BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN TEORI

Panduan CINTA. AyahBunda. untuk. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Puskesmas Kecamatan Cilincing

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN (PKPS)

MAKALAH KPSP DAN KPAP

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

DETEKSI DINI DAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK. Nur Faizah R

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep

1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 1-2 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2016

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Perbandingan Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan yang

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

DETEKSI DINI PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN CAWANG TAHUN 2015

BAB II LANDASAN TEORI

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

Mengenali Perkembangan Balita

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB II TINJAUAN TEORI

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

JUKNIS PELAKSANAAN KELAS ASI

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

Tahapan Masa Pertumbuhan Batita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

Berkaitan dg perubahan besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, atau individu, yang bisa diukur dg ukuran berat, panjang, umur tulang,

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi. kesehatan

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

Bayi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia. aktifitas bermain dan beradaptasi dengan lingkungan.

PERKEMBANG ANAK NORMAL DALAM KELUARGA OLEH: NIA SUTISNA PLB FIP UPI

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Main engklek Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek.

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

PROPOSAL TUGAS AKHIR IPTEK BAGI FISIOTERAPI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan ini

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

Transkripsi:

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi dan Balita 1. Masa Bayi Masa bayi merupakan masa yang sulit, terutama karena bayi tidak bisa menceritakan bagaimana mereka melihat dirinya sendiri (Santrock,2007). Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana sebelum masa bayi terdapat masa neonatus yaitu umur 0-28 hari ( Hidayat, 2008). Pada masa perinatal dimulai dari periode kehamilan 28 minggu sampai 7 hari setelah bayi lahir, yang mana bayi baru lahir harus melewati masa transisi, walaupun mempunyai sistem pengaturan sendiri, bayi dan anak-anak masih tergantung pada anggota keluarga yang lebih tua,kemudian pada beberapa pertama kehidupannya akan ditandai dengan perkembangan pesat terutama otaknya (Soetjiningsih, 1995). Pada dasarnya tiap-tiap perkembangan memiliki potensi yang berbeda beda, perkembangan masa neonatus ini dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang, bersuara dan bereaksi terhadap suara, adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila direspon menggunakan jari serta mampu menggerakan tubuh dengan seimbang dan mengangkat kepalanya (Hidayat, 2008). 1

2 Saat bayi berusia 1-3 bulan bayi mulai belajar tengkurap dan belajar mengangkat kepalanya, kemampuan penglihatannya telah bertambah, tersenyum melihat muka seseorang, bereaksi terhadap suara, mengenal ibunya dengan penciuman, penglihatan, pendengaran dan kontak batin serta bayi mulai mengoceh dengan spontan. Usia 3-6 bulan bayi berusaha memperluas pandangannya, berguling-guling, belajar meraih benda-benda yang ada diluar jangkauannya, mencari dan menengok sumber suara, giginya mulai tumbuh dan sering menaruh benda dimulutnya, sedangkan saat bayi berusia 6-9 bulan tahapan perkembangan yang berhasil diraih anak yakni bayi belajar duduk tanpa dibantu, merangkak untuk meraih benda, mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain,bergembira dan melempar-lempar benda, mengenal anggota keluarga, bayi dapat memegang dan memakan kue sendiri serta mulai bisa diajak bermain tepuk tangan dan sembuyi-sembunyian. Ketika usia anak 9-12 bulan maka bayi sudah mulai belajar berdiri sendiri dengan berpegangan, berjalan dengan berpegangan, mengulang bunyi atau suara, belajar mengucapkan satu atau dua kata, mengerti perintah atau larangan dan mampu untuk meraih benda kecil dengan tangannya serta pada usia ini bayi sudah bisa diajak berpaartisipasi dalam permainan (Bambang, 2011). Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang berpengaruh pada perkembangan anak untuk menjadi lebih mandiri, apabila pada masa ini anak mengalami keterlambatan maupun gangguan dalam perkembangannya maka anak mengalami gangguan emosional dan masalah

