Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis,

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

PROSIDING ISBN :

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan STAD dapat meningkatkan motivasi kelas IVB SD Negeri Tahunan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa IVB SD Negeri Tahunan. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa, serta angket motivasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kelas IVB memiliki kecenderungan meningkat. Skor motivasi pada siklus I sebesar 70% dan siklus II sebesar 88,33%. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara kooperatif dan melaksanakan keterampilan kooperatif yang meliputi mengundang anggota kelompok lain untuk berbicara, menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan berbagi tugas, mendengarkan dengan aktif, bertanya, tidak berbeda dalam tugas dan memeriksa ketepatan hasil kelompok. Siswa merasa senang, semangat dan demokratis sehingga siswa aktif dalam belajar dan menyelesaikan tugas. Guru diharapkan dapat melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, dan bermakna pada semua mata pelajaran. Kata Kunci: Motivasi, Model Pembelajaran Kooperatif, STAD Pendahuluan Bahasa Indonesia memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Depdiknas, 2009: 20). Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan, dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Kendala yang dihadapi di sekolah khususnya kelas IVB SD Negeri Tahunan yaitu siswa kurang termotivasi untuk mempelajari bahasa Indonesia terutama pada keterampilan menulis dan berbicara. Hal ini terbukti pada saat siswa diberi tugas untuk menulis karangan, menulis puisi. Kalimat yang digunakan oleh siswa dalam menulis karangan selalu itu-itu saja dan cenderung kalimat itu diulang kembali. Siswa menemui kesulitan dalam mengolah kata menjadi kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf. Kendala tersebut berasal dari faktor guru dalam kegiatan belajar mengajar yang masih bersifat verbalisme dan monoton dalam pembelajaran. Guru tidak menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran yang menarik sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia sehingga tidak memahami materi yang disampaikan guru. Pemilihan strategi pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang menarik 16

sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar untuk memotivasi siswa dalam belajar. Guru diharapkan mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Salah satu fungsi guru adalah guru sebagai motivator siswa agar memiliki semangat dan kemauan belajar yang lebih tinggi. Faktor motivasi memegang peran yang penting untuk menjaga kelangsungan belajar siswa dalam tingkatan kesungguhan belajar yang tinggi. Menurut Depdiknas (2003: 20), terdapat dua macam motivasi yang dapat timbul pada diri siswa, yaitu motivasi yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh cita-cita, harapan pribadi yang bersangkutan (motivasi intrinsik), dan ada yang diakibatkan oleh pengaruh dari luar (motivasi ekstrinsik). Ketika siswa berhasil diberikan motivasi, maka mereka akan merasa memiliki komitmen sebagai anggota kelompok dan termotivasi untuk mengerjakan tugas pelajaran mereka bila mereka masuk dalam suatu kelompok. Motivasi yang ada pada diri setiap orang menurut Sardiman (2009: 83) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. (1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). (2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak pernah putus asa); Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. (3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. (4) Lebih senang bekerja mandiri. (5) Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). (6) Dapat mempertahankan pendapatnya. (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget dan Vygotsky (Abdul Majid 2013: 173). Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa (Martinis & Bansu, 2008: 74). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang sederhana (Ibrahim, dkk, 2000: 6). Miftahul Huda (2013: 116) menambahkan bahwa model kooperatif tipe STAD melibatkan kompetisi antar kelompok. Siswa mempelajari materi bersama dengan temanteman satu kelompoknya kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Oleh karena itu, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapat skor yang tinggi. Slavin (2008: 143) menyatakan bahwa STAD terdiri atas 5 komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Materi dalam STAD diperkenalkan dalam presentasi dalam kelas berupa pengajaran langsung dengan diskusi kelas dipimpin oleh guru. Tim dalam STAD terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi utama tim ini adalah memastikan semua anggota tim benar-benar belajar dan juga mempersiapkan anggotanya untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik. Kuis dilaksanakan sekitar satu atau dua periode guru melakukan presentasi dan sekitar satu atau dua periode tim melakukan diskusi, 17

para siswa akan mengerjakan kuis sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Skor kemajuan individual berguna untuk memberikan kepada tiap siswa, tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini. Pada rekognisi tim, tim akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas IV B SD Negeri Tahunan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV B berjumlah 27 anak, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk tiap siklus. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data pelaksanaan pembelajaran yang terdapat pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang berupa aktivitas guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan dianalisis secara deskriptif setiap siklus. Untuk menentukan keberhasilan penerapan model pembelajaran STAD digunakan skala Likert dengan lima pilihan (1) Sangat Tidak Setuju (2) Tidak Setuju (3) Kurang Setuju (4) Setuju (5) Sangat Setuju, dengan skor 1 sampai 5. Jumlah skor diperoleh dari observasi guru dan siswa dicari rerata kemudian ditentukan kategori 81 100 kategori Sangat Setuju; 61 80 kategori Setuju; 41 60 kategori Kurang Setuju; 21 40 kategori Tidak setuju; dan 0 20 kategori Sangat Tidak Setuju. Untuk menyatakan kategori motivasi dengan cara menghitung skor yang dicapai dibagi dengan skor total. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan meliputi mendiskusikan materi menjelaskan kembali secara tulis penjelasan tentang arti simbol daerah/lambang korps untuk pertemuan pertama dan mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan menggunakan kalimat yang runtut untuk pertemuan kedua. Siklus I Perencanaan penelitian tindakan kelas di kelas IVB SD Negeri Tahunan meliputi kegiatan meliputi: Menganalisis materi pembelajaran dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dan indikator; menganalisis materi-materi yang akan disampaikan selama penelitian; mempersiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran; menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam pembelajaran; menyusun instrumen angket motivasi belajar; mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan STAD. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan rencana pembelajaran dengan model Student Teams Achievement Division (STAD) yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Sebelum pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru mendiskusikan kegiatan yang berkaitan dengan menjelaskan kembali secara tulis penjelasan tentang arti simbol daerah/lambang korps untuk pertemuan pertama dan mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan menggunakan kalimat yang runtut untuk pertemuan kedua. Guru menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang harus dilaksanakan 18

siswa dalam pembelajaran model STAD. Memberikan garis besar materi yang akan dipelajari dan aktivitas yang dilakukan dalam mengkaji materi. Guru memberikan informasi tentang tanggung jawab individu dalam kelompok dan hasil yang diperoleh dari kelompok. Kelompok dibentuk oleh guru berdasarkan tingkat kemampuan akademik yang anggotanya 3-4 orang tiap kelompok. Ranking 1-7 diberikan wewenang sebagai ketua kelompok. Masing-masing kelompok telah menyetujui anggotanya. Guru memberikan tugas menjelaskan kembali secara tulis penjelasan tentang arti simbol daerah/lambang kota Yogyakarta (untuk pertemuan pertama) dan mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan menggunakan kalimat yang runtut (untuk pertemuan kedua). Masing-masing pertemuan diberi waktu 20 menit. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok sesuai waktu yang ditentukan. Guru memberikan arahan agar tugas kelompok diselesaikan melalui diskusi bersama, semua anggota agar berperan aktif dan menghasilkan kesepakatan bersama, artinya setiap anggota kelompok akan memberikan informasi hasil berupa kesimpulan maupun rangkuman yang sama. Guru membimbing setiap kelompok untuk memancing teman lain agar berbicara, menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan berbagi tugas, mendengarkan dengan aktif, bertanya, tidak berbeda dalam tugas, dan memeriksa ketepatan dalam bekerja kelompok. Siswa dalam melaksanakan diskusi belum menggambarkan interaksi antar anggota secara maksimal ditandai dengan adanya pertanyaan-pertanyaan atau jawaban yang didominasi oleh anggota kelompok tertentu, belum merata mengambil giliran berbagi tugas. Sebagian besar kelompok telah dibimbing oleh guru terutama yang mengalami kesulitan dalam diskusi dan menyelesaikan tugas. Tampak beberapa kelompok masih pasif anggotanya dan tidak memperhatikan temannya dalam berbicara menyampaikan pendapat. Guru mengamati ada beberapa kelompok yang berdiskusi di luar permasalahan yang harus diselesaikan. Setelah siswa menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang ingin melaporkan hasilnya kepada kelas. Ternyata banyak kelompok yang ingin melaporkan hasil kerja kelompoknya, maka guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk diberikan kesempatan melaporkan hasilnya. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi. Siswa dalam menanggapi hasil presentasi ternyata yang disampaikan tidak jauh berbeda dengan yang ditampilkan. Sebenarnya yang diharapkan adalah hasil yang berbeda dari yang dipresentasikan. Sebagian besar siswa kecewa karena belum diberi kesempatan untuk menampilkan hasil kerja kelompok. Guru memberikan solusi bahwa kelompok yang belum mendapatkan kesempatan untuk presentasi akan diberikan kesempatan/ waktu pada pertemuan berikutnya. Setelah selesai melaksanakan presentasi dan telah menanggapi hasil presentasi, guru memberikan sanjungan dan tepuk tangan sebagai penghargaan atas jerih payahnya. Siswa merasa puas dan lebih bersemangat dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Hasil pengamatan dari kolaborator tentang keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan diuraikan sebagai berikut: guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Siswa hanya memperhatikan dan belum muncul pertanyaan. Guru menginformasikan semua tahapan model pembelajaran kooperatf tipe 19

STAD secara keseluruhan. Seharusnya disampaikan tiap tahapan dan selesai kegiatan, baru memberikan informasi tahapan berikutnya. Peserta belum bisa menangkap tentang informasi kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah itu, siswa dibagi menjadi 7 kelompok, 6 kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3 orang. Setiap kelompok terdiri dari anggota heterogen yang mempunyai tingkat akademis yang berbeda. Siswa melaksanakan pembentukan kelompok sesuai dengan arahan guru. Guru memberikan tugas soal-soal yang harus diselesaikan secara kelompok. Namun, dalam memberikan tugas terlalu banyak tidak sebanding dengan waktu yang disediakan. Batas waktu yang dsediakan selama 20 menit. Ternyata siswa hanya mampu menyelesaikan tugas 2 soal dari 3 soal yang diberikan. Agar tugas-tugas tersebut dapat dipelajari seluruhnya maka sisa soal itu diberikan untuk tugas pekerjaan rumah. Sebagian besar jalannya diskusi belum lancar. Terlihat pembicaraan dalam kelompok masih didominasi oleh beberapa siswa saja. Partisipasi anggota kelompok belum berjalan sesuai yang direncanakan. Namun juga ada kelompok lain yang sudah melaksanakan diskusi dengan lancar. Walaupun begitu, tiap kelompok mampu menyelesaikan tugas mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar yang belum sempurna. Sebagai bukti salah satu kelompok menyebutkan arah utara sesuai dengan keadaan sebenarnya belum memperhatikan ketentuan dalam aturan mata angin. Siswa banyak yang berminat untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Oleh karena itu, guru menunjuk salah satu dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Sebagian besar anggota kelompok kurang mencermati hasil presentasi sehingga dalam menyampaikan hasil sama dengan yang dipresentasikan. Sebaiknya yang disampaikan adalah yang berbeda dengan yang dipresentasikan. Guru dalam menkonfirmasi hasil diskusi belum mencermati tentang pertanyaan yang bermutu yang jawabannya adalah berbagai alternatif. Semua jawaban tidak ada yang salah tergantung dari sudut pandang. Berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa masih terdapat: (1) Saya merasa senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia 60% (kurang setuju), (2) Saya selalu ingin belajar ilmu yang berkelanjutan diperoleh 36% (Tidak setuju), (3) Saya berusaha mencari berbagai permasalahan 49% (kurang setuju), (4) Saya menyelesaikan tugas tanpa ada paksaan dari orang lain 58% (kurang setuju), (5) Saya tidak mau dipengaruhi orang lain dalam menyelesaikan tugas 60% (kurang setuju). Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pelaksanaan dari pembelajaran siklus I masih dijumpai kekurangan indikator motivasi pada siswa antara lain. (1) Saya selalu ingin belajar ilmu yang berkelanjutan diperoleh 36% (Tidak setuju). (2) Saya berusaha mencari berbagai permasalahan 49% (kurang setuju). (3) Saya menyelesaikan tugas tanpa ada paksaan dari orang lain 58% (kurang setuju). dan (4) Saya tidak mau dipengaruhi orang lain dalam menyelesaikan tugas 60% (kurang setuju). Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka untuk pelaksanaan perencanaan pada siklus II akan diadakan perbaikan. (1) Pada kegiatan pendahuluan pembelajaran guru menyampaikan tujuan. (2) Guru tidak langsung memberikan materi pembelajaran tetapi mengajak siswa untuk mendiskusikannya (3) Guru tidak menyampaikan urutan/tahapan STAD secara keseluruhan tetapi guru seharusnya hanya menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesuai 20

tahapan STAD (4) Pembagian kelompok belajar tidak didasarkan pada jenis kelamin tetapi didasarkan pada ranking/urutan kemampuan akademik berdasarkan hasil tes sebelumnya. (5) Mengundang anggota kelompok lain untuk berbicara yang dimaksud memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk ikut partisipasi atau berperan aktif dalam diskusi. (6) Pada saat salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil, siswa agar aktif mendengar dan memperhatikan. Setelah itu memberi tanggapan dan mengkritisinya (7) Agar siswa mendominasi dalam kelompok maka perlu memberikan kesempatan pada anggota kelompoknya untuk berperan (8) Hasil yang disepakati dalam kelompok itu harus sama dengan yang dipresentasikan oleh kelompok itu (9) Memberikan arahan kepada siswa bahwa materi awal atau dasar merupakan materi yang akan digunakan untuk mempelajari materi berikutnya. (10) Guru membimbing agar siswa dapat menanyakan sesuatu tentang hal-hal yang dipikirkannya. (11) Memberikan kepercayaan kepada siswa untuk menyelesaikan sesuai apa yang akan dipikirkan sendiri. (12) Memberi kesempatan siswa seluas-luasnya agar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri. Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II tetap melaksanakan pembelajaran tahapantahapan STAD. Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus selanjutnya atau siklus II, dengan melakukan perbaikan sesuai hasil refleksi dan rekomendasi dari refleksi siklus I. Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada tiap langkah oleh guru dan juga siswa, berdasarkan keterlaksanaan menunjukkan bahwa pada pelaksanaan Siklus II tidak ada kendala yang berarti. Pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Seluruh kegiatan sudah berjalan dan pelaksanaan perbaikan tindakan telah meningkatkan hasil motivasi belajar bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar pada pada siklus II, menunjukkan bahwa motivasi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IVB SD Negeri Tahunan semester ganjil tahun 2013/2014 pada siklus ke II hasilnya sudah sangat baik. Motivasi kelas IVB pada siklus II memiliki rerata 88,3% dalam kategori sangat baik. Hasil motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran tipe STAD sudah terlaksana sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai yang diharapkan dalam indikator keberhasilan penelitian. Pembahasan PTK tentang peningkatan motivasi belajar bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas IVB SD Negeri Tahunan semester ganjil tahun 2013/2014 menunjukkan bahwa kegiatan tindakan telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Walaupun mengalami perbaikan-perbaikan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan ternyata membantu guru dalam mempermudah membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, mau bertanya, mau bekerja dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru telah membawa siswa sebagaimana seharusnya mereka belajar. Pembelajaran kooperatif ternyata memberikan kontribusi bagi siswa dalam hal kerja sama dalam kelompok yang semula memiliki perbedaan persepsi individu dapat dikembangkan menjadi pesersepsi yang sama dalam kelompok. Hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran selain kooperatif. Di bawah ini ditampilkan tabel 21

hasil motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I sebesar 70% dan hasil motivasi belajar siswa pada siklus II sebanyak 88,33%. Untuk lebih jelasnya di bawah ini ditampilkan gambar grafik yang menunjukkan peningkatan hasil motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Gambar 1. Grafik Hasil Motivasi Siklus I dan Siklus II Berdasarkan grafik di atas menunjukkan terjadinya peningkatan hasil motivasi belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada kelas IVB SD Negeri Tahunan pada siklus I dan siklus II. Instrumen (1) Saya merasa senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia siklus I sebesar 60% setelah siklus II menjadi 94%, (6) Saya selalu ingin belajar ilmu yang berkelanjutan semula siklus I sebesar 36% setelah siklus II menjadi 89%. Instrumen (9) Saya berusaha mencari berbagai permasalahan semula siklus I sebesar 49% siklus II menjadi 80%, (13) Saya menyelesaikan tugas tanpa ada paksaan dari orang lain siklus I sebesar 58% siklus II sebesar 80%, (14) Saya tidak mau dipengaruhi orang lain dalam menyelesaikan tugas siklus I sebesar 60% setelah siklus II menjadi 85%. Secara umum item instrumen mengalami peningkatan kenaikan persentase pada siklus II. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa motivasi dari pembelajaran siswa meningkat. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan suasana demokratis, menyampaikan pendapat maupun menanggapi jawaban atau pertanyaan sesama anggota kelompok. Selain itu juga meningkatkan kepercayaan diri terhadap siswa karena keberaniannnya dalam mempresentasikan hasil kelompok tanpa adanya penekanan dari pihak lain Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara umum telah terlaksana dengan baik dengan langkah sebagai berikut. (a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (b) Guru mendiskusikan materi pembelajaran melalui ceramah, tanya jawab, atau demonstrasi, mengkaji bacaan. (c) Guru membagi siswa dalam kelompok (terdiri dari 3-5 orang) secara heterogen. (d) Guru memberikan tugas yang akan didiskusikan kelompok untuk menjadi narasi. (e) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas. (f) Guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok. (g) Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa. (h) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Siswa dapat melaksanakan kegiatan secara kooperatif dan melaksanakan keterampilan kooperatif yang meliputi mengundang 22

anggota kelompok lain untuk berbicara, menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan berbagi tugas, mendengarkan dengan aktif, bertanya, tidak berbeda dalam tugas dan memeriksa ketepatan hasil kelompok. Siswa merasa senang, semangat dan demokratis sehingga siswa aktif dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Pembelajaran ini dirasakan oleh anak berbeda dan lebih menarik daripada pembelajaran sebelumnya. Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IVB SD Negeri Tahunan diperoleh skor motivasi pada siklus I sebesar 70% dan siklus II sebesar 88, 33%. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa pada penelitian tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan. Saran peneliti dalam penelitian ini adalah guru diharapkan dapat melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, dan bermakna pada semua mata pelajaran. Guru diharapkan senantiasa aktif mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat menyelaraskan pembelajaran dengan model pembelajaran yang sejalan dengan perkembangan pendidikan terbaru. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan model bagi sekolah untuk dapat mengembangkan kualitas sekolah melalui pengembangan model pembelajaran yang inovatif. Daftar Pustaka Depdiknas. (2003). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas. (2009). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Dirjen Manajemen pendidikan Dasar Dan Menengah. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative learning metode, teknik, struktur, dan model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ibrahim, Muslim, dkk. (2000). Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA. Majid, Abdul. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Martinis dan Bansul. (2008). Taktik mengembangkan kemampuan individual siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. Sardiman. (2009). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Slavin, Robert E. (2008). Cooperative learning teori, riset, dan praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media. 23