruang DKI Jakarta dapat terselesaikan Kondisi wilayah yang sesak dan sangat minim RTH dapat diperbaiki dengan salah satu tujuannya membuka RTH bagi Kota Jakarta. Kendala: Kepadatan penduduk yang cukup ekstrim menjadi tantangan untuk mengakomodir seluruh penghuni yang tercatat. 4.1.2 Kondisi Kawasan Proses analisis ini menggunakan data berupa peta lokasi secara makro yang dikaitkan dengan keberadaan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada di sekitar lokasi kampung vertikal yang direncanakan. Selain itu, skala pelayanan dan cakupan terhadap lokasi terpilih juga menjadi bagian yang dianalisis. Tujuan: Mendapatkan gambaran atau ilustrasi lokasi perencanaan Kampung Vertikal Kalianyar secara commit makro. to user IV - 5

Dasar Pertimbangan: Membuat titik-titik lokasi penting di sekitar site yang akan andil dalam kehidupan bermukim Kampung Vertikal Kalianyar ke depannya Proses mapping secara makro menjadi ilustrasi guna menampilkan cakupan kawasan site terpilih. Analisis: Pada proses analisis kondisi eksisting melibatkan proses pemetaan kawasan (mapping) terkait Kelurahan Kalianyar dan sekitarnya khususnya pada kawasan yang lebih luas (Gambar IV.3). Proses ini dilakukan guna mendapatkan hasil berupa skala pelayanan dan juga potensi serta perencanaan Kampung Vertikal secara lebih makro. Gambar IV.3 Pemetaan Kawasan Makro Kelurahan Kalianyar Terhadap Wilayah Sekitar (Sumber : Suminar, 2015) IV - 6

Hasil: Dari proses analisis yang dilakukan, maka didapatkan pemetaan titik penting dalam skala kawasan makro serta analisis karakter jalan yang ada di sekitar Kelurahan Kalianyar. Titik-titik penting ini akan menjadi tolok ukur serta masukan desain dalam konsep perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal Kalianyar. Adapun potensi dan kendala yang ada dalam kondisi eksisiting secara makro, yaitu Potensi: Site berada di kawasan permukiman dengan keberadaan kawasan di sekitarnya yang berupa permukiman. Hal ini menjadikan kawasan kalianyar bebas dari permasalahan kekurangan air, atau terhalang matahari oleh bangunan tinggi. Kawasan kalianyar berada dekat dengan Stasiun Duri, sehingga kemudahan akses tidak hanya dari jalan raya. Kelurahan Kalianyar berada cukup dekat dengan pusat keramaian kota Industri rumah tangga membuat eksistensi Kelurahan Kalianyar menjadi besar, sehingga pendatang banyak berdatangan. Kendala: Industri konveksi yang menjamur menyebabkan keramaian di wilayah kalianyar di tengah kurang optimalnya kondisi sirkulasi di Kelurahan Kalianyar. 4.2 Konsep Mezo Proses analisis selanjutnya mengerucut ke dalam cakupan yang lebih kecil. Proses analisis mezo pada konsep perencanaan yang dilakukan meliputi pemilihan lokasi (site terpilih) di dalam Kelurahan Kalianyar. Proses penentuan meliputi analisis legalitas dan juga analisis terkait kondisi eksisting yang mampu menggambarkan kondisi lingkungan Kelurahan Kalianyar serta perencanaan pemerintah kota terkait Kelurahan Kalinyar. Hasil dari proses analisis ini yaitu menetapkan kawasan di dalam Kelurahan Kalianyar yang menjadi perencanaan Kampung Vertikal. Kawasan yang direncanakan hanya dalam lingkup 1 rukun warga (RW) sebagai batasan untuk mempermudah proses perencanaan. IV - 7

4.2.1 Konsep Legalitas Pemilihan Site Proses analisis akan berkecimpung dalam cakupan Kelurahan Kalianyar saja. Dimana proses ini berguna untuk mendapatkan masukan data potensi dan kendala, untuk menentukan lokasi site terpilih secara mikro. Tujuan: Mendapatkan lokasi atau site terpilih dari Kelurahan Kalianyar sebagai Lokasi perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal Kalianyar di Jakarta dengan beragam potensi dan kendala yang ada. Dasar Pertimbangan: Proses analisis melibatkan Rencana Detail Tata Ruang tahun 2014 DKI Jakarta Site yang direncanakan merupakan site yang potensi pengembangan sesuai yang tertera di RDTR 2014. Proses analisis melibatkan data berupa titik-titik penting yang dapat menjadi potensi di Kelurahan Kalianyar. Site terpilih merupakan kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yang dianalisis dengan melibatkan data kependudukan setempat. Potensi keberagaman aktivitas dapat menjadi nilai tambah. Analisis: Pada proses analisis legalitas guna menentukan site yang sejalan dengan rencana Pemerintah DKI Jakarta, maka proses analisis melibatkan Rencana Detail Tata Ruang 2014 yang mampu menggambarkan kondisi lingkungan berdasarkan zonasi perencanaan. Proses legalitas diharapkan mampu memperkecil lingkup atau menseleksi site yang direncanakan menjadi beberapa kategori site yang sesuai dengan konsep perencanaan Kampung Vertikal Kalianyar di Jakarta. Selain Rencana Tata Ruang Wilayah pada 2030 yang merupakan perencanaan makro, pemerintah DKI Jakarta juga telah mengeluarkan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah yang diterbitkan pada Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No.1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Pada RDTR dapat dilihat bagaimana perencanaan Pemerintah Jakarta terhadap detail kawasan Kelurahan Kalianyar yang diperuntukkan sebagai permukiman dan zonasi peruntukkan Kelurahan Kalianyar di masa yang commit akan datang. to user IV - 8

