Menulis adalah merekonstruksi fakta, dan alat untuk merekonstruksi itu adalah bahasa. Kata atau pilihan kata menjadi sangat menentukan dalam hal mengungkapkan makna atau pengertian yang hendak kita nyatakan dalam merekonstruksi fakta (dalam menulis).
Oleh karena itu seorang penulis harus melengkapi dirinya dengan penguasaan bahasa yang baik. Membaca adalah salah satu kegiatan yang membantu seseorang untuk memperkaya dirinya dalam hal kosakata.
Perbendaharaan Kata (Kosakata) dan Pilihan Kata
Pengertian Kosa Kata: Semua kata dalam suatu bahasa Semua kata yang dikuasai seseorang Semua kata dalam sebuah ranah ilmu pengetahuan Daftar kata aaa
Kosakata suatu bahasa selalu berubah. Ada kata baru yang muncul (ditambahkan) dan ada kata yang lama kelamaan tidak terpakai, hilang, atau mati.
Kata-kata yang Relatif Muda Santai (awal 1970-an) Kelola Sunting Pariwara Tayang Bete
Kata-kata yang Relatif Jarang Dipakai Teraju Bantun Cepak (bukan model potongan rambut) Pilin Piuh
Suatu laras bahasa ditentukan oleh pilihan kata, atau sebaliknya, pilihan kata memberi corak pada suatu laras bahasa.
Diksi -- Dalam menulis, pilihan kata untuk menyatakan suatu pengertian hendaklah dilakukan setepat mungkin untuk mengungkapkan makna yang dimaksud. Ingat, teks hanya bekerja sendiri. Ia tidak dapat bantuan dari volume suara, intonasi, maupun bahasa tubuh yang memberikan isyarat untuk makna kata yang dimaksudkan.
Dalam hal pilihan kata, artikel populer berbeda dengan karya ilmiah. Bahasa karya ilmiah (terutama sekali dalam hal diksi) adalah bahasa yang taat pada makna konsep. Bahasa penulisan populer, menganut ketentuan yang lebih longgar (sedikit lebih bebas) dibandingkan bahasa karya ilmiah.
Makna kata yang jelas dan tepat, serta kekuatan kata mengekspresikan kenyataan ataupun pikiran yang hendak diutarakan, sangat menentukan keberhasilan tulisan dalam menyampaikan pesan.
Dia kehilangan kata-kata mendengar jawaban itu. Tanpa bicara sedikit pun, segera dia berbalik badan, melangkah ke luar ruangan sembari membanting daun pintu. Kehilangan kata-kata (situasi emosional), segera (reaksi yang cepat), berbalik badan dan ke luar (tindakan meninggalkan sesuatu yang tadi dihadapi), membanting daun pintu (lambang kemarahan).
Pilihan kata mencakup pengertian penggunaan kata-kata untuk menyampaikan suatu gagasan, pembentukan kelompok kata yang tepat, dan pemilihan gaya yang paling tepat untuk suatu situasi.
Pilihan kata merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan kata yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh kelompok sasaran.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Ketepatan pilihan kata berkaitan dengan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan penggunaan kata untuk mengungkapkan gagasan dengan cara yang dicocokkan dengan kesempatan dan lingkungan yang dihadapi.
Setiap kata memiliki medan makna dengan corak, nuansa, dan kekuatan yang berbeda-beda. Berhati-hatilah dengan sinonim kata karena tidak semua kata sama artinya, meskipun mirip, misalnya gaji, upah, honor, bayaran.
Untuk dapat menentukan pilihan kata dengan baik, seseorang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal mengetahui berbagai hal berikut ini.
Kata umum dan kata khusus. Untuk mencapai pengertian yang tepat sebaiknya digunakan kata khusus yang akan mengungkapkan makna secara lebih jelas. Nama diri merupakan kata yang sangat khusus. Kata khusus digunakan untuk memberikan informasi yang lebih jelas, lebih akurat kepada pembaca dan untuk membangkitkan sugesti dalam diri pembaca. Misalnya, berjalan perlahan-lahan dengan tertatih; orang miskin dengan gelandangan.
Kata indria. Untuk dapat menyajikan berita yang bersifat faktual, alat bahasa yang paling tepat adalah kata-kata indria. Kata-kata itu menyatakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindera: penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Katakata indria ini merupakan kata-kata yang membantu kelancaran penulisan deskripsi secara akurat.
Kata formal, semiformal, dan nonformal. Penggunaan kata formal, semiformal, dan nonformal berkaitan dengan siapa yang menjadi pembaca atau pendengar. Pengetahuan penulis dan pembicara akan situasi juga akan mempengaruhi pilihan katanya. Misalnya, pemakaian kata ganti saya, aku, atau gue sangat bergantung pada situasi dan kepada siapa kita berbicara.
