EFFECTIVE REPORT WRITING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFFECTIVE REPORT WRITING"

Transkripsi

1 EFFECTIVE REPORT WRITING MODUL 3 Gaya Penulisan Laporan Yang Efektif Modul 3-1

2 GAYA PENYUSUNAN LAPORAN 1. CARA DEDUKSI (CARA LANGSUNG) Menyampaikan ide pokok dan rekomendasi terlebih dahulu, setelah itu baru dijelaskan hal-hal yang rinci. Modul 3-2

3 CIRI PEMBACA LAPORAN DENGAN CARA DEDUKSI ATAU CARA LANGSUNG Eksekutif yang sibuk; Lebih suka untuk menentukan sesuatu dengan segera; Ingin mengetahui berita baik atau informasi netral; Ingin menganalisis data lebih baik, dan hal ini akan menjadi lebih mudah jika kesimpulan dan rekomendasi dicantumkan pada awal laporan; Ingin mengetahui pandangan penulis laporan dengan segera; Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara deduksi. Modul 3-3

4 GAYA PENYUSUNAN LAPORAN 2. CARA INDUKSI (TIDAK LANGSUNG) Menjelaskan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok, kesimpulan, dan rekomendasi. Modul 3-4

5 CIRI PEMBACA LAPORAN DENGAN CARA INDUKSI ATAU CARA TIDAK LANGSUNG Ingin mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu untuk dapat memahami kesimpulan dan rekomendasinya; Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan ( berita buruk ); Merasa kesimpulannya tidak bias dan dapat menerimanya; Perlu membaca keseluruhan laporan, bukan hanya bagian akhirnya saja; Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara induksi. Modul 3-5

6 Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya. Gaya Bahasa adalah tata susunan kalimat yang memiliki efek terhadap pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan tersebut memuaskan pembaca dari segi retorikanya. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk kalimat-anak kalimat. Modul 3-6

7 Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi : Kalimat inversi Kalimat dimana predikat mendahului subjek. Digunakan jika subjek kalimat panjang, sedangkan predikat kalimat pendek. Efek yang dihasilkannya adalah kemudahan pemahaman kalimat. Contoh : Selanjutnya muncul persoalan baru yang tidak dapat tuntas dijawab hanya dengan mengandalkan intuisi. Modul 3-7

8 Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi : Kalimat tanpa kata sambung Kalimat seperti ini pada umumnya menjadi ciri tulisan jurnalistik, namun tampaknya kini sudah menyentuh karya tulis ilmiah. Efek yang ditimbulkannya adalah pementingan pada ide yang disebutkan belakangan. Contoh : Menghadapi masalah itu, Pemerintah daerah berencana mengeluarkan peraturan baru. Modul 3-8

9 Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi : Kalimat bermajas Tidak ada salahnya kalimat dalam karya tulis ilmiah memuat majas atau peribahasa sepanjang majas itu dijelaskan. Contoh : Kalimat mata adalah jendela tubuh, jika dimuat, perlu diiringi penjelasan mengenai mengapa mata disejajarkan dengan jendela pada tubuh. Modul 3-9

10 Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi : Kalimat berpengulangan kata Penekanan dapat dilakukan dengan pengulangan kata, bahkan di dalam satu kalimat. Contoh : Demokrasi berarti bebas berbicara; demokrasi berarti mau mendengarkan pendapat orang lain; demokrasi berarti menganggap perbedaan sebagai sesuatu yang wajar. Modul 3-10

11 Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi : Kalimat yang mengedepankan keterangan Kalimat dimana kata keterangan diletakkan di posisi awal dalam suatu kalimat. Contoh : Di tengah Sahara orang harus awas terhadap dua bahaya : ular derik, dan duri kaktus. Kalimat aktif Kalimat dimana subjek kalimat menjadi agen (pelaku) dari perbuatan yang menjadi predikat kalimat. Contoh : Pemerintah menaikkan tarif angkutan kota. Modul 3-11

12 Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi : Kalimat pasif Kalimat dimana subjek kalimat menjadi penderita akibat perbuatan yang menjadi predikat kalimat. Contoh : Tarif angkutan kota dinaikkan oleh pemerintah. Kalimat panjang Kalimat pendek Modul 3-12

13 Untuk kalimat majemuk, gaya penulisan kalimatnya dapat divariasikan menjadi : Kalimat yang melepas Kalimat yang disusun dengan diawali induk kalimat (unsur utama) dan diikuti anak kalimat (unsur tambahan). Contoh : Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana. Modul 3-13

14 Untuk kalimat majemuk, gaya penulisan kalimatnya dapat divariasikan menjadi : Kalimat yang berklimaks Kalimat yang disusun dengan diawali anak kalimat (unsur tambahan) dan diikuti induk kalimat (unsur utama). Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan. Contoh : Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya. Modul 3-14

15 Untuk kalimat majemuk, gaya penulisan kalimatnya dapat divariasikan menjadi : Kalimat yang berimbang Kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran. Contoh : Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. Modul 3-15

16 Selain tercermin dalam variasi penyusunan kalimat, gaya penulisan juga tercermin dalam pemilihan kata (diksi). Oleh karena itu kemampuan kita dalam menulis perlu diungkapkan dengan mempergunakan pilihan kata seteliti dan secermat mungkin. Jika kegiatan penulisan dianalogikan dengan kegiatan melukis, pemilihan kata dapat diibaratkan sebagai proses pewarnaan pada sketsa yang sebelumnya telah dibuat. Warna yang tepat akan menampilkan gambar lebih bagus, hidup, dan menarik. Untuk itu, kemampuan memilih warna sangat penting bagi pelukis. Begitu pula halnya dengan penulis, ia harus mempunyai khazanah kosakata yang memadai. Modul 3-16

17 Kesalahan atau kekurangtepatan di dalam memilih kata, dapat disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya dapat disebabkan oleh penguasaan kosa kata yang terbatas, pemahaman yang tidak tepat terhadap kata-kata baru, pengaruh kesalahkaprahan penggunaan kata yang umum terjadi, maupun oleh keinginan untuk gagahgagahan dengan memanfaatkan kata-kata asing dengan penerapan yang keliru. Selain itu, kesalahan dan kekurangtepatan pemilihan kata yang sering terjadi dapat pula diakibatkan oleh ketidaksesuaiannya dengan ragam bahasa yang dipilih. Modul 3-17

18 Kosakata dapat diperkaya dengan berbagai cara, yakni : 1) pemakaian kamus umum dan kamus sinonim yang baik, 2) pemasukan kata baru di dalam tulisan dan pembicaraan, 3) usaha membaca jenis tulisan sebanyak-banyaknya, 4) pengetahuan macam-macam kosakata dan penggunaannya. Modul 3-18

19 Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah : A. Kepekaan maknawi Kepekaan maknawi adalah kepekaan terhadap aspek makna pada kosakata. Dalam kaitannya dengan makna, kosakata dapat ditinjau berdasarkan : Makna denotatif dan makna konotatif Makna umum dan makna khusus Makna konkret dan abstrak Sinonim Modul 3-19

20 A. Kepekaan maknawi Makna denotatif dan makna konotatif Makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus. Berikut contoh makna denotatif dan makna konotatif : Konotatif (perusuh) diamankan (harga) melambung tinggi Denotatif (perusuh) ditahan, ditangkap (harga) naik Modul 3-20

21 A. Kepekaan maknawi PEMILIHAN GAYA BAHASA Makna umum dan makna khusus Kata umum (generik) adalah kata yang acuannya lebih luas, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus (spesifik) disebut kata khusus. Contoh : Kata umum Ikan Kata khusus Mujaer, tuna, gurame, dll. Modul 3-21

22 A. Kepekaan maknawi Makna konkret dan abstrak Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindera disebut kata konkret, sedangkan kata yang yang tidak mudah diserap pancaindera disebut kata abstrak. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu tulisan, tulisan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat. Contoh : Kata konkret Meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat Kata abstrak Gagasan, perdamaian Modul 3-22

23 A. Kepekaan maknawi : SINONIM Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Sinonim ini dapat dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Walaupun dua atau lebih kata-kata bersinonim, tidak menjamin bahwa kita dapat bebas menggunakan katakata tersebut dalam konteks apa saja. Agar penulis terhindar dari kesalahan dalam penggunaan sinonim, ia dapat menguji kata yang bersinonim dengan cara mempertukarkan dalam berbagai konteks. Modul 3-23

24 A. Kepekaan maknawi : SINONIM Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak diikuti oleh kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh kata benda. Contoh : Ia mencari sesuatu Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri-seri. Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiannya. Kata dari dipakai untuk menunjukkan asal sesuatu, baik bahan dan maupun arah. Kata daripada berfungsi membandingkan. Contoh : Ia mendapat tugas dari atasannya. Cincin itu terbuat dari emas. Duduk lebih baik daripada berdiri. Indonesia lebih luas daripada Malaysia. Modul 3-24

25 A. Kepekaan maknawi : SINONIM Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung. Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya. Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata masing-masing tidak boleh diikuti oleh kata benda. Contoh : Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang. Berbagai gedung bertingkat di Jakarta memiliki gaya arsitektur masing-masing. Masing-masing mengemukakan keberatannya. Para pemimpin negara yang hadir di Jakarta masingmasing dijaga ketat oleh Paspampres. Modul 3-25

26 A. Kepekaan maknawi : SINONIM Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cermat. Kata dan lain-lain sama kedudukannya dengan seperti, antara lain, misalnya. Bentuk yang salah Dalam ruangan itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, bangku, dan lain-lain. Bentuk yang benar Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja, buku, bangku, dan lain-lain. Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, dan bangku. Modul 3-26

27 Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah : B.Kepekaan bentuk Kepekaan bentuk berkaitan dengan masalah struktur atau gramatikal. Kepekaan bentuk ini penting karena berkaitan dengan penyusunan kalimat. Kepekaan bentuk meliputi kepekaan terhadap : Pengimbuhan (afiksasi) Bentuk berkaitan Variasi bentuk pengungkapan Pengacuan Modul 3-27

28 B. Kepekaan bentuk Pengimbuhan PEMILIHAN GAYA BAHASA Berkaitan dengan penempatan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) yang tepat dalam suatu kata yang digunakan dalam suatu kalimat. Pengimbuhan berkaitan juga dengan penggunaan kata yang tidakperlu. Misalnya, imbuhan me-kan pada umumnya membentuk kata kerja yang diikuti oleh kata benda (yang mejadi objeknya). Jadi salah kaprah apabila kita menemukan ungkapan membicarakan tentang, mempertimbangkan terhadap, dan membahas mengenai. Modul 3-28

29 B. KEPEKAAN BENTUK : BENTUK BERKAITAN Dalam khazanah kosakata bahasa Indonesia, terdapat bentuk-bentuk yang saling berkaitan satu sama lain. Sebagai contoh, kata integrasi berkaitan dengan integritas dan integral, atau potensi berkaitan dengan potensial. Kita harus mengetahui secara tepat kata apa yang akan kita gunakn untuk mewakili pikiran kita. Modul 3-29

30 B. KEPEKAAN BENTUK : BENTUK BERKAITAN Nyatakan kalimat berikut benar atau salah! Jika salah, bagaimana perbaikannya? Seluruh komponen masyarakat di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon terintegritas dalam jaringan kerjasama antardesa. Seluruh spek potensi dalam masyarakat di daerah tersebut berkaitan dengan taman nasional. Modul 3-30

31 B. Kepekaan bentuk Variasi bentuk pengungkapan PEMILIHAN GAYA BAHASA Yaitu mengungkapkan sebuah gagasan dalam beberapa bentuk. Kita dapat menggunakan variasi yang ringkas atau yang panjang tergantung dari kebutuhan. Semua bentuk tersebut dapat kita gunakan sebagai usaha untuk memvariasikan pengungkapan. Ungkapan panjang Menarik kesimpulan Menggunakan pendekatan(terhadap) Melakukan analisis (tentang) Melakukan tinjauan kembali (terhadap) Melakukan pengkajian (terhadap) Ungkapan ringkas Menyimpulkan Mendekati Menganalisis Meninjau kembali Mengkaji Modul 3-31

32 B. Kepekaan bentuk Pengacuan PEMILIHAN GAYA BAHASA Pengacuan juga merupakan salah satu hal yang harus kita pahami dengan baik. Beberapa aturan dalam pengacuan adalah sebagai berikut: Pengacuan pada uraian sesudahnya Ini, berikut, berikut ini, sebagai berikut, di bawah, di bawah ini. Pengacuan pada uraian sebelumnya Itu, demikian, tersebut, di atas, sebelumnya. Modul 3-32

33 Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah : C. Kepekaan terhadap variasi ragam bahasa Ragam bahasa adalah variasi pemakaian suatu bahasa secara umum tetapi tetap berpola pada bahasa induknya. Ragam bahasa dapat ditinjau dari segi pemakai bahasa dan pemakaian bahasa. Ragam bahasa berdasarkan pemakai bahasa dapat ditinjau dari segi daerah, pendidikan, usia dan sikap pemakai bahasa. Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat dibagi berdasarkan bidang kegiatan/mata pencaharian, gangguan pencampuran, dan sarana. Modul 3-33