Gambar IV.4 Peta Zonasi Kecamatan Tambora (Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Tahun 2014) Berdasarkan data yang tertera di RDTR Jakarta tahun 2014 (Gambar IV.4) dapat dilihat bagaimana Kelurahan Kalianyar berada pada rencana pengembangan zonasi hunian dan beberapa sub zone prasarana. Pada Kelurahan Kalianyar tertera kode R.4 dan R.6 sebagai peruntukkan zona hunian, dimana kode ini merupakan kode hunian sedang dan flat. Hal ini menandakan Kelurahan Kalianyar merupakan zona hunian dengan tingkat besaran rumah cukup besar atau sedang dan flat atau seragam. IV - 9

Terdapat beberapa poin yang dapat diambil dari masing-masing Rukun Warga (RW) yang berpotensi dikembangkan sebagai prototype kampung vertikal. RW 1: Termasuk ke dalam kategori sub zona rumah flat dan rumah sedang dalam RDTR. Posisi berada di dekat jalan utama dan bersebelahan dengan pusat perbelanjaan Season City, RW 2: Termasuk ke dalam ketgori sub zona rumah flat dan rumah sedang, terdapat zona sub pendidikan. Posisi berada di sebelah jalan utama dan berada di tengah Kelurahan Kalianyar. RW 3: Termasuk ke dalam sub zona rumah flat dan sedang. Berada di dalam Kelurahan Kalianyar dan bersebelahan dengan rel kereta api. Terdapat fasilitas lapangan sepak bola dan juga kantor kelurahan dan luas yang cukup besar. RW 4: Termasuk ke dalam sub zona rumah flat dan sedang. Terdapat sub zona pendidikan dan luas yang tidak terlalu besar. RW 5: Termasuk ke dalam sub zona rumah flat dan sedang. Berada di sisi jalan utama. RW 6: Termasuk ke dalam sub zona rumah flat dan sedang, terdapat sub zona prasarana ibadah dan berada di dalam Kelurahan Kalianyar, serta bersebelahan dengan rel kereta api. RW 7: Termasuk ke dalam sub zona rumah sedang, berada di sisi jalan utama. Memiliki luas yang cukup besar. RW 8: Termasuk ke dalam sub zona rumah flat dan sedang. Terdapat sub zona pendidikan dan juga prasarana ibadah. Berada di dalam Kelurahan Kalianyar dan di sisi rel kereta api. RW 9: termasuk sub zona flat yang berada di sisi rel kereta api. Luas area berukuran kecil. Hasil: Berdasarkan analisis dari sisi legalitas yang tercantum dalam RDTR 2014, maka dapat disimpulkan seluruh ruas kalianyar sub zona hunian sedang dan flat. Dari analisis pengamatan ini maka dapat disimpulkan beberapa IV - 10

kawasan potensial yang kondisi layak untuk dikembangan sebagai kampung vertikal. Kawasan potensial yang dimaksud adalah RW yang kode R.4 atau hunian sedang dan koder R.6 atau hunian flat atau seragam. Jika terdapat 2 kode ini maka, kawasan hunian karakteristik hunian sedang yang merata di seluruh bagian kawasan dalam Kelurahan Kalianyar. Beberapa RW yang termasuk dalam hunian sedang dan flat adalah RW 1, RW 2, RW 3, RW 4, RW 5, RW 6, dan RW 8. 4.2.2 Kondisi Kawasan Proses analisis ini menggunakan data berupa peta lokasi secara mezo yaitu Kelurahan Kalianyar yang dikaitkan dengan keberadaan fasilitas-fasilitas penunjang sebuah kawasan permukiman. Selain itu, skala pelayanan dan cakupan terhadap lokasi terpilih secara mikro juga menjadi titik analisis. Tujuan: Mendapatkan site terpilih yang dianalisis melalui beberapa pertimbangan seperti jumlah penduduk, kondisi kampung, titik-titik potensial, dan kemudahan akses. Dasar Pertimbangan: Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi Kemudahan akses menjadi pertimbangan yang dikaitkan dengan keberadaan posisi site. Jumlah titik industri, komersial, dan hal lainnya yang mendukung konsep kampung vertikal Analisis: Pada analisa kondisi kawasan Kelurahan Kalianyar terdapat beberapa titik yang dapat dikatakan menjadi pertimbangan untuk kriteria yang direncanakan terkait site yang nantinya dipilih dalam lingkup yang lebih kecil atau mikro. Proses ini dilakukan melalui pengamatan yang dilakukan pada peta pemetaan Kelurahan Kalianyar yang sebelumnya telah dilakukan oleh Frisca Susanto (2013) serta pengamatan langsung ke lapangan. Pada pemetaan yang dilakukan didapatkan beberapa titik yang mampu jadi bahan pertimbangan seperti halnya industri, komersial, dan lainnya. Selain peta kawasan, proses analisis juga dilakukan dengan mengamati commit to data user yang diperoleh dari data Kelurahan IV - 11

