KOMPETENSI GURU UKS DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

KUESIONER PENELITIAN

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecelakaan merupakan salah satu kejadian yang tidak di inginkan,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

Adult Basic Life Support

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

REKOMENDASI RJP AHA 2015

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. mengancam jiwa dan membutuhkan pertolongan dengan segera, serta dapat

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep

BAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

P3K Posted by faedil Dec :48

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penyebab Kematian Manusia di Negara dengan Pendapatan Menengah Kebawah (WHO, 2012)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

Emergency First Aid Course

METODE TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI AMBULANCE

Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Khalilati, et. al., hubungan tingkat pengetahuan..

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana

BAB I PENDAHULUAN. INDONESIA SEHAT Dalam upaya menuju Indonesia Sehat 2010, maka

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1. Melakukan kajian situasi

BAB I PENDAHULUAN.

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam penanganan korban atau pasien gawat darurat diperlukan. dengan melibatkan beberapa pihak (Depkes,2016).

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar 1,27 juta orang meninggal di jalan setiap tahunnya di dunia, dan 20 -

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

Pusat Hiperked dan KK

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

PENGETAHUAN SISWA SLTA TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (Students Knowledge of Basic Life Support)

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR BERDASARKAN AHA TAHUN 2015 DI UPTD PUSKESMAS KOTA BLITAR

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kondisi akut yang membutuhkan pertolongan segera (Ashour et al,

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

BAB I PENDAHULUAN. lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

RESUSITASI JANTUNG PARU. sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah

BAB I PENDAHULUAN. pada kelompok umur tahun, dan nomor 2 pada kelompok usia 25 34

Transkripsi:

KOMPETENSI GURU UKS DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) Sumardino, Widodo Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: first basic emergency management, CPR-AHA 21, bandaging and splinting. The objective of the study is the get basic information of all theachers responsibel in managing UKS of all senior high school in Surakarta in providing first emergency management. This study uses discriptive qualitatif aproach. Questionnaire were distributed to all respondents to be completed. The questionneire consists of three elements of competences, there are knowledge, attitude and skill. Almost all respondents have good knowledge, attitude and skill about first basic emergency management. However, there are some respondents gave incorrect answer particularly in relation to providing CPR based on AHA (21). Theis new guide seems to be still new among them. Therefore, introducing CPR based on AHA, 21 is very urgent. Respondents knowledge, atitude and skiil also need to be improved related to the issue of bandaging and splinting becaouse some of the respondents gave inaccurate answer of some question the lated to that topic. Keyword: first basic emergency management, CPR-AHA 21, bandaging and splinting Abstrak: PPPK, CPR-AHA 21, Pembebatan dan Pembidaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan kompetensi Guru SMA dan SMK se- Kota Surakarta dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh cara memberikan kiesioner yang meliputi tiga ranah kompetensi yaitu pengetahuan, sikap dan keterapilan yang diberikan kepada seluruh guru pengelola UKS SMA dan SMK se-kota Surakarta. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang cukup baik dalam memberikan pertolongan P3K, hanya beberapa responden yang memberikan jawaban yang tidak tepat berkaitan Resusitasi Jantung Paru terbaru yang direkomendasikan oleh AHA (21). Sehingga perlu pengenalan Resusitasi Jantung Paru terbaru (AHA, 21) segera. Pengetahuan, sikap dan ketrampilan responden mengenai teknik pembebatan atau pembalutan dan pembidaian secara umum cukup baik. Hanya beberapa responden yang belum memahami teknik pembebatan atau pembalutan dan pembidaian. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan atau penyegaran dan evaluasi berkala terhadap kompetensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan perlu dilaksanakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan UKS Keyword: PPPK, CPR-AHA 21, pembebatan dan pembidaian 8

