BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit kardiovaskular yang terjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan patogenesisnya, Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008) membedakan kelainan kongenital sebagai berikut:

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

Gambar 1. Anatomi jantung normal (A) dan jantung dengan ASD (B)

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

Bunyi Jantung I (BJ I)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kasus keracunan pestisida organofosfat.1 Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL. Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

11/18/2008. Beberapa Tipe Penyakit Jantung Bawaan pada Anak. Katup-katup Jantung Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURGICAL CLOSURE PADA DEFEK SEKAT ATRIUM USIA DEWASA: SEBUAH LAPORAN KASUS. Pande Ayu Naya Kasih Permatananda Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jantung dan pembuluh darah (26,3%). Ditemukan angka kematian akibat penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hidup sehat merupakan hal yang penting bagi kebanyakan orang agar dapat mencapai

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

Nurcholid Umam Kurniawan

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. banyak ditemukan dengan insiden antara 8-10 kejadian setiap 1000 kelahiran

Radiofrequency Ablation of Typical Atrial Flutter after Implantation of Amplatzer Septal Occluder: A Case Report

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan struktural jantung atau pembuluh

I. PENDAHULUAN. merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005).

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah kronik (Asdi, 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HIPERTENSI ARTERI PULMONAL IDIOPATIK

MENILAI DAN MEMPREDIKSI ADANYA KELAINAN (JANTUNG BAWAAN) PADA JANIN DALAM KANDUNGAN DENGAN ANALYSIS TEKNOLOGY. Muaningsih NPM: Abstrak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dibanding hemoragik. Studi rumah sakit yang ada di Medan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

PENYAKIT KATUP JANTUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dapat mengatasi lagi. Operasi jantung digunakan untuk menangani penyakit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EMBRYOLOGI CARDIOVASKULER DEPARTEMEN ANATOMI

Nurcholid Umam Kurniawan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2016 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN HASIL PENUTUPAN DEFEK SEPTUM ATRIUM SEKUNDUM ANTARA TRANSKATETER MENGGUNAKAN AMPLATZER SEPTAL OCCLUDER DENGAN PEMBEDAHAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentunya menyenangkan terutama di era modern ini dimana setiap

Liza Novita Hussein, S. Ked

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

HASIL PENELITIAN PROFIL PASIEN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN Oleh: ANGGIA ANGGRAENI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

Sinyal ECG. ECG Signal 1

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung bawaan yang paling sering terjadi ialah defek septum ventrikel dengan 4482 kejadian pada setiap 1 juta kelahiran diikuti defek septum atrium dengan 1043 kejadian pada setiap 1 juta kelahiran dan stenosis pulmoner dengan 836 kejadian pada setiap satu juta kelahiran(kumar, 2013). Defek septum atrium merupakan penyakit jantung bawaan yang paling banyak didiagnosis pada orang dewasa dikarenakan jarangnya kejadian menutup secara spontan (Kumar, 2013 & Child, 2012). Dari penelitian berbasis populasi yang dilakukan Quebec pada tahun 2010 didapatkan prevalensi penyakit jantung bawaan pada orang dewasa (>= 18 tahun) ialah 6,1 per 1000 (Marelli, 2014). Defek septum atrium terdiri dari defek ostium sekundum (75%), defek ostium primum(20%) dan defek sinus venosus (5%) (Fuster, 2008). Defek septum atrium dapat terjadi pada umur berapa saja. Pasien dengan 1

2 defek septum atrium sekundum didominasi oleh wanita (65-75%), tetapi defek septum atrium pada sinus venosus dan ostium primum memiliki distribusi sama dari segi gender (Webb, 2006). Walaupun jarang menutup secara spontan, pada beberapa pasien defek septum atrium dapat terjadi penutupan pada rata-rata usia 24,6 tahun pada wanita dan 22,2 tahun pada pria tetapi perbedaan antara wanita dan pria ini tidak bermakna secara statistik (P=0,09). Penutupan defek septum atrium terjadi hampir sama banyak antara pria dan wanita (P=0,42) dengan proporsi relatif penutupan pada pria dan wanita dengan defek septum atrium berturut turut 73,4% dan 71,2% (Verheugt, 2008). Pasien dengan defek septum atrium akan mengalami gejala klinis pada waktu yang berbeda-beda. Ketidaktahanan terhadap latihan fisik yang biasa termanifestasikan dalam bentuk sesak nafas atau kelelahan adalah gejala awal yang paling sering terlihat. Gejala yang lebih jarang ialah gagal jantung kanan yang tidak terkompensasi, hampir selalu pada pasien yang lebih tua, biasa terjadi dengan adanya tambahan regurgitasi katup trikuspidalis dan bisa juga diikuti dengan hipertensi arteri pulmonalis dengan keparahan yang berbeda-beda (Webb, 2006). Penyakit

3 vaskuler pulmonal terjadi pada 5%-10% pasien dengan DSA yang tidak dimodifikasi, terutama pada wanita (Vogel, 1999). Mayoritas pasien dengan defek septum atrium tidak mengalami hipertensi arteri pulmonalis pada awal kehidupannya, tetapi prevalensi defek septum atrium lebih tinggi diantara pasien dengan hipertensi arteri pulmonalis dibandingkan pasien tanpa hipertensi arteri pulmonalis (Gatzoulis, 2014). Hipertensi pulmonal pada pasien dengan penyakit jantung bawaan meningkatkan mortalitas lebih dari 2 kali dan morbiditas lebih dari 3 kali dibandingkan pasien dengan penyakit jantung bawaan tanpa hipertensi pulmonal (Lowe, 2011). Hipertensi pulmonal akan menetap pada 3-13% pasien setelah dilakukan penutupan defek septum dan menandakan prognosis buruk (Avila, 2014). EKG masih merupakan sebuah landasan yang sangat berharga dalam peninjauan klinis pada pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan, yang pada beberapa kondisi khusus, juga menyediakan informasi diagnostik dan/atau informasi prognostik. Pada orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan yang belum terdeteksi sebelumnya, seperti DSA, EKG memberikan petunjuk diagnosis yang sangat penting (Khairy, 2007). Pada

4 hasil elektrokardiogram dapat ditemukan gambaran gelombang p tinggi yang menandakan pembesaran atrium kanan, incomplete right bundle branch block, dan deviasi aksis kanan (Geva, 2014). Pasien dengan kelainan jantung bawaan DSA akan mengalami shunt dari atrium kiri ke atrium kanan yang menyebabkan volume berlebihan pada atrium kanan. Volume yang berlebihan ini akan dialirkan menuju ventrikel kanan dan dapat menyebabkan volume overload ventrikel kanan yang lama kelamaan dapat menyebabkan hipertensi arteri pulmonalis (Moore, 2013). Pengukuran tekanan arteri pulmonalis membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti ekokardiografi maupun kateter jantung kanan. Sementara itu, pembesaran atrium kanan dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan yang lebih sederhana dan murah berupa elektrokardiogram (EKG). B. Perumusan Masalah Bagaimana hubungan gambaran pembesaran atrium kanan pada Gelombang P EKG dengan tekanan arteri pulmonalis pada pasien dengan defek septum atrium? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan gambaran pembesaran atrium kanan yang

5 dapat dilihat dari gelombang p pada elektrokardiogram dengan peningkatan tekanan arteri pulmonalis. D. Keaslian Penelitian Belum ada penelitian mengenai hubungan gambaran pembesaran atrium kanan pada gelombang p elektrokardiogram dengan peningkatan tekanan arteri pulmonalis pada pasien dengan atrial septal defek sebelumnya. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara gambaran pembesaran atrium kanan melalui gelombang p pada elektrokardiogram dengan peningkatan tekanan arteri pulmonalis yang diprediksi dapat dijadikan alat screening atau deteksi awal hipertensi arteri pulmonalis ataupun progresinya pada pasien DSA sehingga manajemen pasien dapat dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan pemeriksaan sederhana seperti EKG.