KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan Penyusunan Kajian Anomali Air Tanah di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG ENERGI TAHUN ANGGARAN 2012

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PEMBUATAN PROFIL INVESTASI DI JATENG SERTA PENINGKATAN KERJASAMA DAN PROMOSI PERTAMBANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFERENCES (TOR)

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

2017, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skal

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( K A K )

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia (Sujianto dalam Arifini dan Mustika, 2013 : 294-

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

GUBERNUR JAWA TENGAH,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

KEGIATAN PENYUSUNAN DOKUMEN DED (DETAIL ENGINEERING DESIGN) KAWASAN WISATA MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN IRIGASI TAHUN 2017 KEGIATAN : KEGIATAN PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA IRIGASI


2017, No pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Website :

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DESAIN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK IKM KERAJINAN BAMBU DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) I. Umum 1. Program : Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 2. Kegiatan : Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Tengah 3. Pekerjaan : Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen. 4. Anggaran : APBD Provinsi Jawa Tengah 5. Tahun Anggaran : 2017 II. Latar Belakang. Dewasa ini secara nasional ketergantungan terhadap energi fosil (minyak bumi, gas bumi dan batubara) sebagai sumber energi utama masih cukup besar dari tahun ke tahun, sementara kondisi cadangan energi fosil cenderung semakin menipis. Disisi lain peran energi baru terbarukan (EBT) dalam suplai energi nasional masih belum optimal. Begitu pula di Jawa Tengah seiring dengan perkembangan teknologi dan aktifitas perekonomian masyarakat kebutuhan akan energi fosil juga semakin meningkat, disisi lain potensi EBT yang dimiliki belum termanfaatkan secara optimal seperti energi hidro, energi bio (biogas dan biomass), energi surya, energi angin, panas bumi, mikro hidro dsb. Pemenuhan kebutuhan akan energi (listrik maupun energi lainnya) yang semakin meningkat harus diimbangi dengan ketersediaan energi secara tepat, terintegrasi, dan berkesinambungan. Hal ini nantinya diharapkan dapat memperlancar aktivitas di semua sektor pengguna energi, seperti sektor rumah tangga, pariwisata, transportasi, industri, komersial, pertanian dan perikanan dsb. Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan energi tersebut, kebijakan energi nasional diarahkan untuk mendorong EBT agar dapat lebih berperan di masa mendatang, dengan menggali potensi-potensi EBT yang cukup banyak dari lokasi setempat, sehingga daerah yang membutuhkan energi dari sumber EBT diharapkan dapat dipenuhi dan tidak mengandalkan lagi dari energi fosil. Peran EBT diharapkan akan terus meningkat secara bertahap hingga pada tahun 2020 dapat memberikan kontribusi hingga 5%. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan upaya terobosan pengembangan energi alternatif secara bertahap dan sistimatis. Tugas ini menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, akademisi, swasta maupun masyarakat dan diharapkan dapat berperan secara sinergis dalam pengembangan energi alternatif tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah pada tahun anggaran 2017 akan melakukan Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen. Dalam kegiatan ini tidak semua jenis EBT akan dikaji, namun hanya EBT tertentu saja yang didalami untuk pengembangan kedepan antara lain: energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro. Data-data potensi EBT ini diharapkan dapat dijadikan pijakan kebijakan dalam rangka pengembangan potensi EBT sebagai sumber energi alternatif baik untuk energi pembangkit listrik maupun energi lainnya.

III. Maksud dan Tujuan. Maksud kegiatan ini adalah : 1. Melaksanakan Kebijakan Energi Nasional antara lain mendorong EBT secara bertahap agar dapat lebih berperan guna pemenuhan sebagai sumber energi alternatif di masa yang akan datang dan sebagai pengganti energi fosil (BBM). 2. Melakukan kajian potensi EBT khususnya energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro di Kabupaten Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap dan Wonosobo Tujuan kegiatan ini adalah : Mengoptimalkan potensi EBT khususnya energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro yang ada di Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen. guna pengembangan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai energi IV. Lingkup Kegiatan. Lingkup pekerjaan Kajian Potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen meliputi : 1. Melakukan inventarisiasi dan identifikasi data sekunder potensi EBT khususnya energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro. 2. Melakukan survey lapangan dengan pengukuran di wilayah yang memiliki potensi EBT khususnya energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai energi 3. Menganalisa hasil data lapangan potensi EBT. 4. Membuat peta potensi EBT. 5. Menyusun saran/rekomendasi pengembangan EBT sesuai tingkat kebutuhan masyarakat, yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai energi V. Tahapan Pekerjaan Tahapan Pekerjaan Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Tahap I a. Koordinasi dan survey pendahuluan. b. Penyiapan data sekunder potensi EBT khususnya energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro. c. Penyiapan peralatan dan penyiapan sarana penunjang. d. Penyusunan Laporan Pendahuluan. 2. Pekerjaan Tahap II Pada tahap ini berupa kerja lapangan berupa pengambilan data primer/ lapangan antara lain : a. Melakukan pengukuran lapangan di wilayah yang memiliki potensi EBT, khususnya energi bio (biogas dan biomassa), energi surya, energi angin dan mikro hidro yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai energi b. Menganalisa hasil data lapangan potensi EBT.

