BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mereka, mengingat kinerja karyawan yang tinggi dan disiplin kerjalah yang

BAB II LANDASAN TEORI. kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsep maupun dalam analisis,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PABELAN CERDAS NUSANTARA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maju dari posisi yang dimiliki saat ini, apalagi dalam masyarakat yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

RETNO SAWITRIAVI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan nasional. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, utama berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. maupun non-profit semakin meningkat (Sari, 2009). Hal ini secara tidak langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu ciri kehidupan modern dapat dilihat dari semakin kompleknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi dunia usaha dewasa ini semakin pesat dan selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, kita tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kegagalan organisasi pada dasarnya. dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

dapat memuaskan baik bagi perusahaan maupun bagi individu itu sendiri. Kekhawatiran individu akan hasil yang ada akan sangat mempengaruhi performansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manajer untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN SIKAP KOOPERATIF KARYAWAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke

I. PENDAHULUAN. menjadi subyek atau pelaku. Mereka dapat menjadi perencana, pelaksana dan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keempat

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem yang mengatur kinerja manusia agar lebih efektif dan efisien dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan dituntut untuk terus meningkat. Salah satu langkah untuk. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing individu memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda dengan individu lainnya. Sedangkan sebagai makhluk sosial, individu selalu ingin berinteraksi dan hidup dinamis bersama orang lain. Saat berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain, individu memiliki tujuan, kepentingan, cara bergaul, pengetahuan ataupun suatu kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lain dan semua itu harus dicapai untuk dapat melangsungkan kehidupan. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran utama dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas organisasi. Mengingat peran yang cukup dominan tersebut, maka segala upaya akan dilakukan untuk mengatur kinerja manusia agar lebih efektif dan efisien dalam suatu organisasi. Belum lagi menghadapi laju modernisasi dan perkembangan teknologi yang menuntut organisasi harus peka dan responsif terhadap tuntutan zaman. Kualitas sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan dan kemajuan organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berguna untuk menunjang keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat lebih berkembang secara optimal, maka 1

perusahaan harus mencari orang-orang yang bermotivasi tinggi dalam bekerja. Manusia sebagai sumber daya yang potensial merupakan sumber kekuatan suatu oranisasi, sebab manusialah yang menggerakkan organisasi. Jufri (dalam Sutan, 2006) menyatakan tinggi atau rendahnya sikap kerja karyawan sangat menentukan kualitas dan kuantitas performansi kerjanya dalam memacu produkitivas perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Rodman (2005) bahwa inti dari suatu organisasi adalah para personelnya dan kemampuan organisasi bergabtung pada orang-orang didalamnya. Dunia kerja memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sehingga untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting baik bagi kepentingan individu, industri, dan masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan hidup mereka. Bagi industri, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawannya. Selanjutnya, bagi masyarakat tentu akan menikmati hasil kapasitas maksimum dari industri serta meningkatnya nilai manusia di dalam lingkungan kerja (As ad, 1998). Salah satu alasan yang dikemukakan oleh Robbins (2001) mengenai pentingnya tingkat kepuasan kerja dalam organisasi adalah kepuasan pada pekerjaan yang didapatkan akan dibawa ke kehidupan karyawan di luar pekerjaan. Hal ini didukung oleh penelitian Judge dan Watanabe (dalam Indriawaty dan Himan, 2004) yang menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan dan timbal 2

balik antara kepuasan kerja dengan kepuasan hidup. Setiap karyawan mengharapkan adanya kepuasan dalam bekerja, karena kepuasan dalam bekerja dapat memberikan efek yang positif pada produktivitas, perilaku kooperatif, kepuasan hidup dan kesehatan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya (As ad, 1998). Sejalan dengan hal diatas Robbins (1996) mengatakan bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan, sedangkan seorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya itu. Tiffin (dalam Anoraga, 1992) juga berpendapat bahwa kepuasaan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama karyawan. Sementara Blum (dalam Anoraga, 1992) mengemukakan bahwa kepuasaan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja. Hal ini didukung dengan penelitian Meglino, Ravlin, dan Adkins (1989) mengatakan bahwa para karyawan akan merasa lebih puas dalam bekerja dan selalu memegang teguh komitmennya jika nilai-nilai mereka bersesuaian dengan nilai-nilai perusahaan. 3