34 C. Kepekaan terhadap variasi ragam bahasa Ragam lisan tergantung pada masuk akal gampang terburu-buru enteng kebesaran buta tuli mau meski walau sebelumnya sesudahnya kenapa Ragam tulis bergantung pada logis, dapat diterima akal mudah tergesa-gesa ringan terlalu besar tunanetra tunarungu akan, hendak meskipun walaupun sebelum itu sesudah itu mengapa Modul 3-34

35 C. Kepekaan terhadap variasi ragam bahasa Ragam baku adalah ragam penulisan yang standar, yaitu yang merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan kata baku dan nonbaku, kita harus selalu merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia apabila menjumpai kata-kata yang meragukan. Kata baku Kata nonbaku Kata baku Kata nonbaku Hakekat Jadual Hirarki Sistim Handal Hakikat Jadwal Hierarki Sistem Andal Sintesa Personil Pemboman Pengrusakan Prosentase Isteri Sistesis Personel Pengeboman Perusakan Persentase Istri Modul 3-35

36 Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah : D. Pemahaman tentang padanan kata Kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa asing sehingga tidak jarang ditemukan penggunaan kata-kata asing atau kata-kata pungut, yaitu kata yang diambil dari kata-kata asing. Sejauh kata-kata tersebut memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia dan bertujuan untuk memudahkan pemahaman karena pembacanya adalah kalangan terdidik yang paham bahasa asing, hal itu sah saja untuk dilakukan. Namun apabila sudah ada tawaran padanan dalam bahasa Indonesia, akan lebih baik jika kita gunakan karena dampaknya akan sangat positif bagi pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia. Kata-kata pungut itu ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan. Modul 3-36

37 Modul 3-37

38 Modul 3-38

39 Bahasa penulisan laporan ilmiah harus memiliki ciriciri : Baku Logis Kuantitatif Tepat Denotatif Ringkas Runtun Modul 3-39

40 BAKU Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga pemilihan kata/istilah, dan penulisan, sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku. Contoh : Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga, dan lain sebagainya, maka proyek itu kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (TIDAK BAKU) Karena kekurangan dana, modal, dan lain-lain, pelaksanaan proyek itu terpaksa diserahkankepada pengusaha asing. (BAKU) Modul 3-40

41 LOGIS Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal. Contoh : Orang yang sering menggunakan alat itu harus sering diservis supaya tidak cepat rusak. (TIDAK LOGIS) Modul 3-41

42 KUANTITATIF Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Contoh : Untuk menanam pohon itu diperlukan lubang yang sangat dalam.(salah) Untuk menanam pohon itu diperlukan lubang dengan kedalaman satu meter. (BENAR) Modul 3-42

43 TEPAT Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. Contoh : Atap bangunan yang sudah rusak itu dari sirap.(tidak TEPAT) Modul 3-43

44 DENOTATIF Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif. Contoh : Kota-kota besar tidak pernah tidur, padat dengan pabrikpabrik yang berjalan terus tanpa lelah.(salah) Di kota-kota besar, kegiatan hidup tidak pernah berhenti baik siang maupun malam. (BENAR) Modul 3-44

45 RINGKAS Ide/gagasan diungkapkan dengan kalimat-kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya padat. Contoh : Sebaiknya letak rumah tidak dekat dengan rawa-rawa dan sedapat mungkin letak rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila dekat dengan tempat ramai, kita tidak dapat beristirahat dengan baik. (TERLALU PANJANG) Sebaiknya, letak rumah jauh dari rawa-rawa dan dari tempat ramai agar penghuni rumah tersebut dapat beristirahat dengan baik.(ringkas) Modul 3-45

46 RUNTUN Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam alinea. Contoh : Pada masa kini kemampuan masyarakat untuk memilikki kendaraan semakin besar, seiring dengan majunya perautomotifan yang mengeluarkan produk kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai kualitas, mereka dapat memperolehnya. Semakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak memberikan kemudahan untuk memeliharanya. Kenyataannya para pemilik kendaraan tidak cukup memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan kendaraan. (TIDAK RUNTUN) Modul 3-46

