BAB I PENDAHULUAN. nash yang menunjukkan hal itu, baik di dalam al-qur ān maupun di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. saw. penutup para Nabi dan Rasûl, dengan perantara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, (Lentera Hati:Jakarta,2002), p M.Quraish Shihab,Tafsir Al Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RISĀLAH

Mukadimah. Pengkajian

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

Disebarluaskan melalui: website: Maret, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN. Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya. Jamaluddin *

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Hanafi, Segi-segi Kesusastraan Pada Kisah-kisah Al-Qur an, Pustaka Alhusna, Jakarta, 1984, hlm. 20.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

Ilmu Al-Qur an. -Pengantar - Pengertian Pisau Analisis - Manthuq & Mafhum - Haqiqi & Majazi - Muthlaq & Muqayyad

TAUHID SEBAGAI ESSENSI AJARAN ISLAM. Tomo P.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.4 Nabi Hud AS.

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

Guru sebagai Ulama. Oleh: Muhammad Kosim. (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN IB Padang)

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dasar pendidikan menurut Islam. Al-Qur an merupakan petunjuk bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesimpulan. Hal ini disebabkan cakupan kajiannya yang begitu luas. Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

ZAKAT NABI-NABI TERDAHULU DALAM AL-QUR AN (Telaah Historis Syari at Zakat)

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Tafsir II. Tafsir II. Written by Administrator

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

UPAYA USTADZ DALAM MENGAJARKAN RUKUN IMAN KEPADA MALAIKAT BAGI KELAS I KMI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa kepada jalan yang buruk. Perzinahan termasuk dalam

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

ن أ ح س ن ق و لا م من د ع ا إ ل ى الل ه و ع م ل ص ال ح ا و ق ال إ ن ن ي م ن ال م س ل م ين و م. Menempuh Jalan Dakwah

TA LIM MADANI 15 Iman Kepada Nabi & Rasul Allah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB IV ANALISIS. Muqsam bih pada huruf wawu yang pertama pada surah al-ti>n ayat 1-3:

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Pendidikan Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Qur ān adalah risālah Allah SWT kepada manusia semuanya. Banyak nash yang menunjukkan hal itu, baik di dalam al-qur ān maupun di dalam Sunnah. 1 Al-Qur ān menjelaskan hakikat risālah agama Allah dan tugas seorang Rasul. 2 Diantara kemurahan Allah terhadap manusia bahwa Dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia mengutus seorang Rasul kepada umat manusia dengan membawa al-kitab dari Allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan, agar yang demikian menjadi bukti bagi manusia. Dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah, manusia adalah makhluk utama dan pilihan, disebabkan pertama, karena misi atau beban yang harus diemban dan kedua, karena dilebihkan oleh Allah dengan kemampuan dan keampuhan akal pikiran. Manusia hendaknya memahami untuk apa ia diciptakan, tugas apa yang harus dilakukan, bekal apa yang harus dibawa, dalam batas mana ia memiliki wewenang dan tanggung jawab dan pada asas mana ia memiliki pedoman sehingga mengetahui arah dan tujuannya. Tanpa demikian, ia akan kehilangan kompas sebagai pedoman, kemana arah harus melangkah, kemana 1 Manna Khalīl al-qaththān, Studi Ilmu-ilmu Qur ān, (Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa), 2010, hlm. 11. 2 Sayyid Quthb, Tafsir fī Zhilālil Qur ān Jilid 7, Terj. As ad Yasin, dkk, (Jakarta : Gema Insani Press, 2003), hlm. 138. 1

