I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PROVINSI BANTEN ANDRI PRIYANTO (H )

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

J U R N A L D E V E L O P M E N T

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

IV. DINAMIKA PEMBANGUNAN SDM DI PROVINSI BANTEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

Lokasi: Dermaga Desa Kota Batu, Kec.Warkuk Ranau Selatan. suatu paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

BAB I PENDAHULUAN. nasionalnya memiliki satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sementara pada waktu yang sama mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.

I. PENDAHULUAN. negara untuk mengembangkan outputnya (GNP per kapita). Kesejahteraan

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (IPM), pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Penekanan pada kenaikan pendapatan per kapita atau Gross National

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

Indeks Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

HALAMAN PENGESAHAN...

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. 1. perkembangan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Data Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara. dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

Analisis Determinan Indeks Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu wilayah akan berkembang sesuai dengan cara alokasi pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Sumber daya tersebut adalah sumber daya manusi (SDM) dan sumber daya modal, kedua sumber daya tersebut dalam ilmu ekonomi disebut sebagai faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi mampu mengubah bahan awal menjadi suatu produk dimana nilai output tersebut lebih tinggi dari pada bahan awal atau input yang digunakan semula. Peningkatan nilai tambah dari suatu bahan baku menjadi produk atau dari input menjadi output menunjukkan adanya perkembangan perekonomian suatu negara. Dornbusch, et. al.(2004) juga menegaskan suatu teori pertumbuhan neoklasik dikenal dengan model pertumbuhan Solow yang dikemukan oleh Robert Solow. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi terjadi tidak saja dipengaruhi oleh peningkatan modal (melalui tabungan dan investasi) tetapi juga dipengaruhi oleh peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan) dan peningkatan teknologi. Dengan pertimbangan pembangunan berkelanjutan, target pertumbuhan ekonomi bukan lagi menjadi tujuan utama. Pembangunan dapat dilakukan bukan saja dalam bidang usaha-usaha fisik seperti pertanian, industri atau pariwisata yang sudah biasa dikenal, akan tetapi di bidang SDM juga memerlukan pengembangan. Menurut paradigma pembangunan manusia, tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakatnya untuk menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan berumur panjang. Pertumbuhan produksi dan pendapatan hanya merupakan alat pembangunan, sedangkan tujuan akhirnya adalah manusia yaitu memperluas pilihan-pilihan manusia (Haq, 1995). Pengertian ini mempunyai dua sisi. Pertama, pembentukan kemampuan manusia seperti tercermin dalam kesehatan, pengetahuan dan keahlian yang meningkat. Kedua penggunaan kemampuan yang telah dipunyai untuk bekerja, untuk menikmati kehidupan atau untuk aktif dalam kegiatan kebudayaan, sosial, dan politik.

2 Pada pembangunan SDM, sejumlah dana dikeluarkan masa sekarang (saat pembangunan dilakukan) untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam meraih kesempatan memperoleh penghasilan lebih di masa mendatang. Imbalannya adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi, mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Pembangunan manusia secara holistik mempunyai 4 (empat) unsur penting, yakni peningkatan produktivitas, pemerataan kesempatan, kesinambungan pembangunan, dan pemberdayaan manusia, melalui perbaikan pendidikan dan kesehatan. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan SDM. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan ketrampilan serta pengalaman kerja. Pendidikan yang terarah, dengan sistematika yang terukur dan disesuaikan dengan pasar kerja akan meningkatkan produktivitas kerja dan mampu bersaing di pasar kerja. Kesehatan, juga sangat penting dalam meningkatkan pembangunan SDM di daerah. Bagi pemerintah daerah, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat merupakan salah satu kegiatan pembangunan SDM yang penting untuk depan, dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kualitas manusia yang meningkat pada sisi lain akan berdampak pada peningkatan kualitas tenaga kerja yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana utama (principal means) bagi pembangunan manusia untuk dapat berlangsung secara berkesinambungan. Bukti empiris yang menunjukkan bahwa tidak ada suatu negara pun yang dapat membangun manusia secara berkesinambungan tanpa tingkat pertumbuhan ekonomi relatif tinggi. Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatan penciptaan lapangan kerja atau usaha, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan rumahtangga yang memungkinkannya membiayai peningkatan kualitas anggota keluarganya. Melalui jalur inilah modal manusia atau human capital dapat melanjutkan pembangunan yang lebih merata di masa mendatang. Kaitannya dengan capaian pembangunan yang komprehensif yang mampu mengakomodir konsep pembangunan manusia secara lebih luas, United Nations Development

