IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

Katalog BPS :

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

KATA SAMBUTAN. Dalam era ali ini situasi moneter. bertindak cep. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

Tahun Bawang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

A. Realisasi Keuangan

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan seluas

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari


KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016


IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

Transkripsi:

42 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Semarang 1. Keadaan Alam a. Letak Geografis Penelitian ini dlakukan di Kabupeten Semarang dimana Kabupaten Semarang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak antara 110 0 14 54,75 sampai dengan 110 0 39 3 BT dan 7 0 3 57 sampai dengan 7 0 30 LS. Kabupaten Semarang mempunyai luas wilayah sebesar 95.020,674 Ha dengan dengan 64% wilayah berupa lahan pertanian dan sisanya lahan non pertanian. Suhu udara di Kabupaten Semarang relatif sejuk. Temperatur udara terendah yaitu 17,63 o C dan temperatur udara tertinggi yaitu 33,45 o C dengan kelembaban udara tertinggi 96,40% dan terendah 40,20%. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kota Semarang Sebelah Timur : Kabupaten Grobogan Kabupaten Demak Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Kabupaten Temanggung Kabupaten Semarang memiliki 19 kecamatan yaitu Getasan, Tengaran, Susukan, Kaliungu, Suruh, Pabelan, Tuntang, Banyubiru, Jambu, Sumowono, Ambarawa, Bandungan, Bawen, Beringin, Bancak, Pringapus, Bregas, Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Setelah itu, Kabupaten Semarang terbagi lagi atas 208 Desa, 27 Kelurahan, 1.565 RW dan 6.490 RT. b. Curah Hujan Rata-rata curah hujan di wilayah Kabupaten Semarang selama tahun 2011 cenderung tinggi. Tercatat rata-rata curah hujannya sebesar 42

43 2.334 mm, dengan Kecamatan Pringapus dan Bergas sebagai kecamatan bercurah hujan tertinggi (3.236 mm) dan Kecamatan Bancak dan Bringin bercurah hujan terendah (1.584 mm). Banyaknya hari terjadinya hujan selama tahun 2011 terbanyak pada bulan Maret, April dan Desember, sedangkan pada bulan Agustus tidak terjadi hujan. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan April (6.276) dan Maret (6.231) sedangkan terkecil di bulan Agustus (0) dan September (449). Mengingat hampir setiap bulan pada tahun 2011 terjadi turun hujan sehingga tidak terjadi kekeringan/kemarau. c. Keadaan Tanah Kabupaten Semarang memiliki berbagai jenis tanah. Jenis tanah ini nantinya akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah terhadap usaha budidaya tanaman tomat yang dilakukan di Kabupaten Semarang. Jenis tanah yang ada di kabupaten Semarang yaitu yaitu : 1) Aluvial berwarna coklat tua 2) Regusol berwarna kelabu 3) Grumusol berwarna kelabu 4) Androsol berwarna coklat 5) Litosol berwarna coklat kemerahan 6) Latosol berwarna coklat tua dan kemerahan 7) Mediteran berwarna coklat tua Tomat membutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung humus. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tomat mebutuhkan tanah dengan derajat keasaman (ph tanah) 5,5-6,5. Untuk tanah ber-ph rendah (asam), perlu ditambahkan kapur dolomit (CaCO 3 ) dan diberikan pada saat 3-4 minggu sebelum tanam dengan cara disebar merata di atas media tanam (Purwati, 2009). d. Topografi Kabupaten Semarang berada pada ketinggian 318 meter di atas permukaan laut hingga 1.450 meter di atas permukaan laut. Desa Cinderejo di Kecamatan Pringapus merupakan desa dengan ketinggian

44 terendah sedangkan Desa Batur di Kecamatan Getasan merupakan wilayah desa dengan ketinggian tertinggi. Berikut ini merupakan ketinggian wilayah di atas permukaan laut menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang Tahun 2011. Tabel 6. Ketinggian Wilayah di Atas Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang Tahun 2011 No. Kecamatan Ketinggian 1. Getasan 1.450 2. Tengaran 729 3. Susukan 497 4. Kaliwungu 497 5. Suruh 660 6. Pabelan 584 7. Tuntang 480 8. Banyubiru 478 9. Jambu 572 10. Sumowono 900 11. Ambarawa 514 12. Bandungan 750 13. Bawen 650 14. Bringin 357 15. Bancak 357 16. Pringapus 400 17. Bergas 400 18. Ungaran Barat 318 19. Ungaran Timur 318 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Tomat merupakan tanaman yang tumbuh subur dan banyak diusahakan pada dataran tinggi. Sebab kondisi tersebut sangat mendukung dalam pertumbuhan tanaman tomat. Oleh sebab itu, daeah di Kabupaten Semarang yang menjadi sentra penanaman tomat berada di Kecamatan Getasan dan Kecamatan Sumowono. Hal ini dikarenakan kedua kecamatan tersebut mempunyai ketinggian wilayah tertinggi di Kabupaten Semarang.

45 e. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan Keadaan tata guna lahan tegalan/kebun di Kabupaten Semarang Tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7. Luas Wilayah Tanah Kering di Kabupaten Semarang (Ha), 2007-2011 Tahun Tegal/ Hutan Ladang Perkebunan Kebun Rakyat Lainnya 2007 26.616,00 0,00 5.068,00 4.508,84 41,00 2008 26.452,30 0,00 5.068,13 4.673,81 41,00 2009 25.442,59 0,00 5.068,13 5.686,44 40,00 2010 25.394,42 0,00 5.068,13 5.747,67 40,00 2011 27,627,26 0,00 4.853,37 3.790,83 185,69 Rata-rata 25.976,33 0,00 5.025,15 4.881,52 69,55 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan tegalan/kebun di Kabupaten Semarang dari tahun 2007-2011 berfluktuasi yang cenderung menurun hingga tahun 2010, tetapi selanjutnya pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan. Penurunan terbesar yaitu pada tahun 2009 yaitu sebesar 1.009,71 ha. Kecenderungan ini dapat diakibatkan karena Kabupaten Semarang juga merupakan daerah yang memiliki potensi di sektor pariwisata, sehingga dalam rangka mendukung pengembangan sektor pariwisata penggunaan lahan sebagai pekarangan/bangunan semakin meningkat. Penggunaan tanah kering terbesar di Kabupaten Semarang adalah penggunaan tanah untuk tegal/kebun dengan rata-rata sebesar 25.976,33 Ha Berkurangnya penggunaan lahan tegal/kebun akan berpengaruh terhadap luas areal tanam tomat dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi produksi tomat di Kabupaten Semarang. Hal ini disebabkan karena sebagian besar petani tomat membudidayakan tomat di areal tegalan/kebun. Sebab lahan pertanian pada dataran tinggi yang digunakan untuk menanam komoditas sayuran, sebagian besar berupa lahan tegalan/kebun.

