BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) UNTUK DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MUHAMMAD SYAFII

DIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGEU) DENGAN ALGORITMA PEMBELAJARAN HYBRID DAN BACKPROPAGATION BERBASIS NEURAL NETWORK

ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) UNTUK DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MUHAMMAD SYAFII

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana

DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nyamuk merupakan penyebab dan pembawa beberapa jenis penyakit seperti

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

Mariyati, M. Ahsar Karim, Oni Soesanto

Perancangan Prediksi Keputusan Medis Untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengalami gangguan kesehatan, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan,

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut :

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

3.1.2 Analisis Kebutuhan... Error! Bookmark not defined Perancangan... Error! Bookmark not defined Pengujian... Error!

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dioperasikan. Dengan kata lain, tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahapan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FUZZY TSUKAMOTO PADA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN PADA BAYI USIA 0-12 BULAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 3 tahun berturut turut. Berdasarkan laporan yang masuk dari rumah sakit dan

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI NEURAL NETWORK PADA DATA PASIEN DEMAM BERDARAH

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Yuliana Erma Suryani. Implementasi Fuzzy Expert System Untuk Diagnosis Penyakit Jantung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

PENERAPAN FUZZY MOORA PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI KEPUTUSAN MEDIS PADA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE SKRIPSI JAMIL FAHMI NASUTION

BAB I PENDAHULUAN. probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes (Bayesian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan pemrograman Microsoft Visual Basic.NET

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO UNTUK MENGANALISA TINGKAT RESIKO PENYAKIT DALAM

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TAKAGI-SUGENO-KANG PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI

BAB IV RANCANGAN SISTEM

TAKARIR. Aedes aegypti : nyamuk yang menularkan penyakit demam. Database : kumpulan file atau tabel yang saling

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Pedoman Observasi PEDOMAN WAWANCARA (UNIT PELAKSANA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA /11/2008

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENCEGAHAN DINI PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN JEMBER MENGGUNAKAN METODE FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno (Berdasarkan Metode Antropometri)

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

Transkripsi:

22 BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM Pengguna sistem adalah dokter namun sistem dapat juga digunakan oleh praktisi kesehatan lainnya seperti bidan, perawat bahkan masyarakat umum. Dokter dibantu dalam pengambilan keputusan mendiagnosa penyakit DBD, sedang masyarakat umum dapat melakukan diagnosa sendiri dengan tujuan untuk kewaspadaan dini dan segera mencari pertolongan ke dokter bila sistem menyimpulkan sakit DBD. Dari hasil analisis kebutuhan maka dikembangkan model yang mengacu pada sistem pakar sebagai berikut : Pengguna Antar muka Fasilitas Penjelasan Mekanisme Inferensi (interpretasi) Diagnosa & Tatalaksana Data base Rule base Basis Pengetahuan Training anfis Generate anfis Data training Gambar 10 Model aplikasi DBD

23 4.1. Desain Struktur Data 4.1.1. Basis Data Fuzzy (Fuzzy Data Base) Desain struktur data menggunakan himpunan fuzzy. Data dibedakan atas kriteria dan parameter. Kriteria adalah gejala klinis penyakit DBD yaitu demam, bercak di kulit, pendarahan spontan dan uji tornikuet. Kriteria klinis direpresentasikan sebagai data fuzzy. Masing-masing kriteria memiliki parameter yang mencerminkan keanggotaan pada himpunan fuzzy. Dalam sistem fuzzy keanggotaan ini direpresentasikan dalam membership function (mf). Nilai fungsi keanggotaan masing-masing gejala klinis diperoleh berdasarkan wawancara dengan pakar. Demam terdiri 3 parameter yaitu ringan, sedang dan berat. Penilaian tingkat demam ditetapkan atas pengukuran suhu dan lamanya demam. Pengukuran suhu berkisar 36 C-42 C. Badan dikatakan demam bila suhu 37.3ºC atau lebih. Nilai fuzzy demam berdasarkan pengukuran suhu badan sebagai berikut : Tabel 1 Nilai fuzzy demam Demam Nilai Pengukuran Rendah 36,0 37,3 Suhu 36,0 37,3 ºC dan lama demam 1-2 hari Sedang 36,5 38,5 Suhu 36,5 38,5 ºC dan lama demam 3 atau 6 hari Tinggi 38,0 42,0 Suhu 38,0 42,0 ºC dan lama demam 4-5 hari Fungsi keanggotaan demam tipe Gaussian digambarkan sebagai berikut : Gambar 11 Membership function demam tipe Gaussian