Kalianyar, terkait jumlah penduduk, titik industri, dan lainnya. Proses analisis tersebut dilakukan dengan menentunkan kriteria yang diinginkan terkait kawasan yang direncanakan sebagai Kampung Vertikal Kalianyar di Jakarta. Berdasarkan kondisi eksisting keberadaan elemen yang ada di Kelurahan Kalianyar terdapat beberapa titik yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kampung vertikal. Beberapa elemen tersebut seperti keberadaan pasar yang butuh perbaikan, kondisi ruang terbuka yang minim dan butuh kenaikan prosesntase, serta jalan atau gang yang sempit dan sangat sulit akses. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kalianyar saat ini tercatat sebanyak 28.629 yang terbagi ke dalam 9.418 kepala keluarga. Data ini merupakan data kependudukan Kelurahan Kalianyar tahun 2013 beserta jumlah penduduk dalam 5 tahun terakhir. Gambar IV.5 Pemetaan Kawasan Mezo Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015, Berdasarkan Revisi dari analisa sebelumnya oleh Frisca Susanto, dalam http://prezi.com/zdyxh3dkxdmv/kampung-vertikal/ ) IV - 12

Tabel IV.1 Data Kependudukan Kelurahan Kalianyar Tahun 2013 dan Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir JUMLAH PENDUDUK TETAP No. RW RT KK WNI WNA Lk Pr Lk Pr JUMLAH 1 01 14 1576 2626 1910 2 02 11 767 1647 1475 3 03 11 873 1393 1328 4 04 12 1006 1522 1468 5 05 11 865 1518 1403 6 06 10 815 1305 1246 7 07 9 874 1412 1239 8 08 15 1902 2829 2348 9 09 8 740 983 977 JUMLAH 101 9.418 15.235 13.394 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4.536 3.122 2.721 2.990 2.921 2.551 2.651 5.177 1.960 28.629 2012 101 9.215 15.464 13.591 - - 2011 101 8.824 16.555 14.688 - - 2010 101 8.815 16.825 14.725 - - 2009 101 7.562 16.995 14.221 - - 2008 101 7.715 16.552 14.925 - - (Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Kalianyar Tahun 2013) 29.055 31.243 31.550 31.216 31.477 Tabel IV.1 memperlihatkan kondisi setiap RW Kelurahan Kalianyar terkait tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan data yang tertera didapatkan tingkat kepadatan penduduk yang merupakan hasil dari perbandingan prosentase jumlah penduduk dengan luasan wilayah. RW 01 dengan jumlah penduduk 4.536 jiwa dengan 1576 kepala keluarga. Luas wilayah RW 01 ± 33.600 m2 atau 3,36 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 01 adalah ± 1.350 Jiwa/Ha. IV - 13