3 sosial pada masa mendatang, oleh karena itu orang tua harus lebih aktif dalam memberikan stimulasi serta memerlukan hubungan yang lebih antara orang tua dengan anaknya ( Nursalam, 2005). 2. Masa balita Pada masa ini merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada masa berikutnya. Dengan kata lain merupakan masa emas untuk mempersiapkan seorang individu untuk menghadapi tuntutan zaman sesuai potensinya (Fadhli, 2010). Pada usia 1-3 tahun pertumbuhan anak secara fisik akan lebih lambat bila dibandingkan pada masa bayi, tetapi untuk perkembangan anak secara motorik lebih cepat. Pada masa ini sering mengalami pengurangan pada nafsu makan, berdiri tegak dan kaku kemudian berjalan dengan berpegangan, namun pada usia 16 bulan anak akan berlari dan menaiki tangga tapi masih kaku, kemudian interaksi anak dengan keluarga lebih besar dibandingkan pada masa bayi namun pada masa ini rasa egois anak lebih bsar, apabila anak sudah memegang suatu benda akan sulit untuk diambil karena dia merasa bahwa setiap benda yang dipegang adalah miliknya (Nursalam, 2005). Menurut teori Erikson, pada masa ini anak berada pada fase mandiri, malu atau ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak dengan belajar makan dan berpakaian sendiri, maka hal ini akan membuat anak merasa malu atau ragu saat orang tua selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang dilakukan anak. Pada masa ini anak sudah dilatih untuk buang air di toilet, anak juga sudah mampu

4 menyebutkan beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua kata, dan mengulang kata-kata baru (Nursalam, 2005). Pada masa ini anak harus benar-benar dibimbing oleh oarang tua, hubungan orang tua dengan anak harus akrab namun harus tegas sehingga orang tua akan lebih mudah untuk mengetahui kebutuhan anak, sehingga nantinya anak dapat berkembang dengan baik serta mampu mengendalikan otot-otot dan rangsangan dari lingkungannya (Hidayat, 2008). B. Perkembangan 1. Pengertian Perkembangan Perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan kembangnya anak menjadi seorang yang terampil dan cakap dalam komunikasi maupun bergerak (Thompson, 2003). Perkembangan tersebut meliputi perkembangan bahasa, sosial, motorik halus dan motorik kasar seperti kemampuan gerakan tangan anak dan berjalan (Hidayat, 2002). Perkembangan termasuk suatu proses yang berubah-ubah, pembentukan tubuh serta anggota badan lain seperti tangan dan kaki, peningkatan drastis dalam kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot yang besar maupun kecil, perkembangan sosial, pemikiran dan bahasa serta munculnya kepribadian (Wahab, 2000). Perkembangan merupakan perubahan sesuatu fungsi yang disebabkan oleh proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu disebabkan karena perubahan tingkah laku dan kepribadian sebagai hasil belajar ( Ahmadi, 2005). Dalam perkembangan

5 anak akan menghadapi masa kritis dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi berkembang sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan (Nursalam, 2005). Dalam waktu perkembangannya kecepatan perkembangan anak yang satu dengan yang lain mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Yang mana kematangan kemampuan intelektual anak dan dari pergerakan yang di peroleh anak merupakan hasil belajar selama periode waktu yang panjang. 2. Aspek Perkembangan Dalam pemantauan perkembangan anak ada empat aspek yang dapat dinilai yaitu: gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Vivian, 2010). a. Sosial dan Kemandirian anak Kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995). Berikut ini tahap perkembangan sosial dan Kemandirian pada anak menurut Kementerian Kesehatan RI ( 2010 ) : 1) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian bayi umur 3 bulan: a) Pada waktu bayi terlentang, bayi dapat melihat atau menatap wajah anda.

6 b) Pada waktu bayi diajak bicara dan tersenyum, bayi kembali tersenyum kepada anda. 2) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian bayi umur 6 bulan: a) Bayi tersenyum ketika melihat mainan lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat bermain sendiri. 3) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 9 bulan: a) Bayi dapat memakan kue kering sendiri. b) Bayi mencoba mendapatkan mainan yang diinginkannya yang sengaja diletakkan diluar dengan mengulurkan tangan atau badannya. 4) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 12 bulan: a) Jika anda bersembunyi dibelakang sesuatu atau di pojok kemudian muncul dan menghilang secara berulang-ulang dihadapan anak, anak mencari atau mengharapkan anda muncul kembali. b) Anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum dikenal, anak akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.

