H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

dokumen-dokumen yang mirip
Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI. Dewi Triwahyuni

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni

SENGKETA INTERNASIONAL

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.


PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

International Dispute. 4

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

BAB II KEDUDUKAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA- BANGSA DALM HUKUM INTERNASIONAL

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II PERANAN DEWAN KEAMANAN PBB DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL. A. Sejarah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM PROSES PENYELESAIAN KONFLIK INTERNASIONAL

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL. A. Sejarah Perkembangan Penyelesaian Sengketa Internasional

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

Sessi. Mumuh Mulyana Mubarak, SE.

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA)

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965

Sarana utama memulai & mengembangkan hubungan internasional. Bentuk semua perbuatan hukum dan transaksi masyarakat internasional

BAB IV PENUTUP. seharusnya semakin lebih baik daripada saat masa era perang dunia. Kemunculan

I PENDAHULUAN. Hukum Internasional mengatur tentang syarat-syarat negara sebagai pribadi

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Statuta Mahkamah Internasional (1945) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 1

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

BAB II KEDUDUKAN LEMBAGA PERMANENT COURT OF ARBITRATION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 93 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman telah membawa banyak perkembangan ke dalam aspek

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

2016 PERANG ENAM HARI

BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

perdagangan, industri, pertania

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

PERANGKAT HAK ASASI MANUSIA LEMBAR FAKTA NO. 1. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

UNOFFICIAL TRANSLATION

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

BAB II PERAN PBB DALAM KONFLIK INTERNASIONAL. dengan PBB untuk bekerja bagi perdamaian dunia. Secara resmi terbentuk pada

BAKTI. Institusi. Penyelesaian Sengketa Perdagangan Berjangka Komoditi

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT)

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HAK VETO DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM KAITAN DENGAN PRINSIP PERSAMAAN KEDAULATAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

KOMENTAR UMUM no. 08

Transkripsi:

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak terancam 1970 Deklarasi Prinsip-Prinsip Hukum Internasional Mengenai Hubungan Baik dan Kerjasama antar Negara - Negara harus mencari penyelesaian awal sengketa internasional mereka melalui negosiasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian hukum, melalui lembaga-lembaga regional atau pengaturan atau cara damai lainnya yang mereka pilih

METODE PENYELESAIAN SECARA DIPLOMATIK

Negosiasi diskusi antar pihak yang berkepentingan untuk menyatukan perbedaan opini Keterlibatan langsung, tidak memerlukan pihak ketiga Sederhana dan sering digunakan oleh negaranegara ramah Biasanya sebagai pendahuluan dari prosedur penyelesaian lainnya

Jasa Baik dan Mediasi melibatkan pihak ketiga untuk mempromosikan penyelesaian Pihak ketiga hanya bertindak sebagai mediator, tetapi solusi berasal dari pihak yang bertikai itu sendiri Contoh: Mesir dan Israel mengenai Tanjung Sinai

Penyelidikan ketika ada perbedaan opini mengenai persoalan fakta, para pihak dapat meminta untuk melembagakan sebuah komisi penyelidikan oleh pengamat terkemuka untuk menentukan fakta-fakta dalam pertikaian Contoh: Insiden Bank Dogger ditahun 1904 Rusia vs. Inggris Penyelidikan juga populer di PBB

Konsiliasi Melibatkan investigasi pihak ketiga sebagai dasar sengketa dan laporan disampaikan bersama saran untuk menyelesaikan sengketa Kombinasi antara penyelidikan dan mediasi Laporan konsiliasi hanyalah proposal dan tidak mengikat -> berbeda dengan arbitrasi Contoh: Sengketa Islandia-Norwegia mengenai batasan continental shelf antara Islandia dan pulau Jan Mayen

PENYELESAIAN DALAM FRAMEWORK PBB

DEWAN KEAMANAN PBB

Piagam PBB berdasarkan pada ketentuan kovenan Liga Bangsa-Bangsa Dewan Keamanan PBB difungsikan sebagai pihak eksekutif, dengan Majelis Umum sebagai forum parlemen Keduanya berkontribusi dalam penyelesaian sengketa secara damai tetapi hanya Dewan Keamanan yang dapat mengambil keputusan mengikat melalui pasal VII