2 tujuan harus berjalan, kapan sampai dan harus berhenti. Keterbatasan manusia pada umumnya itu, sehingga Allah memilih dan mengutus manusia untuk menyampaikan pesan-pesan agama ( risālah). Manusia yang dipilih dan diutus oleh Allah untuk tugas tersebut disebut Nabi dan Rasul. 3 Allah menciptakan setiap masyarakat dengan suatu tujuan dan bimbingan atau pimpinan. Tidak masuk akal kalau Allah Yang Maha Kuasa, yang memberi lebah seorang ratu, semut seorang pimpinan, dan burung serta ikan masingmasing seorang penunjuk jalan; tetapi membiarkan kita tanpa seorang Rasul untuk membimbing kita menuju kesempurnaan spiritual, intelektual, dan material. 4 Meskipun kita dapat menemukan Allah dengan melihat fenomena alam, kita tetap membutuhkan seorang Rasul untuk belajar mengapa kita diciptakan, dari mana kita berasal, kemana kita pergi, dan bagaimana kita menyembah pencipta kita dengan benar. Oleh karena itu Allah mengutus para Rasul untuk mendidik umatnya dan untuk membacakan ayat-ayat-nya serta mengajarkan kepada mereka al-kitab, untuk memberi tahu kita tentang hubungan antara manusia, Allah dan alam semesta. 5 Kata الرسالة dapat ditemukan dalam al-qur ān sebanyak 10 kali yang termuat dalam 5 surat, yaitu : Q.S. al-māidah (5) : 67; Q.S. al-an ām (6) : 124; 3 M. Quraish Shihab, Wawasan al-qur ān : Tafsir Maudhū i Atas Pelbagai Persoalan Umat (Cet. II; Bandung : Mizan, 1996), hlm. 41. 4 M. Fethullah Gulen, Menghidupkan Iman dengan Mempelajari Tanda-tanda Kebesaran-Nya, Terj. Sugeng Hariyanto, dkk., dari judul asli Essential of the Islamic Faith, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. 1, hlm. 179. 5 Ibid.

3 Q.S. al-a rāf (7) : 62, 68,79, 93 dan 144; Q.S. al-aḥzāb (33) : 39; Q.S. al-jin (72) : 23 dan 28. 6 Dari ayat pada surat diatas dapat dipahami bahwa risālah pada prinsipnya merupakan pesan-pesan Tuhan yang dibawa oleh manusia pilihan Allah yang bertugas menyampaikan dan mengajari umatnya atas rekomendasi langsung dari Allah SWT. Al-Qur ān dalam mengungkap risālah sangat rasional, karena etika al- Qur ān didasarkan pada prinsip logis bahwa segala sesuatu yang membahayakan keselamatan umat manusia adalah immoral. 7 Risālah atau wahyu merupakan pancaran, Malāikat adalah kekuatan yang memancarkan dan diterima oleh Nabi dan yang turun kepada mereka merupakan pancaran yang bersambung dan terperinci dan menjadi kekhususan bagi para penerimanya. 8 Sementara Rasul yang menerima risālah itu adalah orang yang menyampaikan apa yang ia peroleh dari pancaran tersebut. Hal itu dapat dijumpai, misalnya dalam risālah Musa pada Fir aun, 9 ketika Allah menyuruh Musa dan saudaranya menemui Fir aun dan mengatakan kepadanya Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah 6 Muḥammad Fua d, Abd al-bāqī, Al-Mu jam al-mufahras li al-fāzh al-qur ān al-karīm (ttp : Dār al-fikr, t.th.), hlm. 319. 7 Al-Qur ān memperhatikan persoalan-persoalan fundamental dan sekaligus memberi jawaban dan menawarkan solusi. Problem yang paling fundamental sepanjang sejarah perjalanan manusia adalah pengingkaran manusia terhadap Tuhan. Atas dasar itulah setiap Nabi dan Rasul pembawa risālah selalu menyerukan : Beriman dan bertakwalah kepada Tuhan. Pengingkaran kepada Tuhan adalah bukti yang nyata terhadap adanya yang diingkari (Tuhan), yang dapat diingkari eksistensinya adalah yang mempunyai eksistensi, karena pengingkaran terhadap eksistensi bagi yang eksis adalah pembenaran. 8 Nurcholis Madjid (Ed.), Khazanah Intelektual Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1984), hlm. 140-141. 9 Q.S. asy-syu arā (26) : 10-68.