24 Bercak terdiri 3 parameter yaitu sedikit, sedang dan banyak. Penilaian tingkat bercak ditetapkan atas pengukuran jumlah petekia per lingkaran diameter 2,8 cm pada kulit lengan, dada atau muka. Hasil pengukuran jumlah petekia diskor 0,00 1,00. Tingkat bercak ditetapkan berdasarkan skor sebagai berikut : Tabel 2 : Nilai fuzzy bercak Bercak Nilai Skor Pengukuran Sedikit 0,00 0,40 jumlah petekia < 4 per lingkaran diameter 2,8 cm Sedang 0,25 0,75 jumlah petekia 4-9 per lingkaran diameter 2,8 cm Banyak 0,60 1,00 jumlah petekia = 10 per lingkaran diameter 2,8 cm Fungsi keanggotaan bercak tipe Gaussian digambarkan sebagai berikut : Gambar 12 Membership function bercak tipe Gaussian Pendarahan spontan terdiri 3 parameter yaitu tidak jelas, jelas dan sangat jelas. Penilaian tingkat pendarahan spontan ditetapkan atas pengamatan pendarahan hidung, pendarahan gusi, hematemesis dan melena. Hasil pengamatan pendarahan spontan diskor 0,00 1,00. Tingkat pendarahan spontan ditetapkan berdasarkan skor sebagai berikut :

25 Tabel 3 : Nilai fuzzy pendarahan Pendarahan Nilai Skor Pengukuran Tidak jelas 0,00 0,40 Pendarahan hidung atau gusi sedikit. Jelas 0,25 0,75 Pendarahan hidung atau gusi banyak. Sangat jelas 0,60 1,00 Ditemukan hematemesis atau melena Fungsi keanggotaan pendarahan spontan tipe Gaussian digambarkan sebagai berikut : Gambar 13 : membership function pendarahan tipe Gaussian Uji tornikuet terdiri 3 parameter yaitu negatif, ragu-ragu dan positif. Penilaian tingkat uji tornikuet ditetapkan atas pengamatan jumlah petekia per lingkaran diameter 1 cm pada fossa cubiti. Hasil pengamatan uji tornikuet diskor 0,00 1,00. Tingkat uji tornikuet ditetapkan berdasarkan skor sebagai berikut : Tabel 4 : Nilai fuzzy tornikuet Tornikuet Nilai Skor Pengukuran Negatif 0,00 0,40 jumlah petekia < 4 per lingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti. Ragu-ragu 0,25 0,75 jumlah petekia 4-9 per lingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti. Positif 0,60 1,00 jumlah petekia = 10 per lingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti.

26 Fungsi keanggotaan uji tornikuet tipe Gaussian digambarkan sebagai berikut : Gambar 14 Membership function uji tornikuet tipe Gaussian Dalam penelitian ini digunakan ANFIS sebagai arsitektur jaringan neural dan ditetapkan 3 membership function jenis Gaussian. Pada arsitektur ANFIS membership function dibentuk secara adaptiv sesuai besaran data yang dimasukkan (data training). 4.1.2. Basis Aturan (Rule Base) Pada penghitungan data fuzzy dengan ANFIS digunakan kaidah aturan IF THEN. Aturan dibuat berdasar pendapat pakar. Jumlah aturan sesuai dengan jumlah kriteria dan parameternya. Pada penelitian ini ada 4 kriteria yaitu demam, bercak, pendarahan spontan dan uji tornikuet. Masing-masing kriteria mempunyai 3 parameter (membership function) sehingga jumlah aturan sebanyak 3 4 = 81 aturan. Pada arsitektur ANFIS, aturan dibentuk secara adaptiv sesuai karakteristik data training yang dimasukkan. Contoh dibawah ini menggambarkan 2 buah aturan, lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 : Tabel 5 Basis aturan Rule-1 Rule-2 IF demam rendah AND bercak sedikit AND pendarahan_spontan tidak_jelas AND uji_tornikuet negatif IF demam tinggi AND bercak banyak AND pendarahan_spontan sangat_jelas AND uji_tornikuet positif THEN bukan DBD THEN DBD

27 4.2. Desain Arsitektur Desain arsitektur menggunakan ANFIS. Sistem inferensia fuzzy yang digunakan adalah tipe Takagi-Sugeno orde satu, sedangkan untuk fungsi keanggotaan menggunakan Gaussian. Proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan algoritma Hybrid dan proses defuzzifikasi menggunakan metode Weighted Average Arsitektur ANFIS ditentukan oleh jumlah kriteria dan parameter. Ada 4 input kriteria yaitu demam, bercak, perdarahan dan uji tornikuet dimana masing-masing mempunyai 3 parameter. Struktur ANFIS seperti dapat dilihat pada Gambar 15. Struktur ANFIS secara detail dapat dilihat pada Lampiran 8. Demam Layer 1 Layer 2 Layer 3 Layer 4 demam Layer 5 bercak Pendarahan rendah Uji tornikuet w1 sedang ω 1 p N tinggi ω 1f1 Bercak sedikit sedang p w2 ω 2f2 ω 2 N? f banyak Pendarahan Tdk jelas Jelas p W3 N ω 3 ω 3f3 Sgt jelas ω 4f4 Uji tornikuet negatif ragu p W4 N ω 4 positif demam bercak Pendarahan Uji tornikuet Gambar 15 Arsitektur ANFIS

28 4.3. Fasilitas Penjelasan Bagian ini menerangkan penalaran, aksi maupun rekomensadi yang dilakukan oleh sistem pakar. Penjelasan dalam sistem pakar biasanya berhubungan dengan beberapa bentuk penelusuran aturan (rule) yang dilakukan selama pemecahan masalah baik berupa diagnosis, perlakuan dan komplikasi. Fasilitas penjelasan biasanya terdiri dari Why Explanations yaitu penjelasan sehubungan dengan pertanyaan pengapa sesuatu hal ditanyakan dan How Explanations yaitu penjelasan sehubungan dengan pertanyaan bagaimana kesimpulan dicapai. 4.4. Desain Keluaran (Output) Kesimpulan ANFIS diinterpretasikan dalam 2 kategori. Data kategori diperoleh dengan cara membuat fungsi keanggotaan output data training. Jumlah fungsi keanggotaan 2 dan jenisnya trapezoid. pengelompokan kategori ditetapkan berdasarkan nilai keanggotaan yang terbesar. Dari data training diperoleh nilai minimal dan maksimal output sebagai berikut : Tabel 6 Nilai minimal dan maksimal output data training. Jenis sampel data Nilai minimal Nilai maksimal Bukan DBD 89,9973 90,0023 DBD 90,9989 91,0005 Dibawah ini fungsi keanggotaan dengan menggunakan output data training. Gambar 16 Fungsi keanggotaan data kategori.

29 Misal pada Gambar 16 nilai kesimpulan ANFIS adalah 89,40 akan diinterpretasikan bukan DBD dan nilai kesimpulan ANFIS adalah 89,60 akan diinterpretasikan DBD. Interpretasi kesimpulan ANFIS dipresentasikan sebagai Diagnosa 1 yaitu Besar kemungkinan penderita terserang penyakit Demam Berdarah Dengue dan Diagnosa 2 yaitu Penderita tidak terserang penyakit Demam Berdarah Dengue. Masing-masing kategori sebagai output model ini disertai dengan tatalaksana tindak-lanjutnya. Tatalaksana sesuai dengan kategori output model adalah sebagai berikut : Diagnosa 1 : Besar kemungkinan penderita terserang penyakit Demam Berdarah Dengue. Tatalaksana : 1. Atasi pendarahan yang terjadi. 2. segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap (rumah sakit) untuk dirawat dan pemeriksaan trombosit darah. 3. Lakukan penelitian ke rumah penderita. Cari penderita lain yang mengalami gejala serupa di rumah-rumah tetangga sampai radius 100 meter. Periksa jentik nyamuk dan lakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN). Diagnosa 2 : Penderita tidak terserang penyakit Demam Berdarah Dengue. Tatalaksana : 1. Turunkan demamnya dengan obat penurun panas. 2. Segera kembali untuk dilakukan pemeriksaan ulang bila panas tidak turun atau timbul gejala bercak-bercak, mimisan, gusi berdarah muntah berdarah dan tinja bewarna hitam.