RW 02 dengan jumlah penduduk 3.122 jiwa dengan 767 kepala keluarga. Luas wilayah RW 02 adalah ± 31.500 m2 atau 3,15 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 02 adalah ± 991 Jiwa/Ha. RW 03 dengan jumlah penduduk 2.721 jiwa dengan 873 kepala keluarga. Luas wilayah RW 03 adalah ± 47.900 m2 atau 4,79 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 03 adalah ± 568 Jiwa/Ha. RW 04 dengan jumlah penduduk 2.990 jiwa dengan 1006 kepala keluarga. Luas wilayah RW 04 adalah ± 34.650 m2 atau 3,46 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 04adalah ± 864 Jiwa/Ha. RW 05 dengan jumlah penduduk 2.921 jiwa dengan 865 kepala keluarga. Luas wilayah RW 05 adalah ± 23.200 m2 atau 2,32 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 05 adalah ± 1.259 Jiwa/Ha. RW 06 dengan jumlah penduduk 2.551 jiwa dengan 815 kepala keluarga. Luas wilayah RW 06 adalah ± 23.350 m2 atau 2,35 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 06 adalah ± 1.085 Jiwa/Ha. RW 07 dengan jumlah penduduk 2.651 jiwa dengan 874 kepala keluarga. Luas wilayah RW 07 adalah ± 20.500 m2 atau 2,05 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 07 adalah ± 1.293 Jiwa/Ha RW 08 dengan jumlah penduduk jiwa 5.177 dengan kepala keluarga 1902. Luas wilayah RW 08 adalah ±52.500 m2 atau 5,25 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 08 adalah ± 986 Jiwa/Ha RW 09 dengan jumlah penduduk 1.960 jiwa dengan 740 kepala keluarga. Luas wilayah RW 09 saat ini adalah ± 18.600 m2 atau 1,86 Ha, sehingga kepadatan penduduk di RW 09 adalah ± 1053 Jiwa/Ha. Saat ini penduduk Kelurahan Kalianyar berjumlah 28.629 jiwa. Tabel di atas menunjukan jumlah penduduk cenderung menurun, dari sebelumnya tahun 2008 yaitu 31.477 jiwa, sehingga dapat diperkirakan jumlah penduduk Kelurahan Kalianyar di beberapa tahun ke depan tidak jauh berbeda bahkan cenderung menurun. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah space di kampung yang sudah penuh dan tidak terdapat ruang lagi. Jika melihat dari 5 tahun terakhir, prosentase jumlah penduduk menurun sebesar 9%, maka jumlah penduduk commit to Kelurahan user Kalianyar akan turun sebesar 9% IV - 14

atau sebesar 2.576 jiwa pada tahun 2018 atau sekitar 286 jiwa per-rw atau 95 kepala keluarga. Jumlah penduduk setiap RW angka yang cukup besar, setidaknya RW 1 dan RW 8 jumlah penduduk lebih dari 4 ribu jiwa. Sedangkan dari hitungan cepat data kepadatan penduduk tiap RW, maka dapat diketahui RW 01 tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yaitu mencapai ± 1.350 Jiwa/Ha. Kondisi Eksiting Kalianyar Kelurahan Kalianyar merupakan kelurahan yang cukup padat dengan kehadiran industri rumah tangga, terutama industri rumah tangga konveksi. Posisi beberapa RW di Kelurahan Kalianyar terbagi ke dalam beberapa kategori. Hanya beberapa RW yang kemudahan akses kendaraan besar, seperti mobil. Berikut tabel analisis kondisi eksisting Kelurahan Kalianayar melalui pengamatan langsung dan juga perbandingan dengan pemetaan yang telah dilakukan oleh Frisca Susanto (2013). Tabel IV.2 Analisis Kondisi Eksisting RW Kelurahan Kalianyar RW Lokasi Penduduk Industri Potensi dan Kendala RW 01 Kelurahan Kalianyar Lokasi RW 01 berada di sudut barat laut. Posisinya cukup strategis sebagai jalur masuk menuju Kelurahan Kalianyar dari arah utara yang banyak dilalui pelaku kegiatan. RW 01 jumlah penduduk 4.536 dan KK 1.576. Tergolong kepadatan penduduk yang sedang. Dari survei yang dilakukan terdapat beragam beberapa area komersial dan industri rumah tangga yang hampir menyebar di seluruh ruas kampung Potensi : - Lokasi strategis - Kepadatan penduduk tinggi - Potensi kehidupan bermukim lebih beragam Kendala : - Sirkulasi di dalam site kurang memadai. IV - 15

RW 02 Kelurahan Kalianyar RW 03 Kelurahan Kalianyar RW Lokasi Penduduk Industri Lokasi RW 01 berada di sisi timur laut. Keberadaannya sangat dekat dengan rel kereta api, dan terdapat pasar tumpah. Akses RW 02 kurang strategis karna masih harus melalui RW 09 dan jalur masuk berada dekat dengan perlintasan KA. Lokasi RW 03 berada di pusat kelurahan. Keberadaannya tidak dapat diakses langsung dari luar. RW 02 jumlah penduduk yaitu 3.122 dan jumlah KK 767. Tergolong kepadatan penduduk yang sedang. RW 03 jumlah penduduk yaitu 2.721 dan jumlah KK 873. Tergolong kepadatan penduduk yang sedang. Dari pengamatan yang dilakukan. Terdapat beberapa area komersial dan industri di dalam wilayah RW 2 dan terdapat pasar di sisi timur. Dari pengamatan yang dilakukan tedapat beberapa area industri di sisi wilayah RW 3, serta terdapat beberapa area komersial, dan juga area terbuka hijau berupa lapangan. Potensi dan Kendala Potensi : - Potensi kehidupan bermukim lebih beragam - Terdapat potensi view - Terdapat fasilitas pasar Kendala : - Akses masuk kurang memadai - Pasar yang ada dinilai kurang ideal Potensi : - Terdapat fasilitas lapangan. Kendala : - Kondisi site sangat luas, dan tidak beraturan - Sirkulasi di dalam site kurang memadai. RW 04 Kelurahan Kalianyar Lokasi RW 04 berada di sisi barat. Dan di selatan RW 03 dan RW 01. Dimana akses masuk tidak dapat dicapai langsung dari luar. RW 04 jumlah penduduk yaitu 2.990 dan jumlah KK 1.006. tergolong kepadatan penduduk yang sedang. Dari pengamatan yang dilakukan, terdapat area komersial di bagian dalam wilayah RW 4, dan sedikit area industri. Potensi : - Potensi kehidupan bermukim lebih beragam Kendala : - Sirkulasi di dalam site kurang memadai. IV - 16

