Kata Kunci: evaluasi, pelayanan, administrasi, efektif, efisien

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

Kuliah 6. Marlan Hutahaean 1

Evaluasi Kebijakan Penataan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Semarang

PENTINGNYA FAKTOR KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DI KOTA ADMINISTRASI JAKARA TIMUR

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Kuliah 12 EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan Kuliah Kerja Lapangan. dalam rangka mencapai sebuah kestabilan. Sehingga setiap aktivitas

PENGARUH KONTRAK PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN LEMBAGA BIROKRASI PUBLIK PADA KANTOR DESA

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

Evaluasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pelatihan Keterampilan Di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tembalang Kota Semarang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti

1/10 PELAYANAN RAMAH ANAK DALAM MENDUKUNG PELAYANAN PATEN DI KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah. dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun

Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Tembalang

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN MANAHAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

Kuliah 13. Marlan Hutahaean 1

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan

KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Michael S. Mantiri 1

LAPORAN HASIL SURVEI PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TAHUN 2015

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

Anderson, James E, 2003, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition,

Oleh : Nurul Fauziah, Kismartini

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Said Zainal. (2002). Kebijakan Publik. Jakarta: Pancur Siwah

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

BAB V PENUTUP. 1. Menuntaskan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar. siswa tingkat dasar dan menengah

Aji Yerico Defriandi 1

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

KEBIJAKAN PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN (JAMKESMAS) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO. Oleh: Nur Aini Mayasiana Dosen Universitas Islam Jember

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) KOTA PONTIANAK

PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh :

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN, PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 Tahun 2010 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.

PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI

Kata Kunci : Akta Kelahiran, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pembebasan Biaya.

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (PMU) DI KOTA SEMARANG. (Kajian Permendikbud No 80 Tahun 2013 Tentang PMU)

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 21 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sugiyono (2011: 8)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PENERAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM RANGKA STANDARISASI MANAJEMEN PELAYANAN DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di Unit Pelayanan Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan pada hakekatnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KEBIJAKAN PENATAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN BLORA

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah.

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi ini, Peneliti mengambil lokasi penelitian Pusat Kajian Zakat dan Wakaf

Performa Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

Transkripsi:

1 Evaluasi Kebijakan Kecamatan di Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Gentur Wiku Pribadi, Kismartini Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jl.Prof Soedharto SH, Kampus Tembalang, Semarang Email : fisip@undip.ac.id Abstrak Permasalahan dalam pelayanan publik seringkali dijumpai dalam pelaksanaannya walaupun standar dan undang-undangnya sudah ditetpkan. Permasalahan tersebut antara lain adalah ketepatan waktu pelayanan, biaya pelayanan, dan sumber daya pendukung pelaksanaan pelayanan. Pemerintah telah berusaha memunculkan sebuah inovasi dalam bidang pelayanan publik melalui kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang diatur dalam Permendagri Nomor 4 Tahun 2010, yang berisi pelimpahan wewenang bupati kepada camat. Menindaklanjuti Permendagri tersebut pemerintah Kabupten Kulon Progo melalui Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Publik pada Kecamatan melaksanakan pelayanan administrasi terpadu kecamatan di seluruh kecamatan di Kabupaten Kulon Progo termasuk di Kecamatan Nanggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan mengetahui seberapa jauh tujuan dari Kecamatan tercapai. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara secara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan dilihat dari aspek biaya pelayanan ternyata sudah mencukupi dan dari aspek waktu pelayanan dan sumber daya pendukung pelaksanaan pelayanan belum memadai. Tujuan dari Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan belum tercapai secara maksimal karena jenis pelimpahan wewenang yang diberikan dinilai belum efektif dan efisien menciptakan pelayanan yang berkualitas dan semakin dekat dengan masyarakat. Saran yang diberikan adalah pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Kecamatan Nanggulan melakukan penambahan fasilitas pendukung pelayanan dan memperbaiki cara pelayanan agar waktu pelayanan menjadi lebih baik; serta melakukan kajian ulang terhadap jenis pelimpahan wewenang yang diberikan kepada camat agar tujuan kebijakan tercapai lebih maksimal. Kata Kunci: evaluasi, pelayanan, administrasi, efektif, efisien