Biasanya seseorang akan merasa puas atas pekerjaan yang telah atau sedang ia jalankan jika apa yang ia dikerjakan telah memenuhi harapannya, sesuai dengan tujuan ia bekerja. Apabila seseorang mendambakan sesuatu, berarti ia memiliki suatu harapan, dan dengan demikian ia akan termotivasi untuk melakukan tindakan kearah pencapaian harapan tersebut dan apabila harapannya terpenuhi, maka ia akan merasa puas (Anoraga, 1992). Dahulu semua orang beranggapan bahwa satu satunya insentif untuk bekerja hanyalah uang atau perasaan takut untuk menganggur. Tetapi sekarang ini, uang bukanlah merupakan faktor utama yang memotivasi semua orang untuk bekerja. Dengan perkataan lain, tidak semua orang yang bekerja itu hanya mau bekerja karena membutuhkan uang. Brown (1978) memberikan contoh yang dilihatnya di beberapa pabrik di London. Pada suatu ketika yang tidak bersamaan, ada tiga orang pekerja pabrik yang secara kebetulan masing masing memenangkan hadiah yang sangat besar jumlahnya dari undian sepak bola. Walaupun uang hadiah yang di dapat mereka itu sangat besar jumlahnya, sehingga jika di investasikan uang itu akan dapat menjamin biaya hidup mereka bersama keluarganya secara berkecukupan selama sisa hidup mereka namun akhirnya mereka kembali kepada pekerjaan mereka di pabrik yang serba rutin itu. Dapat ditarik kesimpulan dari contoh di atas, Brown mengatakan bahwa pabrik pabrik itu sesungguhnya mempunyai daya tarik, karena berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan orang orang yang sebenarnya sudah tidak membutuhkan penghasilan berupa uang itu masih mau juga mengerjakan pekerjaan rutin di pabrik itu hanya karena mereka tidak ingin 4

tersisihkan dari pergaulan sosial masyarakat mereka. Dengan demikian jelaslah bahwa uang bukan satu satunya motivator untuk melakukan pekerjaan (Brown dalam Anoraga, 1992). Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji atau salary merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Sering kali pihak perusahaan melakukan cara-cara untuk meningkatkan produktivitas karyawannya dengan menaikkan gaji atau upah kerja. Menurut pihak perusahaan, gaji merupakan faktor utama untuk mencapai kepuasan kerja. Pendapat tersebut tidak selalu salah sebab dengan menaikkan gaji, karyawan dapat melangsungkan kehidupannya sehari-hari. Tetapi kenyataannya gaji yang tinggi tidak selalu menjadi faktor utama untuk mencapai kepuasan kerja. Gaji hanya memberikan kepuasan sementara karena kepuasan terhadap gaji sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan nilai orang yang bersangkutan (Hulin dalam As ad, 1998). Karyawan yang merasa puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Dalam hal ini perusahaan berkewajiban untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di 5

perusahaan. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, maka produktivitas pun akan meningkat (As ad, 1998). Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan pada karyawan tergantung pada pribadi masing-masing karyawan (As ad, 1998). Menurut penelitian Caugemi dan Claypool (dalam As ad, 2000), kepuasan kerja menyangkut cara kerja seorang karyawan menyesuaikan dirinya dengan kondisi dan situasi kerja. Namun pada dasarnya Fraser (1993), mengatakan secara genetis setiap individu mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan pola perilaku tertentu untuk menanggulangi masalah. Namun demikian, pembentukan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas kerja akan menimbulkan kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu organisasi. Banyak karyawan yang tidak mampu mencapai kepuasan dalam bekerja, karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya (Davidoff, 1991). Lingkungan mana pun tempat individu berada, ia akan berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari lingkungan yang harus dipenuhinya. Di samping itu individu juga memiliki kebutuhan, harapan, dan tuntutan di dalam dirinya, yang harus diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan. Bila individu mampu menyelaraskan kedua hal tersebut, maka dikatakan bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri. Kartono (1994) menambahkan seseorang yang berada dalam suatu perusahaan ataupun bagian dari tim kerja harus mempunyai usaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaan perusahaan, baik yang meliputi penyesuaian diri dengan individu lain sebagai bagian dari tim kerja 6

