ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

area publik dan privat kota, sehingga dihasilkan ekspresi rupa ruang perkotaan khas Yogyakarta. Vegetasi simbolik ini dapat juga berfungsi sebagai

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

Carmona, M., Heath, T., Oc, T., Tiesdell, S., 2003, Public Places - Urban Spaces, Architectural Press, Oxford.

STUDI TERHADAP POTENSI TEPIAN SUNGAI KAHAYAN MENJADI KAWASAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA

Lampiran A Foto Bangunan Objek Penelitian di Jl.Cilaki

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. Bappeda Yogyakarta Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan Revitalisasi Sungai Winongo Kota Yogyakarta.

Kompasiana Pembangunan Jalan Seperempat Dari Pertumbuhan Jumlah Kendaraan. Media Sosial Online. Jakarta Indonesia.

SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lorong Tepian Sungai Sebagai Ruang Komunal Bagi Pemukim Marjinal

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kata Kunci : Koridor Jalan Boulevard II, Perubahan Fisik, Perubahan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Menurut sejarah yang diceritakan K.R.T. Darmodipuro, dahulu di tepi sungai

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 41 PEMETAAN DAN IDENTIFIKASI BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA TUA AMPENAN MATARAM NUSA TENGGARA BARAT.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA), lima kawasan cagar budaya

BAB VI PENUTUP. karakter arsitektural ruang jalan di koridor Jalan Sudirman dan Jalan

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER: GANJIL GENAP TAHUN AKADEMIK:

DAFTAR PUSTAKA. (1985). Pengantar Tataletak Perumahan. Intermedia, Bandung.

KETERPADUAN BLOK TUNJUNGAN DALAM KONTEKS PERENCANAAN KOTA YANG IDEAL

PREFERENSI PEDESTRIAN DITINJAU DARI PENGGUNAAN TROTOAR DI KORIDOR JALAN PEMUDA KOTA MAGELANG

BENTUKAN ARSITEKTUR KORIDOR KOTA PADA JALAN SOEKARNO-HATTA DAN LINGKAR SELATAN

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

28 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

WALIKOTA YOGYAKAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

AR 3200 Desain ruang publik

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

BALI CITYWALK Ari Dianwahyudhi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer

Perencanaan Ruang Terbuka Publik Kawasan Central Business District dengan Pendekatan Image of the City di Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan geografi sebuah kawasan bukan hanya merupakan. pertimbangan yang esensial pada awal penentuan lokasi, tetapi mempengaruhi

Kajian Ruang Kawasan Pesisir Pantai dalam Membentuk Wajah Kota

POLA PENATAAN ZONA, MASSA, DAN RUANG TERBUKA PADA PERUMAHAN WATERFRONT (Studi Kasus : Perumahan Pantai Indah Kapuk)

BAB VI KESIMPULAN. Terhadap 5 elemen Citra Kota Kevin Linch. a. Path (jalur)

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota pada Kawasan Padat, Studi Kasus di Wilayah Tegallega, Bandung

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)

ARTIKEL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUS UMS SEBAGAI DESTINASI WISATA KREATIF BERBASIS EDUKASI

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) PERENCANAAN TAPAK

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

Evaluasi dan Perancangan Visual Display Penunjang Wayfinding yang Ergonomis di Kampung Gajah Wonderland

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENEMPATAN POHON PADA JALUR PEJALAN KAKI BERBASIS PANAS MATAHARI DI KOTA SEMARANG

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN PANDUAN RANCANG BANGUN

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

PENELUSURAN KAWASAN ALUN-ALUN BUNDER KOTA MALANG SEBAGAI OPEN SPACE RANCANGAN IR KARSTEN

DAFTAR ISI... PARAKATA... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

lib.archiplan.ugm.ac.id

I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

L I N K A G E. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

MEMBACA CITRA KOTA SINGARAJA oleh : I Nyoman Gede Suardana

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

mendefinisikan ruang arsitektural yaitu pohon beringin pada Bangsal Sewakapraja namun karena letaknya berada pada halaman, elemen ini hanya dapat

TINJAUAN TEORI KEVIN LYNCH PADA KAWASAN INDUSTRI RUNGKUT. Sri Suryani Yuprapti Winasih Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur UPN Veteran Jatim

PENDUKUNG KEGIATAN (ACTIVITY SUPPORT ) Adi Sasmito *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Tipologi Bangunan Paikhong sebagai salah satu Elemen Dominan (Landmark) dalam Memperkuat Citra Kota Singkawang Kalimantan Barat.