7 5) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 15 bulan: a) Tanpa bantuan, anak dapat bertepuk tangan atau melambailambai. b) Anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek. 6) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 18 bulan: a) Tanpa bantuan, anak dapat bertepuk tangan atau melambailambai. b) Anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek. c) Jika anda menggelindingkan bola ke anak, maka anak akan menggelindingkan ataumelemparkan bola kembali pada anda. d) Anak dapat memegang sendiri cangkir atau gelas dan minum dari tempat minum tanpa tumpah. 7) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 21 bulan: a) Anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek. b) Anak dapat memegang sendiri cangkir atau gelas dan minum dari tempat itu tanpa tumpah.

8 c) Anak dapat menirukan pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan orang tuanya. 8) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 24 bulan: a) Anak dapat menirukan pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan orang tuanya. b) Anak dapat melepas pakaiannya seperti: baju, rok atau celananya c) Anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. b. Bicara dan Bahasa Bicara dan bahasa merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara secara spontan ( Vivian, 2011). Berikut ini tahap perkembangan bicara dan bahasa pada anak menurut Kementerian RI (2010) : 1) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa bayi umur 3 bulan: a) Bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (mengoceh) disamping menangis. b) Bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba. 2) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa bayi umur 6 bulan: a) Bayi mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis.

9 3) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa bayi umur 9 bulan: a) Waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang bediri dibelakangnya, bayi akan menengok kebelakang seperti mendengar kedatangan anda 4) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 12 bulan: a) Anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya mama, da-da, pa-pa. b) Anak mencoba meniru 2-3 kata yang anda ucapkan. 5) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 15 bulan: a) Anak dapat mengatakan papa ketika anak memanggil atau melihat ayahnya dan mengatakan mama jika memanggil atau melihat ibunya. 6) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 18 bulan: a) Anak dapat mengatakan papa ketika anak memanggil atau melihat ayahnya dan mengatakan mama jika memanggil atau melihat ibunya. 7) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 21 bulan: a) Anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain papa dan mama. 8) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 24 bulan: a) Anak dapat menyebutkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain papa dan mama.

10 b) Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya, seperti: rambut, hidung, mulut atau bagian badan lainnya. C. Gerak Halus Gerak halus merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil tetapi diperlukan koordinasi yang cermat, seperti memegang benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari ( Soetjiningsih, 1995). Berikut ini perkembangan gerak halus pada anak menurut Kementerian Kesehatan RI ( 2010) : 1) Tahapan perkembangan gerak halus bayi umur 3 bulan: a) Pada waktu bayi telentang, bayi dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan atau kiri ke tengah. b) Pada waktu bayi telentang, bayi dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain. 2) Tahapan perkembangan gerak halus bayi umur 6 bulan: a) Pada waktu bayi telentang, bayi dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain. b) Sentuhkan pensil di punggung atau ujung jari bayi, dapatkah bayi menggenggam pensil selama beberapa detik. c) Bayi dapat mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam.

11 d) Bayi dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya. 3) Tahapan perkembangan gerak halus bayi umur 9 bulan: a) Bayi mampu memindahkan mainan atau kue kering dengan satu tangan ke tangan yang lain. b) Bayi memperlihatkan perhatiannya dengan mencoba mencari selendang, sapu tangan atau serbet yang dijatuhkan ke lantai misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi. c) Bayi dapat memungut dua benda seperti mainan atau kue kering, dan masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang sama. d) Bayi dapat memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai. 4) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 12 bulan: a) Saat pensil diletakkan pada telapak tangan anak kemudian diambil secara perlahan-lahan, maka pensil sulit diambil kembali dari genggaman anak. b) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis dengan meremas diantara ibu jari dan jarinya. c) Tanpa bantuan anda, anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang dia pegang.