RW Lokasi Penduduk Industri RW 05 Kelurahan Kalianyar Lokasi RW 05 berada di pusat, dan di selatan dari RW 03 dan RW 02. Keberadaannya tidak dapat dicapai langsung dari luar. Lokasi RW 06 RW 06 Kelurahan Kalianyar berada di sisi timur, dan bersebelahan dengan RW 05. Berada dekat dengan rel kereta api, dan aksesnya tidak dapat dicapai langsung. RW 07 Kelurahan Kalianyar Lokasi RW 07 berada di sisi tenggara, dan bersebelahan dengan RW 06 dan RW 08. Berada dekat dengan rel kereta api, dan aksesnya tidak dapat dicapai langsung dari luar. RW 08 Kelurahan Kalianyar Lokasi RW 08 berada di sisi barat daya, dan bersebelahan dengan RW 04 dan RW 07. Berada dekat dengan rel kereta api, dan aksesnya dapat dicapai langsung, namun jalur yang ada tidak kondusif dan berada dekat dengan perlintasan KA RW 05 jumlah penduduk yaitu 2.921 dan jumlah KK 865. tergolong kepadatan penduduk yang sedang. RW 06 jumlah penduduk yaitu 2.551 dan jumlah KK 815. tergolong kepadatan penduduk yang sedang. RW 07 jumlah penduduk yaitu 2.651 dan jumlah KK 874. tergolong kepadatan penduduk yang sedang. RW 08 jumlah penduduk yaitu 5.177 dan jumlah KK 1902. tergolong kepadatan penduduk yang tinggi. Dari pengamatan yang dilakukan, terdapat sedikit area industri dan pasar di sisi utara wilayah RW 5.. Dari pengamatan yang dilakukan, terdapat sedikit area industri dan komersial di dalam wilayah RW 6. Dari pengamatan yang dilakukan, kondisi RW 7 didominasi oleh hunian dan hanya terdapat sedikit area komersial. Dari pengamatan yang dilakukan, Terdapat beberapa area komersial yang menyebar. Potensi dan Kendala Potensi : - Potensi fasilitas pasar tumpah. - Potensi view terhadap rel kereta api. Kendala : - Akses masuk langsung tidak ada. Potensi : - Potensi view terhadap rel kereta api. Kendala : - Akses masuk langsung tidak ada. Potensi : - Potensi view terhadap rel kereta api. Kendala : - Akses masuk langsung tidak ada. Potensi : - Potensi view terhadap rel kereta api. Kendala : - Perlintasan KA dapat menjadi titik kemacetan sementara IV - 17

RW 09 Kelurahan Kalianyar RW Lokasi Penduduk Industri Lokasi RW 09 berada di sisi utara. Posisinya cukup strategis sebagai jalur masuk menuju Kelurahan Kalianyar dari arah utara yang banyak dilalui pelaku kegiatan. RW 08 jumlah penduduk yaitu 1.960 dan jumlah KK 740. tergolong kepadatan penduduk yang sedangi. Dari pengamatan yang dilakukan, Terdapat cukup banyak area industri dan komersial menyebar di seluruh wilayah RW 9.. (Sumber : Suminar, 2015, Berdasarkan Revisi dari analisa Frisca Susanto, dalam http://prezi.com/zdyxh3dkxdmv/kampung-vertikal/) Potensi dan Kendala Potensi : - Potensi kehidupan bermukim lebih beragam - Akses masuk langsung dari jalur utara. Kendala : - Site terlalu kecil Hasil: Hasil dari proses analisis yang dilakukan dengan mengamati beberapa aspek seperti tingkat kepadatan penduduk, kebergaman aktivitas, posisi dan potensi ke depan, maka RW 01 menjadi prioritas utama sebagai lokasi perencanaan dan perancangan Kampung Vertikal Kalianyar. Hal ini ditentukan melalui proses analisis dengan menimbang potensi dan kendala yang ada di setiap sudut Kelurahan Kalianyar, tingkat kepadatan penduduk serta analisis melalui perencanaan ruang dari pemerintah DKI Jakarta. Potensi: Keberagaman fungsi menjadi modal guna membuat sebuah hunian vertikal yang dapat menjadi acuan ke depannya. Keberadaan tapak yang strategis. Kendala: Kepadatan penduduk yang cukup ekstrim menjadi tantangan untuk mengakomodir seluruh penghuni yang tercatat. Sirkulasi yang sempit ditengah padatnya aktivitas masyarakat kampung. IV - 18