Peran Dewan Keamanan: menjaga keamanan dan kedamaian internasional Kekuasaannya meliputi: pembentukan operasi penjaga perdamaian, pembentukan sanksi internasional dan otoritasi tindakan militer. Kekuasaan tersebut dilakukan melalui resolusi Dewan Keamanan PBB Ada 15 anggota Dewan Keamanan. Meliputi lima anggota tetap China, Perancis, Russia, Inggris dan Amerika Serikat Dan sepuluh anggota tidak tetap

Pasal VI penyelesaian Sengketa Pasifik Dewan Keamanan dapat mennyelidiki setiap perselisihan atau situasi yang mungkin meyebabkan gesekan internasional atau menimbulkan perselisihan Tidak mengikat Pasal VII Dewan Keamanan memiliki kekuatan lebih untuk memutuskan langkah-langkah apa yang harus diambil dalam situasi yang melibatkan ancaman terhadap perdamaian, pelanggaran terhadap perdamaian, atau tindakan agresi Termasuk penggunaan kekuatan militer. Dahulu sebagai dasar hukum untuk tindakan bersenjata PBB di Korea tahun 1950 selama perang Korea dan penggunaan pasukan koalisi di Iraq dan Kuwait tahun 1991 dan Libya tahun 2011 Keputusan pada pasal VII mengikat semua anggota PBB

MAJELIS UMUM PBB

Dapat mendiskusikan pertanyaan atau masalah dalam lingkup piagam, termasuk pemeliharaan keamanan dan perdamaian internasional, dan dapat membuat rekomendasi kepada anggota PBB atau Dewan Keamanan sifatnya tidak mengikat

Bersatu untuk Perdamaian, Resolusi Majelis Umum 377 (1950) dimana Dewan Keamanan, karena kurangnya kebulatan suara diantara lima anggota tetap, gagal untuk bertindak seperti yang diperlukan untuk memelihara keamanan dan perdamaian internasional, Majelis Umum harus mempertimbangkan hal tersebut dengan segera dan dapat mengeluarkan rekomendasi yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kedamaian internasional Dengan 2/3 suara dari Majelis Umum, mereka dapat mengambil alih hak veto Dewan Keamanan

SEKRETARIS JENDERAL PBB

Kepala Sekretariat PBB, serta juru bicara de-facto dan pemimpin PBB Sekretaris Jenderal memiliki hak untuk menempatkan segala sengketa pada agenda sementara dari Dewan Keamanan Palestina 2011 Artikel 99 dari Piagam PBB ia berhak membawa setiap masalah yang menurutnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional sebagai perhatian Dewan Keamanan Sekretaris Jenderal bertindak secara independen dari Dewan Keamanan dan Majelis Umum sebagai peran dalam situasi. Juga bertindak atas undangan kalangan sendiri

INSTITUSI INTERNASIONAL DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Organisasi Regional: Uni Afrika (Organisasi Persatuan Afrika) Artikel 19 = prinsip penyelesaian damai atas sengketa melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau arbitrase. " Organisasi Negara-negara Amerika (The Organization of American States/OAS) Artikel 23 = sengketa internasional antara negara-negara anggota harus diserahkan kepada Organisasi untuk penyelesaian damai Liga Arab Fasilitas untuk penyelesaian sengketa secara damai tidak dikembangkan dengan baik, dan upaya konsiliasi informal sering digunakan. Dewan Eropa Mengadopsi Konvensi Eropa untuk Penyelesaian Sengketa secara Damai Sengketa hukum harus dikirim ke ICJ, sementara sengketa lainnya pergi ke arbitrase, kecuali para pihak telah sepakat untuk menerima konsiliasi Organisasi Internasional GATT, WTO, NAFTA, ECOWAS, World Bank

ARBITRASI

Ketika diplomasi gagal, arbitrase bisa dibilang cara yang paling efektif dan adil dalam penyelesaian sengketa Tidak seperti litigasi, arbitrase biasanya berlangsung di luar pengadilan. Kedua belah pihak memilih pihak ketiga yang netral, yang dikenal sebagai seorang Arbitrator: setuju untuk mematuhi penghargaan arbiter: dan kemudian berpartisipasi dalam sidang di mana kedua belah pihak dapat mengajukan bukti dan kesaksian Pihak-pihak umumnya memilih metode arbitrase karena fleksibilitasnya, dan karena pihak-pihak memiliki kontrol lebih Juga mekanisme yang tepat untuk diterapkan antara negara-negara dan lembaga internasional, sejak negara hanya dapat tampil sebelum ICJ Permanent Court of Arbitration (PCA) atau Tibunal khusus seperti Iran-United States Claims Tribunal (IUSCT)

Selesai