PENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) BERBANTUAN LKS BERGAMBAR DISERTAI TEKS TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP/MTs

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

Keefektifan Teknik Diskusi Model Jigsaw untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP (1) Dianita Eka Putri, (2) Ach. Fatchan, (3) Yuswanti Ariani Wirahayu Universitas Negeri Malang This study is aimed to know the effect of TSTS learning model towards Geographic learning output of the 7th graders of Junior High School 2 Wagir Malang. The study was used Quasi Experimental method with experimental group and control group as its design. It was held on February 26th 2013- March 16th 2013. The location was in Junior High School 2 Wagir Malang. The subject of the study was Grade VII B as experimental group and VII C as the control group. The instrument and data collection is done by giving pretest and post-test which had been examined before in terms of its level of difficulty, differential, validity, and reliability. The data was analyzed using t- test. Based on the data analysis, it can be concluded that the use of TSTS learning model significantly affects the learning outcome of the 7th graders of Junior High School 2 Wagir Malang. The score of experimental group after they had been treated is higher than the control group. Key Terms : Two Stay Two Stray, Learning Output. Ilmu pengetahuan dewasa ini semakin mengalami peningkatan yang pesat. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tersebut juga memberikan pengaruh pada dunia pendidikan. Dunia pendidikan saat ini telah banyak memberikan kreasi dalam proses pembelajaran. Kreasi-kreasi tersebut diantaranya ditunjukkan dengan penggunaan berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Pendidik berusaha untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan mampu menerima materi. Model pembelajaran yang digunakan guru tersebut sebisa mungkin mengorientasikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai pembimbing. Penggunaan model belajar seperti itu diharapkan dapat mengubah paradigma pendidikan di Indonesia yang dahulu menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran. Dengan dilakukannya hal tersebut maka siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Suwariyanto (2002) yaitu pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilitator. Fasilitator baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik, maupun konatif. Seorang pendidik hendaknya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar-mandiri (self-directed

learning). Ia juga hendaknya mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. Menurut Hamalik (2005: 172), belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas, menggambar, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan peralatan. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa proses pembelajaran yang berkualitas dan baik adalah dengan terjadinya interaksi antara guru-siswa mapun siswa dengan siswa. Selanjutnya interaksi tersebut akan melahirkan suatu komunikasi yang mengarah pada materi, sehingga siswa akan lebih banyak aktif dalam menyampaikan pendapatnya. Penerapan model pembelajaran yang saat ini telah banyak digunakan oleh guru yang sudah mulai mengubah cara pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif sesuai dengan artinya yaitu kerjasama, memberikan suatu alternatif baru sebagai model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan siswa dapat dengan mudah memahami materi. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Miftakhul (dalam Kuny, 2012:5) pemilihan metode yang tepat dan dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan sangatlah berpengaruh untuk memberikan motivasi belajar bagi siswa untuk terus belajar. Kurikulum SMP saat ini menerapkan pembelajaran IPS yang terpadu. Artinya, dalam seluruh matapelajaran IPS dipadukan menjadi satu sehingga disebutkan pelajaran IPS terpadu. Kenyataan di lapangan, guru yang mengajar IPS terpadu bukan berasal dari bidangnya masing-masing. Satu guru diharuskan menguasai seluruh pelajaran IPS baik itu sejarah, ekonomi, sosiologi, mapun geografi. Tidak jarang pada sekolah SMP banyak guru yang kesulitan memberikan materi karena harus mengajarkan pelajaran yang bukan di bidangnya. TSTS dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan (1992). TSTS dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan empat orang siswa. Dua orang siswa sebagai tamu yang mencari informasi dan 2 orang yang tinggal di kelompok sebagai pemberi

informasi. TSTS menuntut siswa untuk memahami bahan diskusi yang sedang dikerjakan bersama kelompok, karena baik tamu maupun dua anggotanya lain yang tinggal sama-sama menyampaikan informasi. Dalam pembelajaran ini kemampuan menyampaikan informasi yang benar dari masing-masing individu sangat penting. Hal tersebut disebabkan oleh penyampaian informasi harus tepat sesuai yang didengar dan penjelasan yang diungkapkan dapat dengan mudah dipahami penerima informasi. Penggunaan model pembelajaran TSTS secara langsung dapat mempengaruhi keaktifan siswa. Setiap siswa akan berusaha untuk menggali informasi dari kelompok lain. Berangkat dari hal tersebut maka akan terjadi suatu diskusi yang sangat menarik antar siswa, sehingga terjalin kerjasama antarsiswa untuk mencari pemecahan massalah yang sesuai. Proses belajar yang demikian akan lebih mempertajam ingatan siswa, karena siswa secara mandiri membahas dan memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Keadaan tersebut pada akhirnya juga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan kemampuan siswa yang telah mampu memahami materi maka akan mempermudah siswa untuk mengerjakan tes yang diberikan guru. TSTS sebagai model pembelajaran juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Menurut Agustina (dalam Widodo, 2011:20) kelebihan TSTS, antara lain (a) dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan; (b) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna; (c) lebih berorientasi pada keaktifan; (d) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan faktor penghambat dari model TSTS, antara lain (a) membutuhkan waktu yang lama; (b) siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok; (c) bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga); (d) guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas. METODE Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Jenis penelitian ekperimen yang digunakan yaitu Quasi Experiment (Eksperimen Semu) dengan rancangan pretest-post test design dan gain score (selisih skor