Sumardino, Kompetensi Guru UKS Dalam Memberikan Pertolongan 81 Masalah kesehatan di Indonesia terus berkembang, penyakit baru bermunculan dan persebarannya cenderung menjadi ancaman global. Perubahan lingkungan alam yang serba mendadak di berbagai daerah di Indonesia telah menimbulkan bencana alam yang berdampak pada jatuhnya korban jiwa. Pemerintah mengambil kebijakan memberdayakan masyarakat supaya dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah di atas. Peran serta masyarakat telah ditekankan sedini mungkin melalui pendidikanpendidikan formal seperti Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan telah mengatur bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah. UKS dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Depkes, Depdikbud dan Depdagri. Pada tahun 198 kerja sama kerja sama pengembangan kebijakan kesehatan sekolah ini ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara empat menteri yaitu Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Agama (UKS Rakernas, 2112). Sebagai organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School yaitu sekolah yang telah melaksanakan UKS ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan masalah kesehatan sekolah. Untuk mencapai kemantapan pembinaan secara terpadu tersebut maka SKB empat menetri tersebut direvisi menjadi Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Kementerian yaitu Mendikbud, Menkes, Menag dan Mendagri tanggal 23 Juli 23. UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat (Indan, 2). Depkes (23) mendefinisikan UKS sebagai wahana belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.yang dimaksud sekolah adalah sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat tersebut dilakukan secara terpadu, melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan tersebut. Jika ditinjau dari sudut pembangunan di bidang kesehatan, maka UKS adalah merupakan stategi untuk mencapai kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dan menolong dirinya sendiri maupun orang lain di bidang kesehatan, yang selanjutnya akan menghasilkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Ada tiga program pokok UKS yang sering disebut TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dalam pelayanan kesehatan terdapat satu tanggungjawab pemberian pertolongan kesehatan secara dasar atau pertolongan pertama kepada masyarakat yang mengalami berbagai masalah kesehatan.

82 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 214, hlm 8-87 Pertolongan pertama adalah suatu perawatan yang diberikan sementara menunggu bantuan datang atau sebelum dibawa kerumah sakit atau puskesmas. Pertolongan pertama dimaksudkan untuk menentramkan dan menyenangkan penderita sebelum ditangani oleh tenaga yang lebih ahli denga sarana yang lebih memadahi. Diharapkan keadaan yang lebih tenang dapat mengurangi rasa sakit penderita. Dari uraian latar belakang di atas, dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Kompetensi Guru UKS SMA dan SMK se-kota Surakarta dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan guru UKS SMA dan SMK se-kota Surakarta dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Metode ini menggambarkan secara diskriptif analitik satu variabel dan beberapa subvariabel (Arikunto, 21). HASIL PENELITIAN Table.1. Distribusi Frekuensi pengetahuan Guru dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Jenis pertayaan Option jawaban Manakah pernyataan berikut yang tidak termasuk prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)? Manakah informasi berikut yang tidak perlu disampaikan ketika meminta pertolongan ambulance? Ciri dari perdarahan pembuluh arteri Pertolongan awal pada sebagian besar henti jantung mendadak Rasio RJP untuk penyitas dewasa menurut AHA 21 Pembalutan mitela pada kasus luka bakar di telapak tangan menggunakan lipatan Tujuan pembalutan fraktur clavicula (patah tulang ) metode rangsel adalah : Pembidaian dua bidai pada patah tulang ( fraktur ) di femur dektra (paha kanan) panjang bidai (spalk) di bagian luar kaki adalah Syarat bidai antara lain lurus, kuat dan rata. Kuat disini mengandung arti : Tujuan pembalutan untuk mencegah terjadinya kontaminasi prinsip adalah : Menolong Secara tepat Menolong Secara cepat Mengatasi penyebab kegawatan Pertolongan bersifat sementara Menyebutkan identitas diri Menyebutkan lokasi kejadian Menyebutkan jenis kejadian Menyebutkan proses terjadinya kejadian Darah merembes berwarna merah segar Darah merembes berwarna merah gelap Darah mengalir deras berwarna merah gelap Darah mengalir deras berwarna merah segar Kompresi dada Bantuan nafas Membebaskan jalan nafas Memberikan resusitasi cairan 3 : 2 untuk 1 penolong 3 : 2 untuk 2 penolong 15 : 2 untuk 1 penolong 15 : 2 untuk 2 penolong Lipatan dasar segitiga lipatan puncak segitiga Lipatan 8 lipatan 4 Fiksasi dan imobilisasi Mencegah kontaminasi Menghentikan perdarahan Mengobati nyeri Melampaui tumit sampai aksila (Ketiak) Sepanjang tumit sampai pangkal paha Tumit sampai atas bagian fraktur Tumit sampai pangkal paha Kuat bagi aktivitas penderita Mudah diangkat Penolong Kuat bagi penolong Tidak lentur dan mudah patah Ikatan harus kuat Harus ada obat anti biotic Bahan balutan yang sifat absortben Seluruh permukaan luka harus tertutup 14 54 6 94 18 2 2 6 7 1 12 8 4 4 4 5 36 28 36 26 12 46 6 18 32 5

Sumardino, Kompetensi Guru UKS Dalam Memberikan Pertolongan 83 Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar item pertanyaan dijawab benar. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab kurang benar yaitu pada pertanyaan pengetahuan nomor 1 dimana sebagian besar responden (54) memberikan jawaban mengatasi penyebab kegawatan, pertanyaan nomor 6 di mana 5 respondnen memberikan jawaban lipatan 8 dan lipatan 4, pertanyaan nomor 7 dimana sebagian besar responden (64) memberikan jawaban mencegah kontaminasi dan menghentikan perdarahan serta pertanyaan nomor 8 dimana 46 responden memberikan jawaban tumit sampai pangkal paha. Table 2 Distribusi Frekuensi menurut sikap Guru UKS SMA dan SMK se-kota Surakarta dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) No Pernyataan 1 Langkah pertama yang harus dilakukan ketika melihat orang pingsan adalah memberikan minum hangat 2 Sebagai masyarakat awam khusus saya harus menguasai kompetensi RJP 3 RJP berbasis AHA 21 mendahulukan kompresi dada sebelum memberikan bantuan nafas 4 Henti jantung dan nafas < dari 4 menit harus segera dilakukan RJP Sikap SS S TS STS 18 8 44 2 78 2 56 34 4 46 5 Kecepatan kompresi dada untuk korban dewasa menurut AHA 21 adalah minimal 1 kali / menit 6 Melihat ekspresi wajah penderita karena kesakitan yang diakibatkan ikatan pembidaian terlalu kencang maka tindakan kita yaitu melepas ikatan tidak perlu diikat. 7 Membalut luka bakar diseluruh jari-jari dan telapak tangan mitela untuk tindakan pra hospital dan jarijari tidak perlu dibatasi 8 Pembalutan rangsel (fraktur clavikula ) pada akhir pembalutan didaerah bahu perlu dibuka lipatan dari lipatan 8 menjadi lipatan 4 ini bertujuan untuk pasien lebih nyaman (enak) 9 Saudara menemukan korban fraktur cruris (tulang kering) tetapi saudara tidak menemukan bidai satupun, maka dari itu penderita tidak perlu dibidai dan langsung dikirim ke rumah sakit. 1 Penanganan patah tulang terbuka pada lengan atas perlu dibidai tetapi luka tidak perlu dirawat dahulu. 18 2 4 1 42 3 74 26 4 54 44 2 52 48 44 26 18 38 Dari table di atas dapat dilihat bahwa ada tiga pertanyaan yang jawabannya tidak sesuai yaitu pertanyaan nomor 5 di mana masih ada 4 responden yang tidak setuju dan sangat tidak setuju pemberian