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

DAFTAR PUSTAKA. Carmona, M., Heath, T., Oc, T. & Tiesdell, S Public Places Urban Spaces. The Dimensions of Urban Design, Architectural Press.

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

INFO-TEKNIK Volume 8 No.1, JULI 2007(72-79) Karakter Shared Street pada Jalan-jalan di Perkampungan Krapyak Kulon

Pengaruh Perubahan Guna Lahan dan Intensitas Guna Lahan terhadap Kualitas Ruang Kota

Morfologi Spasial Kompleks Perumahan Karyawan Pabrik Gula Wonolangan, Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. elemen fisik yang menunjukan rupa kota itu sendiri. Aspek fisik dan sosial ini

KONSEP PENATAAN KORIDOR KALIMAS SURABAYA BERDASAR POTENSI ROH LOKASI (SPIRIT OF PLACE ) KONSEP PENATAAN KORIDOR KALIMAS SURABAYA

STUDI TATA BANGUNAN PADA JALAN DI.PANJAITAN DAN ALI MAKSUM YOGYAKARTA 1

Historical Attachment sebagai Daya Tarik Place Studi Kasus: Masjid Salman, Bandung

KUALITAS PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN BERSEJARAH

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Canopy: Journal of Architecture

Transkripsi:

ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Indah Pujiyanti Prodi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Aisyiyah Yogyakarta Jl. Ring Road Barat 63 Mlangi Nogotirto Gamping Sleman 55292 Daerah Istimewa Yogyakarta pujiyanti.indah@gmail.com ABSTRAK Latar belakang: Kawasan Kotabaru Yogyakarta menjadi salah satu kawasan cagar budaya yang memiliki nilai keistimewaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kotabaru dahulu merupakan kawasan perumahan eksklusif orang Belanda yang perencanaannya mempertimbangkan keadaan alam sekitar dan rumah-rumahnya berada di kiri dan kanan jalan. Hal tersebut berbeda dengan tata ruang kota tradisional yang dalam perencanaannya selalu mempertimbangkan arah mata angin. Kawasan Kotabaru juga terkenal sebagai kawasan berkonsep garden city dengan kawasan perumahan yang memiliki banyak pohon perindang di bagian depan bangunan dan ruang-ruang tepi jalan yang mendominasi karakteristik visual kawasan tersebut dan menadi salah satu kawasan penyangga alam di Yogyakarta. Akan tetapi sering pertumbuhan kota, Karakter kawasan Kotabaru mulai pudar dan keberadaan ruang terbuka dan penghijau kawasan mulai menghilang. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari alternatif desain arsitektur hijau yang sesuai untuk persil bangunan yang ada di Kawasan Kotabaru sehingga dapat memperkuat karakter garden city kawasan tersebut. Metode: Mencari berbagai sample jenis tipe persil bangunan yang ada di kawasan Kotabaru dan dikelompokan berdasarkan tipologi bangunannya. Setiap tipologi persil bangunan yang menadi sample dianalisis dengan konsep Garden City dan dibuatkan alternatif desainnnya dengan pertimbangan konsep Garden City dan kontribusi arsitektur hijau untuk kawasannya. Hasil: Tipologi persil terbagi menadi 2 tipe yaitu bangunan hunian dan fasiitas kota. Sebanyak 49% persil bangunan di kawasan Kotabaru memiliki KDB kurang dari 50%. Langgam arsitektur bangunan terdiri dari bangunan modern, tradisional jawa dan indisch. Konsep garden city terlihat dari persil bangunan dengan langgam indisch dengan halaman yang cukup luas dan sempadan bangunan yang cukup lebar. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis didapatkan 3 alternatif desain arstektur hijau yang sesuai untuk persil bangunan di Kawasan Kotabaru yang dapat memberikan kontribusi untuk memperkuat karakter Garden City Kawasan Kotabaru Yogyakarta yaitu desain dengan mempertimbangkan aspek ruang terbuka, aspek visual arsitektur hijau dan aspek langgam bangunan indisch. Kata kunci: Desain Arsitektur Hijau, Persil Bangunan, Garden City, Kawasan Kotabaru Yogyakarta 2017 Proceeding Health Architecture. All rights reserved PENDAHULUAN Kawasan Kotabaru berada di kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kotabaru dahulu merupakan kawasan perumahan eksklusif orang Belanda yang terbentuk pada tahun 1877-1921. Pada saat itu perencanaan kawasan Kotabaru mempergunakan tatanan yang biasa dipergunakan di negeri belanda, yaitu jaringan jalan dibuat lebih teratur dan perencanaan kawasannya mempertimbangkan keadaan alam sekitar dengan rumahrumahnya yang berada di kiri dan kanan jalan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan tata ruang kota-kota tradisional yang dalam perencanaannya selalu mempertimbangkan arah mata angin, begitu juga dengan pembuatan rumah, arah mata angin selalu menjadi salah satu bahan pertimbangan. Sungai dan jalan yang menyusuri Sungai Code dijadikan sebagai salah satu pembentuk awal desain kawasan permukiman yang Page 245