pretest-post). Penelitian ini menggunakan 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang. Subjek penelitian yang diambil untuk penelitian adalah seluruh siswa kelas VII B dan VII C yang masing-masing berjumlah 33 siswa. Kelas VII B sebagai kelas eksperimen digunakan model pembelajaran TSTS, sedangkan VII C sebagai kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan kerja kelompok untuk pemahaman materi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah dengan tes objektif. Instrumen terlebih dahulu di uji dengan menggunakan tingkat kesukaran soal, daya beda butir soal, validitas dan reliabilitas soal. Pengumpulan data menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu: (1) nilai pre-test yang diberikan sebelum diberi perlakukan, (2) nilai post-test setelah diberi perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas Lavene. Uji hipotesis dengan menggunakn uji t (t-test). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMP Kegiatan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberikan pre-test pada kedua kelas untuk mengetahui kemapuan awal siswa sebelum dilakukan proses pembelajaran. Berdasarkan ringkasan perolehan nilai hasil belajar pada Tabel 1.1 terlihat bahwa nilai kelas VII B sebagai kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 39,1. Rata-rata tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas kelas VII C sebesar 41,4. Selisih rata-rata kedua kelas tersebut hanya sebesar 2,3. Tabel 1.1 Ringkasan Data Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test) Kelas VII B (Kelas Eksperimen) dan VII C (Kelas Kontrol ) SMP Negeri 2 Wagir Kelas N Minimum Maksimum Mean Kelas Eksperimen 28 32 60 39,1 Kelas Kontrol 28 36 64 41,4 Selisih 2,3 Setelah melakukan pre-test, kedua kelas selanjutnya diberikan perlakukan yang berbeda. Kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran TSTS

sedangkan kelas kontrol diterapkan metode konvensional (ceramah dan kerja kelompok). Berdasarkan Tabel 1.2 rata-rata nilai hasil post-test kelas VII B lebih tinggi sebesar 76,8 dibandingkan kelas VII C sebesar 64,8. Kedua kelas mengalami peningkatan rata-rata setelah diberikan perlakukan. Akan tetapi peningkatan lebih tinggi pada kelas VII B sebagai kelas eksperimen yaitu sebesar 37,7. Kelas VII C juga mengalami peningkatan tetapi masih di bawah kelas VII B sebesar 23,4. Selisih nilai rata-rata kedua kelas pada post-test tersebut sebesar 12 angka. Tabel 1.2 Ringkasan Data Kemampuan Akhir Siswa (Post-Tes) Kelas VII B (Kelas Eksperimen) dan VII C (Kelas Kontrol ) SMP Negeri 2 Wagir Kelas N Minimum Maksimum Mean Kelas Eksperimen 28 74 88 76,8 Kelas Kontrol 28 54 82 64,8 Selisih 12 Data nilai hasil pre-test dan post-test selanjutnya digunakan untuk memperlihatkan perbedaan nilai pada waktu sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakukan. Perbedaan tersebut selanjutnya disebut gain score. Gain score digunakan sebagai gambaran dari hasil belajar masing-masing siswa yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Tabel 1.3 Ringkasan Data Perolehan Gain Score Siswa Kelas VII B (Kelas Eksperimen) dan VII C (Kelas Kontrol ) SMP N 2 Wagir Kelas N Minimum Maksimum Mean Kelas Eksperimen 28 18 46 33,29 Kelas Kontrol 28 10 38 23,21 Selisih 10,07 Data gain score pada tabel di atas menunjukkan perolehan nilai hasil belajar rata-rata kelas. Terlihat bahwa kelas ekperimen mempunyai rata-rata 33,29, sedangkan kelas kontrol 23,21 yang menunjukkan bahwa hasil nilai gain score lebih tinggi pada kelas eksperimen. Selisih antara kelas ekspemen dan kontrol sebesar 10,07 angka. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran TSTS memang mempengaruhi hasil belajar siswa jika dilihat dari perolehan nilai gain scorenya. Hasil uji normalitas Hasil uji prasyarat meliputi uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas Levene data pre-test, post-test, dan

