BAB I PENDAHULUAN. di Tasikmalaya dan Bandung ini tentunya tidak dapat dipisahkan dari. keberadaan sarana dan prasana yang mendukungnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK MENILAIEFISIENSI KINERJA PUSAT BIAYA, PENDAPATAN, LABA DAN INVESTASI PADA HOTEL LOTUS GARDEN KEDIRI

ABSTRAK AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT.

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perusahaan profit oriented maupun non-profit

2 kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivtas agar mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berhasil atau tidaknya suatu perencanaan dalam perusahaan membutuhkan fungsi

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi saat ini pada perusahaan yang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. jaman, yang cukup terlihat pesat pada bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT PENERBIT ERLANGGA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN D ENGAN PENGEND ALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat pertanggungjawban dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat dilihat dari

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan bersama. Begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu investasi ditinjau dari sudut pandang manajemen keuangan

Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yaitu untuk memberikan suatu kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pabrik

RIZKA DIAN RACHMAWATI B

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penelitian ini mengangkat isu mengenai hubungan penganggaran dan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

2015 PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. lengkap sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Informasi yang diterima oleh pihak manajemen sangat beraneka ragam

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori Agensi pertama kali dipopulerkan oleh Jensen, Meckling pada

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

PERBANDINGAN ANALISIS KINERJA PUSAT PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA VILA LAKSHMI DAN VILA SABA DI WILAYAH SEMINYAK KABUPATEN BADUNG

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan dan peralatan pengambilan keputusan yang rasional, objektif, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS PADA PT MAYORA INDAH, Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi alam, sosial, maupun budaya. Kuta yang teletak di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dalam proposisi penelitian ini bertujuan untuk. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang atau suatu badan lainnya yang kegiatannya melakukan produksi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan dan minum merupakan kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidup. Makanan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan. Selera seseorang timbul dari penampilan makanan dan minuman yang berkaitan dengan aroma, cita rasa, dan cara penyajiannya. Makanan dan minuman akan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi apabila ditunjang dengan adanya cara penyajian yang menarik sehingga membangkitkan selera makan. Usaha restoran saat ini semakin popular baik di pusat kota maupun di daerah pinggiran kota. Salah satu tempat yang memiliki cukup banyak restoran adalah dikota Tasikmalaya. Karena adanya perkembangan jaman yang semakin maju dan pola kehidupan penduduk mengalami perubahan, maka tidak mengherankan jika bidang usaha restoran mengalami perkembangan pesat. Berkembangnya restoranrestoran di Tasikmalaya dan Bandung ini tentunya tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sarana dan prasana yang mendukungnya. Usaha restoran merupakan suatu usaha dalam bidang jasa boga yang memberikan pelayanan terhadap pemesanan makanan dan minuman. Dengan banyaknya usaha restoran di Tasikmalaya dan Bandung, akan meningkatkan daya saing bagi setiap restoran yang ingin lebih berkembang. Dalam persaingan bisnis akan ada timbul masalah-masalah, maka untuk mengatasinya setiap restoran harus memberikan pelayanan yang baik kepada setiap konsumen dan juga harus 1

Bab I: Pendahuluan 2 menciptakan suatu sistem manajemen yang berorientasi pada operasi yang efektif dan efeisien. Operasi yang efektif dan efisien dapat terwujud dengan mempekerjakan sumber daya manusia yang berkualitas, teliti, dan memiliki keahlian yang memadai. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui sumber daya manusia tersebut mampu melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Menilai kinerjanya adalah dengan menggunakan informasi akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran tertentu dalam organisasi yang disebut informasi akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Mulyadi (2008) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan serta pelaporan biaya dan pendapatan dapat dilakukan sesuai dengan bidang pertanggungjawaban didalam organisasi. Tujuannya yaitu agar dapat diketahui seorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab bila terjadi penyimpangan atas biaya, pendapatan, atau investasi atau laba yang telah dianggarkan. Menurut Hansen dan Mowen (2005) pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada pada suatu organisasi dapat dikelompokan menjadi: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat investasi, dan pusat laba. Hansen dan Mowen (2005) juga menyatakan pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam organisasi yang yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya. Pusat pendapatan adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan. Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya, dan investasi. Pusat laba adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab

Bab I: Pendahuluan 3 terhadap pendapatan maupun biaya. Anthony dan Govindarajan (2009) menyatakan kinerja pusat investasi di setiap usaha diperoleh melalui ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Ukuran ini disebut kembalian investasi (return on investment). Laba dihasilkan dari selisih antara pendapatan dengan biaya. Manajer pusat investasi juga dapat mengukur prestasinya menggunakan residual income. Bagian yang mendapat paling banyak perhatian adalah departemen pusat investasi, keberhasilan diukur terutama dari laba yang dihasilkan. Gumilang (2007) menyatakan dalam suatu manajemen juga pada umumnya mempunyai suatu alat bantu dalam mengendalikan usahanya dengan menetapkan akuntansi pertanggungjawaban. Pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban dapat dijalankan dengan menyelenggarakan perencanaan suatu sistem pencatatan atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Gumilang (2007) juga menyatakan dari pencatatan ini maka dihasilkan laporan-laporan biaya. Dengan laporan biaya, manajer dapat mengetahui perbedaan biaya yang dianggarkan dengan biaya sebenarnya sehingga bisa dilakukan pertanggungjawaban. Dengan melihat anggaran pendapatan berdasarkan realisasi tahun sebelumnya, pendapatan pun dapat dikendalikan. Dengan adanya laporan biaya dan anggaran pendapatan, dapat diketahui besarnya perbedaan laba sebenarnya dengan laba yang telah dianggarkan, sehingga kinerja manajer bisa dinilai dan dievaluasi. Menurut Anthony dan Govindarajan (2009) bagian yang juga mendapat banyak perhatian adalah departemen pusat laba karena bagian inilah yang menghasilkan laba yang diperlukan oleh perusahaan untuk kelangsungan usahanya, dan bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, dapat menjadikannya sebagai alat ukur.

Bab I: Pendahuluan 4 Beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang mendasari dilakukan penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Hidayat (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajer Pusat Laba di Warung Paskal Bandung dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajer pusat laba. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Fachri Akbar (2010) dengan judul Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Motivasi Manajer Pusat Laba: Survei pada Hotel-hotel Bintang Empat di Bandung dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai berpengaruh terhadap motivasi manajer pusat laba. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ayudhi Darmawan (2008) dengan judul Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Menilai Kinerja Manajer Pusat Laba dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban yang ditetapkan di perusahaan sudah memadai dengan terdapatnya syarat-syarat akuntansi pertanggungjawaban dan adanya karakteristik akuntansi pertanggungjawaban. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Putri (2005) dengan judul Hubungan Penerapan Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Manajer Pusat Investasi: Survey Pada Perusahaan Bengkel di Bandung dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang ditetapkan di bengkel telah memadai dengan terdapatnya syarat-syarat akuntansi pertanggungjawaban, terdapat kinerja manajer pusat investasi, dan adanya hubungan antara

Bab I: Pendahuluan 5 penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai dengan kinerja manajer pusat investasi pada perusahaan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berhubungan dengan kinerja manajer pusat investasi dan kinerja manajer pusat laba. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Diana Putri (2005) dengan judul Hubungan Penerapan Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Manajer Pusat Investasi (Survey Pada Perusahaan Bengkel di Bandung). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya penambahan variabel yaitu kinerja manajer pusat laba yang menjadi pembedanya. Selain itu, perbedaan juga terdapat pada lokasi dan objek penelitiannya yaitu di Tasikmalaya dan Bandung, dan objek penelitiannya adalah restoran. Alasan dipilihnya objek penelitian restoran, karena pada saat ini restoran sudah menjamur dimana mana, dan merupakan usaha yang mempunyai prospek yang baik, karena pada jaman sekarang orang-orang semakin menyukai wisata kuliner. Oleh sebab itu peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan usaha-usaha restoran yang selanjutnya dan menjadikannya sebagai alat ukur. Peneliti juga tertarik dengan kinerja manajer restoran-restoran di Tasikmalaya dan Bandung yang harus mampu bersaing dengan restoran-restoran kota lain dan restoran dari Tasikmalaya dan Bandung itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Manajer Pusat Investasi dan Kinerja Manajer Pusat Laba.

Bab I: Pendahuluan 6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diidentifikasikan pokok masalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajer pusat investasi pada restoran-restoran di Tasikmalaya dan Bandung? b. Apakah terdapat hubungan anntara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajer pusat laba pada restoran-restoran di Tasikmalaya Bandung? 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajer pusat investasi pada restoran-restoran di Tasikmalaya dan Bandung. b. Mengetahui hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajer pusat laba pada restoran-restoran di Tasikmalaya dan Bandung. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Dari data dan informasi yang berhasil dikumpulkan berdasarkan hasil penelitian penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi pengelola dan manajer perusahaan yang bergerak dibidang restoran sebagai masukan mengenai hubungan penerapan akuntansi pertanggungjawaban bila dihubungkan dengan manfaatnya dalam mengetahui kinerja manajer pusat investasi dan kinerja manajer pusat biaya.

Bab I: Pendahuluan 7 2. Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer dan sebagai dasar studi perbandingan lebih lanjut.