ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Inggar Ratna Kusuma 1 1 Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT Background: The role of midwives in the community as a leading health care workers in community service led to the positive outlook of society towards the midwife profession. Associated with a positive view of society is followed by increased specialization of high school students to study midwifery program with quite significant. Not yet known with certainty what really motivates students to become midwives. Objective: The study aims to investigate the relationship between perception and motivation to become a student midwife at the Sebelas Maret University of Surakarta. Methods: The study was an analytic observational with cross sectional design. The study population is the second semester of level I students of Midwifery Program Faculty of Medicine, Sebelas MaretnUniversity of Surakarta. Sampling method using total sampling technique (n = 65). Results: The results showed a significant relationship between perception and motivation to become midwivf students at Sebelas Maret University of Surakarta (p = 0.000). Conclusion: A good motivation to be a midwife must also be based on a good perception, that is by looking for the right information about the midwife profession, observing how midwives perform the role and function. Keywords: Peception, motivation, midwife profession. PENDAHULUAN Peranan bidan selain sebagai petugas pelaksana terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak, juga merupakan role model masyarakat, menjadi anggota masyarakat, konselor, motivator dan inovator terutama pada daerah pedesaan di Indonesia. Sebagian masyarakat mempunyai persepsi bahwa pekerjaan bidan itu mempunyai prospek yang baik, karena bisa membuka praktek sendiri di rumah. Profesi bidan juga identik dengan mudah mendapatkan pekerjaan dan mendapat gaji yang memadai. Selain itu, dengan berprofesi sebagai bidan dapat bekerja sekaligus beramal dengan membantu sesama manusia terutama ibu dan keluarga. Di sisi lain, memilih profesi sebagai bidan sebenarnya menuntut jiwa pengabdian yang tinggi, karena kenyataannya tenaga dan usaha yang diberikan untuk melindungi ibu dari risiko kematian cenderung kurang sesuai dengan fasilitas yang selayaknya didapat oleh bidan. Terutama bidan yang ditempatkan di daerah terpencil, masih minim fasilitas yang diberikan pemerintah. Bercita-cita menjadi seorang bidan memerlukan suatu motivasi yang kuat. Karena bidan merupakan suatu profesi yang unik, membutuhkan ilmu dan seni atau bakat dari seseorang. Sesungguhnya perilaku manusia tergantung pada peta pemikiran individu yang bersangkutan terhadap lingkungan (Yusuf, 1999). MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 16
Menurut Siagian (2004) interprestasi seseorang tentang kesan sensori mengenai lingkungannya dipengaruhi oleh persepsi. Persepsi akan sangat berpengaruh pada perilaku yang akan menentukan faktor-faktor apa yang dipandang sebagai faktor motivasi yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dengan motivasi menjadi bidan mahasiswa kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta. METODOLOGI Jenis penelitian ini berdasarkan ada tidaknya analisis hubungan antar variabel merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif. Pendekatan menurut model pengembangan adalah cross-sectional. Populasi penelitian adalah Mahasiswa tingkat I semester II Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling (n = 65). Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi menjadi bidan sedangkan variabel dependennya adalah motivasi menjadi bidan. Persepsi menjadi bidan adalah proses pencarian informasi serta pandangan mahasiswa untuk memahami profesi bidan mengenai peran, fungsi dan kompetensi seorang bidan serta status sosial bidan dimasyarakat. Diukur menggunakan kuesioner dengan Skala Likert, selanjutnya data yang didapat dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Data menggunakan skala ordinal. Motivasi menjadi bidan adalah dorongan dari dalam diri maupun luar diri serta semangat yang menyebabkan timbulnya kekuatan sehingga mahasiswa berbuat, bertindak, dan bertingkah laku untuk mengikuti pendidikan bidan. Diukur menggunakan kuesioner, data yang didapat kemudian dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Jenis skala data adalah ordinal. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner berdasarkan penelitian Damayanti (2006). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti, kemudian dilakukan modifikasi agar dapat digunakan untuk mengukur persepsi dan motivasi mahasiswa bagaimana menjadi bidan. Uji coba kuesioner dilakukan pada 40 orang mahasiswa semester II STIKES Aisiyah Surakarta yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden. Untuk mengetahui validitas alat ukur dilakukan uji korelasi antar item dengan skor keseluruhan menggunakan uji Person product moment. Kemudian hasilnya (r xy ) yang didapat dikonsultasikan dengan r tabel dari Product moment, di mana pada n = 40 dan taraf signifikansi 5 % maka didapatkan r tabel = 0,312. Apabila item pertanyaan dengan harga r xy lebih besar dari 0,312 dikatakan valid sebaliknya apabila kurang dikatakan tidak valid. Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach s alpha. Kriteria pengujian jka r hasil > r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel. Kuesioner dibagikan kepada responden dalam bentuk pernyataan tertutup dengan 17 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71
empat alternatif jawaban. Pernyataan terdiri dari option pernyataan favorable yaitu pernyataan yang berisi atau mengatakan positif dalam bentuk mendukung atau memihak pada Tabel 1. Penentuan nilai skala. Pernyataan obyek, sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak memihak atau tidak mendukung pada obyek. Kategori Penentuan Nilai Skala (Skoring) SS S TS STS Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4 Keterangan: SS: Sangat Setuju S: Setuju TS: Tidak Setuju SS: Sangat Tidak Setuju Pada kuesioner tentang pada variabel persepsi terdapat tiga aspek yaitu keyakinan, kepribadian, dan pengalaman dengan rincian distribusi penyebaran item sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan hasil uji validitas persepsi menjadi bidan. Aspek yang Dinilai Jumlah Item Nomor Item Valid Item Gugur Keyakinan 15 9,13,14,17,22,24,25,28 1,4,10,11,15,20,30 Kepribadian 9 2,5,21,23, 6,8,18,19,29 Pengalaman 6 16,26,27 3,7,12 Jumlah 30 15 15 Item yang tidak valid tidak digunakan. Karena soal yang valid hanya sebagian maka peneliti menambahkan 20 soal baru untuk melengkapi. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti tidak melakukan uji ulang. Hasil reliabitilas persepsi menjadi bidan diperoleh harga r = 0,697. Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner persepsi menjadi bidan. Aspek Nomor Item Jumlah Item Favorable Un favorable Cita-cita 1,2,20,23,26 5 2 3 Tujuan 4,6,8,10,16,22 6 6 0 Kesadaran 5,11,12,14,18,24,25,27 8 3 5 Kebutuhan 3,7,9,15,28,30 6 3 3 Partisipasi 13,17,19,21,29 5 5 0 Jumlah 30 19 11 Pada variabel motivasi meliputi aspek citacita, tujuan, kesadaran, kebutuhan, dan partisipasi dengan rincian distribusi penyebaran item sebagai berikut: MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 18
I.R. Kusuma Hubungan antara Persepsi dan Motivasi Menjadi Tabel 4. Ringkasan hasil uji validitas motivasi menjadi bidan. Aspek yang Dinilai Jumlah Item Nomor Item Valid Item Gugur CIta-cita 4 1,20 2, 23 Tujuan 5 4,16,22 6,10, Kesadaran 5 14,18 5,11,12 Kebutuhan 4 3,9,15 7 Partisipasi 5 13,19,21 8,17 Jumlah 23 13 10 Hasil uji validitas item motivasi menjadi bidan, jumlah soal yang valid 13 soal (56 %). Oleh karena itu, peneliti menambahkan soal sebanyak 17 soal untuk melengkapi aspekaspek yang dinilai. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti tidak melakukan uji validitas ulang. Hasil reliabilitas motivasi menjadi bidan r = 0,614 Tabel 5. Kisi-kisi kuesioner motivasi menjadi bidan Aspek Nomor item Jumlah Item Favorable Unfavorable Cita-cita 1,2,20,23,26 5 2 3 Tujuan 4,6,8,10,16,22 6 6 0 Kesadaran 5,11,12,14,18,24,25,2 8 3 5 7 Kebutuhan 3,7,9,15,28,30 6 3 3 Partisipasi 13,17,19,21,29 5 5 0 Jumlah 30 19 11 Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus range. Hasil pengukuran motivasi diklasifikasikan menjadi motivasi tinggi, sedang dan rendah. Data yang terkumpul kemudian dilakukan editing, koding, dan transfering. Editing dengan cara melakukan pembersihan data yaitu memeriksa kembali jawaban dari responden, apakah seluruh pertanyaan sudah direspon. Koding merupakan proses pemberian kode pada tiap pernyataan dengan memberikan angka sesuai dengan respon yang diberikan. Transfering dilakukan dengan cara memindahkan kode kedalam sebuah master tabel. Pengolahan data dilanjutkan dengan membuat distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik responden. Selanjutnya dilakukan uji normalitas pada variabel persepsi dan motivasi menjadi bidan. Tahap akhir adalah dengan melakukan uji korelasi dengan menggunakan Pearson Product Moment untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel persepsi dan motivasi. Uji korelasi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan harga r hitung dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari r table dengan nilai α = 0,05 berarti ada hubungan positif (Arikunto, 2006). HASIL PENELITIAN 1. Persepsi responden Responden yang diperoleh dalam penelitian ini dibedakan tingkatan persepsinya dalam 3 19 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71
kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian persepsi persepsi dalam 3 kategori berdasarkan perhitungan dari nilai maksimum dikurangi nilai minimum dibagi 3, yaitu : 129 95 = 11 3 Dari hasil diatas diperoleh rentang nilai untuk menentukan kategori persepsi adalah dari rentang tersebut harga diri dibagi dalam 3 kategori seperti pada tabel 6. Tabel 6. Kategori skala persepsi. Skala Nilai n Persentase (%) Rendah Sedang Tinggi 95 106 107 118 119 130 12 35 18 18,5 53,8 27,7 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dengan kategori persepsi sedang (53,8 %) proporsi terbanyak adalah kelompok responden sebanyak 35 orang. Diagram 1. Distribusi responden berdasarkan persepsi. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi 27,7% 18,5 % 53, 8% Tinggi sedang rendah Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa proporsi persepsi menjadi bidan terbanyak pada mahasiswa semester II D IV Kebidanan UNS Surakarta 2007/2008 tergolong dalam kategori sedang. 2. Motivasi mernjadi bidan Responden yang diperoleh dalam penelitian ini tingkatan motivasinya menjadi bidan dibedakan dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pembagian motivasi menjadi bidan dalam 3 kategori berdasarkan perhitungan dari nilai maksimum dikurangi nilai minimum dibagi 3, yaitu : 115 77 = 13 3 Dari hasil di atas diperoleh rentang nilai untuk menentukan kategori motivasi menjadi bidan. Dari rentang nilai tersebut motivasi menjadi bidan dibagi dalam 3 kategori seperti pada tabel 7. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 20
Tabel 7. Kategori skala motivasi menjadi bidan. Skala Nilai n Presentase (%) Rendah Sedang Tinggi 77 90 91 104 105 118 8 37 20 12,3 56,9 30,8 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dengan kategori motivasi menjadi bidan sedang proporsi terbanyak adalah kelompok responden sebanyak 37 orang (56,9%). Diagram 2. Distribusi responden berdasarkan motivasi menjadi bidan. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Belajar 12,3% 30,8% 56,9% Tinggi Sedang Rendah Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa proporsi motivasi menjadi bidan terbanyak pada mahasiswa semester II D IV Kebidanan UNS Surakarta 2007/2008 tergolong dalam kategori sedang. 3. Korelasi persepsi dengan motivasi menjadi bidan Hasil pengolahan data dengan uji korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan perangkat lunak komputer menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 8. Korelasi persepsi dengan motivasi menjadi bidan (n = 65). Korelasi r p Persepsi dan motivasi menjadi bidan 0,515 0,000* *Korelasi signifikan pada α = 0,05 (two-tailed). Dari tabel 8 diatas dapat diketahui ada hubungan antara persepsi dengan motivasi menjadi bidan pada mahasiswa Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan keeratan hubungan sebesar r = 0,515 (p < 0,001). KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa semester II Program Studi D IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta masuk dalam kategori sedang. Motivasi mahasiswa semester II Program Studi D IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret 21 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71
Surakarta masuk dalam kategori sedang. Ada hubungan positif antara persepsi dengan motivasi menjadi bidan pada mahasiswa Kebidanan UNS Surakarta, ada hubungan antara persepsi dengan motivasi menjadi bidan, dimana setiap peningkatan persepsi akan diikuti peningkatan motivasi menjadi bidan. motivasi menjadi bidan pada mahasiswa semester II jalur khusus di Program Studi Kebidanan Poltekkes Pontianak. Skripsi tidak dipublikasikan, FK UGM Yogyakarta, Yogyakarta. Siagian. (2004). Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2006). Prosesur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Damayanti, D. F. (2006). Persepsi terhadap profesi bidan hubungannya dengan Yusuf, Y. (1999). Psikologi antar budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 22