4 Bani Israil (pergi) beserta kami. Ini dapat dipahami ba hwa Fir aun secara tidak langsung harus beriman kepada Tuhan, tetapi risālah yang disampaikan kepadanya adalah agar berhenti melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Bani Israil. Inti dari risālah kepada Fir aun adalah hanya beriman kepada Tuhan semesta alam. Kendala yang menghambat Fir aun beriman kepada Tuhan adalah sifat sombong. Begitu pula pada surat asy-syu arā (26) ayat 69 sampai 104, adalah kisah tentang Nabi Ibrahim. Yang mana Nabi Ibrahim meminta kepada ayah dan kaumnya yaitu agar mereka mengakui Tuhan Yang Maha Esa dan menyingkirkan berhala. Belum diajak mereka untuk melaksanakan ibadah seperti rukun Islam yang ada sekarang. Nabi Ibrahim mendakwahkan bahwa moralitas itu penting karena moralitas adalah pilar untuk membangun masyarakat yang berperadaban dan berkehidupan yang layak. Hal ini pula yang menunjukkan bagaimana al- Qur ān menyesuaikan kondisi. Pada ayat 107-108 dalam surat yang sama, Nabi Nuh menyatakan dirinya sebagai Rasul yang terpercaya, selanjutnya ia memerintahkan untuk menyembah kepada Allah dan taat kepada Nuh as. Secara filosofis, ayat ini sebenarnya menunjukkan sebuah revolusi kemanusiaan yang hakiki, yang memerdekakan manusia dari seluruh bentuk perbudakan. Setiap Rasul yang diutus Oleh Allah SWT untuk menyampaikan agama- Nya kepada seluruh umat manusia dan mengajarkan syari atnya, tentu diperkokohkan dengan ayat-ayat (tanda -tanda) yang membuktikan bahwa ia adalah benar-benar utusan yang diangkat oleh-nya, juga bahwa ia mempunyai

5 hubungan yang erat dengan alam yang tertinggi untuk memperoleh serta menerima ajaran-ajaran dari situ. 10 Dari kenyataan sejarah, para Nabi dan Rasul Allah menunjukkan bahwa esensi risālah yang sebenarnya adalah mengajak manusia untuk beriman dan menyembah Tuhan. Atas dasar inilah risālah atau pesan yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul Allah itu disesuaikan dengan kondisi dan fenomena historis kaumnya sehingga tampak pesan para Nabi dan Rasul Allah kepada kaum itu bervariasi. Akan tetapi, dilihat dari segi akidah dan tauhid, semua risālah mengajak manusia untuk percaya dan menyembah Tuhan dan mentaati Rasul. Pada ayat 62 dalam surat al-a rāf dijelaskan : "aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui". Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa risālah pada prinsipnya merupakan pesan-pesan Tuhan yang dibawa oleh manusia pilihan Allah yang bertugas menyampaikan dan mengajari umatnya atas rekomendasi langsung dari Allah SWT. Pada ayat 68 dalam surat yang sama diatas ( Q.S. al-a rāf) diawali bunyi ayat yang sama dengan ayat 62, hanya lanjutan dan subjek ayat yang berbeda 10 Sayid Sabiq, Aqāidul Islāmiyyah, Terj. Moh. Abdal Rathomy, Aqidah Islam, Ilmu Tauhid, (Bandung : CV. Diponegoro Bandung, 1991), Cetakan X, hlm. 339.

6 aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu"., و ا ن ص ح ل ك م Ayat 62 berkaitan dengan Nabi Nuh as yang menyatakan bahwa و أ ن ا ل ك م sedangkan ayat 68 berkaitan dengan Nabi Hud as yang menyatakan bahwa Ini berarti bahwa Nabi Nuh as terus-menerus menyampaikan.ن اص ح أ م ین nasehatnya betapapun kaumnya menolak dan membencinya. Sementara itu, Nabi ل ك م Hud as menyakinkan umatnya bahwa ia pembawa nasehat kebenaran. Kata pada kedua ayat di atas menunjukkan bahwa yang Rasul lakukan adalah sematamata untuk mereka (kaumnya), bukan menuntut keuntungan dari mereka. 11 Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai risālah dan hal-hal yang berkenaan dengannya. Penulis akan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul Makna Risālah Dalam Al-Qur ān (Kajian Tafsir Tematik). 1.2. Alasan Pemilihan Judul Adapun faktor yang mendorong penulis untuk meneliti pembahasan tentang risālah ini adalah sebagai berikut: 1. Ingin mencari dan memaparkan makna risālah dalam al-qur ān, serta mencari apa-apa saja yang terkandung dalam risālah, sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. 2. Belum adanya pemaparan orang yang lebih mendalam setahu penulis terhadap pembahasan mengenai risālah ini, sehingga penulis tertarik untuk membahasnya. 11 H.G. Sarwar, Filsafat al-qur ān, Terj. Zaenal Muhtadin Mursyid (Cet. IV; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 188.

7 1.3. Penegasan Istilah 1. Makna, ialah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti. 12 2. Risālah, berarti tugas kerasulan dan ajaran Allah atau apa yang dibawa oleh Rasul dari Allah yang musti disampaikan kepada manusia. 13 3. Al-Qur ān, adalah kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, penutup Nabi dan Rasul dengan perantara Malāikat Jibril alaihis salam, dimulai dengan surat al-fātihah dan diakhiri dengan surat an-nās. 14 4. Tafsir. Kata tafsir berasal dari kata فسر - یفسر - تفسیرا yang merupakan mashdar yang maknanya menerangkan atau menyatakan perkara itu. 15 Kata tafsir secara bahasa adalah menjelaskan atau menerangkan. 5. Tematik. Tematik atau juga dikenal dengan sebutan maudhu i dalam bahasa Arab, adalah metode penafsiran yang menghimpun ayat-ayat al- Qur ān yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah dan menyusunnya berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut. 16 12 Aminuddin, Semantik; Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2001), hlm. 52. 13 Anggota Ikatan Penerbit Indonesia, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakart a : Bulan Bintang, 1984), hlm. 154. 14 Muhammad Ali ash-shabuni, Studi Ilmu al-qur ān, (Bandung : CV Pustaka Setia), Cet I, hlm. 15. 15 Mahmud Yunus, Qamus Arab-Indonesia, (Jakarta : Hida Karya Agung, 1990), hlm. 389. 16 Abd. al-hayy al-farmawi, Al-Bidayah fi al-tafsir al-maudhū i : Dirasah Manhajiyah Maudhū iyah, (alihbahasa: Suryan A. Jamrah dengan judul Metode Tafsir Maudhū ī : Sebuah Pengantar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 36.

8 1.4. Batasan dan Rumusan Masalah Adapun di dalam skripsi ini tidak membatasi ayat-ayat yang berbicara mengenai risālah. Ayat-ayat yang berbicara mengenai kata risālah dalam al- Qur ān terdiri dari 10 ayat yang tersebar di dalam 5 surat, yaitu: surat al-māidah ayat 67, surat al-an ām ayat 124, surat al-a rāf ayat 62, 68, 79, 93, 144, surat al- Ahzāb ayat 39, surat al-jin ayat 23 dan 28. Dan di dalam skripsi hanya membahas tentang risālah, bukan membahas yang seakar dengan risālah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apa makna dan tujuan risālah dalam al-qur ān? 2. Bagaimana penafsiran para mufassir mengenai risālah dalam al-qur ān? 1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.5.1. Tujuan a. Mengetahui tentang makna dan tujuan risālah dalam al-qur ān. b. Mengetahui penafsiran mufassir mengenai risālah di dalam al-qur ān. 1.5.2. Kegunaan Penelitian a. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, terutama ilmu yang menyangkut dengan permasalahan risālah yang akan diangkat. b. Memberikan pemahaman tentang tafsir ayat-ayat yang berbicara mengenai risālah dalam al-qur ān. c. Semoga hasil penelitian ini berguna bagi mahasiswa/i yang hendak ingin menambah ilmu pengetahuannya.

9 d. Untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam mengakhiri studi di Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau. 1.6. Tinjauan Kepustakaan Tinjauan kepustakaan dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan informasi yang digunakan melalui khazanah kepustakaan, terutama dengan tema yang berkaitan dengan penelitian ini. Kajian terhadap al-qur ān sungguh sudah tidak bisa terhitung lagi jumlahnya, berbagai metodologi telah diterapkan para ilmuan al-qur ān. Namun, walaupun demikian kajian terhadap ayat-ayat al-qur ān tidak akan pernah kehabisan bahan, walau sampai kapanpun, karena al-qur ān itu adalah gudang ilmu bagi manusia. Jadi fungsi al-qur ān sangat penting bagi manusia di dunia ini untuk menentukan kehidupan mereka kejalan yang benar demi memperoleh kehidupan yang abadi kelak di akhirat. Adapun buku atau referensi yang menyinggung sedikit banyak mengenai risālah ini, antara lain: Buku; Nabi Muhammad saw, Argumen Puncak Tentang Wahyu, mu jizat & Universalitas. Karya Dr. M. Sayyid Ahmad al-musayyar, Terj. Kamran As at Irsyady dan Hadiri Abdurrazaq Dimana di dalam buku ini disinggung tentang Universalitas Risālah Muhammad. Keuniversalan risālah Muhammad ini mengkristal dalam bentuk keharusan mengimani dan melaksanakan apa yang menjadi konsekuensi keimanan terhadap risālah tersebut. Keharusan mengimani risālah Muhammad ini meliputi segala bangsa di dunia, mereka adalah Ahlul