gain score sudah menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal dan homogen. Selanjtnya dilakuan uji hipotesis menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Tabel 1.4 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Geografi Kelas VII SMP N 2 Wagir Group Statistics GAIN SCORE Kelompok Eksperimen Kontrol Std. Error N Mean Std. Deviation Mean 28 33.29 6.954 1.314 28 23.21 7.208 1.362 Independent Samples Test GAIN SCORE Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Difference Lower Upper.236.629 5.321 54.000 10.071 1.893 6.277 13.866 5.321 53.931.000 10.071 1.893 6.277 13.866 Berdasarkan tabel hasil analisis uji hipotesis dengan uji-t independent samples test diperoleh nilai t hitung 5,321 dengan t tabel 1,674 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan penjabaran analisis uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran TSTS dengan kelas kontrol yang menggunakan model ceramah dan kerja kelompok. Dengan dilakukannya uji hipotesis tesebut, maka dengan dapat menjawab rumusan masalah yaitu H 1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran TSTS terhadap hasil belajar kelas VII SMP N 2 Wagir. Perbedaan nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran TSTS sedangkan pada kelas kontrol diterapkan metode ceramah dan kerja kelompok. Saat diterapkan model pembelajaran TSTS siswa telihat sangat antusias dengan pelajaran. Hal tersebut terlihat pada saat siswa berbagi informasi dan saling tanya jawab mencari jawaban yang paling tepat baik dengan kelompok sendiri maupun saat berbagi informasi dengan kelompok lain. Dengan dilakukannya hal tersebut maka, hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Lie (2008) yang menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif metode TSTS mampu menjembatani adanya suatu

komunikasi antar sesama anggota kelompok sehingga pada akhirnya siswa mampu bersikap jujur, objektif, terbuka, kritis dan dapat bekerja sama dengan teman yang lainnya. Model pembelaran TSTS dapat menarik minat siswa pada pelajaran, sehingga seperti yang sudah terlihat pada perolehan hasil belajar kelas eksperimen yang menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan adanya minat belajar yang tinggi maka akan mempengaruhi hasil belajar mereka dan juga pelajaran akan lebih bermakna. Model pembelajaran TSTS yang telah dilakukan peneliti menunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar. Dengan adanya interksi antar anggota kelompok saat menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah, maka siswa dapat berbagai informasi dan lebih memahami materi. Selain itu ditambah lagi dengan membandingkan hasil diskusi kelompok awal dengan kelompok lain dapat menumbuhkan cara berpikir kritis siswa dimana siswa akan mencari jawaban yang paling benar jika terdapat perbedaan dengan kelompk lain. Dengan demikian saat pembelajaran di kelas motivasi siswa dapat tumbuh, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajarnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa SMP. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti: Pembelajaran TSTS dalam penerapannya membutuhkan waktu yang lama karena terdapat dua kali tahap diskusi. mengatasi hal tersebut guru harus mampu membagi waktu yang dengan tepat agar semua tahapan dalam TSTS dapat terlaksana dengan baik. Agar guru tidak kekurangan waktu, maka disiasati dengan pemberian pertanyaan paling banyak 3 pertanyaan. Hal tersebut agar saat bediskusi kelompok tidak membutuhkan banyak waktu. Memberikan rubrik pertanyaan yang dapat memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam informasi. Seperti dengan memberikan permasalahan. Hal tersebut

dilakukan untuk melatih siswa mengungkapkan pendapatnya agar mampu berpendapat. Penelitian ini hanya terbatas pada materi hidrosfer dan dilaksanakan di kelas VII SMP. Bagi peneliti selajutnya yang akan melakukan penelitian serupa, dapat mengambil materi lain dan dari jenjang lain. Hal tersebut juga dapat digunakan untuk membuktikan bahwa model pembelajaran TSTS dapat digunakan pada semua materi. Penelitian ini dan penelitian sebelumnya sudah banyak yang membuktikan bahwa pembelajaran TSTS dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran ini, dapat mengambil variable lain selain hasil belajar dan keaktifan. Karena selain mempengaruhi dua hal tersebut TSTS juga dapat diguunakan untuk meningkatkan kemapuan berpikir kritis siswa ataupun kemampuan menyampaikan pendapat.

DAFTAR RUJUKAN Suwariyanto, Theodorus. 2002. Pembelajaran sebagai Proses Pembimbingan Pribadi. Grasindo. Kuny, Fajar. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning terhadap Motivasi Belajar Praktek Menjahit Busana Pria di SMK N 6 Purworejo. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (http://eprints.uny.ac.id/2454/1/pengaruh%20model%20pembela JARAN%20QUANTUM%20LEARNING%20TERHADAP%20MOTIVA SI%20BELAJAR%20PRAKTEK%20MENJAHIT%20BUSANA%20PRI A.PDF) Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf, Andi. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Model Dua Tinggal Dua Tamu Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Malang. Malang: Universitas Negeri Malang. (skripsi tidak diterbitkan) Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia