BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

I. PENDAHULUAN. manusia perlu berkomunikasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manusia sebagai Makhluk Sosial

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (Cangara, 2006:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunan berdasarkan garis bapak (patrilinial), sedangkan pada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa perlu berkomunikasi. Manusia lahir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. inti setiap program pendidikan dan pengajaran atau dalam bahasa asingnya the heart

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari bantuan orang lain

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. agar terhubung dengan lingkungan dengan orang lain. Menurut Handoko (1994)

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modul Komunikasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. atau simbol sebagai media ( Uchjana Effendy, 2001 :11). Lambang

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

I. PENDAHULUAN. kriminalitas nya tidak hanya dilakukan orang dewasa namun anak-anak pun saat

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pada fungsi utama handphone sebagai alat komunikasi, tetapi fitur tambahan serta

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

1. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik melalui lambang-lambang isyarat (nonverbal), lisan (verbal), maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah. Diah Retno Nawangsih, 2013

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi

Kata Kunci: Komunikasi Fatik, Penerapan, Hubungan Pertemanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

MODUL TIGA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dimengerti oleh penerima, dan secara nyata dapat dilaksanakan, sehingga tercipta interaksi dua arah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk perlu berkomunikasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2009: 1). Setiap saat kita tidak pernah terlepas dari kegiatan komunikasi. Kita tidak dapat mengerti tentang sesuatu hal tanpa adanya proses komunikasi. Kita berkomunikasi di mana-mana, baik di rumah, di sekolah, di jalan, di rumah sakit dan lain lain. Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Melalui komunikasi pula manusia dapat memenuhi kebutuhan emosional dan meningkatkan kesehatan mentalnya. Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Cangara, 2009: 2). Komunikasi itu sendiri dapat diartikan sebagai pengiriman pesan berupa informasi, pemikiran, sikap atau emosi dari seorang komunikator kepada komunikan. Banyak orang yang salah memahami makna pesan yang di sampaikan akibat pola komunikasi yang salah.

Komunikasi amat berperan penting dalam menjelaskan segala sesuatunya, hal ini ditegaskan oleh definisi yang diberikan oleh Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10), yang mengatakan bahwa ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland tersebut menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). Untuk menguatkan definisi dari Carl I. Hovland, terdapat juga definisi lain dari Gerald R. Miller dalam buku Mulyana (2007: 68) yang mengemukakan bahwa komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang didasari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Untuk itu harus ada kesepahaman arti dalam menyampaikan informasi sehingga tercapai komunikasi yang efektif. Komunikasi yang baik akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara komunikator dan komunikan karena mereka memiliki makna yang sama tentang hal yang dibicarakan. Sebaliknya komunikasi yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya krisis komunikasi atau konflik. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan, lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu (Effendy, 2006: 11). Tidak hanya di lingkungan sosial, di dalam lingkungan keluarga komunikasi juga sangat diperlukan untuk menjaga hubungan yang harmonis antara anggota keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan.