maupun iklim lingkungan kerja itu sendiri. Seperti dijelaskan sebelumnya, Kartono (1994) mengatakan bahwa individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosial maupun dengan lingkungan fisik tentunya mempunyai suatu gaya individual yang tidak sama dengan individu lain. Hal ini dikarenakan setiap orang berbeda, baik karakter maupun tujuan hidupnya, maka kita sebagai individu diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita berada, baik dengan lingkungan fisik, psikis, maupun lingkungan rohaniah. Secara fisik, individu harus menyesuaikan diri dengan benda-benda konkret sedangkan secara psikis, individu berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain dalam suatu lingkungan. Menyesuaikan diri dengan lingkungan rohaniah berarti individu harus mampu memahami keyakinan-keyakinan, ide-ide, dan filsafat-filsafat yang terdapat di dalam lingkungan individu tersebut, baik yang dianut oleh orang-orang yang berada dalam suatu lingkungan tersebut ataupun yang tercantum dalam buku-buku maupun hasil kebudayaan lainnya. Sementara itu Gerungan (2000) menyatakan bahwa individu adalah manusia yang senantiasa selalu berubah baik dengan lingkungan fisik maupun dengan lingkungan sosial, harus mampu menerima segala perubahan yang terjadi dan diharapkan mampu pula untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Oleh karena itu individu diharapkan mampu menjelaskan dirinya dengan lingkungan fisik maupun psikis yang senantiasa mengalami suatu perubahan yaitu dengan menggunakan penyesuaian diri. Sementara kita hidup dalam masyarakat yang berorientasi pada kerja, dimana individu yang telah matang secara fisik diharapkan untuk memiliki suatu 7

pekerjaan. Saat individu mulai memasuki dunia kerja maka ia harus melakukan penyesuaian diri terhadap pekerjaannya. Davidoff (1991) mengatakan bahwa karyawan yang mempunyai penyesuaian diri yang cukup baik akan memperbesar kemungkinan bahwa ia akan memperoleh kepuasan, baik dalam hidupnya maupun dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Hal yang sama juga dikemukakan dalam penelitian Dawis (dalam Hesketh dan Adams, 1991) bahwa kemampuan penyesuaian diri individu terhadap pekerjaannya diindikasikan oleh kepuasan dan kesuksesan. Penelitian Wolman (dalam Bruno, 1983) menyebutkan bahwa dalam penyesuaian diri harus ada perubahan agar kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mencapai keadaan yang harmonis dengan orang lain ataupun dengan keadaan lingkungan sekitar. Sementara Anoraga & Suyati (1995) mengatakan bahwa apabila seorang karyawan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya akan mengalami suatu masalah dengan orang lain ataupun kegagalan dalam bekerja. Melalui pemikiran diatas, maka peneliti ingin melihat bagaimanakah pengaruh penyesuaian diri dalam lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: apakah ada pengaruh penyesuaian diri dalam lingkungan kerja dengan kepuasan kerja? 8

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh penyesuaian diri dalam lingkungan kerja dengan kepuasan kerja. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dilihat dari 2 aspek yaitu: 1. Manfaat secara Teoritis a. Membuktikan kebenaran teori-teori baik tentang kepuasan kerja maupun penyesuaian diri. b. Dapat dijadikan kajian bagi penelitian selanjutnya, yang tertarik melakukan penelitian di bidang industri dan organisasi baik tentang penyesuaian diri maupun kepuasan kerja. 2. Manfaat secara Praktis a. Bagi Karyawan Hasil penelitian ini bermanfaat bagi karyawan agar mampu bekerjasama dengan karyawan lain, saling bertukar pikiran dan dapat saling mengerti antara karyawan yang satu dengan yang lnya. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk lebih memahami keadaan karyawan dan melihat kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh karyawan agar hasil kerja mereka berguna bagi tujuan perusahaan. 9

E. Sistematika Penulisan Proposal penelitian ini terdiri dari tiga Bab, mulai dari Bab I sampai dengan Bab V. Bab I : Pendahuluan Bab ini berisikan uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisikan tentang teori-teori penyusunan variabel yang diteliti, hubungan antara variabel dan hipotesa penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisikan identifikasi variabel, definisi operasional dari masingmasing variabel, subjek penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan data. Bab IV: Hasil dan Interpretasi Data Bab ini berisi uraian mengenai gambaran sampel penelitian, uji asumsi penelitian, dan hasil utama penelitian. Bab V: Kesimpulan, Diskusi dan Saran Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan penelitian, hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. 10