digagas oleh Karsten. Beberapa fasilitas yang sudah ada dijadikan dalam satu kluster permukiman baru. Kawasan Kotabaru berkembang sebagai kawasan permukiman sejak tahun 1920 yang didesain oleh Thomas Karsten dengan konsep garden city-nya. Dengan tetap mempertimbangkan kondisi fisik yang sudah terbentuk sebelumnya, Thomas Karsten mencoba menata kawasan tersebut sebagai kawasan permukiman dengan keterdukungan fasilitas baik yang sudah terbangun maupun fasilitas yang akan dibangun untuk kebutuhan masyarakat kota Yogyakarta. Di Kawasan ini terdapat lima jalan yang semua mengarah atau mengacu pada lapangan. Lima jalan yang menuju ke lapangan Kridosono dengan didukung keberadaan boulevard adalah Spoorlaan (jalan Atmo Sukarto), Mataram Boulevard (Jalan Suroto), Sport Boulevard (Jalan Yos Sudarso) dan Kroonsprins Laan (Jalan Farida M Noto). Jika dilihat pada kondisi saat ini, kawasan Kota Baru dibatasi oleh jalan Sudirman di sebelah Utara, Sungai Code di sebelah Barat, Jalur Kereta Api Stasiun Lempuyangan di sebelah Selatan dan jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo di sebelah Timur. beberapa fasilitas yang saat itu dibutuhkan dengan menggunakan prinsip penyebaran perletakan fasilitas. Fasilitas-fasilitas yang ada terlihat menyebar dan tidak terpusat hanya pada satu kawasan kecil saja. Permukiman yang dibangun oleh Karsten seperti juga pada beberapa permukiman yang ada di Jawa yang didesain oleh Karsten memanfaatkan kondisi lingkungan yang sudah ada dengan dukungan konsep garden city. Karsten tidak banyak mengubah kondisi kawasan yang sudah ada sebelum mulai didesain dan dibangun kawasannya. Seperti terlihat pada dua peta eksisting di bawah ini yang bisa menjelaskan kondisi sebelum dan sesudah Karsten datang mendesain kawasan tersebut sebagai kawasan permukiman dengan berbagai fasilitas yang ada. Karsten memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. Pada saat dibangun sesuai dengan fungsi utama kawasan ini adalah sebagai kawasan permukiman yang didukung dengan beberapa fasilitas lainnya. Failitas bangunan pendukung yang ada di kawasan ini terdiri dari bangunan yang sudah ada sebelumnya (misalnya RS Petronella) dan fasilitas yang terbangun setelah kawasan Kota baru dikembangkan. Hunian berkembang mengikuti pola radial.ini terlihat pada gambar di atas bahwa kawasan huniannya juga mengikuti pola radial dengan tetap mengutamakan orientasi pada jalan baik jalan utama maupun jalan cabangnya. Seperti pada permukiman yang dibangun oleh Karsten lainnya di kota lainnya, permukiman kota baru juga didukung oleh Kawasan Kotabaru juga terkenal dengan kawasan perumahan yang memiliki banyak pohon perindang di bagian depan bangunan dan ruang-ruang tepi jalan yang mendominasi karakteristik visual kawasan tersebut. Pada tahun 1978-1987 di kawasan Kotabaru mempunyai peraturan yang berhubungan dengan tata ruang yaitu; bila akan melakukan perubahan di Kawasan Kotabaru harus ada ijin dari perangkat desa terkecil yaitu rukun Page 246