12 5) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 15 bulan: a) Tanpa bantuan anda, anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang dia pegang. b) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. 6) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 18 bulan: a) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. b) Anak menggelindingkan atau melempar kembali bola saat anda menggelindingkan bola ke anak. 7) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 21 bulan: a) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. b) Anak menggelindingkan atau melempar kembali bola saat anda menggelindingkan bola ke anak. c) Anak dapat meletakkan satu kubus diatas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut dengan ukuran kubus yang digunakan 2,5-5,0 Cm. 8) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 24 bulan: a) Anak dapat meletakkan satu kubus diatas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut dengan ukuran kubus yang digunakan 2,5-5,0 Cm. b) Anak dapat melepas pakaiannya seperti baju, rok, atau celananya.

13 a. Gerak Kasar Merupakan Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Vivian, 2011). Yang mana dalam gerak kasar memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot tubuh yang lebih besar (Soetjiningsih, 1995). Berikut ini tahapan perkembangan gerak kasar anak menurut Kementerian Kesehatan RI ( 2010 ) : 1) Tahapan perkembangan gerak kasar bayi umur 3 bulan : a) Pada waktu bayi telentang, masing-masing lengan dan tungkai bayi bergerak dengan mudah. b) Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, bayi dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45. c) Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, bayi dapat mengangkat kepalanya dengan tegak. 2) Tahapan perkembangan gerak kasar bayi umur 6 bulan: a) Bayi mampu mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil. b) Ketika bayi telungkup di alas datar, bayi mampu mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga. c) Bayi mampu terbalik paling sediki dua kali dari posisi telentang ke posisi telungkup atau sebaliknya. d) Pada posisi bayi telentang, saat kedua tangannya dipegang kemudian perlahan-lahan ke posisi duduk, bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.

14 3) Tahapan perkembangan gerak kasar bayi umur 9 bulan: a) Pada posisi bayi telentang, saat kedua tangannya dipegang kemudian perlahan-lahan ke posisi duduk, bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku. b) Jika bayi diangkat melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah bayi menyangga sebagian berat badan dengan kakinya. c) Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, bayi dapat berdiri sendiri selama 60 detik. 4) Tahapan perkembangan anak umur 12 bulan : a) Anak dapat berdiri sendiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi atau meja. b) Anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan. c) Anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan. 5) Tahapan perkembangan anak umur 15 bulan: a) Anak dapat berjalan sendiri atau jalan dengan berpegangan. b) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik. c) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selamakira-kira 30 detik atau lebih. d) Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapatkah anak membungkuk atau memungut mainan dilantai kemudian berdiri kembali.

15 e) Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa terjatuh atau terhuyung-huyung. 6) Tahapan perkembangan gerak kasar anak umur 18 bulan: a) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik. b) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selamakira-kira 30 detik atau lebih. c) Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapatkah anak membungkuk atau memungut mainan dilantai kemudian berdiri kembali. d) Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa terjatuh atau terhuyung-huyung. 7) Tahapan perkembangan gerak kasar anak umur 21 bulan: a) Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapatkah anak membungkuk atau memungut mainan dilantai kemudian berdiri kembali. b) Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa terjatuh atau terhuyung-huyung. c) Anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan. 8) Tahapan perkembangan gerak kasar anak umur 24 bulan: a) Anak mampu membungkuk untuk memungut mainan dilantai kemudian berdiri tanpa berpegangan atau menyentuh lantai.

16 b) Anak mampu berjalan disepanjang ruangan tanpa jatuh atau berhuyung-huyung. c) Anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan. 3. Faktor Perkembangan Laju perkembangan pada setiap tahapan usia tidaklah selalu sama, tergantung dari faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang tua dan dewasa, dan lingkungannya ( Bambang, 2011). Secara umum faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ada 2 macam yaitu: a. Faktor genetik Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor-faktor lain (Hidayat, 2008). Faktor genetik merupakan faktor yang telah dibawa sejak masih dalam kandungan serta bawaan dari orang tua anak. Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehinnga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yakni perbedaan ras, keluarga, umur, jenis kelamin, dan kelainan kromosom ( Nursalam, 2005). b. Faktor lingkungan Merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan perkembangan potensi maupun bakat yang ada dalam diri anak, karena dengan lingkungan yang mendukung dan positif maka anak dengan

17 mudah akan mampu untuk mengembangkan potensi bawaannya secara optimal. Menurut Adriana ( 2010 ), faktor lingkungan dapat digolongkan menjadi: 1) Lingkungan pranatal, meliputi: a) Gizi pada waktu hamil Pada masa ini gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan. b) Mekanis Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal. c) Toksin, zat kimia, radiasi beberapa obat-obatan seperti aminopetrin, thalidomide dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatokisis sehingga anak akan mengalami kesulitan berbicara. Sedangkan radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin seperti deformitas anggota gerak. d) Endokrin Penyakit DM pada ibu dapat menyebabkan makrosomi, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Serta pada gangguan hormonal dapat menyebabkan hipertiroid yang akan menyebabkan anak mengalami hambatan dalam perkembangan.

18 e) Stres Pada stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang pada janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain. f) Imunitas Sistem kekebalan tubuh pada ibu saat hamil sangat berpengaruh pada kekebalan janin. Faktor imunitas dapat mempengaruhi perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya abortus atau kerena ikterus ( Hidayat, 2008 ). 2) Faktor lingkungan post natal, meliputi: a) Lingkungan biologis, seperti: Jenis kelamin, umur, Gizi, Ras atau suku. Lingkungan biologis berpengaruh pada perkembangan motorik anak seperti faktor gizi yang mana makanan memegang peranan penting bagi tumbuh kembang anak yang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang tua karena anak membutuhkan kecukupan gizi untuk pertumbuhan. b) Faktor fisik seperti: Cuaca, sanitasi, Radiasi, keadaan rumah c) Faktor psikososial seperti:stimulasi, motivasi belajar, Kelompok sebaya. Faktor psikososial seperti stimulasi sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan motorik anak, karena dengan adanya stimulasi atau dukungan dari orang tua maka anak dapat berkembang secara maksimal dan terarah dibandingkan anak yang tidak mendapatkan stimulus yang baik dari orang tuanya

19 d) Faktor keluarga seperti: Pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, kepribadian orang tua, agama. Pada faktor keluarga pekerjaan dan pendidikan orang tua mempunyai pengaruh bagi perkembangan anak karena dengan pendapatan dan pengetahuan orang tua yang memadai maka kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi. C. Instrumen Pemeriksaan Perkembangan Adanya variasi pada pertumbuhan manusia merupakan masalah dalam menetukan patokan yang akan dipakai dalam melakukan deteksi perkembangan. Akan tetapi dengan cara membandingkan perkembangan anak yang sebaya dapat ditentukan apakah anak telah berkembang dengan baik. Perkembangan anak harus dipantau sejak usia dini untuk memastikan tidak ada penyimpangan ataupun gangguan dalam perkembangan dengan melakukan deteksi dini yang memerlukan suatu instrumen untuk mengetahui apakah anak berkembang secara normal ( Nursalam, 2005). Dalam melakukan deteksi perkembangan menurut Vivian ( 2010) terdapat beberapa jenis instrumen yang dapat digunakan sebagai pendeteksian ada ataau tidaknya penyimpangan pada perkembangan anak yakni: 1. Denver Developmental Screening Test (DDST) DDST merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan diklinik rumah sakit bagian tumbuh kembang anak yang merupakan salah satu tes ataupun metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun yang

20 meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak. 2. Kuesioner Perilaku Anak Sekolah (KPAP) KPAP merupakan sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak prasekolah yakni usia 3-6 tahun yang mana pada kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada orang tua. 3. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak Prasekolah Tes ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta adanya kelainan mata pada anakusia 3-6 tahun. Untuk melakukan tes ini diperlukan ruangan dengan penyinaran yang baik dan alat kartu E berisi empat baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian berangsur-angsur mengecil pada baris ke empat. Apabila anak tidak dapat melihat huruf E pada baris ketiga, maka perlu dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. 4. Tes Daya Dengar Anak (TDD) Tes Daya Dengar ini berupa bertanyaan yang disesuaikan dengan anak kelompok usia 0-36 bulan. Yang mana setiap pertanyaan perlu dijawab ya atau tidak, apabila terdapat jawaban tidak berarti pendengaran anak tidak normal sehingga perlu memeriksakan lebih lanjut. (Nursalam, 2005)

21 5. Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) KPSP merupakan kuesioner pra skreening perkembangan yang bertujuan untuk mengetahui gangguan perkembangan atau keterlambatan perkembangan anak serta gangguan daya lihat maupun gangguan daya dengar dengan melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh tenakes, guru dan petugas PAUD terlatih. KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun yang mana daftar pertanyaan dalam KPSP kepada orang tua maupun pengasuh berjumlah 10 pertanyaan yang harus di jawab (Nursalam, 2005). a. Jenis KPSP menurut Vivian (2010 ) : 1) Pertanyaan yang dijawab ibu atau pengasuh 2) Perintah kepada ibu atau pengasuh untuk melaksanakan tugas tertulis pada KPSP b. Jadwal pemeriksaan KPSP rutin menurut Vivian (2010) : Umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan sedangkan untuk umur anak bukan umur skrining, maka lakukan pemeriksaan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan untuk umur skrining terdekat (yang lebih muda) yang telah dicapai anak

22 c. Alat dan instrumen KPSP menurut Vivian (2010) : 1) Formulir KPSP sesuai umur yang berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak dengan sasaran umur 0-72 bulan 2) Alat bantu pemeriksaan: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus dengan ukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm d. Cara menggunakan KPSP menurut Kementerian Kesehatan RI (2006): 1) Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa. 2) Tentukan umur anak, jika umur anak 16 hari bulatkan menjadi 1 bulan. 3) Pilih KPSP sesuai dengan umur anak. 4) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau menjawab pertanyaan dan pastikan mereka paham dengan pertanyaan yang ditanyakan. 5) Tanyakan pertanyaan secara berurutan satu persatu, setiap pertanyaan hanya butuh jawaban ya atau tidak kemudian catat jawaban. 6) Ajukan pertanyaan berikutnya setelah ibu atau pengasuh menjawab pertanyaan sebelumnya. 7) Pastikan pertanyaan telah terjawab semuanya.

23 e. Interpretasi hasil KPSP menurut Kementerian Kesehatan RI (2006) : 1) Apabila jawaban ya berjumlah 9-10 berarti anak tersebut Normal (S). 2) Apabila jawaban ya berjumlah 7-8, berarti perkembangan anak Meragukan (M). 3) Apabila jawaban ya berjumlah 6 atau kurang berarti kemungkinan ada Penyimpangan (P). 4) Untuk jawaban tidak perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis keterlambatan baik dari motorik kasar, motorik halus, bahasa, serta sosial dan kemandirian f. Intervensi hasil KPSP menurur Kementerian Kesehatan RI (2006) : 1) Perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan sebagai berikut: a) Berikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik. b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak. c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuia dengan umur dan kesiapan anak. d) Lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak berumur 24-72 bulan.

24 2) Perkembangan anak meragukan (M), maka lakukan tindakan: a) Berikan petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat, dan sesering mungkin. b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.

25 D. Kerangka Teori Genetik Perkembangan 1. Sistem syaraf otot 2. Sistem syaraf pusat 3. Kesabaran pada anak 4. Kemampuan anak memahami dan bereksplorasi 5. Tingkat kreatifitas anak 6. Kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar Faktor lingkungan 1. Lingk. Pra natal a. Gizi saat hamil b. Mekanis c. Toksin d. Endokrin 2. Lingk. Post natal a. Biologis b. Fisik c. Psikososial d. Keluarga Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber: Vivian, 2010 E. Kerangka Konsep Perkembangan: 1. Sosialisasi dan Kemandirian 2. Bicara dan Bahasa 3. Gerak Halus 4. Gerak Kasar Gambar 2.2. Kerangka Konsep Sumber: Bambang, 2011