46 Tabel 8. Luas Wilayah Tanah Sawah Berdasarkan Jenis Irigrasi di Kabupaten Semarang 2007-2011 Tanah Sawah Tahun Irigasi Teknis Irigasi ½ Teknis Irigasi Sederhana Irigasi Desa Tadah Hujan 2007 5.525,00 3.818,00 8.820,00 87,00 6.167,94 2008 5.524,92 4.027,46 8.026,95 1.011,97 5.823,71 2009 5.475,91 4.027,45 7.717,24 526,54 6.664,33 2010 5.448,01 3.427,68 8.752,01 79,00 6.679,32 2011 4.265,78 5.078,46 6.624,68 677,75 7.336,16 Jumlah 26.239,62 20.379,05 39.940,88 2.382,26 32.671,46 Rata-rata 5.247,92 4.075,81 7.988,81 476,45 6.534,29 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan sawah di Kabupaten Semarang dari tahun 2007-2011 cenderung mengalami penurunan. Kecenderungan ini dapat diakibatkan karena Kabupaten Semarang juga merupakan daerah yang memiliki potensi di sektor pariwisata, sehingga dalam rangka mendukung pengembangan sektor pariwisata penggunaan tanah sebagai sawah semakin menurun. Selain itu adanya alih fungsi lahan lain seperti untuk perumahan penduduk dan perkantoran seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk. 2. Keadaan Penduduk a. Perkembangan Penduduk Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti migrasi, mortalitas dan natalitas. Perkembangan penduduk di Kabupaten Semarang selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

47 Tabel 9. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2007-2011 Tahun Jumlah Pertumbuhan Prosentase (%) 2007 906.112 - - 2008 913.022 6.910 0,76 2009 917.745 4.723 0,52 2010 933.764 16.019 1,74 2011 938.802 5.038 0,54 Jumlah 4.609.445 32.690 3,56 Rata-rata 921,89 8.172,5 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Semarang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk terbanyak terjadi tahun 2010 yaitu sebesar 16.019 jiwa (1,74%). Sedangkan pertambahan penduduk terkecil terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 4.723 atau 0,52%. Penduduk di suatu wilayah dapat dikelompokan menurut komposisi tertentu misalnya berdasarkan usia dan jenis kelamin. Berdasarkan usia dapat dibedakan menjadi kelompok penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, golongan umur non produktif adalah golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif adalah golongan umur antara 15-64 tahun. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Semarang Tahun 2011 Kelompok Jenis Kelamin Jumlah Persentase Umur Laki-laki Perempuan (Jiwa) (%) (Tahun) (Jiwa) (Jiwa) 0 14 115.651 108.768 224.419 23,9 15 64 314.998 327.355 642.353 68,4 65 31.943 40.087 72.030 7,7 Jumlah 462.592 476.210 938.802 100,00 Sumber : Kabupaten Semarang dalam Angka, BPS 2012

48 Berdasarkan Tabel 10 di atas, dapat diketahui bahwa di Kabupaten Semarang jumlah golongan umur terbanyak adalah umur 15 64 tahun atau golongan usia produktif dengan jumlah sebesar 642.353 jiwa atau 68,4 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Semarang. Golongan usia non produktif untuk umur 0 14 tahun berjumlah 224.419 jiwa atau 23,9 persen dan untuk umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun berjumlah 72.030 jiwa atau 7,7 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Semarang. Berdasarkan persentase tersebut berarti kegiatan ekonomi dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dan kelompok usia produktif merupakan syarat utama penyelenggaraan kegiatan ekonomi. Selain itu, banyaknya penduduk usia produktif juga memungkinkan penyediaan tenaga kerja yang cukup dalam usaha budidaya tomat. Walaupun pada kenyataannya, usia 65 tahun keatas juga masih mampu terlibat dalam usaha budidaya. Berdasarkan jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif dapat diketahui Angka Beban Tanggungan (ABT), yaitu angka yang menunjukkan banyaknya penduduk usia tidak produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun) yang harus ditanggung oleh setiap penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun). Untuk menghitung besarnya ABT dapat menggunakan rumus: Jumlah Penduduk Usia Non Produktif ABT = X 100% Jumlah Penduduk Usia Produktif 296.449 ABT = X 100% 642.353 = 46,15 % (ABT di Kabupaten Semarang) Berdasarkan perhitungan nilai ABT diketahui bahwa nilai ABT di Kabupaten Semarang sebesar adalah 46,15 %, hal ini berarti bahwa tiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Semarang menanggung 46 orang penduduk usia non produktif. Sedangkan untuk mengetahui

49 besarnya sex ratio atau perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan digunakan rumus: Jumlah Penduduk Laki - Laki SexRatio = X 100% Jumlah Penduduk Perempuan 462.592 SexRatio = X 100% 476.210 = 97,14% Berdasarkan perhitungan nilai sex ratio diketahui bahwa besarnya nilai sex ratio di Kabupaten Semarang adalah 97,14%, artinya dalam 100 orang penduduk perempuan terdapat 98 orang penduduk laki-laki. Hal ini dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. b. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumberdaya manusia di wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan berkaitan dengan pola pikir dan akan mempengaruhi kecepatan dalam menerima informasi dan inovasi baru serta pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan di suatu daerah dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Semarang Tahun 2011 Pendidikan Jumlah (Jiwa) Presentase (%) Tamat Akademi/ PT Tamat SLTA dan SMK Tamat SLTP Tamat SD Tidak/Belum Tamat SD 41.276 157.792 164.498 285.193 167.023 5,06 19,35 20,16 34,96 20,47 Jumlah 815.782 100,00 Sumber : Kabupaten Semarang dalam Angka, BPS 2012

50 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa penduduk di Kabupaten Semarang yang paling banyak yaitu tamatan Sekolah Dasar sebanyak 285.193 atau 34,96% dan yang paling sedikit adalah tamatan akademik atau perguruan tinggi yaitu sebesar 5,06% atau sebanyak 41.276 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikannya, sebagian besar penduduk Kabupaten Semarang memiliki kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah. c. Ketenagakerjaan Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan melihat lapangan usaha yang menjadi mata pencaharian penduduk di daerah tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh taraf hidup yang lebih baik. Keadaan matapencaharian penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh sumberdaya yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi seperti ketrampilan yang dimiliki, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan dan modal yang ada. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Semarang Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Semarang Tahun 2011 No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pertanian (pemilik penggarap) Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian (buruh tani) Industri Pengolahan Perdagangan Pengusaha Angkutan Lainnya 114.696 13.030 1.900 16.866 30.757 92.467 37.937 13.670 17.988 66.621 28,25 3,21 0,47 4,15 7,58 22,78 9,35 3,37 4,43 16,41 Jumlah 405.932 100,00 Sumber : Kabupaten Semarang dalam Angka, BPS 2012

51 Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten Semarang bermata pencaharian di lapangan pekerjaan utama pertanian yaitu sebesar 28,25%. Penduduk yang bermata pencaharian di lapangan pekerjaan bidang peternakan sebesar 16.866 jiwa atau sebesar 4,15% dari keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten Semarang. Mata pencaharian yang paling sedikit ditekuni oleh masyarakat di Kabupaten Semarang adalah bidang perikanan yaitu sebesar 1.900 orang. Jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang. Penduduk di Kabupaten Semarang bermata pencaharian di bidang lainnya, terdiri dari bidang pekerjaan PNS, polisi, jasa, pekerjaan lainnya. Data di atas menunjukan bahwa sektor pertanian memegang peranan yang penting di Kabupaten Semarang sebab dapat menyerap banyak tenaga kerja. Wilayah Kabupaten Semarang yang sebagian besar berupa dataran tinggi tentu sangat mendukung kegiatan pertanian di daerah tersebut. Oleh karena itu, cukup banyak penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai petani sayuran di daerah tesebut, termasuk petani tomat. 3. Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian di Kabupaten Semarang dapat dilihat dari ketersediaan sarana perekonomian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sarana tersebut digunakan untuk menyalurkan produksi pertanian terutama tomat dari produsen ke konsumen. Pasar dan koperasi merupakan sarana perekonomian yang sangat penting bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Semarang, pasar masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari. Pasar dan koperasi juga merupakan tempat untuk memasarkan produk-produk hasil pertanian dan peternakan. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah koperasi, pasar dan minimarket di Kabupaten Semarang.

52 Tabel 13. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Semarang Tahun 2011 Sarana Perekonomian Koperasi : 1. KUD 2. Koperasi Peternakan/Pertanian 3. KPRI 4. Koperasi Karyawan Pasar 1. Supermarket 2. Minimarket 3. Toko/Warung 4. Pasar Tradisional 5. Pasar Sayur dan Pasar Hewan Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, BPS 2012 Jumlah 199 139 105 72 4 82 9.328 33 2 Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang terdapat di Kabupaten Semarang sudah memadai sehingga akan mempermudah penyaluran tomat yang diperdagangkan, baik untuk konsumsi dalam kabupaten maupun luar kabupaten sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan sayuran tomat dengan mudah Selain pasar, terdapat juga transportasi dan sarana pendukung lainnyanya yang memiliki peranan sangat penting dalam mendukung kegiatan ekonomi dan meningkatkan pembangunan ekonomi daerah. Adanya sarana prasarana yang baik dan memadai dapat menunjang pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk maupun kegiatan produksi yang dilakukan oleh penduduk. Semakin baik kondisi sarana prasarana yang ada di suatu daerah akan semakin baik pula perputaran roda perekonomian di daerah tersebut. Keadaan sarana dan prasarana perekonomian bagi suatu daerah dapat mempengaruhi keadaan perekonomian di daerah tersebut. Jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat sebagai saran transportasi utama tiap tahun bertambah jumlahnya. Selama tahun 2011 ada penambahan 27.443 kendaraan roda dua dan 2.907 kendaraan roda empat yang terdiri dari kendaraan pribadi, kendaraan dinas dan kendaraan untuk trayek umum. Banyaknya sarana perhubungan yang terdapat di Kabupaten Semarang membuat masyarakat tidak akan mengalami kesulitan dalam

53 melakukan mobilitas untuk melakukan kegiatan perekonomian. Dalam penawaran tomat, sarana perhubungan mempunyai peranan penting dalam melakukan pemasaran, dimana dengan adanya sifat tomat yang cepat mengalami penurunan mutu atau busuk maka membutuhkan pengangkutan yang seefektif dan seefisien mungkin sehingga sampai ke konsumen tomat masih dalam keadaan segar. Adanya mobilitas yang baik maka akan semakin menambah jumlah konsumen yang berada di luar kota untuk membeli. Tabel 14. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Semarang Tahun 2011 No Jenis Sarana Perhubungan Jalan Kabupaten (Km) 1 Jenis Permukaan a. Aspal 714,12 b. Kerikil 4,00 c. Batu 15,50 d. Tanah 0,00 2 Kondisi Jalan a. Baik 262,82 b. Sedang 293,45 c. Ringan 110,04 d. Rusak/rusak berat 67,31 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa dari jenis permukaan jalan di Kabupaten Semarang sudah berupa aspal, sedangkan untuk kondisi jalan di Kabupaten Semarang sebagian besar dapat dikatakan berada dalam kualitas sedang. Kondisi jalan yang baik dan lancar akan memudahkan dalam melakukan pemasaran tomat ke luar kota sehingga resiko penurunan mutu tomat dapat diperkecil. 4. Keadaan Pertanian a. Tata Guna Lahan Tata guna lahan di Kabupaten Semarang dibedakan menjadi dua, yaitu tanah sawah dan tanah kering. Penggunaan lahan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

54 Tabel 15. Tata Guna Lahan di Kabupaten Semarang pada Tahun 2011 No Tata Guna Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Tanah Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Tadah Hujan 4.265,78 5.078,46 7.302,43 7.336,16 4,5 5,3 7,7 7,7 2. Tanah Kering a. Pekarangan/ Bangunan b. Tegal/Kebun c. Padang Gembala d. Tambak/ Kolam e. Hutan Negara f. Perkebunan Negara/ Swasta g. Lain-lain 20.529,93 27.627,26 3.790,83 25,32 8.691,75 4.853,37 5.518,89 21,6 29,1 4,0 0,1 9,1 5,1 5,8 Jumlah 95.020,18 100,00 Sumber : Kabupaten Semarang dalam Angka, BPS 2012 Berdasarkan data pada Tabel 15, dapat diketahui bahwa Kabupaten Semarang mempunyai luas lahan sebesar 95.020,18 Ha. Penggunaan lahan terluas di Kabupaten Semarang adalah lahan kering yang berupa tegal atau kebun seluas 27.627,26 Ha atau sebesar 29,1% dari total luas wilayah Kabupaten Semarang. Penggunaan lahan terkecil di Kabupaten Semarang adalah tambak atau kolam dengan luas 25,32 Ha atau sebesar 0,1% dari total luas wilayah Kabupaten Semarang. Lahan yang digunakan untuk daerah penanaman tomat di Kabupaten Semarang adalah lahan kering yaitu di pekarangan dan tegalan. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik di lahan yang tidak terlalu banyak genangan air. Sebab kelembaban yang tinggi akan merangsang perkembangan berbagai penyakit seperti cendawan/jamur. Keadaan demikian akan berdampak pada jumlah produksi tomat, sehingga juga mempengaruhi perubahan penawaran tomat di Kabupaten Semarang. b. Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Semarang memiliki potensi yang baik di bidang pertanian khususnya di subsektor tanaman bahan makanan, sehingga banyak penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian

55 khususnya memproduksi tanaman pangan. Subsektor tanaman bahan makanan menghasilkan tanaman pangan yang terdiri dari padi dan palawija serta sayur dan buah-buahan. Jumlah luas panen dan produksi tanaman bahan makanan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Semarang Tahun 2011 No A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Jenis Komoditi Padi dan Palawija Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ketela pohon Ketela Rambat Kacang Tanah Kedelai Sayur-sayuran Bawang Merah Bawang Daun Kentang Kubis Petsai/Sawi Wortel Lobak Kacang Panjang Cabe Tomat Terong Buncis Ketimun Labu Siam Kangkung Bayam Luas Panen (Ha) 35.398,00 247,00 13.191,00 1.567,00 962,00 1.823,00 326,00 25,00 1.144,00 133,00 743,00 1.118,00 500,00 2,00 240,00 1.658,00 583,00 144,00 368,00 151,00 134,00 93,00 143,00 Sumber : Kabupaten Semarang dalam Angka, 2012 Produktivitas (Kw/Ha) 54,30 41,78 37,94 272,77 309,80 10,61 13,22 73,32 104,98 224,39 282,85 176,38 239,56 212,00 47,38 84,15 214,58 213,20 119,61 151,87 489,62 106,46 37,75 Produksi (Ton) 192.221,00 1.032,00 50.043,00 42.743,00 29.803,00 1.934,00 431,00 18.330,00 1.201.000,00 298.440,00 2.101.560,00 1.971.960,00 1.197.780,00 4.240,00 113.700,00 1.395.190,00 1.251.000,00 307.010,00 440.170,00 229.330,00 656.090,00 99.010,00 53.980,00 Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa komoditi pertanian terbesar di Kabupaten Semarang adalah padi sawah dengan luas panen sebesar 35.398 Ha dan produksi sebanyak 192.221 ton. Sedangkan luas panen yang terkecil adalah padi ladang dengan luas panen 247 Ha dan produksi sebanyak 1.032 ton. Akan tetapi, jumlah produksi terendah

56 adalah kedelai yakni 431 ton. Untuk jenis sayur-sayuran, produksi terbesar yang dihasilkan yaitu kobis dengan produksi sebesar 2.101.560 ton dan produksi terkecil yaitu lobak dengan produksi sebesar 4.240 ton. Tabel 17. Jumlah Produksi Komoditas Buah-Buahan di Kabupaten Semarang Tahun 2011 No C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Jenis Komoditi Buah-buahan Alpokat Mangga Rambutan Duku Jeruk Manggis Durian Jambu Air Jambu Biji Sawo Papaya Melinjo Pisang Nanas Salak Kelengkeng Sirsat Sukun Sumber : Kabupaten Semarang dalam Angka, 2012 Produksi (Ton) 1.419.980 526.780 1.203.970 420 104.360 9.330 560.760 2.240 20.530 8.830 18.640 168.780 1.086.890 540 59.770 1.226.790 25.050 14.860 Untuk kategori buah-buahan, produksi yang terbesar adalah alpokat dengan produksi sebesar 1.419.980 ton dan produksi terkecil adalah duku dengan produksi sebesar 420 ton.

57 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian yang berjudul Analisis Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang ini menggunakan data time series bulanan selama 60 bulan, yaitu dari bulan Januari 2008 - Desember 2012. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi non linier berganda dengan model perpangkatan. Penawaran tomat dalam penelitian ini didekati melalui pendekatan produksi. Tomat merupakan salah satu produk hortikultura di Kabupaten Semarang. Hal ini disebabkan karena kondisi wilayah Kabupaten Semarang yang berupa daerah pegunungan merupakan syarat tumbuh yang cocok untuk budidaya tomat. Variabel yang diduga berpengaruh terhadap penawaran tomat dalam penelitian ini adalah, produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh data-data sebagai berikut: 1. Produksi Tomat Jumlah produksi merupakan faktor yang sangat penting dalam penawaran. Hal ini dikarenakan jumlah produk merupakan jumlah yang akan ditawarkan kepada konsumen. Jumlah produksi yang tinggi akan membuat penawaran barang tersebut tinggi dan sebaliknya. Penawaran tomat di Kabupaten Semarang dihitung dengan menggunakan pendekatan jumlah produksi. Adapun perkembangan jumlah produksi tomat di Kabupaten Semarang dari bulan Januari 2008 - Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 18.

58 Tabel 18. Produksi Tomat di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Tahun Bulan Jumlah Produksi Tomat (kw) Perkembangan Jumlah Produksi (kw) (%) 2008 Januari 4.357 Februari 4.503 146 0,03 Maret 6.409 1.906 0,42 April 4.465-1.944-0,30 Mei 5.209 744 0,17 Juni 5.485 276 0,05 Juli 7.316 1.831 0,33 Agustus 5.363-1.953 0,27 Sepetember 5.318-45 -0,08 Oktober 3.952-1.366-0,26 November 5.212 1.260 0,32 Desember 3.664-1.548-0,30 2009 Januari 4.809 1.145 0,31 Februari 16.623 11.814 2,46 Maret 5.201-11.422-0,69 April 6.198 997 0,19 Mei 5.117-1.081-0,17 Juni 3.716-1.401-0,27 Juli 10.205 6.489 1,75 Agustus 5.660-4.545-0,44 Sepetember 5.131-529 -0,09 Oktober 5.078-53 -0,01 November 5.640 562 0,11 Desember 3.292-2.348-0,42 2010 Januari 3.893 601 0,18 Februari 7.648 3.755 0,96 Maret 8.283 635 0,08 April 4.768-3.515-0,42 Mei 6.878 2.110 0,44 Juni 8.617 1.739 0,25 Juli 6.625-1.992-0,23 Agustus 9.706 3.081 0,46 Sepetember 5.909-3.797-0,39 Oktober 5.764-145 -0,02 November 3.515-2.249-0,39 Desember 5.247 1.732 0,49 2011 Januari 10.950 5.703 1,09 Februari 13.243 2.293 0,21 Maret 9.482-3.761-0,28

59 April 11.149 1667 0,18 Mei 9.029-2.120-0,19 Juni 9.620 591 0,06 Juli 9.129-491 -0,05 Agustus 8.732-397 -0,04 Sepetember 9.950 1.218 0,12 Oktober 9.216-734 -0,07 November 11.051 1.835 0,20 Desember 13.547 2.496 0,22 2012 Januari 14.044 497 0,04 Februari 15.021 977 0,07 Maret 12.556-2.465-0,16 April 7.775-4.781-0,38 Mei 6.412-1.363-0,18 Juni 7.229 817 0,13 Juli 7.303 74 0,01 Agustus 8.579 1.276 0,17 Sepetember 9.151 572 0,07 Oktober 10.197 1.046 0,11 November 8.702-1.495-0,15 Desember 8.752 50 0,05 Jumlah 455.595 4.395 6,02 Rata-rata 7.593,25 74,49 Sumber : Analisis Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui jumlah produksi tomat di Kabupaten Semarang dari bulan Januari 2008 - Desember 2012 mengalami fluktuasi. Produksi tomat tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2009 yaitu sebesar 16.623 kw. Hal ini disebabkan meningkatkannya luasnya areal panen tomat pada bulan tersebut sehingga meningkatkan produksi tomat. Sedangkan produksi terendah terjadi pada bulan Desember tahun 2009 yaitu sebesar 3.292 kw. Hal ini disebabkan karena rendahnya harga tomat pada beberapa bulan sebelumnya sehingga menyebabkan rendahnya minat petani untuk menanam tomat sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan menjadi rendah. Produksi tomat di Kabupaten Semarang selama lima tahun terakhir dapat dilihat melalui grafik pada Gambar 10.

60 Gambar 10. Grafik Produksi Tomat di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Gambar 10 menunjukan jumlah produksi tomat di Kabupaten Semarang selama lima tahun terakhir. Jumlah produksi tomat di Kabupaten Semarang selama 60 bulan cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan produksi tomat terendah terjadi pada bulan Maret tahun 2009 yaitu sebesar -11.422 kw atau sebesar -0,69%. Hal ini didasarkan karena petani yang mengurangi luas areal panennya. Sedangkan perkembangan produksi tomat tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2009 yaitu sebesar 11.814 kw atau sebesar 2,46%. 2. Produksi Kobis Jumlah produksi kobis yang dihasilkan berpengaruh terhadap jumlah produksi tomat yang ditawarkan di Kabupaten Semarang. Kobis merupakan kompetitor tanaman tomat. Untuk mengetahui jumlah produksi kobis di Kabupaten Semarang selama bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 19.

61 Tabel 19. Produksi Kobis di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 Bulan Desember Tahun 2012 Tahun Bulan Jumlah Produksi Kobis (kw) Perkembangan Jumlah Produksi (kw) (%) 2008 Januari 6.405 Februari 5.240-1.165-0,18 Maret 3.475-1.765-0,34 April 19.216 15.741 4,53 Mei 4.570-14.646-0,76 Juni 10.190 5.620 1,23 Juli 19.886 9.696 0,95 Agustus 6.982-12.904-0,65 Sepetember 3.592-3.390-0,48 Oktober 5.148 1.556 0,43 November 6.273 1.125 0,22 Desember 13.732 7.459 1,19 2009 Januari 27.367 13.635 0,99 Februari 17.283-10.084-0,37 Maret 32.806 15.523 0,90 April 7.969-24.837-0,76 Mei 21.589 13.620 1,71 Juni 23.908 2.319 0,11 Juli 29.330 5.422 0,23 Agustus 8.073-21.257-0,72 Sepetember 8.637 564 0,07 Oktober 9.146 509 0,06 November 7.494-1.652-0,18 Desember 8.567 1.073 0,14 2010 Januari 16.248 7.681 0,90 Februari 22.481 6.233 0,38 Maret 8.642-13.839-0,62 April 15.258 6.616 0,76 Mei 20.931 5.673 0,37 Juni 12.420-8.511-0,41 Juli 22.096 9.676 0,78 Agustus 13.440-8.656-0,39 Sepetember 8.191-5.249-0,39 Oktober 13.488 5.297 0,65 November 9.224-4.264-0,32 Desember 11.447 2.223 0,24 2011 Januari 28.114 16.667 1,46 Februari 29.442 1.328 0,05 Maret 10.320-19.122-0,65

62 April 20.325 10.005 0,97 Mei 25.798 5.473 0,27 Juni 13.160-12.638-0,49 Juli 24.347 11.187 0,85 Agustus 10.608-13.739-0,56 Sepetember 11.619 1.011 0,10 Oktober 16.082 4.463 0,38 November 12.490-3.592-0,22 Desember 12.841 351 0,03 2012 Januari 34.220 21.379 1,66 Februari 25.169-9.051-0,26 Maret 13.254-11.915-0,47 April 22.528 9.274 0,70 Mei 23.312 784 0,03 Juni 15.056-8.256-0,35 Juli 40.929 25.873 1,72 Agustus 12.956-27.973-0,68 Sepetember 15.240 2.284 0,18 Oktober 14.682-558 -0,04 November 14.110-572 -0,04 Desember 7.728-6.382-0,45 Jumlah 935.074 1.323 14,46 Rata-rata 15.584,57 22,42 Sumber : Analisis Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui jumlah produksi kobis di Kabupaten Semarang selama bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012 mengalami fluktuasi. Produksi kobis tertinggi terjadi pada bulan Juli tahun 2012 yaitu sebesar 40.929 kw. Hal ini disebabkan meningkatkanya luas areal panen kobis dari tahun sebelumnya sehingga menyebabkan produksi kobis juga meningkat. Sedangkan produksi terendah terjadi pada bulan Maret tahun 2008 yaitu sebesar 3.475 kw. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan luas areal panen kobis pada bulan tersebut yaitu sebesar 85 Ha dari bulan sebelumnya (Februari tahun 2002) sebesar 98 Ha sehingga menyebabkan produksi kobis yang dihasilkan menjadi rendah. Jumlah produksi kobis di Kabupaten Semarang selama lima tahun terakhir dapat dilihat melalui grafik pada Gambar 11.

63 Gambar 11. Grafik Produksi Kobis di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui perkembangan produksi kobis di Kabupaten Semarang mengalami fluktuasi. Perkembangan produksi kobis tertinggi terjadi pada April tahun 2008 yaitu sebesar 15.741 kw atau sebesar 4,53%. Sedangkan perkembangan produksi kobis terendah terjadi pada bulan Mei tahun 2008 yaitu sebesar -14.646 kw atau sebesar -0,76%. Hal ini disebabkan karena terjadi pengurangan luas areal panen kobis dari 93 Ha pada bulan April tahun 2008 menjadi 20 Ha pada bulan Mei tahun 2008. 3. Harga Tomat Harga tomat yang digunakan sebagai variabel adalah harga tomat pada tingkat produsen yang sudah dideflasikan, dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Di dalam pendeflasian tersebut digunakan indeks harga konsumen dengan bulan dasar pada bulan Desember tahun 2007 (Desember 2007=100). Untuk mengetahui perkembangan harga tomat di Kabupaten Semarang mulai dari bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 20.

64 Tabel 20. Harga Tomat di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Tahun Bulan Harga Sebelum Dideflasi (Rp/Kg) IHK (Desember 2007=100) Harga Setelah Dideflasi (Rp/Kg) 2008 Januari 1.465 101,20 1.447,63 Februari 1.254 102,61 1.222,10 Maret 1.174 104,34 1.125,17 April 2.571 104,65 2.456,76 Mei 2.353 105,79 2.224,23 Juni 2.207 108,19 2.039,93 Juli 1.824 109,20 1.670,33 Agustus 1.566 109,49 1.430,27 Sepetember 2.047 110,15 1.858,37 Oktober 2.277 110,37 2.063,06 November 2.472 110,80 2.231,05 Desember 3.172 111,03 2.856,88 2009 Januari 4.000 110,61 3.616,31 Februari 2.862 110,99 2.578,61 Maret 3.189 111,56 2.858,55 April 2.059 111,46 1.847,30 Mei 1.636 111,66 1.465,16 Juni 2.488 111,86 2.224,21 Juli 2.793 112,22 2.488,86 Agustus 1.793 112,57 1.592,79 Sepetember 1.680 113,87 1.475,37 Oktober 1.569 114,27 1.373,06 November 1.989 113,98 1.745,04 Desember 3.124 114,27 2.733,88 2010 Januari 2.501 115,10 2.172,89 Februari 3.067 115,63 2.652,42 Maret 6.947 115,42 6.018,89 April 5.836 115,85 5.037,55 Mei 8.099 115,87 6.989,73 Juni 6.789 116,82 5.811,50 Juli 3.323 118,84 2.796,20 Agustus 2.619 119,46 2.192,37 Sepetember 2.101 120,67 1.741,11 Oktober 4.960 120,72 4.108,68 November 3.837 121,45 3.159,32 Desember 4.253 122,34 3.476,38 2011 Januari 1.879 123,08 1.526,65 Februari 1.324 122,94 1.076,95 Maret 1.844 122,79 1.501,75

65 April 4.285 122,12 3.508,84 Mei 5.032 122,23 4.116,83 Juni 5.898 123,70 4.767,99 Juli 1.524 122,88 1.240,23 Agustus 1.505 124,42 1.209,61 Sepetember 1.168 125,05 934,03 Oktober 1.765 124,91 1.413,02 November 5.376 125,77 4.274,47 Desember 9.790 126,37 7.747,09 2012 Januari 5.528 125,94 4.354,81 Februari 3.180 127,39 2.496,27 Maret 2.922 127,81 2.286,21 April 2.668 127,97 2.084,86 Mei 2.893 128,44 2.252,41 Juni 3.147 129,32 2.433,50 Juli 4.163 130,42 3.192,00 Agustus 3.970 131,57 3.017,41 Sepetember 3.408 131,46 2.592,42 Oktober 3.639 131,56 2.766,04 November 2.642 131,57 2.008,06 Desember 2.190 132,14 1.657,33 Jumlah 189.636 7.097,16 159.240,70 Rata-rata 3.160,60 118,29 2.654,01 Sumber : Analisis Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Tabel 20 menunjukan perkembangan harga tomat di Kabupaten Semarang mulai bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012. Harga tomat setelah dideflasi tertinggi yaitu pada bulan Desember tahun 2011 sebesar Rp 7.747,09 per kilogram. Hal ini disebabkan karena pada beberapa bulan menjelang akhir tahun 2011 rata-rata curah hujan tinggi sehingga produksi tomat menjadi menurun dan menyebabkan ketersediaan tomat di pasar sedikit sehingga harga menjadi naik. Sedangkan harga terendah pada bulan September tahun 2011 sebesar Rp 934,03 per kilogram. Hal ini disebabkan karena curah hujan pada bulan Agustus dan September tahun 2011 sangatlah rendah sehingga produksi tomat menjadi meningkat dan menyebabkan harga tomat menjadi rendah. Berdasarkan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata harga tomat setelah dideflasi sebesar Rp 2.654,10 per kilogram.

66 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2008 2009 2010 2011 2012 Harga Harga sebelum Terdeflasi Harga Sesudah Terdeflasi Tahun Gambar 12. Grafik Harga Tomat di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Berdasarkan Gambar 12 di atas, dapat diketahui harga tomat di Kabupaten Semarang sebelum dan setelah terdeflasi. Harga tomat di Kabupaten Semarang selama kurun waktu 60 bulan terakhir cenderung mengalami fluktuasi. Pada bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012, harga tomat di Kabupaten Semarang sebelum terdeflasi berkisar antara Rp 924,00 Rp9.790,00 per kilogram. Sedangkan harga tomat setelah terdeflasi berkisar antara Rp 751,00 Rp 7.747,00 per kilogram. 4. Harga Kobis Kenaikan harga produk pertanian dan penurunan harga produk pertanian kompetitor akan berpengaruh tehadap produksi tomat. Jika harga suatu komoditi yang diusahakan oleh petani mengalami penurunan maka petani akan mengurangi luas areal komoditi tersebut dengan komoditi lain yang harganya lebih tinggi. Petani tomat di Kabupaten Semarang menumpangsarikan tanaman tomat dengan tanaman kobis. Hal ini disebabkan karena kobis dan tomat cocok untuk dibudidayakan di daerah yang sama. Harga tomat di Kabupaten Semarang selama bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

67 Tabel 21. Harga Kobis di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Tahun Bulan Harga Sebelum Dideflasi (Rp/Kg) IHK (Desember 2007=100) Harga Setelah Dideflasi (Rp/Kg) 2008 Januari 1.622 101,20 1.602,77 Februari 1.592 102,61 1.551,51 Maret 788 104,34 755,22 April 1.002 104,65 957,48 Mei 1.086 105,79 1.026,56 Juni 742 108,19 685,83 Juli 840 109,20 769,23 Agustus 890 109,49 812,86 Sepetember 1.550 110,15 1.407,17 Oktober 2.046 110,37 1.853,76 November 1.994 110,80 1.799,64 Desember 1.110 111,03 999,73 2009 Januari 1.128 110,61 1.019,80 Februari 1.716 110,99 1.546,09 Maret 2.442 111,56 2.188,96 April 1.221 111,46 1.095,46 Mei 755 111,66 676,16 Juni 1.353 111,86 1.209,55 Juli 1.039 112,22 925,86 Agustus 812 112,57 721,33 Sepetember 2.107 113,87 1.850,36 Oktober 961 114,27 840,99 November 728 113,98 638,71 Desember 1.233 114,27 1.079,02 2010 Januari 738 115,10 641,18 Februari 745 115,63 644,30 Maret 2.158 115,42 1.869,69 April 3.339 115,85 2.882,18 Mei 3.484 115,87 3.006,82 Juni 5.045 116,82 4.318,61 Juli 2.093 118,84 1.761,19 Agustus 1.460 119,46 1.222,17 Sepetember 573 120,67 474,85 Oktober 785 120,72 650,27 November 1.407 121,45 1.158,50 Desember 3.240 122,34 2.648,36 2011 Januari 854 123,08 693,86 Februari 509 122,94 414,02 Maret 379 122,79 308,66

68 April 521 122,12 426,63 Mei 1.069 122,23 874,58 Juni 2.460 123,70 1.988,68 Juli 907 122,88 738,12 Agustus 2.336 124,42 1.877,51 Sepetember 1.458 125,05 1.165,93 Oktober 1.658 124,91 1.327,36 November 2.243 125,77 1.783,41 Desember 3.558 126,37 2.815,54 2012 Januari 2.287 125,94 1.801,64 Februari 1.480 127,39 1.161,79 Maret 1.184 127,81 926,38 April 728 127,97 568,88 Mei 867 128,44 675,02 Juni 1.391 129,32 1.075,63 Juli 1.652 130,42 1.266,68 Agustus 2.517 131,57 1.913,05 Sepetember 2.454 131,46 1.866,73 Oktober 3.127 131,56 2.376,86 November 2.659 131,57 2.020,98 Desember 2.681 132,14 2.028,91 Jumlah 96.803 7.097,16 81.389,02 Rata-rata 1.613,383 118,29 1.356,48 Sumber : Analisis Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Tabel 21 menunjukan perkembangan harga kobis di Kabupaten Semarang mulai bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012. Harga kobis setelah dideflasi tertinggi yaitu pada bulan Juni tahun 2010 sebesar Rp 4.318,61 per kilogram sedangkan harga terendah pada bulan Maret tahun 2011 sebesar Rp 308,66 per kilogram. Tingginya harga kobis ini disebabkan karena menurunnya jumlah kobis yang ditawarkan ke pasar. Hal ini disebabkan faktor alam berupa curah hujan yang mengganggu pertumbuhan kobis sehingga menyebabkan penurunan produksi kobis. Berdasarkan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata harga kobis setelah dideflasi sebesar Rp 1.358,61 per kilogram.