SYARAT DAN JENIS KARYA ILMIAH

SYARAT DAN JENIS KARYA ILMIAH SYARAT DAN JENIS KARYA ILMIAH Danang Wahyu Utomo danang.wu@dsn.dinus.ac.id +6285 740 955 623 RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER W Pokok Bahasan 1 Overview Tata Tulis Karya Ilmiah 2 Syarat dan Jenis

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Penggunaan Kata. Penggunaan Kata

Penggunaan Kata. Penggunaan Kata Kepekaan Maknawi Ada dua makna kata: makna denotatif (makna lugas) dan makna konotatif pria lajang pria yang belum menikah harga naik harga melambung tinggi orang cina warga keturunan Tionghoa Sinonim

Lebih terperinci

Diksi : Pilihan kata Kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud. Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, baik dalam dunia

Diksi : Pilihan kata Kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud. Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, baik dalam dunia Untuk Stikom Bandung Semester Ganjil 2011-2012 Diksi : Pilihan kata Kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud. Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang,

Lebih terperinci

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Disusun oleh

Lebih terperinci

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi BAB 3 KALIMAT EFEKTIF jelas akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan konvensional tulisan ilmiah padu/utuh D.Kehematan bahasa kepenulisan E. Variasi pungtuasi diksi

Lebih terperinci

BAHASA TATA TULIS ILMIAH

BAHASA TATA TULIS ILMIAH BAHASA TATA TULIS ILMIAH BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Syarat Keabsahan Baku Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga,

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. BAHASA INDONESIA Modul ke: PENULISAN KARYA ILMIAH Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Karya Ilmiah Adalah hasil kreasi manusia yang didasarkan atas

Lebih terperinci

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia Menulis adalah merekonstruksi fakta, dan alat untuk merekonstruksi itu adalah bahasa. Kata atau pilihan kata menjadi sangat menentukan dalam hal mengungkapkan makna atau pengertian yang hendak kita nyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa Indonesia baik di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak telah

Lebih terperinci

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF KALIMAT EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Ciri-ciri Kalimat Efektif Penggunaan Kalimat Efektif Syaratsyarat Kalimat Efektif Penerapan Kalimat Efektif PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat

Lebih terperinci

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Bahasa Indonesia TKJ Trunojoyo Semester 3 Kegunaan Ada 2 bentuk pelafalan dalam bahasa, yang digunakan dalam situasi yang berbeda : 1. Lafal baku lebih tepat digunakan dalam

Lebih terperinci

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yg efisien: bhs yg mengikuti kaidah yg dibakukan atau yg dianggap baku, dg mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Bahasa yg efektif: bhs yg mencapai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia Juli 2006

Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia Juli 2006 Teknik Penulisan Ilmiah Populer Kuswanto Pemimpin Redaksi Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 10 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DIKSI ATAU PILIHAN KATA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA. Bahasa adalah alat komunikasi.

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA. Bahasa adalah alat komunikasi. BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA A. Definisi Bahasa dan Fungsi Bahasa B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia C.Ragam Bahasa Indonesia D.Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar E. Kesalahan Umum Berbahasa

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

A. Konsep Dasar Karya Ilmiah

A. Konsep Dasar Karya Ilmiah A. Konsep Dasar Karya Ilmiah BAB 8 KARYA TULIS ILMIAH A. Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah B. Tahapan Penulisan C. Sistematika D. Bahasa karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran wajib yang telah ditetapkan di setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbahasa, kedua kemampuan tersebut, reseptif dan produktif, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbahasa, kedua kemampuan tersebut, reseptif dan produktif, merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis merupakan empat aspek keterampilan berbahasa. Mendengarkan dan membaca disebut kemampuan reseptif, sedangkan berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam

Lebih terperinci

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Kalimat Efektif Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Pembaca dapat memahami dan menggunakan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI I Putu

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih KALIMAT EFEKTIF Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih Disusun Oleh : Mukoyimah (1601016060) Laila Shoimatu N. R. (1601016061) Laeli Uzlifa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retorika adalah penggunaan bahasa dengan baik atau efektif yang harus dipelajari seseorang yang menggunakan bahasa dengan cara yang efektif untuk tujuan tertentu. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan bahasa seseorang ikut menentukan kemampuan komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Email: sutabinde1@yahoo.com Abstrak Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Pilihan Kata (Diksi) Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini mengajar bahwa bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi ada hubungan antara individu yang

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS BAHASA INDONESIA Modul ke: KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Bahasa 1. Bloch & Trager Bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi.