c. Membuat peta potensi EBT. d. Menyusun saran/rekomendasi pengembangan EBT sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai energi e. Penyusunan Laporan Antara. 3. Pekerjaan Tahap III Penyusunan Laporan Akhir. VI. Tata Cara Pelaporan Laporan Kegiatan terdiri dari : 1. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan dibuat dan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buah buku dan diserahkan selambat-lambatnya dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Pembahasan laporan pendahuluan dilakukan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan I (pertama). Isi laporan pendahuluan meliputi: Hasil kajian referensi. Metode dan Tahapan Penelitian. Susunan Tim Pelaksana dan Keahliannya. Hasil Survey Pendahuluan. Rencana kegiatan yang akan dilakukan. 2. Draf Laporan Akhir Draft Laporan Akhir dibuat dan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buah buku dalam waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dengan memperhatikan hal-hal yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan I (pertama). Laporan Antara dibahas oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan II (kedua). Adapun Laporan Antara berisikan : Laporan hasil seluruh kegiatan dalam ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan kerangka laporan akhir. Hasil pekerjaan lapangan (pekerjaan tahap II). Hasil Analisis data potensi EBT yang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai energi 3. Laporan Akhir Laporan Akhir ini diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) buah buku dalam waktu 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), disertai Compact Disk (CD) Laporan lengkap. Laporan akhir ini merupakan penyempurnaan atau perbaikan dari Draft Laporan Akhir, dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan II (kedua). Pembahasan laporan akhir dilakukan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan III (ketiga). Selanjutnya penyerahan buku laporan akhir ini disertai Berita Acara Serah Terima.

VII. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain : 1. Current meter 2. Global Positioning System (GPS) 3. Komputer dan printer 4. Kamera 5. ATK. VIII. Personil Pelaksana. Tenaga ahli yang diperlukan pada kegiatan ini adalah : PERSONIL PELAKSANA TINGKAT KEAHLIAN PENGALAMAN A. TENAGA AHLI 1 (satu) org mekanikal (Koordinator) Ahli Muda 1 (satu) org Ahli kimia Organik Ahli Muda 1 (satu) org Ahli Planologi (infrastruktur wilayah) Ahli Muda (S1/S2, Pengalaman minimal 5/1) B. TENAGA PENDUKUNG TINGKAT KEAHLIAN PENGALAMAN 1 (satu) org Administrasi D3 Ekonomi 1 (satu) org drafter D3 teknik sipil 1 (satu) org Surveyor S1 tenik elekro/mesin Pengalaman minimal 1 tahun IX. Rencana Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). X. Sumber Pendanaan. Semua biaya yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kabupaten Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap dan Wonosobo adalah dari APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016. Surakarta, Februari 2016 Pejabat Pembuat Komitmen Ir. SOESENO, MT NIP. 19590630 198903 1 004

KERANGKA LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR PETA BAB I. BAB II. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan I.3. Lingkup Pekerjaan I.4. Metoda Penyelidikan I.5. Peralatan Survey I.6. Susunan Tim Pelaksana I.7. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN II.1. Lokasi Daerah Penelitian II.2. Demografi II.3. Iklim BAB III. DASAR TEKNOLOGI PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) III. 1. Teknologi Pembangkit Energi Biogas. III. 2. Teknologi Pembangkit Energi Biomassa. III. 3. Teknologi Pembangkit Energi Surya. III. 4. Teknologi Pembangkit Energi Angin. III. 5. Teknologi Pembangkit Energi Mikro hidro. BAB IV. ANALISA DATA KAJIAN POTENSI ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) IV.1. Data Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) IV.2. Analisa Hasil Data Pengukuran Potensi EBT IV.3. Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) IV.3.1. Prospek Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) IV.3.2. Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) IV.3.3. Penyusunan Skala Prioritas BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN IV.1. Kesimpulan IV.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN