III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Tengah. Sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil

TATA CARA PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Instruksi Kerja Laboratorium Kimia Tanah FP UB INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM KIMIA TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM KIMIA TANAH

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

Lampiran 1 Lay out penelitian I

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB 3 METODE PERCOBAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di Talang Padang Kabupaten Tanggamus Januari - Februari 2013 sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Januari 2013 dan Januari 2015. B. Bahan dan Alat Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan kompos dalam penelitian ini adalah kulit kopi (umur simpan 1 tahun). Kotoran ternak yang digunakan adalah kotoran sapi (umur simpan 1 minggu), kotoran kambing (umur simpan 1 minggu), dan kotoran ayam (umur simpan 1 minggu) yang diperoleh dari peternakan sapi, peternakan kambing dan peternakan ayam di desa Talang Padang. Serta bahan bahan kimia untuk analisis C, N, P, K di laboratorium Peralatan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari peralatan laboratorium seperti alat destruksi, alat destilasi, labu semi-mikro Kjeldahl, alat pemanas semimikro Kjeldahl, buret, pipet dan ph meter. Peralatan yang digunakan di lapangan

28 berupa timbangan, sekop atau cangkul, termometer, sepatu boot, pisau atau golok, sarung tangan,plastik, terpal, masker, bambu, dan sebagainya. C. Metode Penelitian Perlakuan dalam penelitian ini yaitu K1 (kulit kopi 150kg + kotoran ayam 300kg), K2 (kulit kopi 150kg + kotoran kambing 300kg), dan K3 (kulit kopi 150kg+ kotoran sapi 300kg). Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang dianalisis secara deskriptif. Pengomposan dilakukan selama 40 hari dan dibalik 10 hari sekali. Seluruh satuan percobaan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan selama 40 hari pengomposan yang meliputi pengamatan suhu harian, (warna, bau, tekstur) setiap 10 hari sekali, rasio C/N, kandungan C- organik, N-total, ph, kadar air, dilakukan awal dan akhir pengomposan, serta kandungan P dan K dilakukan pada perlakuan terbaik. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang dianalisis secara deskriptif. D. Pelaksanaan Penelitian 1. Penghitungan Komposisi Campuran Secara teori, berdasarkan C/N rasio bahan kompos masing - masing yang didapat dari pustaka yaitu C/N kulit kopi kering 140, C/N kotoran ayam 25 (17,5/0,7), C/N kotoran kambing 25 (7,5/0,3), C/N kotoran sapi 25 (7,5/0,3) (Lingga,1991). Untuk memenuhi C/N rasio yang optimal pada proses pengomposan yaitu sebesar

29 30-40, maka campuran kulit kopi kering dan jenis kotoran ternak masing masing adalah 1:2. 2. Proses Pengomposan Kulit kopi kering 150Kg + kotoran ternak (Ayam,Kambing,Sapi) masing masing 300Kg dicampur hingga rata. Setelah bahan-bahan tersebut tercampur rata, bahan kompos siap dikomposkan di bangsal pengomposan selama ± 40 hari. Pengomposan dilakukan dengan cara menumpuk bahan baku kompos dan membentuk tumpukan kompos tersebut seperti kubus dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1 m, dan tinggi 1 m. Kadar air dalam campuran bahan utama dan kotoran ternak yang telah tercampur diusahakan berkisar antara 40-60%. Apabila kadar air campuran kurang dari kisaran tersebut maka dapat ditambahkan air ke dalam campuran hingga diperkirakan kadar air campuran mencapai 40-60%. Perkiraan dalam mencapai kadar air tersebut dapat dilakukan secara manual dengan cara mengepal campuran bahan. Jika campuran ketika digenggam meneteskan air menunjukkan kadar air melebihi kisaran 60% dan jika campuran ketika digenggam tidak meneteskan air dan ketika genggaman dibuka gumpalan tidak pecah menunjukkan kadar air bahan antara 40-60%.

30 3. Diagram Alir Proses Pengomposan Kulit Kopi Kering 150Kg Kotoran Ternak (kotoran sapi, kotoran kambing, kotoran ayam)@300kg Pengamatan suhu harian selama 40 hari Bahan Campuran Kompos Total 450 Kg Penumpukan di Bangsal ± 40 hari Pengamatan : C/N ph Kadar Air Penambahan air hingga 40-60 % Pengamatan : Pembalikan setiap 10 hari sekali Warna Tekstur Pengamatan : Bau Kadar air ph Kompos N Total C-organik C/N Rasio Warna Tekstur Bau Terbaik : Phospor & Kalium Gambar 6. Diagram alir proses pengomposan kulit kopi kering Sumber : Sularno, 2014 yang dimodifikasi

31 Gambar 7. Desain wadah pengomposan dengan tumpukan awal 1x1x1 m E. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan terhadap kompos adalah suhu harian (Yuwono, 2005 dalam Harmoko, 2008), ph (AOAC, 1990), kadar air (AOAC 1990), N-total dengan metode semi-mikro Kjeldahl yang dimodifikasi (Thom dan Utomo, 1991), dan C-organik dengan metode Walkey and Black (Thom dan Utomo, 1991), rasio C/N, Fosfor (P) dengan metode Bray 1 atau Bray 2 (Thom dan Utomo, 1991), serta Kalium (K) dengan metode Flame photometer (Thom dan Utomo, 1991).

32 1. Pengamatan suhu harian Pengukuran suhu dilakukan setiap hari menggunakan termometer dengan cara memasukan termometer pada tumpukan kompos di tempat yang berbeda sebanyak 3 sampai 5 tempat. Data yang diperoleh kemudian dihitung rata-ratanya dan kemudian dijadikan suhu harian pengomposan. 2. Pengukuran derajat keasaman (ph) Pengamatan ph mengacu pada AOAC (1990), yaitu dengan menggunakan ph meter, pengukuran dilakukan pada awal dan akhir pengomposan. Sebanyak 10 g sampel dicampur dengan 50 ml air mineral, didiamkan selama 24 jam dan kemudian dilakukan pengukuran ph. Sebelum dilakukan pengukuran, ph meter harus distandarisasi dahulu dengan menggunakan larutan buffer ph 7,0 atau ph 4,0. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap larutan sampel dengan elektrodanya ke dalam larutan sampel dan biarkan beberapa saat sampai diperoleh pembacaan yang stabil. 3. Pengamatan kadar air Penentuan kadar air dari tumpukan kompos mengacu pada penentuan kadar air cara pemanasan menggunakan oven (AOAC 1990). Pengamatan ini dilakukan setiap pembalikan dalam proses pengomposan. Sebanyak 25 g sampel ditimbang dalam botol timbang yang telah diketahui berat keringnya. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 0 C selama 12 jam, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Selanjutnya sampel dipananskan kembali dalam oven selama 30

33 menit, didinginkan kembali dalam desikator dan ditimbang kembali beratnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg). Selisih antara berat basah dan berat kering merupakan kandungan air dalam bahan atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kadar air = Berat Basah Berat Kering X 100 % Berat Basah 4. Nitrogen Total Kandungan N-total pada tumpukan kompos dianalisis dengan menggunakan Metode Semi-Mikro Kjeldahl (Thom dan Utomo, 1991). Pengukuran ini dilakukan pada awal dan akhir proses pengomposan. Sebanyak 1 g sampel ditempatkan dalam labu semi-mikro Kjeldahl 100ml, kemudian ditambahkan 5ml larutan asam sulfat salisilat dan dibiarkan selama beberapa jam pada suhu ruangan. Setelah itu labu dipanaskan dalam dengan alat pemanas sampai berhenti berbuih. Kemudian labu didinginkan dan ditambahkan 1,1 g campuran katalis. Labu diletakkan di atas alat pemanas, panas ditingkatkan hingga proses perombakan selesai dan campuran dalam labu mendidih secara perlahan-lahan selama 5 jam. Suhu pemanasan selama pendidihan ini diatur sehingga asam sulfat mengkondensasi kira-kira sampai sepertiga bagian atas leher labu. Stelah perombakan selesai, labu dibiarkan dingin dan ditambahkan 10 ml air destilata. Kemudian diaduk secara perlahan hingga padatan berubah menjadi suspensi dan labu dibiarkan menjadi dingin.

34 Sampai tahap ini, labu ditutup untuk dilakukan detilasi. Peralatan destilasi disiapkan dengan pemanasan generator uap sampai mendidih. Cairan dari labu destilasi ditransfer dan labu pengurai dibilas dengan air destialata (5ml) sebanyak 2 kali dan air bilasannya ditransfer ke labu destilasi. Labu dihubungkan ke peralatan destilasi uap, system destilasi uap ditutup, dan kemudian diletakkan sebuah erlenmeyer 100 ml yang berisi 25ml asam borat dibawah kondensor. Kemudian ditambahkan NaOH 40% sebanyak 20 ml dengan menggunakan corong dan dialirkan secara perlahan ke dalam labu destilata. Generator uap dihentikan ketika larutan destilata mencapai kira-kira 40 ml. Ujung tabung destilasi dibilas dan labu erlenmeyer yang mengandung bahan destilata diambil. Titrasi larutan destilata dengan HCL 0,025 N standar dengan menggunakan buret. Perubahan warna pada titik akhir adalah dari hijau menjadi merah jambu. Perhitungan: % N= N x ml x 14 x 100 Berat sampel (mg) 5. Total C-organik Kandungan C-organik dianalisis dengan menggunakan metode Walkey and Black (Thom dan Utomo, 1991). Analisis ini dilakukan pada awal dan akhir proses pengomposan. Sampel sebanyak 0,2 g yang lolos ayakan 2 mm ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. Sebanyak 10 ml kalium bikromat 1 N ditambahkan ke dalam labu. Kemudian ditambahkan 15 ml asam sulfat pekat dan digoyang secara perlahan dengan cara memutar labu selama 2 menit.

35 Diusahakan agar sampel tidak naik keatas sisi bagian atas gelas labu sehingga tidak terjadi kontak dengan pereaksi. Labu akan menjadi panas saat asam sulfat ditambahkan dan dibiarkan selama 30 menit. Sebanyak 100 ml air ditambahkan dan dibiarkan hingga dingin. Tambahkan 5 ml asam fosfat pekat, 2,5 ml larutan NaF 4% dan 5 tetes indikator difenilamin. Sampel dititrasi dengan larutan ammonium sulfat besi (2 + ) 0,5 N hingga warna larutan berubah dari coklat kehijauan menjadi lebih keruh (turbid blue). Kemudian dititrasi tetes demi tetes dan labu digoyang terus menerus hingga warna berubah dengan tajam menjadi hijau terang. Sampel blangko disiapkan dan dilakukan prosedur yang sama. Perhitungan : ml K2Cr2O7 (1- s / t ) % C = 0,3886 % berat sampel tanah Keterangan : s = ml titrasi sampel t = ml titrasi blanko 6. Rasio C/N Pengukuran rasio C/N dilakukan dengan menghitung perbandingan nilai Total C- organik dan Nitrogen Total yang diperoleh dari data hasil analisis. Perhitungan : Rasio C/N = Nilai C-Organik Nilai N-Total 7. Warna, bau, dan tekstur Pengamatan warna tumpukan kompos mengacu pada penampakan visual. Warna yang diamati adalah perubahan warna selama pengomposan 0 hari, 10 hari, 20 hari, 30 hari, dan 40 hari. Untuk pengamatan bau dan tekstur dilakukan sama

36 seperti pada pengamatan warna yaitu pada pengomposan pengomposan 0 hari, 10 hari, 20 hari, 30 hari, dan 40 hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan kompos yang dihasilkan telah matang dan siap untuk digunakan. Kompos yang baik berbau tanah (netral) dan bertekstur remah. 8. Analisis Fosfor (P) Kandungan Fosfor (P) dianalisis dengan menggunakan metode Bray 1 atau Bray 2 (Thom dan Utomo, 1991). Analisis P dilakukan pada akhir penelitian dimana produk kompos dengan perlakuan terbaik akan dianalisis kadar P. Sampel kompos kering yang telah lolos ayakan 0.5mm ditimbang seberat 2gr, kemudian masukkan botol kocok dan tambahkan 20ml pengesktrak Bray 1 atau Bray 2 (ditentukan oleh ph tanah) kemudian dikocok selama 5 menit pada mesin pengocok. Setelah selesai saring larutan dengan kertas saring whatman 42 dan filtrat saringan ditampung. Pipet 5 ml hasil saringan dan masukkan dalam tabung reaksi,tambahkan 20 ml aquadest dan reagen B sebanyak 8 ml, didiamkan selama 20 menit. Selanjutnya, tetapkan absorban dengan spectronic 21 pada panjang gelombang 882 nm demikian juga dengan deret standard P. Konversi bacaan % absorban dan hitung besarnya mgl-1p berdasarkan garis regresi dari pada kurva standard P yang diperoleh. Perhitungan : P.tersedia (mgl-1) = Bacaan sampel A x pengenceran x Fka B

37 9. Analisis Kalium (K) Kandungan Kalium (K) dianalisis dengan menggunakan metode Flame photometer (Thom dan Utomo, 1991). Analisis K dilakukan pada akhir penelitian dimana produk kompos dengan perlakuan terbaik akan dianalisis kadar K. Sampel sebanyak 1 g yang telah lolos ayakan 0.5 mm dimasukkan dalam tabung sentrifuge. Tambahkan 10 ml aquades, kocok selama 30 menit dan setelah itu sentrifuge selama 10 menit. Buang cairan yang dihasilkan. Tambahkan 10 ml NH 4 OAc ph 7 ke dalam tabung yang masih terdapat sampelnya, dikocok pada mesin pengocok selama 60 menit. Setelah itu, sampel disentrifuge selama 10 menit, saring dengan kertas saring. Tampung filtrat yang dihasilkan. Tambahkan 10ml NH 4 OAc ph 7 ke dalam tabung, kocok dan sentrifuge selama 10 menit. Tambahkan 10 ml NH4OAc 1N ph 7 yang mengandung 1% NH4Cl 1N ke dalam tabung, kocok dan sentrifuge selama 10 menit. Saring dan filtrat ditampung kembali ke wadah yang sama. Filtrat kemudian diukur kadar K menggunakan Flame photometer. Catat bacaan pada alat flame photometer. Konversi bacaan berdasarkan garis regresi dari pada kurva standard K yang diperoleh. Perhitungan : K(me/100gr) = Bacaan sampel A x Pengenceran x Fka B