84 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 214, hlm 8-87 kompresi dada berdasarkan AHA (21) minimal 1 kali/ menit. Pada pertanyaan nomor 7 terdapat 7 responden memberikan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada pertanyaan nomor 9 terdapat 7 responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Table 3 Distribusi Frekuensi menurut keterampilan Guru UKS SMA dan SMK se-kota Surakarta dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) No Pertanyaan Option Jawaban 1 Manakah a. Mengeluarka 48 tindakan n benda yang berikut yang menancap tidak benar pada luka. saat b. menekan 1 menghentikan pembuluh perdarahan? darah antara luka jantung c. membalut 18 dan menekan area luka kain bersih d. Menggunaka n tournikuet (bebat puter) hanya pada pendarahan tertentu yang besar yang membahayak an jiwa 2 Lima siklus rangkaian upaya pertolongan akibat cardiac arrest menurut AHA 21 terdiri dari: a. Segera RJP - Rekognisi cepat dan aktivasi sistim bantuan kedaruratan - defibrilasi cepat Advance Life Support lanjut perawatan post cardiac care terintegrasi. 62 3 Setelah melakukan pemeriksaan denyut nadi, dan denyut nadi tidak teraba, langkah selanjutnya adalah b. Defibrilasi cepat - Rekognisi cepat dan aktivasi sistim bantuan kedaruratan segera RJP Advance Life Support lanjut perawatan post cardiac care terintegrasi. c. Rekognisi cepat dan aktivasi sistim bantuan kedaruratan segera RJP defibrilasi cepat perawatan post cardiac care terintegrasi - Advance Life Support lanjut. d. Rekognisi cepat dan aktivasi sistim bantuan kedaruratan segera RJP defibrilasi cepat Advance Life Support lanjut perawatan post cardiac care terintegrasi. a. Periksa nafas (melihat, merasakan, mendengar) b. Berikan bantuan nafas 2 kali c. Berikan kompresi dada 3 kali d. Meminta pertolongan 3 8 46 54

Sumardino, Kompetensi Guru UKS Dalam Memberikan Pertolongan 85 4 RJP telah dilakukan selama 5 menit, penolong sudah mengalami kelelahan, maka langkah selanjutnya 5 Setelah dilakukan RJP selama 2 menit, denyut nadi korban kembali spontan, tindakan berikutnya 6 Pembalutan pada mata kiri mitela karena cedera menggunakan 8 lipatan dimulai 7 Pembidaian pada salah satu kaki karena fraktur cruris (tulang kering) menggunakan satu bidai, sebaiknya bidai dipasang a. Melanjutkan kompresi b. Menghentika n kompresi c. Memberikan bantuan nafas saja d. Memposisika n korban pada posisi pemulihan a. Lanjutkan RJP sampai nadi dan nafas spontan b. Berikan nafas setiap 5-6 detik c. Berikan resusitasi cairan d. Berikan oksigen a. Menutup mata posisi diagonal lalu kebelakang ditautkan b. Menutup mata posisi horizontal lalu kebelakang ditautkan c. Menutup mata posisi vertical lalu kebelakan ditautkan d. Menutup mata posisi miring lalu kebelakan ditautkan a. Bawah kaki yang patah b. Samping luar kaki yang patah c. Di antara kedua kaki d. Bagian atas kaki yang patah 8 38 6 48 28 1 8 54 3 8 1 52 38 44 18 pada 8 Tulang yang keluar karena patah tulang sebelum di bidai maka dilakukan fiksasi. 9 Sebelum diikat pada pembalutan rangsel penderita diharuskan : 1 Langkah pertama cara membantu penderita menggendong tangan kiri yang cedera mitela adalah : a. Difiksasi donat dari mitela b. Ikat mitela c. Tutup saja mitela d. Tekan mitela e. a. Duduk tegak b. Tarik nafas c. Sedekap tangannya d. diam sementara a. Puncak segitiga dipegang tangan kiri penolong b. Puncak segitiga dipegang tangan kanan penolong c. Puncak segitiga ditaruh pundak kanan penderita d. Puncak segitiga ditaruh pundak kiri penderita 58 14 1 18 46 18 36 34 48 6 12 Dari table di atas pada pertanyaan nomor 1, mengeluarkan benda yang menancap pada luka masih merupakan jawaban yang paling banyak (48). Pada pertanyaan nomor 2 hanya 8 responden yang memberikan jawaban yang benar. Pada pertanyaan nomor 3 hanya 54 responden yang memberikan jawaban benar. Pertanyaan nomor 7 ada 44 responden yang memberikan jawaban bidai dipasang di samping luar kaki yang patah. Pada pertanyaan nomor 9 ada 36 responden yang

