TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI

dokumen-dokumen yang mirip
RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Sustainability Policy

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru


Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

Skema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit. 8, 9 dan 10 Agustus

Forest Stewardship Council

2016, No Indonesia Nomor 4012); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PA

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

Panduan Dasar Memahami dan Memantau Penerapan Prinsip dan Kriteria RSPO

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO

Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Inisiatif Accountability Framework

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pertanyaan Umum (FAQ):

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Catatan informasi klien

2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu

Final - disetujui pada Juli 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

Corporate Presentation Tentang Musim Mas

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009

Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prinsip dan Kriteria

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1

RINGKASAN EKSEKUTIF. Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO

PANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014

Pematang Syahkuda, Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Panduan Dasar Memahami dan Memantau Penerapan Prinsip dan Kriteria RSPO

KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy)

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

GAR adalah salah satu perusahaan perkebunan minyak

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011

ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA. Versi 3.0

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

Catatan Pertemuan I (16-18 Oktober 2013) INDONESIAN NATIONAL INTERPRETATION TASK FORCE (INA-NITF)

Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

Modul Memahami RSPO. Pilihan Pendekatan Advokasi Hak Petani, Buruh, Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Terkena Dampak Industri Sawit di Indonesia

Corporate Presentation Tentang Musim Mas

Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC

Panduan Pengguna Untuk Sektor Kelapa Sawit. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA


INA-NITF ( ) 1 4 INDIKATOR PANDUAN CATATAN

Corporate Presentation Tentang Musim Mas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB))

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

Bekerja sama untuk konservasi hutan

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

Golden Agri-Resources Ltd

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

DRAFT PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan

RSPO Prinsip, Kriteria and Indikator

KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017.

Transkripsi:

TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI PROSES PENINJAUAN KEMBALI P&C 1. Mengapa proses peninjauan kembali P&C RSPO dilakukan setiap 5 tahun sekali? Ketika standarisasi RSPO (Principles & Criteria) disetujui pertama kali di tahun 2007, Dewan Eksekutif RSPO memutuskan untuk meninjau kembali dalam waktu 5 tahun. Untuk informasi lebih rinci tentang tujuan peninjauan kembali ini dapat melihat tulisan di situs resmi RSPO: http://www.rspo.org/blog/topic/30/transforming_the_market_- _review_of_the_generic_principles_and_criteria_of_the_rspo. Proses peninjauan kembali P&C RSPO dilakukan sesuai dengan standarisasi dari asosiasi global untuk berkelanjutan, ISEAL Alliance s Codes of Good Practice, yang merekomendasikan bahwa sebuah standarisasi harus ditinjau kembali minimal setiap lima tahun sekali: http://www.isealalliance.org/. 2. Berapa lama waktu diperlukan untuk melakukan peninjauan kembali P&C dan siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya? Dewan Eksekutif RSPO memberikan mandat kepada P&C Review Task Force untuk meninjau kembali dan memperbaiki P&C guna mempertahankan relevansi dan efektivitasnya. Proses peninjauan kembali P&C dimulai pada bulan November 2011. Masukan-masukan terhadap proses peninjauan kembali P&C digalang mlalui dua kali konsultasi publik dan diskusi yang dilakukan dalam empat kali pertemuan P&C Review Task Force. Untuk informasi lebih lanjut tentang proses dan kemajuan proses pengkajian ulang P&C dapat dilihat di: http://www.rspo.org/en/principles_and_criteria_review. Teks di dalam P&C yang telah direvisi disusun dan disetujui dalam banyak pertemuan dan diskusi yang melibatkan P&C Review Task Force dan Steering Group, disahkan oleh Dewan Eksekutif RSPO pada tanggal 27 Februari 2013, dan kemudian diterima dan disahkan pada Extraordinary General Assembly anggota-anggota RSPO pada tanggal 25 April 2013. Proses peninjauan kembali P&C RSPO difasilitasi oleh ProForest, sebuah lembagai konsultasi independen yang memiliki keahlian dalam membantu organisasi, perusahaan, pemerintahan, dan juga komunitas menemukan solusi terbaik bagi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. - 1 -

3. Siapa anggota RSPO yang tergabung dalam P&C Review Task Force? Anggota P&C Review Task Force terdiri dari anggota substantif yang berasal dari organisasiorganisasi sebagai berikut: Grower (9): Indonesia: PT Agro Indomas; SIPEF; Wilmar Malaysia: Sime Darby; Kulim (Malaysia) Berhad; Genting Plantations Berhad Negara-negara lain: New Britain Palm Oil Limited; Agropalma; SIAT SA LSM Lingkungan (4): WWF; The Zoological Society of London; Orangutan Land Trust; Conservation International LSM Sosial (4): Both Ends; Solidaridad; Oxfam International; Sawit Watch Rantai Pasokan (4): Unilever; Carrefour; Royal Dutch Shell plc; Soyuz Corporation ISI P&C YANG TELAH DIREVISI 4. Penambahan signifikan apa yang dimasukkan di revisi P&C yang membuat standarisasi RSPO tetap relevan di pasar? Terdapat beberapa perubahan kriteria, indikator dan panduan yang ada yang mengklarifikasi dan meningkatkan relevansi dan efektivitas P&C. Perubahan tersebut mencakup: (a) satu kriteria baru yang mengharuskan para grower untuk meminimalisir emisi gas rumah kaca dari perkebunan yang baru (b) satu kriteria baru mengenai praktek bisnis yang getis, yang mengharuskan perusahaanperusahaan untuk memiliki serta menjalankan kebijakan yang menentang korupsi (c) satu kriteria baru yang mengharuskan bahwa kebijakan mengenai hak asasi manusia diberlakukan dan dikomunikasikan ke seluruh struktur perusahaan (d) satu kriteria baru yang menentang kerja paksa Teks digunakan di dalam P&C juga telah dipertegas, dipersingkat dan diseragamkan agar memiliki dampak dan otoritas yang lebih besar. 5. Apakah penggunaan pestisida dibahas di dalam P&C yang telah direvisi? Pestisida-pestisida, termasuk paraquat, yang diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Kelas 1A atau 1B, atau tercatat oleh Konvensi Stockholm, atau tercatat Konvensi Rotterdam Convention, dilarang, kecuali di dalam situasi tertentu sebagaimana dijabarkan dalam pedoman nasional Best Practice. P&C yang telah direvisi dengan tegas menyatakan bahwa pestisida hanya dapat digunakan di dalam situasi yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Pada saat larangan langsung terhadap penggunaan pestisida paraquat dibahas selama proses peninjauan kembali, sebuah jalan tengah berhasil dicapai dimana penggunaan pestisida paraquat diperbolehkan - 2 -

hanya dalam situasi tertentu, ketika tidak ada alternatif lain yang dapat dilakukan. Definisi dari situasi tertentu akan ditentukan lebih lanjut oleh proses National Interpretation atau Interpretasi Nasional yang dilakukan oleh setiap negara. Arahan dari RSPO sudah jelas: setiap grower harus berusaha untuk meminimalkan serta menghentikan penggunaan pestisida paraquat, dimana secara praktis berarti menyampaikan rencana pasti dan tenggat waktu penghentian penggunaan pestisida. Penanganan, penyimpanan, serta pembuangan pestisida secara aman, termasuk indikatorindikator baru yang mengharuskan para grower untuk berkonsultasi dengan masyarakat di sekitar perkebunan ketika mereka mengaplikasikan pestisida di melalui udara, juga telah disinggung di dalam P&C. 6. Apakah komponen mengenai emisi gas rumah kaca atau emisi Greenhouse Gas (GHG) juga dicantumkan di dalam P&C yang telah direvisi? Salah satu isu utama yang diangkat dalam proses peninjauan kembali P&C adalah rekomendasi dari RSPO Greenhouse Gas (GHG) Working Group. Melihat pentingnya isu GHG, dan juga tantangan-tantangan yang ada dalam menentukan kadar emisi, RSPO telah merevisi kriteria monitoring dan pelaporan emisi GHG dari operasi yang sudah ada, dan menyusun kriteria baru tentang minimalisasi emisi bersih GHG dari perkebunan baru. Akan tetapi, diakui juga bahwa emisi-emisi yang signifikan tersebut tidak dapat dimonitor sepenuhnya atau diukur secara akurat dengan menggunakan pengetahuan dan metodologi yang ada sekarang. Para grower dan pengolah juga telah menyampaikan komitmennya terhadap periode implementasi untuk mempromosikan praktik terbaik dalam pelaporan kepada RSPO, dan setelah tanggal 31 Desember 2016, kepada pelaporan publik tentang kedua kriteria tersebut. Selama periode implementasi, RSPO akan terus menyusun dan menyempurnakan mekanisme pelaporan dan pengkajian karbon. Para grower dan pengolah membuat komitmen tersebut dengan dukungan dari seluruh kelompok pemangku kepentingan yang ada di dalam RSPO. Revisi ini menunjukkan komitmen RSPO dalam menyusun persyaratan yang kredibel terkait emisi GHG. 7. Apakah P&C yang telah direvisi sesuai dengan yang diharapkan dalam mempertahankan relevansi dan dampak di pasar industri minyak sawit, sebagai tolok ukur bagi praktek berkelanjutan terbaik untuk minyak sawit? Perlu diingat bahwa setiap proses peninjauan kembali P&C merupakan bagian dari sebuah proses perubahan, yang ditujukan untuk mencapai keberlanjutan sepenuhnya. Oleh karena itu, RSPO berkomitmen untuk melanjutkan perbaikan dan juga memperkuat Principles, Criteria, dan Guidance RSPO untuk tahun 2013 dan seterusnya. Akan tetapi untuk melakukan hal ini, RSPO perlu menjalankan wewenangnya dengan dukungan penuh dari para anggota RSPO. - 3 -

Pada dasarnya, sebuah proses yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan merupakan sebuah proses dimana semua pihak harus memiliki konsensus tentang isu-isu utama. Sebagai konsekuensinya, setiap kelompok pemangku kepentingan harus berkompromi selama berlangsungnya proses peninjauan kembali. 8. Banyak standar sertifikasi saat ini yang mengklaim telah mempertimbangkan area dengan persediaan karbon yang tinggi (high carbon stock) dan tidak adanya penanaman di lahan gambut. Mengapa RSPO belum bisa melakukan hal serupa? Selama proses peninjauan kembali P&C, beberapa usulan disampaikan untuk menerapkan pelarangan penuh terhadap penanaman sawit di lahan gambut. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi sumber utama potensi emisi GHG dan untuk melestarikan nilai lingkungan lahan gambut tropis. Kompromi yang dihasilkan di dalam P&C yang direvisi adalah: Penanaman secara extensif pada lahan curam, dan/atau lahan marjinal dan rapuh, termasuk lahan gambut, harus dihindari. Kalimat ini dapat dikatakan lebih ketat dibandingkan kalimat yang tertera di P&C 2007, yang tidak menyebutkan lahan gambut di dalam Kriteria. Revisinya, walaupun belum menjadi sebuah larangan langsung terhadap penanaman di lahan gambut, merupakan langkah signifikan menuju arah yang seharusnya. Interpretasi Nasional akan lebih jauh menetapkan batasan dan kontrol yang lebih spesifik. 9. Sudahkan P&C yang telah direvisi mempertimbangkan implementasi secara luas di negaranegara produsen dari Asia Tenggara hingga Congo Basin hingga Amazon dan Oceania? Kapankah Interpretasi Nasional akan dijalankan? Sebagaiman ditetapkan dalam Sistem Sertifikasi RSPO, bahwa Interpretasi Nasional harus direvisi dalam waktu 12 bulan setelah tanggal ratifikasi atau pengesahan (April 2014) agar konsisten secara penuh terhadap P&C RSPO 2013. Para pemegang sertifikat diwajibkan untuk menerapkan versi baru Interpretasi Nasional dalam kurun waktu satu tahun sejak difinalisasi (April 2015). Di negara-negara yang tidak memiliki Interpretasi National, dan/atau ketika anggota telah melakukan interpretasi lokal terhadap operasi mereka sendiri, P&C 2013 berlaku secepatnya setelah ratifikasi (Mei 2013) dan akan diterapkan untuk sertifikasi baru setelah tanggal ratifikasi. Dalam kasus dimana tidak ada Interpretasi Nasional, sekretariat RSPO, sebagaimana diminta oleh RSPO P&C Review Taskforce, akan menyusun panduan umum bagi isuisu yang dipandang membutuhkan klarifikasi di dalam P&C 2013. 10. Bagaimana penggunaan standarisasi yang telah direvisi untuk sertifikasi petani sawit (smallholder)? Sertifikasi petani sawit merupakan adaptasi dari P&C RSPO, terutama Guidance for Independent Smallholders under Group Certification (Juni 2010), dan Guidance on Scheme Smallholders (Juli - 4 -