Hubungan ini yang paling berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan suatu kesatuan dengan dasar yang kuat bila antara keluarga terdapat hubungan yang baik. Hubungan baik ini menandakan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antara anggota keluarga (Gunarsah, 2003: 39). Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya. (Kurniadi, 2001: 271). Keluarga adalah lingkungan terkecil dan terdekat bagi individu. Melalui keluarga seseorang mulai belajar, bersosialisasi, membentuk karakter, dan mengembangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan padanya melalui suatu pola tertentu. Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. (http://all-about-theory.blogspot.com/2010/10/pengertian-komunikasi-keluarga.html) Perkembangan zaman yang terus berkembang akan mempengaruhi setiap keluarga untuk membentuk anggota keluarga menjadi individu yang cerdas. Karena itu, banyak orang tua yang ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk masa depan anak mereka. Bahkan para orang tua rela terpisah jauh dengan anak mereka demi cita-cita yang ingin dicapai oleh anak mereka. Hal ini karena menurut mereka banyak sekolah dan universitas memiliki kualitas yang baik berada di kota besar. Sehingga para orang tua tetap memberikan motivasi kepada anaknya walau harus tinggal terpisah dengan orang tua. Pada anak dan orang tua yang tinggal terpisah, anak dan orang tua tidak dapat berkomunikasi secara langsung karena adanya jarak yang memisahkan. Karena itulah perlu adanya penggunaan media untuk menunjang komunikasi antara anak dan orang tua yang tinggal terpisah. Media-media yang dapat digunakan antara lain seperti surat, telepon, text message, telegram, email, telepon, sms dan email. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan dengan menggunakan media dan tanpa bertatap muka disebut komunikasi antarpribadi bermedia. Bahkan dengan semakin berkembangnya teknologi, anak dan orang tua yang tinggal jarak jauh dapat melakukan komunikasi antarpribadi bermedia yang hampir mirip dengan komunikasi tatap muka. Salah satunya adalah dengan menggunakan skype, yaitu sebuah program komputer yang memungkinkan komunikasi melalui internet. Dengan menggunakan skype, anak dan orang tua dapat saling mendengar suara dan

melihat wajah lawan bicara apabila memiliki microphone, speakers, dan webcam. Tetapi sekalipun teknologi dapat membuat komunikasi antarpribadi bermedia menjadi sangat mirip dengan komunkasi antarpribadi tatap muka, tetapi terdapat hal-hal yang tidak dapat digantikan. Tetap ada bentuk-bentuk pesan non verbal yang tidak dapat diperoleh melalui komunikasi antarpribadi bermedia, antara lain seperti pelukan dan belaian. Komunikasi antarpribadi bermedia juga tidak dapat mengurangi jarak yang memisahkan antara anak dan orang tua. Walaupun dapat berkomunikasi seperti layaknya komunikasi antarpribadi tatap muka, tetapi orang tua tidak dapat mengetahui seluruh detail kegiatan dan kondisi anak mereka. Hal yang diketahui oleh orang tua hanya terbatas pada isi komunikasi antarpribadi bermedia yang dilakukan tersebut. Pada saat tidak melakukan komunikasi, orang tua tetap tidak dapat mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh anak mereka, bagaimana kondisi anak mereka atau dengan siapa saja anak mereka bergaul karena tempat tinggal yang terpisah secara geografis. Pada komunikasi jarak jauh yang dilakukan oleh anak dan orang tua dapat terjadi konflik, diantaranya dapat disebabkan karena masalah yang berupa perbedaan pendapat atau keinginan. Perbedaan tersebut dapat mengakibatkan salah paham di antara anak dan orang tua. Perbedaan keinginan ini dapat timbul ketika anak dan orang tua yang melakukan komunikasi jarak jauh membicarakan hal yang tidak disukai oleh salah satu pihak. Konflik lainnya juga dapat terjadi yang disebabkan oleh masalah keuangan, yaitu uang bulanan yang kurang dari orang tua. Ketika anak mengkomunikasikan masalah keuangan yang dibutuhkan sedangkan orang tua tidak dapat memenuhi, hal tersebut dapat menimbulkan konflik. Pada anak dan orang tua tinggal terpisah, anak dan orang tua tidak dapat bertemu secara langsung sehingga kontak yang terjadi di antara mereka pun terbatas. Hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah di antara anak dan orang tua. Salah satu masalah untuk anak dan orang tua yang tinggal terpisah adalah orang tua tidak dapat melihat secara langsung dengan siapa anak mereka bergaul sehingga dapat menimbulkan rasa cemas. Karena hal itu, komunikasi sering dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi rasa cemasnya terkait dengan kondisi

anak. Bentuk komunikasi tersebut dapat diungkapkan dengan menanyakan pertanyaan yang sama lebih dari satu kali. Ketika orang tua menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, hal itu dapat menimbulkan konflik antara anak dan orang tua. Bagi orang tua mungkin merupakan hal yang wajar untuk menanyakan keberadaan dan kabar dari anak mereka berulang kali. Terlebih lagi jika anak perempuannya, baru saja tinggal terpisah dengannya. Hal ini dikarenakan, sebelum anak tinggal terpisah dengan orang tua, orang tua dapat secara langsung menanyakan kegiatan anak, bahkan melihat kegiatan tersebut. Selain itu, saat tinggal bersama orang tua juga dapat melihat dengan siapa saja anaknya bergaul dan dengan siapa anaknya berpergian. Sebenarnya konflik merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam suatu hubungan antarpribadi, termasuk pada hubungan antara anak dan orangtua. Terlebih lagi pada anak dan orang tua yang tinggal terpisah, dimana hubungan antara orang tua dan anak dikategorikan dalam situasi yang rawan konflik. Namun apabila konflik yang muncul tidak dihadapi dengan benar, akan dapat menimbulkan dampak negatif pada hubungan antara anak dan orang tua. Dampak negatif yang ditimbulkan antara lain, menurunnya kepercayaan, menimbulkan jarak di antara mereka, berkurangnya keakraban hubungan dan dapat menyebabkan perubahan sikap masing-masing pihak. Selain itu konflik antara anak dan orang tua juga dapat menimbulkan rasa depresi pada anak. Apabila konflik dihadapi dengan benar akan dapat menimbulkan dampak positif yaitu semakin eratnya hubungan antara anak dan orang tua. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai komunikasi antarpribadi bermedia antara orang tua dan anak yang tinggal terpisah dalam menghadapi konflik. Komunikasi antarpribadi bermedia yang terjadi dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik, yaitu handphone yang digunakan untuk telepon dan SMS. Penelitian dikhususkan pada anak perempuan karena hal-hal buruk lebih banyak terjadi pada anak perempuan hal ini dikarenakan kaum perempuan dikenal sebagai kaum lemah. Banyak kejahatan yang menyebabkan perempuan yang menjadi korban, seperti perampokan, penculikan, pemerkosaan, dan banyak kejahatan lainnya. Hal ini semakin banyak diberitakan di media massa dan diperbincangkan masyarakat

luas. Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Medan Selayang Medan Sumatera Utara ini, karena daerah tersebut merupakan salah satu kawasan yang dikenal sebagai daerah pemukiman mahasiswa. Banyak mahasiswa yang tinggal terpisah dengan orang tua karena sedang melanjutkan pendidikan di kota Medan. Selain itu, karena daerah tersebut berdekatan dengan kampus yang merupakan salah satu Universitas terkemuka di pulau Sumatera. 1.2 Fokus Masalah Penelitian ini difokuskan pada komunikasi antarpribadi bermedia antara anak dan orang tua yang tinggal terpisah dalam menghadapi konflik Orang tua dalam penelitian ini dikhususkan hanya ibu saja, karena menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, komunikasi yang dilakukan oleh anak yang tinggal terpisah lebih banyak dengan ibu dibandingkan dengan ayah. Komunikasi antarpribadi bermedia yang terjadi dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik, yaitu handphone yang digunakan untuk telepon dan SMS. Penelitian dikhususkan pada anak perempuan karena hal-hal buruk lebih banyak terjadi pada anak perempuan hal ini dikarenakan kaum perempuan dikenal sebagai kaum lemah. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimanakah proses komunikasi antarpribadi bermedia antara anak (perempuan) dan orang tua (ibu) yang tinggal terpisah dalam menghadapi konflik? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menggambarkan bagaimana proses komunikasi antarpribadi bermedia antara anak dan orang tua yang tinggal terpisah. 2. Untuk mengetahui penyebab konflik yang terjadi di antara anak dan orang tua yang tinggal terpisah. 3. Untuk mengetahui proses komunikasi yang dilakukan dalam penyelesaian konflik.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan bahan bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai komunikasi antarpribadi bermedia. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi anak yang tinggal terpisah dalam melakukan komunikasi antarpribadi bermedia dengan orang tua sehingga tetap dapat menjaga hubungan mereka.