2 1. PENDAHULUAN Pelayanan Publik adalah pemberian pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan keperluan penerima pelayanan atau masyarakat maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan. (Joko Widodo 2001) Setiap pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan. Di dalam lingkup kehidupan bernegara maka sudah menjadi tugas instansi-instansi pemerintah yang seharusnya memberikan pelayanan publik demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Namun hingga saat ini pelayanan publik di Indonesia belum bisa dikatakan baik. Pelayanan publik di Indonesia menjadi sorotan masyarakat terhadap kinerja pemerintah sejak lama. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat luas. Keluahan yang muncul dari masyarakat antara lain adalah sebagai berikut: (Alamsyah, 2011) 1) Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali. 2) Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat. 3) Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut. 4) Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang berkoordinasi. Akibaynya, sering terjadi tumpang tindih antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait. 5) Birokratis. Pelayanan, khususnya pelayanan perijinan pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. 6) Kurang mau mendengar saran masyarakat. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar saran dari masyarakat. Akibatnya,

3 pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa perbaikan dari waktu ke waktu. Permasalahan mengenai pelayanan publik di Indonesia yang begitu kompleks telah mendorong pemerintah pusat untuk membuat sebuah inovasi di dalam bidang pelayanan publik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Inovasi tersebut dibuat dalam sebuah produk kebijakan. Kebijakan yang dimaksud adalah Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. (Buku Pedoman PATEN) Menindaklanjuti kebijakan tersebut maka pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah mengeluarkan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Publik Pada Kecamatan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. Isi dari Peraturan Bupati tersebut adalah mengenai prinsipprinsip pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang tertuang dalam BAB II pasal 3 dan mengenai jenis-jenis pelayanan dan perijinan dalam Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang diatur dalam BAB III mengenai Jenis Pelayanan. Tujuan dari Pelayanan Administrasi Teradu Kecamatan adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan dikeluarkannya peraturan bupati secara aplikatif dapat dijadikan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo dan Kecamatan Nanggulan. Karena berbagai permasalahan di dalam Pelaksanaan Pelayanan Kecamatan Nanggulan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan Pelayanan Kecamatan Nanggulan dengan judul Evaluasi Kebijakan Pelayanan Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. 2. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah dimana peneliti adalah instrumen kunci. Sedangkan bentuknya yaitu dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.dalam prakteknya tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan klasifikasi data saja tetapi juga menganalisis dan menginterprestasikan tentang arti data tersebut.itulah alasan mengapa peneliti mengambil penelitian deskriptif kualitatif.

4 Dalam penelitian mengenai Evaluasi Kebijakan Pelayanan Kecamatan Nanggulan peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah pegawai kantor Kecamatan Nanggulan dan Pegawai kantor Badan Penananaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kulon Progo. Lofland dan Lofland dalam Moleong (2012:157) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain. Jenis-jenis data dapat berupa kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto, dan data statistik Penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo DIY menggunakan jenis data: 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data- data yang diperoleh melalui jawaban atas pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada narasumber dalam wawancara atau pengamatan langsung/observasi. 2. Data Sekunder adalah catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang telah terjadi berupa tulisan dari majalah, dokumen, laporan dan sumber- sumber tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan studi dokumen,wawancara mendalam, dan, observasi. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam proses pengolahan data yaitu bergerak diantara perolehan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Artinya datadata yang terdiri dari deskripsi dan uraiannya adalah data yang dikumpulkan, kemudian disusun pengertian dengan pemahaman arti yang disebut reduksi data, kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis, selanjutnya dilakukan usaha untuk menarik kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data. 3. KERANGKA TEORI 3.1 Kriteria Evaluasi Kebijakan a. Efektivitas Menurut Winarno (2002: 184): Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. efisiensi Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, c. Kecukupan

5 Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. Kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah d. Perataan Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. e. Ketepatan Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. f. Responsivitas Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

6 Tabel 1.1 Kriteria Evaluasi Kebijakan Publik Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai? Unit pelayanan Seberapa banyak usaha Unit biaya Efisiensi diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan? Manfaat bersih Rasio biaya-manfaat Kecukupan Perataan Responsivitas Ketepatan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah? Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda? Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompokkelompok tertentu? Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai? Sumber: Dunn dalam Winarno 2002 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo 1. Waktu Pelayanan Biaya tetap (tipe I) Efektifitas tetap (tipe II) Kriteria Pareto Kriteria kaldor-hicks Kriteria Rawls Konsistensi dengan survey warga Negara Program publik harus merata dan efisien semenjak berkas dan syarat pelayanan lengkap, hal dikarenakan adanya penumpukan berkas perijinan, kuantitas pegawai dan sarana pendukung pelaksanaan pelayanan yang kurang menyebabkan waktu pelayanan menjadi terhambat. Sehingga belum sesuai dengan asas pelayanan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Publik Pada Kecamatan dan menunjukan bahwa pelayanan publik di kecamatan Nanggulan belum efisien Waktu pelayanan masih menunjukan waktu lebih dari batasan waktu pelayanan yang ditetapkan di dalam peraturan yaitu 10 hari kerja 2. Biaya Pelayanan Biaya pelayanan publik di Kecamatan Nanggulan sudah sesuai dengan aturan dan standar yang

7 ditetapkan oleh pemerintah Kabbupaten Kulon Progo yaitu melalui undang-undang retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dan retribusi Ijin Gangguan. Sehingga dapat dikatakan bahwa biaya pelayanan di Kecamatan Nanggulan sudah sesuai dengan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Publik Pada Kecamatan tentang kewajaran biaya pelayanan. 3. Sumber Daya Sumber daya pendukung pelaksanaan Pelayanan yang kurang memadai seperti terbatasnya sarana computer, ruang tunggu, dan kuantitas pegawai membuat pelayanan menjadi terhambat dan berefek pada waktu pelayanan yang menjadi lama. Karena permasalahan pada kurangnya sumber daya pendukung pelaksanaan pelayanan maka dapat dikatakan Pelaksanaan Kecamatan di Kecamatan Nanggulan belum sesuai dengan asas pelayanan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Publik Pada Kecamatan mengenai kecukupan sarana dan prasarana. 4.2 Evaluasi Pencapaian Tujuan Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo 1. Efektifitas Tujuan kebijakan pelayanan Kecamatan Nanggulan dan secara keseluruhan di Kabupaten Kulon Progo tidak tercapai karena jenis pelimpahan wewenang dalam perijinan yang tidak populer di dalam dunia perijinan, sumber daya pendukung pelaksanaan pelayanan yang tidak memadai, waktu pelayanan yang tidak baik atau masih lama. Sehingga dikatakan tujuan kebijakan tidak efektif karena tidak memecahkan masalah pelayanan publik yang ada. 2. Efisiensi Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan tidak efisien karena hasil yang dicapai tidak sebanding dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Kabupaten Kulon Progo dalam usahanya untuk mencapai tujuan dari Kecamatan. 4. KESIMPULAN DAN SARAN

8 4.1 KESIMPULAN 4.1.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan 1) Waktu Pelayanan Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Kecamatan Nanggulan dilihat dari aspek waktu pelayanan masih belum maksimal karena adanya penumpukan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dengan menunggu berkas perijinan Ijin Mendirikan Bangunan dan Ijin Gangguan menjadi banyak sehingga waktu penyelesaian dokumen perijinan memakan waktu lebih lama. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan Kebijakan Kecamatan di Kecamatan Nanggulan dilihat dari indikator waktu pelayanan tidak efektif dan efisien 2) Biaya Pelayanan Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dilihat dari segi biaya pelayanan dapat disimpulkan sudah menunjukan pelayanan yang baik dan tidak mahal sehingga dikatakan sudah efisien. 3) Sumber Daya Terbatasnya sumber daya pendukung pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan yaitu kurangnya sarana komputer, ruang tunggu yang kurang luas dan jumlah personil pelaksana pelayanan yang kurang kuantitasnya membuat pelayanan menjadi terhambat.. 4.1.2 Pencapaian Tujuan Kebijakan Kecamatan di Kecamatan Nanggulan 1) Efektifitas Tujuan Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. hasil penelitian menunjukan bahwan tujuan kebijakan tersebut belum tercapai secara efektif. Hal ini ditunjukan dengan waktu pelayanan yang masih belum sesuai dengan standar,sarana prasarana pendukung pelaksanaan pelayanan kurang memadai, dan jenis pelimpahan wewenang dalam perijinan kurang populer dalam dunia perijinan. 2) Efisiensi Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten Kulon Progo untuk mencapai tujuan dari Kecamatan tidak efisien Karena tujuan tidak tecapai secara maksimal. 4.2 SARAN