4.3 Konsep Mikro Analisa mikro lebih menekankan pada kondisi site yang ada saat ini, untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan dan masukan desain Kampung Vertikal Kalianyar. Kondisi site yang diamati meliputi seluruh aspek, seperti penghuni, titiktitik penting, karakteristik ruang, keberagaman aktivitas, serta status kepengurusan. Metode yang digunakan adalah dengan survei ke lapangan untuk mengamati dan meruang di lokasi perencanaan yang RW 01. Data yang dihasilkan berupa pemetaan (mapping) dan beberapa informasi dari warga setempat. 4.3.1 Kondisi Site dengan Kawasan Sekitar Proses analisis melalui pengamatan terhadap lokasi-lokasi yang bersentuhan langsung dengan RW 01 Kelurahan Kalianyar, baik secara fisik maupun non-fisik. Tujuan: Mendapatkan data di lingkungan sekitar RW 01 dengan segala keberagaman kehidupan bermukim dan potensi yang menarik untuk dikembangan menjadi Kampung Vertikal Kalianyar di Jakarta. Dasar Pertimbangan: Pengamatan dilakukan pada titik batas lokasi terpilih Pengamatan dilakukan dengan memahami dan mencermati karakter batas antar wilayah yang direncanakan Gambar IV.6 Kondisi Lingkungan Kawasan Mikro RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015 ) IV - 19

Analisis: Rukun Warga 01 atau RW 01 merupakan salah satu Rukun Warga yang terdapat di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Kondisi eksiting RW 01 bersebelahan dengan Kelurahan Jembatan Besi, jalan Utama di sisi Kanal Banjir Barat, dan juga dengan RW 03 di Kelurahan Kalianyar, serta jalan lingkungan kampung kalianyar. Tabel IV.2 Analisis Kondisi Eksisting RW 1 Kelurahan Kalianyar Batas Kondisi Fisik Potensi Kendala Timur Sirkulasi Sedang, Jalan Utama Kelurahan Kalianyar, RW 03 - Sirkulasi sedang ramai pengguna sebagai sirkulasi utama di Kelurahan Kalianyar - Sirkulasi dapat dilewati kendaraan besar - Kemacetan sering muncul pada waktu tertentu akibat penumpukkan kendaraan yang tidak sebanding dengan ruas jalan. RW 03, Sirkulasi Sempit - Keberdekatan karakter kampung RW 01 dengan RW 03 - Sirkulasi sempit hanya 1,2 meter. Selatan Barat Kanal Banjir Barat, Jalan Raya Kanal Sebagai Tanggul - Terdapat jalan raya yang potensial sebagai ME (Main Entrance) - Kanal yang dapat menjadi view from site - Sirkulasi kecil sebagai jalan utama, kurang lebih 2 jalur mobil saja. Utara Kelurahan Jembatan Besi, Sirkulasi Sedang - Sirkulasi sedang cukup untuk sirkulasi kendaraan - Perbedaan wilayah antara Kelurahan IV - 20

Jembatan Besi dengan Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Hasil: Berdasarkan pengamatan dan analisis potensi serta kendala yang ada di sekitar kawasan site terpilih yaitu RW 01, maka disimpulkan konsep olahan untuk batas-batas site yang direncanakan. Timur : Pada batas di bagian timur yang bersebelahan langsung dengan akses kendaraan besar atau jalur utama di Kelurahan Kalianyar, maka sisi timur memerlukan batas yang jelas karena sifatnya yang masih cukup publik. Selatan : Pada batas di bagian selatan yang bersebelahan langsung dengan sirkulasi sempit dan RW 03 yang keberdekatan karakter, maka batas di sisi selatan seakan dibuat seperti ruang interaksi dengan aktivitas komunal yang biasa dilakukan. Barat : Pada batas di bagian barat yang bersebelahan langsung dengan utama, maka sisi barat memerlukan batas yang jelas karena sifatnya yang publik. Serta keberadaan kanal dapat menjadi potensi untuk view bangunan. Utara : Pada batas di bagian utara terdapat sirkulasi sedang dengan akses kendaraan yang tidak sebanyak di sisi timur dan terdapat Kelurahan Jembatan Besi yang juga karakter kampung yang cukup sama, namun tetap berbeda dalam cakupan wilayahnya. Sehingga batas utara dibuat semi tertutup. IV - 21