2009). Dokumentasi sertifikasi petani sawit juga akan ditinjau setelah P&C 2013 diratifikasi oleh RSPO Extraordinary General Assembly pada 25 April 2013. PROSES MULTI-STAKEHOLDER 11. Apakah ada perbedaan kepentingan di antara sektor selama proses peninjauan kembali? RSPO merupakan organisasi multi-stakeholder, dan dalam konteks ini merepresentasikan keinginan fundamental dari berbagai pihak yang berbeda di sektor minyak sawit, yang berkumpul untuk visi yang sama. Pada akhirnya, para grower harus untuk mematuhi P&C yang telah direvisi dengan menetapkan target performa yang sesuai dengan yang diharapkan oleh para pembeli minyak sawit yang ada di sepanjangn rantai pasokan. Perbedaan pendapat yang muncul bukan hanya merupakan hal yang wajar, tetapi juga merupakan faktor penting dalam mencapai titik temu yang kuat dari pertimbangan dan proses penyelarasan berbagai kepentingan yang intensif. Penekanan atas kompromi yang demikian berarti bahwa setiap hasil yang dicapai adalah hasil setiap perwakilan di RSPO dan, oleh karenanya, dapat memperkuat komitmen dan meningkatkan keberhasilan implementasi di lapangan. STANDARISASI LAINNYA 12. Bagaimana RSPO akan diposisikan di antara standarisasi nasional yang ada dan sedang berkembang saat ini? Relevansi, kredibilitas dan ketahanan setiap standarisasi akan dipengaruhi oleh pasar. Standarisasi RSPO jelas berbeda dengan standarisasi nasional yang ada di negara-negara produsen. P&C RSPO akan mempertahankan relevansi dan kredibilitasnya sebagai hasil dari prosedur peninjauan yang ketat ini, yang secara efektif telah mengevolusi standarisasi keberlanjutan RSPO, dengan mendorong hubungan yang dimiliki oleh RSPO dengan seluruh sektor dalam industri minyak sawit. Standarisasi RSPO disusun melalui sebuah proses yang inklusif, melibatkan semua pemain inti yang ada di sepanjang rantai pengawasan industri minyak sawit baik secara langsung maupun tidak langsung. Standarisasi RSPO juga berlaku tidak hanya di satu negara produsen, mengakomodir adaptasi global di seluruh negara perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika dan Oceania. P&C RSPO juga diaudit oleh panel yang yang beranggotakan Certification Bodies atau Badan Sertifikasi, yang terakreditasi oleh badan akreditasi independen (ASI International) yang memberikan pengawasan lebih ketat. P&C RSPO melampaui persyaratan hukum di dua area penting: Free Prior & Informed Consent (FPIC), dan High Conservation Value (HCV). Disamping itu, RSPO juga memiliki standarisasi Supply Chain Certification untuk perdagangan dan penelusuran dari hulu hingga hilir yang menggunakan merek dagang RSPO pada produk-produk konsumen. - 5 -

RSPO bangga sebagai katalisator bagi standarisasi nasional lainnya yang kini sedang berkembang. Tujuan utama kami adalah untuk menginspirasi dan mendorong penerimaan secara luas terhadap praktek-praktek keberlanjutan dalam produksi minyak sawit. RESOLUSI 13. Apakah resolusi yang menyetujui P&C yang telah direvisi didukung sepenuhnya oleh Dewan Eksekutif RSPO dan dalam Extraordinary General Assembly yang diselenggarakan pada 25 April di Kuala Lumpur, Malaysia? Ya, resolusi tersebut didukung secara penuh oleh Dewan Eksekutif RSPO. Sebanyak 222 anggota RSPO (hampir tiga kali lipat kuorum yang dibutuhkan) dari tujuh sektor, termasuk perwakilan, memberikan suaranya EGA tersebut: 213 memberikan suara mendukungstandarisasi yang telah direvisi. Terdapat jumlah kehadiran peserta yang seimbang di EGA dari kelompok grower dan produsen barang-barang konsumen, sebagai dua sektor dengan perwakilan terbanyak di RSPO, diikuti oleh kelompok Processor & Trader dan sektor lain dari kelompok Ritel, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Bank. - 6 -