3 Programme (UNDP) sejak 1990 telah menggunakan IPM (IPM) atau Human Development Index (HDI) untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara atau wilayah dalam pembangunan manusia. Berdasarkan penilaian UNDP,1990 kualitas SDM Indonesia atau tingkat Provinsi juga diukur melalui IPM (human development index). Nilai IPM Provinsi Banten sebagai daerah penyangga Ibu Kota tahun 2009 berada dalam kategori menengah dengan angka IPM sebesar 70,06 dan berada pada peringkat ke 23 dari 34 Provinsi. Membandingkan peringkat IPM antar Provinsi selama periode 2002 sampai 2009 memperlihatkan bahwa Banten mengalami ketertinggalan dalam pembangunan SDM-nya. Oleh karena itu meningkatkan mutu masyarakatnya Banten perlu melalui IPM dengan lebih cepat untuk mengejar ketertinggalannya dari Provinsi-Provinsi lainnya (Gambar 1). 30 Ranking 25 20 15 10 25 17 13 11 9 23 23 23 23 22 21 20 20 20 19 18 18 17 16 16 16 16 16 15 15 15 15 15 15 14 14 14 14 14 14 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Banten Bali 5 0 3 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Sumber : BPS Provinsi Banten Gambar 1. Perkembangan Ranking IPM Provinsi di Jawa dan Bali, Tahun 2002, 2004-2009 Dalam hal ini perlu ada evaluasi lebih lanjut oleh pemerintah apakah proses pembangunan selama sepuluh tahun terakhir di Provinsi Banten ini sudah mendekati hasil yang optimal atau belum. Oleh karena itu diperlukan informasi tentang campur tangan pemerintah dalam pembangunan manusia sebagai modal pembangunan ekonomi di Provinsi Banten.

4 1.2. Perumusan Masalah Provinsi Banten mengalami kenaikan PDRB perkapita dengan cukup pesat, yakni rata-rata 10,06 juta rupiah selama periode 2002 2009. (Gambar 2). 14.00 12.00 10.00 Juta Rupiah 8.00 6.00 4.00 7.22 7.74 8.39 9.37 10.61 11.41 12.76 13.00 2.00 0.00 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 Tahun Sumber: BPS Provinsi Banten (data diolah) Gambar 2. PDRB Perkapita Provinsi Banten 2002 2009 Berkaitan dengan pencapaian pembangunan yang komprehensif dan mampu mengakomodir konsep pembangunan manusia, selain memperlihatkan kinerja pembangunan ekonomi, perlu dilihat juga proses pembangunan SDM. Pembangunan SDM Provinsi Banten dirasa sangat mengkawatirkan, dimana IPM Provinsi ini merupakan urutan terbawah di tiga tahun terakhir diantara Provinsi di Jawa dan Bali (Tabel 1.) serta ranking 23 diantara provinsi se Indonesia (Tabel 14). Tabel 1. IPM Wilayah Jawa dan Bali Tahun 2007 2009 Provinsi 2007 2008 2009 DKI Jakarta 76,59 77,03 77,36 Jabar 70,71 71,12 71,64 Jateng 70,92 71,60 72,10 DIY 74,15 74,88 75,23 Jatim 69,78 70,38 71,06 Banten 69,29 69,70 70,06 Bali 70,53 70,98 71,52 Sumber: BPS, 2009

5 Rendahnya kualitas SDM mencerminkan buruknya mutu pendidikan karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas SDM sangat tergantung dari pendidikan dari penduduk itu sendiri. Pada tahun 2009 tingkat pendidikan terakhir penduduk berusia 10 tahun ke atas di Banten masih didominasi oleh Tamat SD/MI/Sederajat, yaitu sebesar 29,7 persen. Sedangkan yang mampu menamatkan hingga tingkat diploma, sarjana/pasca sarjana hanya sebesar 1,96 persen (Tabel 2). Tabel 2. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Ijazah Tertinggi yang Dimiliki di Provinsi Banten Tahun 2009 Tingkat Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Total Tidak/Belum Tamat SD/MI/Sederajat 22,5 29,3 25,9 SD/MI/Sederajat 28,9 30,6 29,7 SLTP/Sederajat 18,7 17,6 18,1 SLTA/SMK/Sederajat 23,9 17,5 20,7 Universitas 6,0 5,1 5,5 J U M L A H 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2009 Akibat lain dari tidak terpenuhinya kebutuhan SDM yang berkualitas adalah masuknya SDM dari wilayah lain diluar Banten yang dapat membuat tersingkirnya SDM lokal Banten karena kalah dalam bersaing. Penduduk yang tidak berkualitas relative sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan kurang beruntung mendapatkan pekerjaan (pengangguran). Provinsi Banten merupakan daerah yang persentase pengangguran terbesar diantara Provinsi di Indonesia (Tabel 3). Sehingga perlu campur tangan pemerintah untuk meningkatkan kualitas penduduk, melalui penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan.

6 Tabel 3. Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2007-2008 Kabupaten/Kota 2007 2008 Kab. Pandeglang 10,02 11,13 Kab. Lebak 12,35 10,68 Kab. Serang 15,39 15,23 Kab. Tangerang 17,13 16,49 Kota Tangerang 20,43 18,62 Kota Cilegon 20,84 18,65 Provinsi Banten 15,75 15,18 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2008 Menurut teori, pertumbuhan ekonomi terjadi tidak saja dipengaruhi oleh peningkatan modal (melalui tabungan dan investasi) tetapi juga dipengaruhi oleh peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan) dan peningkatan teknologi. Berdasar studi-studi sebelumnya, juga diperoleh beberapa variabel yang dapat merepresentasikan pembangunan SDM. SDM yang berkualitas sangat diperlukan bagi pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu adalah hal yang menarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan SDM sehingga bisa dirumuskan strategi untuk peningkatan pembangunannyadi Provinsi Banten. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran pembangunan SDM dan pembangunan ekonomi di Provinsi Banten? 2. Faktor apa yang mempengaruhi pembangunan SDM di Provinsi Banten? 3. Kebijakan apa yang bisa diambil untuk meningkatkan pembangunan SDM?

7 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengkaji perkembangan pembangunan SDM dan pembangunan ekonomi di Provinsi Banten. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan SDM di Provinsi Banten. 3. Menganalisis kebijakan yang bisa diambil untuk meningkatkan pembangunan SDM. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini, menambah kajian empiris mengenai variabel yang mempengaruhi pembangunan SDM pada tingkat regional. Bagi pembuat kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan secara keilmuwan dalam menyusun kebijakan pembangunan manusia untuk mendorong perkembangan pembangunan ekonomi. 1.5. Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada pembangunan SDM dan variabel yang mempengaruhinya di Provinsi Banten periode tahun 2002-2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu PDRB Provinsi Banten, PDRB Kabupaten/Kota se Provinsi Banten sebagai proxy keberhasilan pembangunan perekonomian, data PDRB perkapita, IPM sebagai indikator keberhasilan pembangunan SDM, KRT berpendidikan SMP/sederajat dan sebagai proses keberhasilan di bidang kesehatan angka kesakitan.