4.3.2 Kondisi Fisik Site terpilih merupakan RW 01 Kelurahan Kalianyar yang di dalamnya terdapat beragam aktivitas dan karakter penghuni. Tujuan: Mendapatkan data di lingkungan RW 01 dengan segala keberagaman kehidupan bermukim dan juga keberagaman potensi yang menarik untuk dikembangan menjadi Kampung Vertikal Kalianyar di Jakarta. Dasar Pertimbangan: Mendata seluruh kegiatan dan titik penting dalam RW 01 Melakukan pemetaan terhadap lokasi perancangan dari berbagi aspek Selain unit fisik, unit sosial juga termasuk hal yang penting untuk diamati. Analisis : Kondisi Fisik RW 01 Kelurahan Karanganyar merupakan RW dengan tingkat keberagaman aktivitas yang cukup padat. Industri rumah tangga di RW 01 berkembang cukup pesat. Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan terdapat perkembangan jumlah industri, yaitu terdapat 38 jumlah industri dengan industri konveksi mendominasi dengan 32 industri rumahan. Selain industri rumah tangga yang berkembang, di RW 01 usaha kecil mikro juga menjamur di beberapa titik. Usaha kecil mikro yang dimaksud adalah usaha warung makan, kaki lima, juga terdapat usaha rumah tangga (Home Base Enterprises) yang cukup banyak. Kemudian terdapat beberapa fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti masjid, sekretariat RW, wc umum, serta sekolah dasar. Untuk keberadaan ruang terbuka sebagaimana yang terdapat pada kompleks perumahanbiasanya, di RW 01 tidak terdapat ruang terbuka, hampir Keseluruhan lahan menjadi bangunan. Dan akibat dari minimnya ruang terbuka ini, warga tumpah ke jalan untuk memanfaatkan jalan sebagai ruang publik dan area komunal atau area kebersamaan guna membaur dengan lingkungan sekitar. Berikut adalah hasil pemetaan yang dilakukan guna mendapatkan seluruh titik aktivitas di RW 01 Kelurahan Kalianyar (Gambar IV.7). IV - 22

Keterangan : Gambar IV.7 Kondisi Fisik RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial RW 01 Kelurahan Kalianyar beberapa fasilitas umum dan fasilitas bersama yang fungsinya lebih sebagai ruang bersama. Fasilitas umum seperti sekretariat RW, masjid, dan sekolah fungsi sebagai ruang bersama atau fasilitas sosial. Sedangkan toilet umum, keberadaannya masuk ke dalam kategori komersial. IV - 23

Gambar IV.8 Titik Fasum dan Fasos RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan (Gambar IV.8), dapat disimpulkan bahawa fasilitas umum di RW 01 sangat kurang, keberadaan sekretariat RW yang seharusnya dapat menjadi tempat musyawarah sangat tidak memungkinkan karena kondisinya yang kecil. Sekolah yang seharusnya ruang yang luas, harus berada di sudut sempit dengan selasa dan gang sempit menjadi ruang bermain anak-anak. Fasilitas penunjang lain seperti kesehatan, taman, ruang publik, dan balai warga tidak ada. Industri Rumah tangga (Home Industry) Industri rumah tangga khususnya industri konveksi merupakan salah satu ciri khas yang terdapat di Kelurahan Kalianyar, tak terkecuali RW 01. Dari pemetaan yang dilakukan (Gambar IV.9) dengan menelusuri seluruh ruas jalan dan titik yang ada di RW 01, ditemukan industri rumah tangga konveksi berjumlah 32 buah, 4 buah industri sablon, 1 buah industri sepatu, dan 1 buah industri oncom. IV - 24

Gambar IV.9 Titik Industri Rumah tangga RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Industri rumah tangga ini dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab padatnya Kelurahan Kalianyar, tak terkecuali RW 01. Dari survey berupa pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan ketua RW 01, industri rumah tangga ini mampu menyerap dan membawa pendatang ke Kelurahan Kalianyar, termasuk RW 01. Keberadaan industri seperti ini (konveksi) sudah lama, bahkan yang dulunya buruh, sekarang banyak yang sudah usaha konveksi sendiri dan menyerap tenaga kerja dari luar kalianyar, bahkan dari luar jakarta Kelurahan Kalianyar). Pelaku industri ini memanfaatkan rumah-rumah dengan kondisi yang dapat dikatakan sesak dan juga terpencil atau sulit diakses, terlebih dengan beberapa kondisi jalan yang hanya berukuran 1,2 meter. Namun, karena peluang yang cukup besar ditambah dengan banyaknya pelaku industri besar khususnya konveksi yang datang untuk membawa pesanan yang kemudian dimaknai sebagai rezeki. IV - 25

