BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang baik perlu mengembangkan diri. Apa lagi saat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan dibutuhkan anak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Keluarga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan erat dengan masalah belajar.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari keluarga serta perhatian orang tua yang akan dibutuhkan anak ketika di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempit, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak dari hasil perkawinan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti ini perkembagan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Seorang anak

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

Keywords: Parental, the parents, the motivation to study

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB. I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, kedisiplinan, kemandirian

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Narkotika Nasional, sebagian besar korban penyalah gunaan narkoba. remaja berusia dibawah 20 tahun. (Rahman, 2008: 71).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan, para orang tua pun menginginkan anak-anaknya mendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

PERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI. DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan hukuman menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang di buat keluarganya dapat mempengaruhi anak begitupun

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, untuk itu sebagai warga negara yang baik perlu mengembangkan diri. Apa lagi saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin cepat yang membawa perubahan di segala bidang seperti bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Agar dapat meningkatkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui jalur pendidikan. Berlangsungnya pendidikan tidak hanya dilakukan di lingkungan formal yaitu sekolah, tetapi pendidikan juga dapat dilakukan di lingkungan keluarga. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 7 (Flavianus Darman, 2007: 5), yaitu orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya dan orang tua berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Peran pendidikan di sekolah akan dapat lebih berhasil jika ada peran serta dari orang tua dalam membimbing anak-anaknya untuk mau belajar yang lebih baik dan teratur. Anak adalah individu yang sedang berkembang dimana mereka sangat memerlukan perhatian khusus dari orang tua, karena orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama di dalam keluarga yang 1

berpengaruh besar terhadap prestasi belajar anak. Menurut Ki Hajar Dewantara (Muh Shochib, 2010: 10), keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena selalau mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Pendidikan di lingkungan keluarga memegang peranan penting dalam melaksanakan pendidikan formal, karena di lingkungan informal dalam hal ini keluarga secara tidak langsung menciptakan nilai-nilai moral, etika perkembangan anak, dan pembentukan motivasi pendidikan. Prestasi belajar anak akan meningkat salah satunya, jika anak mendapat motivasimotivasi yang kuat dari dalam keluarga. Keluarga harus mampu memberikan perannya bagi anggota keluarga. Salah satu peran keluarga adalah memberi rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, perhatian, bimbingan, dan mengembangkan hubungan baik antar anggota keluarga. Peran orang tua tersebut terutama pola pengasuhan dalam proses kegiatan belajar anak. Sebagaimana dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008: 138) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari dalam diri maupun luar anak, salah satu faktor dari luar anak adalah keluarga atau orang tua. Orang tua akan memberikan pola pengasuhan dalam keluarga termasuk dalam pendidikan dan belajar anaknya. Dorongan belajar atau dorongan untuk berprestasi yang diberikan orang sangat mempengaruhi kemajuan anak dalam kegiatan belajarnya. Dalam diri anak pasti mempunyai dorongan untuk berprestasi dan tugas orang tua adalah membangkitkan dan mengembangkan aspirasi dan ambisi 2

anak untuk berprestasi (Hendra Surya, 2003: 41). Namun berkaitan dengan keadaan orang tua sekarang ini banyak siswa di lingkungan sekolah yang orang tuanya sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan pendidikan anaknya. Mereka cenderung masih menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah dan guru. Padahal dalam hal ini orang tua sangat dibutuhkan anak agar dapat membimbing, mengontrol, dan mengarahkan agar anak dapat mencapai dan meraih prestasi belajar yang baik. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003: 61), orang tua banyak menghabiskan waktu untuk kehidupannya, sibuk dalam urusan pribadinya khususnya dalam hal pekerjaan dapat menyebabkan tidak berhasilnya anak dalam belajar. Slameto (2003: 54-72) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan eksternal, salah satu dari faktor ekstern adalah faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga salah satunya yaitu cara orang tua mendidik. Pola asuh orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Menurut Slameto (2003: 61), pola asuh mendidik anak dengan memanjakan adalah cara mendidik anak yang tidak baik. Orang tua membiarkan anak tidak belajar adalah tidak benar, karena jika hal ini dibiarkan berlarut-larut anak menjadi nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi kacau, sebaliknya mendidik anak dengan pola asuh keras 3

seperti mengejar-ngejar anak untuk belajar membuat anak ketakutan dan akibatnya anak benci terhadap belajar. Moh Shochib (2010: 4) menyatakan bahwa orang tua yang bersikap otoriter dan yang memberikan kebebasan penuh menjadi pendorong bagi anak untuk berperilaku agresif. Orang tua demokratis tidak memberikan andil terhadap perilaku anak untuk agresif dan menjadi pendorong terhadap perkembangan anak ke arah yang positif, termasuk mendorong anak untuk semangat belajar. Pola asuh demokratis memberikan kesempatan pada anak untuk belajar, memberi hadiah apabila berprestasi, dan mengevaluasi belajar anak. Orang tua dalam mendidik anak, sikap, dan perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak antara orang tua yang satu dengan yang lainnya pastilah berbeda-beda. Sikap dan perilaku orang tua dalam berinteraksi inilah yang disebut dengan pola asuh orang tua. Tri Marsiyanti dan Farida Harahap (2000: 15) mengemukakan bahwa pola asuh adalah ciri khas dari gaya pendidikan, pembinaan, pengawasan, sikap, hubungan, dan sebagainya yang diterapkan orang tua kepada anaknya. Pola asuh orang tua terhadap anak berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, tetapi pada dasarnya terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu demokratis, permisif, dan otoriter. Baumrind (Wiwit Wahyuning, 2003: 128-131), mengemukakan bahwa secara umum pola asuh tergambar dalam 3 bentuk, yaitu otoriter (autoritarian), permisif, dan demokratis (authoritatif). 4

Pola asuh orang tua terhadap anak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk hasil belajar atau prestasi anak. Maka dalam melakukan interaksi, diperlukan kedekatan dan kearifan orang tua dengan anak sehingga terjadi hubungan yang saling mempengaruhi secara dinamis antara anak dan orang tua. Menurut Muh Shochib (2010: 6), pola asuh dan sikap orang tua yang demokratis menjadikan komunikasi yang dialogis antara anak dengan orang tua dan adanya kehangatan yang membuat anak merasa diterima sehingga ada pertautan perasaan. Keluarga dengan pola pengasuhan orang tua yang demokratis akan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga anak dapat belajar dengan baik di dalam keluarga. Pola asuh demokratis juga memberikan kebebasan yang terkendali, pengarahan, bimbingan, dan saling komunikasi dua arah antar anggota keluarga. Hasil observasi awal terhadap prestasi belajar siswa empat SD di Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang pada tahun 2011 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh setiap sekolah. Hasil tersebut ditunjukkan dari hasil ulangan tengah semester 1, dari jumlah 85 siswa terdapat 43 siswa atau sebesar 50,6% memiliki hasil ulangan tengah semester di bawah KKM. Sehingga dapat disebutkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Data tersebut terlampir pada lampiran 1 halaman 74. Rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa 5

faktor, salah satunya adalah kurang tepatnya penggunaan pola asuh orang tua terhadap proses belajar anaknya. Hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Srumbung 1 ibu Dartuti menerangkan bahwa siswanya ada yang prestasinya rendah, nilai yang diproleh siswa dari nilai ulangan harian hingga nilai akhir semester masih dibawah rata-rata ketuntasan. Beliau lebih lanjut menerangkan bahwa ada siswa yang jarang mengerjakan tugas rumah atau PR yang diberikan guru. Kondisi siswa di sekolah juga beragam, terdapat siswa yang cepat dan mudah menerima pelajaran. Ada siswa yang sedikit lambat dalam menerima pelajaran ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ada juga yang sebenarnya pandai tetapi kurang memperhatikan, sering bermain sendiri ketika pelajaran. Sejalan yang dikemukakan ibu Dartuti, bapak Sumarjito guru kelas V SD Negeri Kradenan 3 menerangkan bahwa ada siswanya yang prestasinya rendah. Ketika ditanya berkaitan belajar siswa di rumah beliau menerangkan bahwa dirumah ada anak yang diawasi dan dibimbing orang tua dalam belajar, tetapi ada juga orang tua yang membiarkan dan tidak menghiraukan anaknya dalam belajar. Orang tua lebih disibukkan dengan pekerjaaan di luar rumah untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan terbatasnya waktu untuk berada di lingkungan keluarga sehingga kurang menyadari pentingnya pendidikan. Hal ini berpengaruh pada prestasi belajar anak, sehingga prsestasi belajar di akhir semester masih rendah. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani, buruh tani, buruh tambang 6

pasir, pedagang, dan wiraswasta sehinga struktur sosial ekonomi sebagian penduduk tergolong menengah ke bawah. Sedangkan wawancara dengan bapak Akhmad Ruyadi Kepala MIMA Banyuadem juga menerangkan bahwa masih ada beberapa murid yang prestasinya rendah atau dibawah rata-rata ketuntasan. Beliau menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya siswanya itu sendiri dan lingkungan terutama keluarga atau orang tua siswa. Pola asuh orang tua siswa secara umum orang tua belum secara penuh memperhatikan pada pendidikan anaknya. Mereka hanya mengutamakan pemenuhan kebutuhan materi tentang pendidikan anaknya, seperti memberi uang saku, menyediakan alat tulis dan lain-lain. Orang tua kurang membimbing dan memperhatikan anak dalam belajar. Mereka memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar atau bermain, tetapi anak cenderung banyak bermain dan tidak belajar karena orang tua kurang memberikan bimbingan dan perhatian. Selain itu, komunikasi antara anak dan orang tua kurang berjalan dengan harmonis. Orang tua pada siang hari sibuk untuk bekerja yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tambang pasir, sedangkan pada malam hari digunakan untuk beristirahat. Orang tua kurang meluangkan waktu berkumpul dengan anakanaknya untuk saling berkomunikasi. Mengacu pada paparan di atas, maka peneliti tertarik membahas dan menelaah sikap dan perilaku orang tua yang diterapkan dalam mengasuh dan mendidik anak, karena dengan pola asuh yang baik dapat berpengaruh 7

langsung terhadap prestasi hasil belajar anak di sekolah. Oleh karena itu penulis dalam penelitian ini menentukan kajian dalam judul Kontribusi Pola Asuh Demokratis terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Megelang Tahun Ajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yaitu sebagai berikut: 1. Pola asuh kepada anak masih kurang tepat yang menyebabkan prestasi anaknya rendah. 2. Orang tua kurang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Pendidikan anaknya cukup diserahkan sepenuhnya pada pihak sekolah, akibatnya prestasi belajar cenderung rendah karena lebih disibukkan dengan pekerjaannya. 3. Orang tua kurang menyadari bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan yang mampu memperbaiki keberhasilan pendidikan anak. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pada penelitian ini hanya membatasi pada butir pertama tentang masalah yang barkaitan dengan pola asuh demokratis kepada anak dalam mencapai prestasi belajar siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. 8

D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola asuh demokratis siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012? 2. Bagaimanakah tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012? 3. Apakah ada kontribusi pola asuh demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Peneliti memiliki tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui: 1. Pola asuh demokratis siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang tahun ajaran 2011/2012 3. Kontribusi pola asuh demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. 9

F. Manfaat Penelitian Penelitian pada siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki beberapa manfaat. Dalam hal ini peneliti membagi menjadi 2 manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam bimbingan dan konseling yaitu dijadikan salah satu catatan dalam pelaksanaan layanan bagi siswa khususnya dalam pengembangan prestasi belajar. 2. Secara Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan bimbingan belajar, memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar siswa. b. Bagi Sekolah Memberikan informasi kepada sekolah tentang pengaruh pola asuh demokratis terhadap prestasi belajar siswa. c. Bagi Orang Tua Siswa Dengan penelitian ini orang tua siswa dapat menerapkan pola asuh yang sesuai agar prestasi belajar pada anaknya menjadi baik. 10