9 4.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan,Kabupaten Kulon Progo 1. Waktu Pelayanan Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dari aspek lamanya waktu pelayanan agar menjadi lebih baik, sebaiknya di dalam pengkajian teknis lapangan melakukan kerjasama dengan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kulon Progo agar lebih cepat selesai dalam menyelesaikan dokumen perijinan. 2. Sumber Daya Ditambahkan sarana dan prasarana komputer, dan fasilitas ruang tunggu yang lebih luas dan lebih nyaman agar masyarakat yang datang mengurus perijinan merasa nyaman. 4.2.2 Pencapaian Tujuan Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo 1) Efektifitas Dilakukan pengkajian ulang terhadap jenis pelimpahan wewenang dari bupati kepada camat dalam perijinan Kecamatan dan kecamatan diberikan wewenang yang lebih luas dalam menerbitkan perijinan agar tujuan dari Kecamatan dapat tecapai secara efektif. 2) Efisiensi Upaya untuk mencapai tujuan Kecamatan sebaiknya cukup dilakukan sosialisasi secara lebih efektif kepada masyarakat dan penambahan sarana prasarana pendukung pelaksanaan pelayanan. DAFTAR PUSTAKA Buku: Adhina Putri Miranti, Faktor Penentu Keberhasilan Implemenatasi Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol 3, No.3 2015 Agus Pambudi M.Si dkk. Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Di Kota Yogyakarta. Jurnal FIS UNY. Vol Nov. No. 1. 2013 Aji,F dan Sirait,M. 1982.PDE Perencanaan dan Evaluasi: Suatu System Untuk Proyek Pembangunan. Jakarta. Bina Aksara. Alamsyah. Karakteristik Universal Pelayanan Publik:Sebuah Tinjauan Politik. Jurnal Borneo Administrator,Vol. 7, No. 3, Tahun 2011s Bagian Administrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah Kebupaten Sidoarjo. Evaluasi Implementasi Pelimpahan

10 Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat di Kabupaten Sidoarjo. 2012 Buku Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Didik Fathur Rokhman dkk. Evaluasi Implementasi Pelayanan Admnistrasi Terpadu Kecamatan di Kota Malang. (studi kasus pelayanan kependudukan terpadu) Jurnal Administrasi Publik, Vol 1, No. 5. 2013 Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Ihsanuddin. Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi. Volume 1. No.2. 2014 Ilham dkk. Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik. Jurnal Administrative Reform. Volume 1, Nomor 1. 2013. 1-20 Indiahono, Dwiyanto. 2009 Kebijakan Publik Berbasis Dymanic Policy Analisis.Gava Media Jogjakarta. Iqbal, Muhammad. 2004. Pelayanan yang memuaskan. PT Gramedia. Jakarta, Jurnal Ilmiah Administrasi Negara ISSN 1412-291 X, Tahun II, Nomor 2 Juli 2011 UNIRA Kencana S, 2006 Inu.Ilmu administrasi publik(edisi revisi). PT Asdi Mahasatya.Jakarta. Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahmadani Yusran. Evaluasi Dampak Kebijakan Pemekaran Daerah di Indonesia. Jurnal Demokrasi. Vol 6. No 2. 2007 RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016 Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S. Subarsono, Ag. 2005 Analisis Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta. Suwitri, Sri. 2011. Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Utomo, Warsito. 2007 Administrasi publik baru Indonesia. Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

11 Winarno, Budi. 2007 Kebijakan Publik Teori dan Proses. Media Pressindo, Jogjakarta. Yuniarti, MH. Pelayanan Adminstrasi Terpadu Kecamatan di Kabupaten Sragen. Jurnal Initiatives for Goverment Innovation Universitas Gadjah Mada. (http://igi.fisipil.ugm.ac.id) Zainal Abidin, Said. 2012. Kebijakan Publik. Salemba Humanika, Jakarta. 2012. Web: ombudsman.go.id www.kompas.com www.kulonprogokab.go.id