kampung (RK). Pada waktu itu tidak banyak terjadi perubahan dan perubahan yang adapun dapat terkontrol sehingga citra Kawasan Kotabaru masih terjaga. Setelah tahun 1987 terjadi pergantian aparat pemerintahan di kawasan Kotabaru dan peraturan tersebut tidak lagi dijalankan akibatnya banyak bangunanbangunan lama yang dirobohkan dan diganti dengan yang baru yang tidak sesuai dengan citra lama kawasan Kotabaru. Saat ini Kawasan Kotabaru telah memiliki keragaman fungsi bangunan. Mulai dari bangunan rumah tinggal, kantor pemerintahan, bangunan komersial, bangunan pendidikan, bangunan ibadah, fasilitas olahraga, fasilitas kesehatan dan sebagainya.perkembangan di kawasan Kotabaru termasuk cukup cepat dan kekhawatiran yang terjadi adalah perkembangan kawasan ini yang tidak terkontrol dan dapat menghilangkan karakter Garden City di Kawasan Kotabaru. PERMASALAHAN Secara umum penelitian ini akan mencari alternatif desain arsitektur hijau pada persil bangunan untuk memperkuat karakter Garden City di Kawasan Kotabaru Daerah Istimewa Yogyakarta TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif desain arsitektur hijau pada persil bangunan untuk memperkuat karakter Garden City di Kawasan Kotabaru Daerah Istimewa Yogyakarta METODOLOGI POPULASI DAN SAMPLE Populasi dalam penelitian ini adalah Persil Bangunan di Kawasan Inti Kobaru Daerah Istimewa Yogyakarta. Kriteria yang menentukan sample adalah perbedaan tipologi persil bangunan di Kawasan Kotabaru pada lingkup populasi. Mencari berbagai sample jenis tipe persil bangunan yang ada di kawasan Kotabaru dan dikelompokan berdasarkan tipologi bangunannya. Setiap tipologi persil bangunan yang menadi sample dianalisis dengan konsep Garden City dan dibuatkan alternatif desainnnya dengan pertimbangan konsep Garden City dan kontribusi arsitektur hijau untuk kawasannya. Lingkup lokasi Penyusunan RTBL berada di Kawasan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Batas Utara : Jalan Sudirman Batas Selatan : Jalan krasak Batas Timur : Jalan Dr. Wahidin S Batas Barat : Sungai Code TAHAP SURVEI DAN ANALISIS Melakukan kajian kepustakaan, peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis terkait dengan peraturan penyelenggaraan tata ruang kawasan, termasuk di dalamnya peraturanperaturan yang sudah ada. Pelaksanaan survey dan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang diharapkan memperkaya masukan akademis maupun komparasi dari sumber data lainnya. Identifikasi permasalahan-permasalahan, inventarisasi data primer dan sekunder, identifikasi dan tabulasi potensi dan hambatan terkait; Analisis atas permasalahan. METODE PENELITIAN Mencari berbagai sample jenis tipe persil bangunan yang ada di kawasan Kotabaru dan dikelompokan berdasarkan tipologi bangunannya. Setiap tipologi persil bangunan yang menadi sample dianalisis dengan konsep Page 247