69 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2008 2009 2010 2011 2012 Harga Harga sebelum Terdeflasi Harga Sesudah Terdeflasi Tahun Gambar 13. Grafik Perkembangan Harga Kobis di Kabupaten Semarang Bulan Januar Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Berdasarkan Gambar 13 di atas, dapat diketahui harga kobis di Kabupaten Semarang sebelum dan setelah terdeflasi. Harga kobis di Kabupaten Semarang selama kurun waktu 60 bulan terakhir cenderung mengalami fluktuasi. Pada bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012, harga kobis di Kabupaten Semarang sebelum terdeflasi berkisar antara Rp 379,00 Rp 5.045,00 per kilogram. Sedangkan harga kobis setelah terdeflasi berkisar antara Rp 308,00 Rp 4.318,00 per kilogram. 5. Harga Pupuk Urea Pupuk Urea merupakan salah satu input dalam budidaya tomat. Hal ini didasarkan karena pupuk urea digunakan sebagai pupuk dasar pada awal penanaman tanaman tomat. Pupuk Urea dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman tomat pada fase awal pertumbuhannya. Adapun harga pupuk Urea di Kabupaten Semarang pada bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini:

70 Tabel 22. Harga Pupuk Urea di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Tahun Bulan Harga Sebelum Dideflasi (Rp/Kg) IHK (Desember 2007=100) Harga Setelah Dideflasi (Rp/Kg) 2008 Januari 1.200 101,20 1.185,77 Februari 1.200 102,61 1.169,48 Maret 1.200 104,34 1.150,09 April 1.200 104,65 1.146,68 Mei 1.200 105,79 1.134,32 Juni 1.200 108,19 1.109,16 Juli 1.200 109,20 1.098,90 Agustus 1.200 109,49 1.095,99 Sepetember 1.200 110,15 1.089,42 Oktober 1.200 110,37 1.087,25 November 1.200 110,80 1.083,03 Desember 1.200 111,03 1.080,79 2009 Januari 1.200 110,61 1.084,89 Februari 1.200 110,99 1.081,18 Maret 1.200 111,56 1.075,65 April 1.200 111,46 1.076,62 Mei 1.200 111,66 1.074,69 Juni 1.200 111,86 1.072,77 Juli 1.200 112,22 1.069,33 Agustus 1.200 112,57 1.066,00 Sepetember 1.200 113,87 1.053,83 Oktober 1.200 114,27 1.050,14 November 1.200 113,98 1.052,82 Desember 1.200 114,27 1.050,14 2010 Januari 1.200 115,10 1.042,57 Februari 1.200 115,63 1.037,79 Maret 1.200 115,42 1.039,68 April 1.200 115,85 1.035,82 Mei 1.200 115,87 1.035,64 Juni 1.200 116,82 1.027,22 Juli 1.200 118,84 1.009,76 Agustus 1.200 119,46 1.004,52 Sepetember 1.200 120,67 994,45 Oktober 1.200 120,72 994,04 November 1.200 121,45 988,06 Desember 1.200 122,34 980,87 2011 Januari 1.400 123,08 1.137,47 Februari 1.400 122,94 1.138,77 Maret 1.400 122,79 1.140,16

71 April 1.400 122,12 1.146,41 Mei 1.400 122,23 1.145,38 Juni 1.400 123,70 1.131,77 Juli 1.600 122,88 1.302,08 Agustus 1.600 124,42 1.285,97 Sepetember 1.600 125,05 1.279,49 Oktober 1.600 124,91 1.280,92 November 1.600 125,77 1.272,16 Desember 1.600 126,37 1.266,12 2012 Januari 1.800 125,94 1.417,99 Februari 1.800 127,39 1.412,98 Maret 1.800 127,81 1.408,34 April 1.800 127,97 1.406,58 Mei 1.800 128,44 1.401,43 Juni 1.800 129,32 1.391,90 Juli 1.800 130,42 1.380,16 Agustus 1.800 131,57 1.368,09 Sepetember 1.800 131,46 1.369,24 Oktober 1.800 131,56 1.368,20 November 1.800 131,57 1.368,09 Desember 1.800 132,14 1.362,19 Jumlah 82.800 7.097,16 69.611,25 Rata-rata 1.380 118,29 1.160,19 Sumber : Analisis Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui harga pupuk Urea sebelum dan setelah dideflasikan selama bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012. Harga pupuk terendah setelah terdeflasi terjadi pada bulan Oktober tahun 2010 yaitu sebesar Rp 994,04 per kilogram. Sedangkan harga pupuk tertinggi setelah terdeflasi terjadi pada bulan Januari tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1.417,99 per kilogram. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan harga pupuk Urea sebelum terdeflasi yang dimulai sejak awal tahun 2012. Kenaikan harga pupuk Urea ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah terkait pengurangan subsidi pupuk dan sistem baru dalam pembelian pupuk Urea. Pemberlakuan sistem baru ini diterapkan untuk mengantisipasi penyalahgunaan penggunaan pupuk bersubsidi untuk keperluan industri. Sebab harga pupuk Urea untuk keperluan industri jauh lebih mahal daripada harga pupuk bersubsidi untuk keperluan pertanian.

72 2000 1500 1000 500 0 2008 2009 2010 2011 2012 Harga Harga sebelum Terdeflasi Harga Sesudah Terdeflasi Tahun Gambar 14. Grafik Harga Pupuk Urea di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Berdasarkan Gambar 14 di atas, dapat diketahui perkembangan harga pupuk Urea pada bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012 mengalami peningkatan. Perkembangan harga pupuk setelah terdeflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1.417,99 per kilogram. Hal ini disebabkan karena pada awal tahun 2012 terjadi pengurangan subsidi pupuk yang menyebabkan harga pupuk menjadi naik. Harga pupuk setelah terdeflasi terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2010 yaitu sebesar Rp 994,04 per kilogram. Hal ini terjadi karena masih besarnya pemberian subsidi pupuk oleh pemerintah sebagai bantuan kepada petani dalam usahataninya. 6. Luas Areal Panen Tomat Luas areal panen merupakan faktor yang menentukan jumlah produksi tomat yang dihasilkan oleh petani tomat. Untuk mengetahui perkembangan luas areal panen tomat di Kabupaten Semarang selama bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 23.

73 Tabel 23. Luas Areal Panen Tomat di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Tahun Bulan Luas Areal Panen (ha) Perkembangan Luas Areal Panen (ha) (%) 2008 Januari 21 Februari 8-13 -0,62 Maret 28 20 2,5 April 17-11 -0,39 Mei 26 9 0,53 Juni 22-4 -0,15 Juli 17-5 -0,23 Agustus 15-2 -0,12 Sepetember 12-3 -0,2 Oktober 17 5 0,42 November 23 6 0,35 Desember 23 0 0 2009 Januari 16-7 -0,30 Februari 73 57 3,56 Maret 22-51 -0,70 April 28 6 0,27 Mei 19-9 -0,32 Juni 19 0 0 Juli 40 21 1,11 Agustus 37-3 -0,08 Sepetember 22-15 -0,41 Oktober 28 6 0,27 November 28 0 0 Desember 56 28 1 2010 Januari 37-19 -0,34 Februari 39 2 0,05 Maret 49 10 0,26 April 22-27 -0,55 Mei 26 4 0,18 Juni 32 6 0,23 Juli 12-20 -0,62 Agustus 54 42 3,5 Sepetember 24-30 -0,55 Oktober 33 9 0,38 November 13-20 -0,61 Desember 67 54 4,15 2011 Januari 39-28 -0,42 Februari 69 30 0,77 Maret 35-34 -0,49 April 38 3 0,08

74 Mei 40 2 0,05 Juni 38-2 -0,05 Juli 34-4 -0,11 Agustus 37 3 0,09 Sepetember 33-4 -0,11 Oktober 32-1 -0,03 November 50 18 0,56 Desember 138 88 1,76 2012 Januari 137-1 -0,01 Februari 141 4 0,03 Maret 109-32 -0,23 April 70-39 -0,36 Mei 63-7 -0,10 Juni 64 1 0,02 Juli 69 5 0,08 Agustus 76 7 0,10 Sepetember 88 12 0,16 Oktober 84-4 -0,04 November 83-1 -0,01 Desember 79-4 -0,05 Jumlah 2.671 58 14,26 Rata-rata 44,52 0,98 0,24 Sumber : Analisis Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui bahwa luas areal panen tomat di Kabupaten Semarang pada bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012 berkisar antara 8 Ha 141 Ha setiap bulannya. Luas areal panen tomat tertinggi di Kabupaten Semarang terjadi pada bulan Februari tahun 2012 sebesar 141 Ha. Peningkatan luas areal panen ini terjadi karena semakin banyak petani yang mengkonversikan lahan garapan mereka menjadi lahan penanaman tomat. Hal ini terjadi karena usaha budidaya tomat dianggap lebih menguntungkan daripada membudidayakan tanaman sayuran lainnya. Sedangkan luas areal panen terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2008 sebesar 8 Ha. Rendahnya luas areal panen ini disebabkan kurangnya perawatan yang dilakukan petani terhadap tanaman tomat mereka sehingga berpengaruh pada produksi tomat yang menurun. Adapun grafik luas areal panen tomat di Kabupaten Semarang pada bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 15.

75 Gambar 15. Grafik Luas Areal Panen Tomat di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Berdasarkan Gambar 15. dapat dilihat bahwa perkembangan luas areal panen tomat di Kabupaten Semarang cukup fluktuatif. Naik turunnya luas areal panen tomat di Kabupaten Semarang dipengaruhi oleh pertimbangan petani dalam hal pembudidayaan tomat. Semakin meningkatnya harga tomat maka akan mempengaruhi petani untuk menambah hasil produksinya melalui peningkatan luas panen mereka. Perkembangan luas areal panen tomat terbesar terjadi pada bulan Desember tahun 2010 sebesar 54 Ha atau 4,15%, sedangkan perkembangan luas areal panen tomat terkecil terjadi pada bulan Juli tahun 2009 sebesar -20 Ha atau - 0,62%. 7. Rata-Rata Curah Hujan Curah hujan berhubungan dengan ketersediaan air tanah yang diperlukan oleh tanaman tomat. Tanaman tomat adalah jenis tanaman yang membutuhkan curah hujan sedang untuk dapat tumbuh optimal sehingga perubahan curah hujan dapat mempengaruhi kualitas tanaman tomat yang ditanam. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tomat adalah 100-220 mm/hujan (Purwati, 2009). Adapun rata-rata curah hujan di Kabupaten

76 Semarang selama bulan Januari tahun 2008 - bulan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 24. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Curah Perkembangan Tahun Bulan Hujan (mm/bulan) mm % 2008 Januari 3680 Februari 3384-296 -0,08 Maret 4481 1097 0,32 April 2492-1989 -0,44 Mei 975-1517 -0,61 Juni 318-657 -0,67 Juli 0-318 -1 Agustus 801 801 - Sepetember 202-599 -0,75 Oktober 3416 3214 15,91 November 3969 553 0,16 Desember 4269 300 0,08 2009 Januari 8511 4242 0,99 Februari 6876-1635 -0,19 Maret 2838-4038 -0,59 April 4200 1362 0,48 Mei 4671 471 0,11 Juni 3231-1440 -0,31 Juli 126-3105 -0,96 Agustus 26-100 -0,79 Sepetember 183 157 6,04 Oktober 1051 868 4,74 November 3617 2566 2,44 Desember 3762 145 0,04 2010 Januari 6627 2865 0,76 Februari 5920-707 -0,11 Maret 7578 1658 0,28 April 6556-1022 -0,13 Mei 5989-567 -0,09 Juni 3290-2699 -0,45 Juli 1179-2111 -0,64 Agustus 1768 589 0,50 Sepetember 4559 2791 1,58 Oktober 4760 201 0,04 November 4575-185 -0,04 Desember 5483 908 0,20 2011 Januari 4116-1367 -0,25

77 Februari 3208-908 -0,22 Maret 6231 3023 0,94 April 6276 45 0,01 Mei 3120-3156 -0,50 Juni 845-2275 -0,73 Juli 1075 230 0,27 Agustus 0-1075 -1 Sepetember 449 449 - Oktober 2386 1937 4,31 November 5154 2768 1,16 Desember 4481-673 -0,13 2012 Januari 6512 2031 0,45 Februari 5027-1485 -0,23 Maret 5702 675 0,13 April 3730-1972 -0,34 Mei 2624-1082 -0,29 Juni 2024-600 -0,23 Juli 964-1330 -0,66 Agustus 732-232 -0,24 Sepetember 576-156 -0,21 Oktober 2126 1550 2,69 November 4673 2547 1,20 Desember 4983 310 0,07 Jumlah 202.377 1.057 33,02 Rata-rata 3.372,95 17,92 0,58 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2008-2012 Berdasarkan Tabel 24 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata curah hujan di Kabupaten Semarang mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Curah hujan yang fluktuatif ini disebabkan karena curah hujan merupakan salah satu faktor alam yang sulit dikendalikan oleh manusia sehingga tinggi rendahnya berubah-ubah tergantung pada kondisi alam. Curah hujan terendah di Kabupaten Semarang terjadi pada bulan Juli tahun 2008 dan bulan Agustus tahun 2011 yaitu sebesar 0 mm/thn. Rendahnya curah hujan pada kedua bulan ini terjadi karena adanya musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan musim penghujan. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari tahun 2009 yaitu sebesar 8.511 mm/thn. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Semarang sebesar 3.372,95 mm/bulan dengan perkembangan rata-rata 17,92 mm/bulan.

78 Adapun grafik perkembangan curah hujan di Kabupaten Semarang pada Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Grafik Perkembangan Rata-Rata Curah Hujan di Kabupaten Semarang Bulan Januari Tahun 2008 - Bulan Desember Tahun 2012 Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat terjadi fluktuasi pada ratarata curah hujan selama 60 bulan terakhir. Hal ini disebabkan karena kondisi curah hujan beberapa tahun terakhir sulit diprediksi sebagai akibat adanya alih fungsi lahan di wilayah sekitar dan juga terjadinya pemanasan global. C. Analisis Regresi Penawaran Tomat Penelitian ini dengan menggunakan data time series selama kurun waktu 60 bulan yaitu dari bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang adalah produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, yang dapat dilihat pada Tabel 25.