86 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 214, hlm 8-87 menjawab sedekap tangannya sebagai langkah pertama cara membantu penderita menggendong tangan kiri yang cedera mitela. PEMBAHASAN Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di sekolah yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi penanganan peserta didik yang mengalami kecelakaan terutama kecelakaan ringan (upaya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/P3K), pelayanan kesehatan dasar bagi peserta didik selama sekolah (pemberian imunisasi), pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak (Martianto, 25). Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah perawatan pertama yang diberikan kepada peserta didik atau orang lain yang mendapat kecelakaan atau tiba-tiba sakit sebelum mendapatkan pertolongan yang tepat atau definitif dari tenaga medis. Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat dan tepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda, sehingga pertolongan yang diberikan akan meringankan sakit korban dan tidak menambah sakit korban. Hasil penelitian terhadap pertanyaan yang pertama yaitu pernyataan yang tidak termasuk prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) diperoleh data bahwa lebih dari setengah responden (53,3) menjawab pertolongan yang diberikan adalah untuk mengatasi penyebab kecelakaan atau sakit. Responden lainnya memberikan jawaban secara merata pada jawaban pertolongan yang diberikan harus cepat, tepat dan bersifat sementara. Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban kecelakaan atau penyakit lain tujuan mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Pertolongan ini wajib diberikan oleh siapapun yang menyaksikan seseorang dalam keadaan terancam keselamatannya karena setiap orang mempunyai hak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf hidupnya serta berhak hidup tentram, aman, damai bukan lahir dan batin sebagaimana yang telah diatur dalam UU No 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia (Pasal 9). Oleh karena itu bagi siapapun yang menyaksikan bahwa ada orang yang sedang menghadapi maut tidak memberikan pertolongan yang dapat diberikan kepadanya tanpa selayaknya menimbulkan bahaya bagi dirinya atau orang lain, diancam, jika orang itu meninggal, pidana (Pasal 531 KUHP). Pada fase ini sangat kecil kemungkinan mencari penyebab pasti kegawatan yang mengancam keselamatan apalagi mengatasi penyebab kegawatan tersebut. Beberapa faktor seperti kemampuan penolong, ketersediaan peralatan, tingkat keparahan dan sebagainya menjadi kendala untuk mengatasi penyebab kegawatan. Pada saat yang bersamaan status kesehatan pasien dapat berubah cepat. Kecepatan menjadi kunci peratama keberhasilan pertolongan disamping pertolongan tersebut harus diberikan secara tepat. Jadi tindakan pertolongan pertama bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Hasil penelitian terhadap responden terhadap pertanyaan kedua

Sumardino, Kompetensi Guru UKS Dalam Memberikan Pertolongan 87 mengenai informasi yang tidak perlu disampaikan ketika meminta pertolongan ambulance diperoleh data bahwa hampir semua responden menjawab menyebutkan proses terjadinya kejadian. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang cukup baik. Ada beberapa yang memberikan jawaban yang tidak tepat berkaitan Resusitasi Jantung Paru terbaru yang direkomendasikan oleh AHA (21), pengetahuan, sikap dan ketrampilan mengenai teknik pembebatan atau pembalutan dan pembidaian secara umum cukup baik. Hanya beberapa responden yang belum memahami teknik pembebatan atau pembalutan dan pembidaian. Saran dari hasil penelitian ini adalah pengenalan Resusitasi Jantung Paru berdasarkan rekomendasi terbaru AHA tahun 21 perlu segera dilakukan untuk mempersiapkan petugas UKS dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pada pertolongan kegawatan jantung sebelum mendapatkan pertolongan dari rumah sakit, dan pelatihan atau penyegaran dan evaluasi berkala terhadap kompetensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan perlu dilaksanakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kwalitas pelayanan UKS. Indan, E. (2). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti. Mahadevan, S.V., & Garmel, G.M. (25). An Introduction to Clinical Emergency Medicine. Guide for practitioners in the emergency department. Cambridge University Press. Martunus. (213). Peran Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Kesehatan Anak SD Negeri No. 26 Simpang Tiga Kecamatan Loa Janan Ilir, e-journal Ilmu Sosiatri, 1(2): 51-64. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (21). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2). Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.