10 kitab, bangsa Arab dan non Arab, Bangsa manusia dan jin, Segenap alam semesta. 17 Buku; Pengantar Kajian Islam. Yang ditulis oleh Prof. DR. Yusuf al- Qaradhawi. Di dalam buku referensi ini membahas mengenai agama-agama Samawi dan kesatuannya, kebutuhan Manusia terhadap Agama, dan membahas mengenai risālah. Buku; Rasul Dan Sejarah, Tafsir Al-Qur ān Tentang Peran Rasul-rasul Sebagai Agen Perubahan. Yang ditulis oleh Prof. DR. H. Munzir Hitami, MA. Dimana di dalam buku ini di bahas tentang apa fungsi Rasul diutus, apa urgensi dari pengutusan Rasul dan sesuatu yang dibawanya (Risālah). Buku; Studi Komprehensif Tentang Agama Islam. Yang ditulis oleh Prof. DR. Ahmad Shalaby. Di dalam buku ini membahas mengenai perlunya para Rasul diutus, mengapa agama-agama yang dahulu bersifat khusus dan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw bersifat umum. 1.7. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk salah satu bentuk penelitian kepustakaan (library research) yaitu suatu penelitian yang mengadakan penyelidikan dari berbagai literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yaitu tentang Makna Risālah Dalam Al-Qur ān (Kajian Tafsir Tematik) melalui tafsir al- 17 Sayyid Ahmad al-musayyar, Argumen Puncak Tentang Wahyu, Mu jizat & Universalitas, Terj. Kamran As at Irsyady dan Hadiri Abdurrazaq, (Jakarta : Erlangga, 2006), hlm. 338-339.

11 Qur ān dengan pendekatan metode maudhui melalui karya-karya yang ada di perpustakaan. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori, yaitu data primer dan data skunder. Data primernya adalah al-qur ān dan kitab-kitab tafsir yang mendukung penelitian ini, seperti; tafsir ath-thabari, tafsir Ibnu Katsir tafsir Sayyid Quthb, tafsir Buya Hamka, tafsir Quraish Shihab dll. Sedangkan data sekundernya adalah literatur-literatur yang berbicara secara relevan dengan pembahasan Makna Risālah dalam Al-Qur ān (Kajian Tafsir Tematik) ini, baik dari buku Ulūmul Qur ān, maupun buku-buku yang lain yang menunjang penelitian ini. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dugunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: a. Menentukan judul sentral, dalam hal ini Makna Risālah Dalam Al-Qur ān (Kajian Tafsir Tematik). b. Menelusuri ayat-ayat al-qur ān yang berkenaan dengan risālah. c. Memasukkan hadis-hadis yang relevan dengan pembahasan risālah. d. Mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. e. Memadukan berbagai sumber yang telah diperoleh, baik dengan cara mengutip dan lain sebagainya.

12 1.8. Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, penulisan hasil penelitian ini nantinya akan ditulis dalam lima bab, setiap bab terdapat sub-sub yang merinci dari pembahasan bab tersebut. Sebagai gambaran, dapat dirincikan sebagai berikut: Bab pertama : Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tnjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab kedua berisi tinjauan secara umum tentang risālah, di dalamnya terhimpun : Pengertian Risālah, Identifikasi Kata Risālah di dalam al-qur ān, Kategorisasi Ayat-ayat Risālah Berdasarkan Surat Makkiyyah dan Madaniyyah, Pendapat Ulama Mengenai Risālah, Keterkaitan Antara Risālah, Agama dan Akidah. Bab ketiga berisi tentang Makna dan Penafsiran Risālah dalam al-qur ān. Bab keempat berisikan analisis terhadap risālah, yang meliputi : Makna Risālah dan Kewajiban Menyampaikannya, Sumber dan Tujuan Risālah, Tantangan Dalam Menyampaikan Risālah. Bab kelima adalah sebagai bab penutup. Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran-saran dari peneliti. Pada akhir penelitian disajikan pula daftar kepustakaan yang memuat berbagai referensi yang digunakan peneliti dalam penulisan laporan penelitian.