Gambar IV.10 Titik Unit Usaha Rumah Makan dan PKL RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Warung Makan dan Kaki Lima Selain industri rumah tangga yang menjadi ciri khas, di RW 01 banyak terdapat usaha rumaha berupa warung makan, baik yang berupa warung yang memanfaatkan teras rumah, ada juga yang berupa kaki lima dengan memanfaatkan sisi bahu jalan. Berdasarkan pengamatan (Gambar IV.10) yang dilakukan, usaha jenis ini paling menjamur di RW 01, sehingga dapat dikatakan juga menjadi salah satu ciri khas RW 01. Usaha Rumah tangga (Home Base Enterprises) Usaha Rumah tangga (HBE) lainnya yang terdapat di Kelurahan Kalianyar, adalah usaha warung kelontong, warung pulsa, warung beras, toko bangunan, toko listrik dan usaha tambal ban. Seluruh dari unit usaha rumah tangga ini memanfaatkan rumahnya, terutama teras rumahnya sebagai lahan berdagang. Pada usaha seperti warung pulsa, warung beras, toko bangunan, toko listrik dan tambal ban, posisi titik usaha berada pada ruas jalan besar saja. Namun pada titik usaha rumah tangga warung kelontong, titik usahanya menyebar ke seluruh ruas jalan di RW 01 Kelurahan Kalianyar (Gambar IV.11). IV - 26

Gambar IV.11 Titik Unit Usaha Rumah tangga (Home Base Enterprises) RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Karakteristik dari usaha warung kelontong ini juga dapat dikatakan lebih unik, dengan memanfaatkan ruas jalan di depan rumah. Pada ruas jalan yang hanya lebar jalan 1,2 meter, usaha warung kelontong ini memanfaatkan ruas jalan untuk meletakkan dagangannya, seperti untuk menggantung snack. Sehingga, dapat dikatakan mengganggu kenyamanan pengguna jalan terlebih ruas jalan hanya selebar 1,2 meter. Kondisi Sosial Kondisi sosial menjadi poin penting dalam proses pemetaan yang dilakukan. Hal ini dikarenakan, karakter perilaku tercermin dari aktivitas sosial masyarakat RW 01 Kelurahan Kalianyar. Proses pemetaan atau mapping aktivitas ruang komunal, menghasilkan karakteristik perilaku masyarakat terkait penggunaan ruang bersama. Adapun pengamatan dilakukan dalam beberapa waktu yang dianggap potensial terjadinya aktivitas sosial, yaitu pagi dan sore hari. Hasil dari pengamatan terbagi ke dalam 2 kategori yaitu pemanfaatan ruang komunal di pagi hari dan pemanfaatan ruang komunal di sore hari. IV - 27

Gambar IV.12 Titik Pemanfaatan Ruang Komunal di Waktu Pagi Hari RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Gambar IV.13 Titik Pemanfaatan Ruang Komunal di Waktu Sore Hari RW 01 Kelurahan Kalianyar (Sumber : Suminar, 2015) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan (Gambar IV.12) maka didapatkan hasil berupa titik-titik ruang sosial masyarakat. Kategori ruang komunal yang tercipta berbeda commit dari hal to jumlah user titik yang dimanfaatkan masyarakat IV - 28

pada pagi hari dan sore hari, dimana pada sore hari (Gambar IV.13) aktivitas komunal lebih banyak. Dan dari pengamatan yang dilakukan disimpulkan pada pagi hari pemanfaatan ruang komunal lebih cenderung aktivitas sosial sembari bekerja, seperti memasak, packing produk konveksi. Sedangkan, pada sore hari aktivitas sosial lebih cenderung murni aktivitas sosial, seperti berinteraksi, bermain, dan bersosialisasi. Hasil: Kondisi fisik Kelurahan Kalianyar cukup beragam, dimana banyak ditemukannya elemen permukiman dan juga ruang-ruang komunal yang menjadi ruang sosial. Sebagai kampung yang direncanakan sebagai Kampung Vertikal Kalianyar, maka keberagaman RW 01 perlu ditampung dan diwadahi di dalam unit hunian dan unit bermukim yang baru. Keberagaman sektor, aktivitas dan pelaku kegiatan menjadi hal yang perlu diwadahi dan dikembangankan untuk menjadi lebih baik. Beberapa sektor tersebut adalah unit bermukim, unit industri rumah tangga, unit komersial, unit fasilitas penunjang dan unit sosial yang tidak dapat dihilangkan dalam konsep perencanan dan perancangan Kampung Vertikal Kalianyar. Potensi: Industri rumahan mampu menjadi ciri khas Kampung Kalianyar dengan mendatangkan income dari berbagai sektor informal. Pemanfaatan ruang industri rumahan di ruang yang sempit membuktikkan ruang bukanlah masalah untuk proses produksi di Kelurahan Kalianyar. Kendala: Kepadatan penduduk, keberagaman fungsi dan karakter kampung menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam desain yang mampu mewadahi keseluruhan. IV - 29

BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN