ANALISA GAYA TARIK PADA JEMBATAN KABEL BERDASARKAN NILAI FREKUENSI ALAMIAH KABEL*

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER

PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*

ANALISA PERBANDINGAN NILAI LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA JEMBATAN PCI-GIRDER DENGAN PROGRAM MIDAS CIVIL TERHADAP HASIL PENGUKURAN DI LAPANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH KOROSI PADA GIRDER TERHADAP PERUBAHAN KAPASITAS PENAMPANG DAN FREKUENSI ALAMIAH JEMBATAN KOMPOSIT (BAJA-BETON) SKRIPSI OLEH

STUDI PARAMETER DESAIN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DENGAN BENTANG 120 M

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PELAT LANTAI DENGAN METODE ANALISIS DAN HASIL LAPANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

PERHITUNGAN FREKUENSI NATURAL TAPERED CANTILEVER DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PENGARUH PRATEGANG PADA KONSTRUKSI PELAT LANTAI DITINJAU DARI ASPEK DAYA LAYAN DAN PERILAKU DINAMIK SKRIPSI

STUDI VARIASI PRATEGANG EKSTERNAL DALAM REHABILITASI JEMBATAN RANGKA BAJA TIPE WARREN

ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN SEGMENTAL DENGAN KONSTRUKSI BERTAHAP METODE BALANCE CANTILEVER TUGAS AKHIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI SISTEM STRUKTUR CABLE-STAYED AKIBAT BEBAN GEMPA

SISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RESPONS DINAMIK JACKET STEEL PLATFORM AKIBAT GELOMBANG LAUT DENGAN RIWAYAT WAKTU

Gatot Sukmara ABSTRAK ABSTRACT

KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

STUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENURUNAN GAYA PRATEGANG KABEL PADA JEMBATAN PCI GIRDER TERHADAP PERILAKU DINAMIK DAN KAPASITAS PENAMPANG JEMBATAN SKRIPSI

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Studi Parametrik Analisis Konstruksi Jembatan Segmental Metode Free Cantilever Method DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA KONSTRUKSI JEMBATAN CABLE STAYED MENGGUNAKAN METODE KANTILEVER (STUDI KASUS JEMBATAN SURAMADU) TESIS

EVALUASI PERILAKU DINAMIK JEMBATAN AKIBAT KERUSAKAN STRUKTURAL PADA MODEL JEMBATAN TUMPUAN SEDERHANA DAN JEMBATAN INTEGRAL

PENGEMBANGAN PROGRAM BERBASIS OPEN SOURCE REALIN UNTUK ANALISIS STRUKTUR (046S)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

PERANCANGAN ULANG JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM CABLE STAYED

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

EVALUASI BOX CULVERT PADA SALURAN UTAMA IRIGASI BATANG ANAI

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

FREKUENSI ALAMI RANGKA BATANG SEMI-KAKU DENGAN EFEK GAYA AKSIAL

PENGARUH MASSA KABEL (WIRE ROPE) PADA FREKUENSI ALAMI DAN PREDIKSI GAYA AKSIAL TARIK. Margeritha Agustina Morib 1)

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN LAYAN JEMBATAN RANGKA BAJA SOEKARNO HATTA MALANG DITINJAU DARI ASPEK GETARAN, LENDUTAN DAN USIA FATIK

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

ANALISA KAPASITAS KELOMPOK TIANG PANCANG TERHADAP BEBAN LATERAL MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENCE

MODIFIKASI JEMBATAN PALU IV DENGAN KONSTRUKSI CABLE STAYED SINGLE PLANE WITH BOX GIRDER. Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo M, MS

Nurmaidah Dosen Pengajar Fakultas Teknik Universitas Medan Area

PERENCANAAN PILE CAP BERDASARKAN METODA SNI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

Identifikasi Karateristik Dinamik Struktur Fly Over Dengan Monitoring Getaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Ketahanan Angin Jembatan Cable Stayed Suramadu

Jl. Banyumas Wonosobo

ANALISIS MODUS NORMAL DAN KEKUATAN STRUKTUR SIRIP MOTOR ROKET-168 DARI BAHAN AL-PLATE

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

Pengukuran Modulus Young dengan Analisis Keadaan Resonansi Batang Aluminium yang Bergetar Menggunakan ImageMeter

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM I PRATEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghubungkan antara suatu area dengan area lain yang terbentang oleh sungai,

PERENCANAAN JEMBATAN TUKAD YEH POH DENGAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG.

SIDANG P3 TUGAS AKHIR ALLISSA SUWONDO P

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA STRUKTUR GEDUNG 8 LANTAI DARI MATERIAL KAYU TERHADAP BEBAN GEMPA

MATERIAL BETON PRATEGANG

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN:

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

BAB IV STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

(Mia Risti Fausi, Ir. Yerri Susatio, MT, Dr. Ridho Hantoro)

LAMPIRAN A GRAFIK DAN TABEL. 1. Grafik untuk menentukan dimensi optimal bejana tekan. [Ref.5 hal 273]

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

ANALISA PENGARUH BEBAN DINAMIS PADA PELAT DAN BALOK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PERENCANAAN JEMBATAN TUKAD WOS DENGAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG.

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

STUDI KOMPARASI VARIASI KONFIGURASI JEMBATAN CABLE STAYED AKIBAT BEBAN DINAMIK

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

STUDI KERUNTUHAN JEMBATAN GANTUNG X DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR GAYA DINAMIK DAN EFEK KEKAKUAN RANGKA

ANALISIS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN CORBEL TUNGGAL MENGGUNAKAN PEMODELAN PENUNJANG DAN PENGIKAT. Nama : Jefry Christian Assikin NRP :

IDENTIFIKASI KERUSAKAN STRUKTUR PORTAL 2 DIMENSI DENGAN METODE FREQUENCY RESPONS FUNCTION (FRF) THESIS

PENGARUH GEMPA TERHADAP PERILAKU JEMBATAN CABLE STAYED TENGKU FISABILILAH RIAU DENGAN TIME HISTORY ANALYSIS NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

ANALISIS PERHITUNGAN JEMBATAN GELAGAR I PADA JEMBATAN JALAN RAYA DAN JEMBATAN KERETA API

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan mengubah suatu profil baja standard menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU JEMBATAN I GIRDER DAN U GIRDER AKIBAT PEMBEBANAN JEMBATAN (STUDI KASUS: FLYOVER PETERONGAN, JOMBANG JAWA TIMUR)

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

Transkripsi:

ANALISA GAYA TARIK PADA JEMBATAN KABEL BERDASARKAN NILAI FREKUENSI ALAMIAH KABEL* Darwin Julius Bontan Binus University, Jl. KH. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat, 5345830, darwin_2a1@yahoo.com Darwin Julius Bontan, Made Suangga ABSTRAK Kabel merupakan suatu elemen tarik yang memiliki sifat berbeda dari elemen lainnya. Bentuk dan kekakuan dari kabel ditentukan dari besarnya gaya yang terjadi didalam kabel tersebut. Pada umumnya bangunan yang banyak menggunakan kabel bagian struktur utama adalah jembatan. Untuk menentukan besarnya gaya kabel pada jembatan dilakukan pengujian lapangan dengan memasang alat ukur yaitu accelerometer. Hasil yang dibaca oleh accelerometer tersebut adalah nilai percepatan, kemudian diolah menggunakan program komputer yang menggunakan fast fourier transform (FFT) menjadi respon struktur untuk didapatkan besar frekuensi alami kabel. Dari nilai frekuensi alami yang didapatkan, dilakukan analisa dengan perhitungan secara manual atau dengan program yaitu midas-civil untuk diketahui besarnya gaya tarik yang terjadi didalam kabel tersebut. Sebelum dilakukan analisa gaya kabel, dilakukan kajian terhadap pengaruh node, perletakan, panjang kabel dan massa kabel. Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu pada perhitungan dengan program, perlu digunakan node yang lebih banyak agar diperoleh hasil yang konsisten. Besarnya gaya kabel sangat sensitif terhadap panjang dan tidak terlalu sensitif terhadap massa kabel. Pada kasus jembatan Siak III, gaya kabel perlu dianalisa dengan 2 mode getar. (djb) Kata Kunci : kabel, gaya tarik, frekuensi alami, midas civil PENDAHULUAN Kabel adalah suatu elemen struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik. Pada umumnya kabel untuk struktur tersusun dari baja yang berukuran kecil (strand) yang digabung menjadi satu (tendon) agar mempunyai kuat tarik yang lebih tinggi. Struktur dengan elemen kabel ini biasanya banyak digunakan pada struktur jembatan yang memiliki bentang yang panjang. Kabel pada jembatan berbentang panjang memiliki fungsi utama yaitu sebagai penopang beban beban yang bekerja pada jembatan, oleh karena itu kabel yang digunakan pada jembatan harus menggunakan kabel yang cukup kuat. Faktor utama yang harus diperhitungkan pada kabel jembatan adalah gaya tarik yang bekerja pada kabel dimana gaya tersebut tidak boleh melebihi batas maksimum spesifikasi pada kabel tersebut. Oleh karena itu besar gaya tarik pada kabel harus diperiksa supaya tidak melebihi batas yang maksimum yang diizinkan. Salah satu cara untuk mengetahui gaya yang bekerja pada kabel adalah menggunakan pemeriksaan frekuensi alamiah yang diolah dari pengukuran menggunakan alat.sebelumnya pernah dilakukan penelitian menentukan gaya kabel oleh Universitas Indonesia yaitu oleh Dr. Ing. Josia I. Rastandi. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap gaya tarik pada kabel jembatan secara manual dan dengan menggunakan program Midas Civil berdasarkan frekuensi alamiah yang didapatkan dari hasil pengukuran di lapangan, kemudian dibandingkan dengan kajian dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan.tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan besarnya gaya kabel berdasarkan perhitungan secara manual dan program, kemudian memberikan hasil perhitungan sebagai referensi pembanding dalam menentukan besar gaya kabel. METODE PENELITIAN Tahapan awal dalam penelitian ini adalah dengan melakukan identifikasi terhadap masalah yang akan diteliti dalam penelitian. Setelah menemukan masalah yang akan diteliti, dilakukan studi pustaka dengan mempelajari jurnal jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data lapangan yaitu data untuk contoh kasus jembatan Suramadu dan data lapangan jembatan Siak III. Pada contoh kasus jembatan Suramadu dilakukan pemeriksaan terhadap pengaruh jumlah node, pengaruh perletakan, pengaruh perubahan panjang dan pengaruh perubahan massa. Kemudian untuk pengujian lapangan jembatan Siak III dilakukan perhitungan terhadap gaya kabel dengan perhitungan secara manual dan Midas. Setelah didapatkan hasil dari analisa pada contoh kasus dan pengujian lapangan, diberikan kesimpulan dan saran sebagai langkah akhir dalam penelitian. Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka (Jurnal) Pengumpulan Data Lapangan Contoh Kasus (Jembatan Suramadu) Hasil Pengujian Lapangan (Jembatan Siak III) Pemeriksaan dengan Manual dan Midas Terhadap : Jumlah Nodal, Pengaruh Perletakan, Perubahan Panjang, dan Perubahan Massa Melakukan Perhitungan Gaya pada Kabel Menggunakan Manual dan Program (Midas Civil) Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1 Diagram Alir Penelitian HASIL DAN BAHASAN Analisa Kabel Jembatan Suramadu Jembatan kabel Suramadu memiliki jumlah kabel sebanyak 17 buah untuk bagian sebelah kiri (SC1 - SC17) kemudian sebanyak 17 buah untuk bagian tengah (MC1 - MC17). Panjang antara kabel bagian tepi dan bagian tengah memiliki keanekaragaman ukuran. Pada penelitian ini akan diambil salah satu kabel sebagai contoh bahan analisa. Kabel yang diambil untuk penelitian ini dipilih secara acak dan didapatkan kabel SC14. Tabel 1 Data Umum Kabel Jembatan Suramadu SC14 p (Cable Tension) = 4997,8 kn m (Mass of cable per unit length) = 0,0855 t/m L (Cable Length) = 199,133 m E (Modulus Elasticity) = 2,05 x 10 8 kn/m 2 A (Cross Section) = 0,0108911 m 2 D (Diameter) = 0,11775814 m I (Inersia) = 9,4392 x 10-6 m 4 f (Natural Frequency) = 0,607 Hz Dalam menganalisa gaya kabel pada kabel jembatan Suramadu ini, dilakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan pengaruh beberapa parameter terhadap gaya kabel, yaitu : Pemeriksaan pengaruh perletakan terhadap frekuensi alami kabel;

Pemeriksaan pengaruh jumlah node yang dipakai terhadap frekuensi alami; Pemeriksaan pengaruh perubahan panjang dan massa kabel terhadap gaya kabel menggunakan perhitungan dengan manual dan Midas. Pemeriksaan Pengaruh Perletakan terhadap Frekuensi Alami Analisa pengaruh perletakan ini dilakukan dengan menggunakan program Midas Civil. Hasil analisa pengaruh perletakan terhadap frekuensi alami kabel adalah sebagai berikut : Tabel 2Perbandingan Nilai Frekuensi Alami dengan Perletakan Berbeda Mode Frekuensi Alami (Hz) Fixed - Fixed Pin - Pin Pin - Fixed Gaya (kn) 1 0,602 0,602 0,602 2 1,208 1,208 1,208 4997,8 3 1,822 1,822 1,822 Frekuensi Alami (Hz) 2.000 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Mode 1 Mode 2 Mode 3 Fixed - Fixed Pin - Pin Pin - Fixed Mode Getar Gambar 2Grafik Pengaruh Perletakan terhadap Frekuensi Alami Berdasarkan gambar 2 grafik pengaruh perletakan terhadap frekuensi alami, dapat disimpulkan bahwa perubahan jenis perletakan tidak mempengaruhi nilai frekuensi alami yang terjadi pada kabel. Pemeriksaan Pengaruh Jumlah Node terhadap Frekuensi Alamiah Analisa pengaruh jumlah node pada penelitian ini dilakukan menggunakan program Midas dengan jumlah node yaitu 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 dan 20. Jumlah mode getar yang bandingkan yaitu sebanyak 5 mode getar. Berikut ini adalah hasil analisa pengaruh jumlah node terhadap besar frekuensi alami kabel. Tabel 3Jumlah Node dan Frekuensi Alamiah Frekuensi Alamiah (Hz) Jumlah Mode Nodal 1 2 3 4 5 4 0,629 1,406 13,292 6 0,612 1,292 2,047 2,829 12,934 8 0,606 1,243 1,941 2,721 3,563 10 0,604 1,227 1,887 2,601 3,382 12 0,603 1,219 1,859 2,537 3,262 14 0,603 1,214 1,843 2,499 3,190 16 0,602 1,211 1,833 2,475 3,144 18 0,602 1,209 1,827 2,460 3,114 20 0,602 1,208 1,822 2,449 3,092

Mode 1 Mode 2 Mode 3 Mode 4 Mode 5 4.00 3.60 Frekuensi Alamiah (Hz) 3.20 2.80 2.40 2.00 1.60 1.20 0.80 0.40 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Gambar 3Grafik Pengaruh Jumlah Node terhadap Frekuensi Alami Berdasarkan gambar 3 yaitu grafik pengaruh jumlah node terhadap frekuensi alami, dapat dilihat bahwa pengaruh jumlah node terhadap hasil frekuensi alami cukup signifikan. Semakin banyak jumlah node yang digunakan dalam permodelan Midas, hasil nilai frekuensi alami perhitungan akan lebih konsisten dibandingkan model dengan node yang sedikit. Misalnya dalam jika dalam analisa diperlukan mode sebanyak 2 mode, maka jumlah node yang digunakan berdasarkan grafik diatas adalah 8 node, karena untuk mode 2 hasil frekuensi jika dimodelkan dengan 8 node telah mendekati konsisten. Pemeriksaan Pengaruh Perubahan Panjang dan Massa Kabel terhadap Gaya Kabel Untuk menganalisa pengaruh perubahan panjang dan massa kabel terhadap gaya pada kabel, digunakan analisa perhitungan secara manual dan program Midas. Berikut adalah contoh perhitungan gaya kabel secara manual. p = 4mf n 2 L 2 n 2 - n2 π 2 EI L 2 (1) p = 4mf n 2 L 2 n 2 (2) 6300 Node 5900 5500 5100 4700 4300 Persamaan 1 Persamaan 2 MIDAS 3900 175 185 195 205 215 225 Panjang Kabel (m) Gambar 4Perbandingan Gaya Kabel Akibat Perubahan Panjang menggunakan Analisa Manual dan Midas dengan f = 0,607 Berdasarkan gambar 4 yaitu grafik perbandingan antara perhitungan gaya kabel secara manual dan Midas, terlihat bahwa hubungan antara perubahan panjang kabel terhadap gaya kabel dengan

frekuensi alamiah yang tetap adalah semakin bertambah panjang kabel tersebut, gaya kabel juga ikut membesar sehingga dapat dikatakan hubungan tersebut adalah mendekati linear. 5800 5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 0.075 0.080 0.085 0.090 0.095 Massa(t/m) Persamaan 1 Persamaan 2 Midas Gambar 5Perbandingan Gaya Kabel Akibat Perubahan Massa dengan Analisa Manual dan Midas dengan f = 0,607 Berdasarkan gambar 5, terlihat bahwa hubungan antara perubahan massa kabel terhadap gaya kabel dengan frekuensi alamiah yang tetap adalah semakin bertambah massa kabel tersebut, gaya kabel juga ikut membesar sehingga dapat dikatakan hubungan tersebut adalah linear. Analisa Jembatan Siak III berdasarkan Kajian dari Universitas Indonesia Analisa gaya kabel pada jembatan Siak III sebelumnya telah dilakukan oleh Dr. Ing. Josia I. Rastandi dari Universitas Indonesia. Analisa dilakukan pada kabel jembatan Siak III bagian hulu dan hilir dengan merata ratakan gaya yang didapat dari perhitungan 2 mode pertama. Dalam analisa gaya oleh Dr. Ing. Josia I. Rastandi, rumus manual yang dipergunakan adalah rumus persamaan 2. Berikut adalah hasil yang diperolehdr. Ing. Josia I. Rastandi dari Universitas Indonesia : 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 No. Hanger Hulu Hilir Gambar 6Analisa Gaya Kabel Jembatan Siak III oleh Dr. Ing. Josia I. Rastandi dengan 2 Mode Penentuan Jumlah Mode Frekuensi pada Jembatan Siak III Sebelum dilakukan analisa lebih lanjut terhadap gaya kabel, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap jumlah mode getar dari frekuensi yang akan digunakan. Untuk melakukan pemeriksaan ini, digunakan

program midas, kemudian diambil 2 buah kabel yaitu hanger no 1 dan no 10. Berikut ini adalah hasil pemeriksaan terhadap jumlah mode getar yang akan digunakan : 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Mode 1 Mode 1 s/d 2 Mode 1 s/d 3 Mode 1 s/d 4 Mode 1 s/d 5 Rata - Rata Mode Getar Gambar 7Gaya Kabel yang dirata - ratakan berdasarkan Mode Getar untuk Hanger No 1 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Mode 1 Mode 1 s/d 2 Mode 1 s/d 3 Mode 1 s/d 4 Mode 1 s/d 5 Rata - Rata Mode Getar Gambar 8Gaya Kabel yang dirata - ratakanberdasarkan Mode Getar untuk Hanger No 10 Berdasarkan gambar 7 dan 8, terlihat jika dilakukan analisa menggunakan mode 1, gaya yang dihasilkan kurang mewakili hasil keseluruhan mode getar. Jika dilihat dari grafik diatas minimal analisa perlu menggunakan 2 mode yang dirata ratakan untuk mendapatkan hasil yang lebih konsisten. Analisa Kabel Jembatan Siak III Dalam melakukan analisa perbandingan, diperlukan perhitungan secara manual sebagai kontrol terhadap perhitungan dengan menggunakan program. Analisa gaya kabel secara manual menggunakan rumus yang mengkorelasikan antara gaya dengan frekuensi alamiah serta diturunkan berdasarkan teori getaran dari senar (string). Berikut ini adalah data kabel jembatan Siak III no 1 untuk bagian hulu : Modulus Elastisitas : 2,0 x 108 kn/m 2 Diameter Kabel : 0,065 m Luas Kabel : 0,0033183 m 2 Massa/satuan panjang : 0,026048712 t/m Inersia Kabel : 8,76241 x 10-7 m 4 Panjang Kabel (L) : 2,711 m (Berdasarkan cek lapangan oleh Waskita) Frekuensi Alami : 39,06 Hz (Mode 1)

Contoh Perhitungan Dengan Persamaan 1 : p = 933 kn Dengan Persamaan 2 : p = 1168,34 kn Setelah dilakukan perhitungan terhadap seluruh gaya tarik pada kabel jembatan Siak III, didapatkan hasil sebagai berikut : 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 No. Hanger Persamaan 1 Persamaan 2 Midas Universitas Indonesia Gambar 9Perbandingan Rata Rata Gaya Kabel dengan Perhitungan Secaraa Manual, Midas, dan Kajian oleh Universitas Indonesia untuk Bagian Hulu Jembatan

Panjang Kabel (m) 20.000 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 No Hanger Gambar 10 Panjang Kabel untuk Bagian Hulu Jembatan Siak III Berdasarkan gambar 9 yaitu grafik perbandingan rata - ratagaya kabel dengan manual, Midas, dan kajian dari Universitas Indonesia untuk kabel bagian hulu, terlihat bahwa perhitungan dengan persamaan 2 dan Midas mendekati hasil kajian oleh Universitas Indonesia. Untuk persamaan 1 pada kabel dengan ukuran yang pendek, hasil yang didapatkan memiliki selisih yang cukup signifikan dengan persamaan 2, Midas dan kajian oleh Universitas Indonesia. SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan antara lain : a. Pada permodelan perletakan dengan fixed-fixed atau pin-pin yang diletakkan pada ujung ujung kabel, tidak mempengaruhi frekuensi alamiah kabel; b. Semakin banyak node yang digunakan, hasil perhitungan frekuensi pola getar akan semakin konsisten. Apabila dalam analisa diperlukan mode sebanyak 2 mode, maka jumlah node yang digunakan berdasarkan gambar 3 adalah 8 node, karena untuk mode 2 hasil frekuensi jika dimodelkan dengan 8 node telah mendekati konsisten; c. Pengaruh panjang kabel cukup sensitif terhadap gaya tarik kabel, dimana hubungan perubahan panjang kabel terhadap gaya mendekati linear; d. Pengaruh massa kabel tidak terlalu sensitif terhadap gaya tarik kabel, dimana hubungan antara perubahan massa kabel terhadap gaya adalah linear; e. Untuk analisa gaya kabel pada jembatan Siak III, perlu digunakan analisa minimal dengan 2 mode agar gaya yang dihasilkan lebih konsisten nilainya; f. Hasil analisa gaya kabel dengan persamaan 2 mendekati hasil analisa dengan midas, namun analisa gaya kabel dengan persamaan 1 kurang mendekati hasil dengan persamaan 2 maupun midas apabila kabel yang digunakan pada jembatan berukuran pendek. Sehingga jika kabel yang dianalisa tersebut berukuran pendek, sebaiknya digunakan analisa dengan persamaan 2 atau dengan midas. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah : a. Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap data frekuensi alami di lapangan dengan perhitungan secara manual; b. Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap penggunaan rumus manual untuk menentukan batasan panjang kabel minimum supaya perhitungan dengan rumus 1 dan rumus 2 dapat saling mendekati. REFERENSI Chang, Sung-Pil., et al. (2008). Nonlinear Dynamic Analysis of Spatial Suspended Elasti Catenary Cable with Finite Element Method. KSCE Journal of Civil Engineering, 12 (2), 121-128. Efendi,Feri. (2010). Jembatan Gatung dan Jembatan Cable Stayed. 1 Juni 2014. http://fericivil.blogspot.com/2010/12/jembatan-gatung-dan-jembatan-cable.html. Eklund, Alice. (2006). Measurement and Evaluation of Cable Forces in the Alvsborg Bridge. Master Thesis, Royal Institute of Technology, Stockholm.

Irpan Hidayat. (2011). Analisa Konstruksi Jembatan Cable Stayed Menggunakan Metode Kantilever (Studi Kasus Jembatan Suramadu). Thesis S2, Universitas Indonesia, Depok. Kreyzig, Erwin. (2006). Advanced Engineering Mathematic. (9 th Edition). Hoboken : Wiley. Rastandi, Josia I. (2011). Hasil Sementara Structural Assesment Jembatan Siak III. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Steiveman, D.B. (1953). A Practical Treatise on Suspension Bridges. New York : Wiley & Sons Inc. Supriyadi, B. & Muntohar, A.S. (2007). Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset. Wahyudi. (2012). Cable Stayed Bridge (Jembatan Kabel Panahan). 21 Maret 2014. http://www.scribd.com/doc/111321108/04-cable-stayed-bridge. Walther, R. Cable Stayed Bridges. (1988). (William Crozier, Penerjemah). London L Thomas Telford Ltd. Yamaguchi, Hiroki. (1992). Structural Dynamics. Thailand : Asian Institute of Technology. RIWAYAT HIDUP Darwin lahir di Tangerang pada tanggal 19 Juli 1992, Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam Bidang Teknik Sipil pada tahun 2014.