Garden City dan dibuatkan alternatif desainnnya dengan pertimbangan konsep Garden City dan kontribusi arsitektur hijau untuk kawasannya. HASIL PENELITIAN Tipologi persil terbagi menjadi 2 tipe yaitu bangunan hunian dan fasiitas kota. D 32.72 % 41 % 1,25x E 23 % 46 % 2x F 32 % 46 % 1,44x G 25 % 44 % 1,76x H 27 % 39 % 1,44x I 27 % 31 % 1,15x J 32 % 37 % 1,16x K 33 % 33 % tetap L 19 % 25 % 1,32x M 33 % 33 % tetap N 38 % 35 % 0,92x O 30 % 39 % 1,3x P 41 % 42 % 1,02x Q 36 % 39 % 1,08x R 20 % 43 % 2,15x S 32 % 39 % 1,22x T 41 % 44 % 1,07x U 27 % 40 % 1,48x V 33 % 33 % tetap W 28 % 38 % 1,36x X 4 % 9 % 2,25x Sebanyak 49% persil bangunan di kawasan Kotabaru memiliki KDB kurang dari 50%. Langgam arsitektur bangunan terdiri dari bangunan modern, tradisional jawa dan indisch. Konsep garden city terlihat dari persil bangunan dengan langgam indisch dengan halaman yang cukup luas dan sempadan bangunan yang cukup lebar. BLOK KDB 1941 2014 KENAIKAN A 16 % 32 % 2x B 24 % 27 % 1,13x C 33.10 32 % 0,97x Page 248

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis didapatkan 3 alternatif desain arstektur hijau yang sesuai untuk persil bangunan di Kawasan Kotabaru yang dapat memberikan kontribusi untuk memperkuat karakter Garden City Kawasan Kotabaru Yogyakarta yaitu desain dengan mempertimbangkan aspek ruang terbuka, aspek visual arsitektur hijau dan aspek langgam bangunan indisch. DAFTAR PUSTAKA Barton, Hugh. 2003. SHAPING NEIGHBOURHOOD. Spon Press. New York Christian Norberg-Schulz, Genius Loci, Rizzoli, New York, 1979 Colin J. Davis, Improving Design in the High Street, Architectural Press, Oxford, 1997 Cristoper Alexander, 1987,. "A New Theory Of Urban Design", 14:32-99. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam angka 2013, Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013 Gruen, Victor. 1973. Centers for The Urban Environment : Survival of the cities. New York : Van Nostrand Reinhold Company. Harvey M. Rubenstein, Pedestrian Malls, Streetscapes, & Urban Spaces, John Willey & Sons, Inc., New York, 1992 Irianadewi, MTD (2002) Arahan Rancangan sebagai Dasar Pengembangan Kawasan Kota Baru di Yogyakarta untuk mempertahankan Citra Kawasan Berdasarkan pada perubahan fungsi, langgam bangunan, dan vegetasi kawasan. Thesis S2 Program Studi Teknik Arsitektur, Konsentrasi Disain Kawasan Binaan Larry S. Bourne:, 1982. "INTERNAL STRUCTURE OF THE CITY". Lynch, K. 1960. THE IMAGE OF THE CITY. The MIT Press. Cambridge Michael Webb, The City Square, Thames and Hudson, London, 1990 Robert M. Beckley, Urban Design dalam Introduction to Urban Planning, Anthony J. Catanese & James C. Snyder (ed.), McGraw- Hill, New York, 1979 Rob Krier, Urban Space, Academy Editions, London, 1979 Shirvani, H. 1985. THE URBAN DESIGN PROCES S. Van Nostrand Reinhold Company New York SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Trancik, Roger. 1986, FINDING LOST SPACE : Theories of Urban Design. New York. Nostrand, Reinhold. Urban Design Compendium Page 249