Kata populer dan kata ilmiah. Kosa kata suatu bahasa, pada umumnya, terdiri atas kata-kata yang sering digunakan oleh penuturnya. Katakata akan digunakan dalam komunikasi seharihari oleh semua lapisan masyarakat. Namun, ada pula sejumlah kata yang hanya digunakan dalam komunikasi ilmiah: dalam diskusi, pertemuan resmi, pengajaran. Umumnya, katakata ilmiah itu diserap dari bahasa asing. Ada yang dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia (supervisi dengan penyelia) dan ada pula yang disesuaikan dengan struktur kata bahasa Indonesia (formation dengan formasi).
Jargon. Jargon adalah kata-kata teknis dalam suatu bidang ilmu tertentu dan sering kali bertumpang tindih dengan pengertian istilah. Jargon merupakan bahasa atau kata yang khusus sekali. Oleh karenanya, pemakaian jargon dalam laras jurnalistik harus dihindari. Jika pemakaiannya tidak dapat dihindari, penulis harus menjelaskan arti kata tersebut.
Kata percakapan. Bahasa percakapan tidak selalu identik dengan bahasa nonstandar. Kata percakapan adalah kata yang dapat digunakan dalam ragam lisan, tetapi tidak dapat digunakan dalam ragam tulis. Masalahnya, tidak semua penutur bahasa Indonesia dapat membedakan kedua ragam ini. Perbedaan laras jurnalistik dan laras iklan dari laras-laras lain, dalam hal ini, adalah bahwa kedua laras ini menyajikan ragam lisan dalam ragam tulis. Akibatnya, ada banyak kata percakapan yang digunakan dalam bentuk tulis, misalnya tapi seharusnya tetapi, bisa seharusnya dapat.
Slang. Slang adalah kata-kata percakapan yang menjurus ke arah nonstandar yang disusun secara khas, seperti bahasa prokem atau bahasa gaul. Biasanya, muda-mudi selalu berusaha untuk menggunakan bahasa dengan cara-cara baru atau dengan arti baru, termasuk di dalamnya penggunaan akronim dari kata umum, misalnya benci menjadi benar-benar cinta. Kelemahan dari slang adalah hanya sedikit yang bertahan lama dan kata-kata slang selalu menimbulkan ketidaksesuaian. Kata slang yang pada suatu waktu tumbuh secara populer atau trendi, di saat lain akan segera hilang dari peredaran. Kesegaran dan daya gunanya hanya terasa pada saat pertama kali kata itu digunakan.
Idiom. Idiom bukan hanya peribahasa. Peribahasa adalah salah satu bentuk idiom. Idiom adalah pola-pola bahasa (frase) yang menyimpang dari kaidah dan makna bahasa yang umum dan makna gabungannya tidak dapat diterangkan melalui makna kata pembentuknya. Contohnya, makan hati, banting tulang. Dalam hal ini yang harus diperhatikan pula adalah penggunaan kata depan yang dilekatkan secara idiomatis kepada kata kerja tertentu, berharap akan, berbahaya bagi, selaras dengan, terdiri atas, waspada terhadap.
Formulasi Kalimat
Rumusan Kalimat -- Untuk melahirkan pengertian yang jelas, sebuah kalimat selayaknya mengandung unsur kalimat yang lengkap. Tetapi dalam praktek, ia tidak selamanya begitu. Adakalanya kalimat cukup --dapat membentuk pengertian jika hanya-- mengandung subjek dan predikat.
Perhatikan dengan cermat pembentukan frase, klausa, dan pembentukan kata, agar kalimat tidak menimbulkan pengertian yang rancu dan tidak menjadi kalimat yang tidak logis.
Kalimat yang mengandung gagasan terlalu banyak, akan menjadi panjang, dan lebih sulit dipahami ketika dibaca. Kadang-kadang si penulis dapat dijebak oleh kalimat panjang itu yang memungkinkan dia menulis kalimat rancu.
Pakailah uraian yang padat dengan bahasa yang ringkas. Menulis dengan ringkas berarti tidak memasukkan kata ataupun gabungan kata (ke dalam kalimat) yang sebetulnya tidak berfungsi dalam membentuk pengertian dan dalam mengungkapkan informasi.
Kalimat inversi adalah kalimat yang memaksa pembaca berpikir majumundur, dan karena itu kalimat inversi akan lebih sulit dipahami dengan cepat.
Paragraf
Berhati-hatilah dalam menyusun sebuah paragraf. Hal pokok dalam penyusunan paragraf adalah; 1. Kejelasan ide paragraf; 2. Kesinambungan gagasan suatu kalimat dengan kalimat sebelum dan sesudahnya; 3. Pilihan penempatan topic sentence.