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini merupakan hal yang dianggap lebih penting dan paling utama dalam pendidikan anak usia dini oleh

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Pengertian Kalimat Pengertian kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Kalimat Fakta adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA D I K S I. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas SISTEM INFORMASI. Program Studi SISTEM INFORMASI.

BAHASA INDONESIA D I K S I. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas SISTEM INFORMASI. Program Studi SISTEM INFORMASI. BAHASA INDONESIA Modul ke: D I K S I Fakultas SISTEM INFORMASI Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Pengertian Diksi Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Drs. Sri Satata, MM. Program Studi Akutansi & Manajemen.

KALIMAT EFEKTIF. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Drs. Sri Satata, MM. Program Studi Akutansi & Manajemen. KALIMAT EFEKTIF Modul ke: 1. Menjelaskan pengertian diksi 2. Menjelaskan syarat-syarat diksi 3. Menjelaskan proses pembentukan kata 4. Menjelaskan berbagai macam makna Fakultas Ekonomi Drs. Sri Satata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arifin dan Hadi (2009: 1) menjelaskan bahwa bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa negara, seperti tercantum dalam Pasal 36, Undang- Undang Dasar 1945.

Lebih terperinci

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2)

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2) ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2) 1. Pendahuluan Dunia pendidikan tinggi identik dengan dunia keilmuan. Berbagai penelitian ilmiah dalam berbagai disiplin, baik untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi kehidupan sosial, budaya, dan masyarakat. Tirtarahardja (2005:226) mengatakan bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

PENYUSUNAN PESAN BISNIS 1 MODUL 4 ISI MODUL 4 TUJUAN MODUL A. B. C. Perencanaan Pesan Bisnis Pengorganisasian Pesan Bisnis Revisi Pesan Bisnis Setelah mempelajari modul 4 mahasiswa diharapkan mampu Mendiskusikan perencanaan pesanpesan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Perlinda Br Bangun (perlinda.bangun94@gmail.com) Dr. Malan Lubis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan tidak memerlukan usaha sama sekali dari pihak anak. Pendapat itu tentulah kurang tepat.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian dengan judul Diksi dan Gaya Bahasa Penulisa Opini pada Situs www.ahmadiyah.org dalam Mengklarifikasi Tuduhan Sesat Ajaran Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan

Lebih terperinci

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak yang lain. Tanpa bahasa tidak mungkin kita bisa berhubungan baik dengan orang

Lebih terperinci

Th Tahun : : Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Pendahuluan

Th Tahun : : Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Pendahuluan Matakuliah Th Tahun : 2010 : Bahasa Indonesia dalam Psikologi Pendahuluan Pertemuan 01 D i k s i Pertemuan 2 Sumber utama: Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian untuk Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa

Lebih terperinci

K BAB I PENDAHULUAN

K BAB I PENDAHULUAN Analisis pemakaian bahasa dalam karangan deskriptif siswa SMP Negeri 1 Polanharjo Disusun oleh: Cholik Mawardi K 1202503 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat penting untuk

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA oleh I Gede Tunas Adiyasa, NIM 0812011039 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,

Lebih terperinci

Kebermanfa atan Tingkat kesulitan Kondisi setempat Kelayakan Analisis Materi Kebahasaan dalam KTSP mkompetrnsi Dasar Materi 1. Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF 1. Materi Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Kalimat Efektif Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Kalimat Efektif kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah A. Pendahuluan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Oleh: Nurhidayah, S.Pd. FBS Universitas Negeri Yogyakarta Menulis sebuah karya ilmiah tidak hanya memerlukan teknik tetapi juga keberanian dalam mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta

Lebih terperinci

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu)

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu) F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu) 1. Memahami jenis wacana non sastra yang berupa bacaan sederhana berupa tabel, grafik, laporan pengamatan/percobaan, hasil

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnalistik dalam bahasa Inggris disebut Journalistics yang secara harfiah

BAB I PENDAHULUAN. Jurnalistik dalam bahasa Inggris disebut Journalistics yang secara harfiah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jurnalistik dalam bahasa Inggris disebut Journalistics yang secara harfiah lazimnya diartikan sebagai sesuatu yang bersifat kewartawanan. Akan tetapi, Rahardi (2011:5)

Lebih terperinci

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom. STMIK CIC CIREBON - 2016 Nurul Bahiyah, M. Kom. PENGERTIAN Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

Lebih terperinci

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN JURNAL ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN JURNAL ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN JURNAL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah UTAMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat penghubung pada

Lebih terperinci