VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Rubrik Sariwarta pada Panjebar Semangat Edisi Juli-Desember Tahun 2014

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Morfofonemik Cerita Bersambung Pedhalangan Aswatama Anglandhak dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2012 Karya Mulyantara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

Oleh:Nur Aini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VERBA BERAFIKS BAHASA JAWA DALAM RUBRIK CERITA RAKYAT PASIR LUHUR CINATUR PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

Analisis Morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2015

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

ANALISIS MORFOFONEMIK PADA CERITA BERSAMBUNG PAK GURU DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2012 KARYA SUHINDRIYO

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi antar anggota masyarakat.

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini.

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

Golongan kata dlm suatu bhs berdsrkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dlm sistem gramatikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu

PEMBENTUKAN VERBA TURUNAN BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KAMUS SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

Transkripsi:

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 Zuly Qurniawati, Santi Ratna Dewi S. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Majalah merupakan bagian dari kebudayaan manusia, dimana bahasa dan budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Majalah Djaka Lodhang merupakan salah satu contoh penyampaian bahasa secara tertulis, sebagai salah satu media massa cetak berbahasa Jawa. Melalui majalah Djaka Lodhang selain memuat tentang bahasa juga memuat tentang sastra dan budaya. Tidak mengherankan jika pengkajian yang mendalam banyak dilakukan untuk mengungkap berbagai hal yang sangat luas. Dalam hal ini terkait dengan perubahan-perubahan dari pembentukan suatu kata dan perubahan makna kata (verba denominal). Perubahan bentuk kata verba denominal bahasa Jawa terdapat tiga perubahan, yaitu: (a). Perubahan kata jadian yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya, yaitu dengan memperoleh afiksasi atau imbuhan berupa prefiks, sufiks, konfiks, dan afik gabung. (b). Perubahan bentuk kata ulang yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya. Dalam penelitian ini ditemukan dwipurwa, ulang afiks, dan ulang semu. (c). Perubahan bentuk kata majemuk yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya. Dalam penelitian ini ditemukan majemuk berafiks. Setiap pembentukan kata pada proses morfologi menimbulkan nosi atau arti baru akibat dari adanya proses tersebut. Perubahan makna kata verba denominal bahasa Jawa berdasar gradasi kadar pembentuk verba. verba denominal bahasa Jawa pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2008 kurang produktif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian pada kesimpulan yang hanya ditemukan adanya 3 macam perubahan bentuk, dan terdapat 37 macam perubahan makna kata. Kata kunci: Majalah Djaka Lodhang, verba denominal. A. Pendahuluan Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol, bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Dalam berkomunikasi bahasa sebagai sarana yang digunakan oleh setiap orang untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan sebagainya kepada orang lain, baik berupa bahasa lisan maupun tulisan. maka, setiap orang diperlukan pemahaman tentang apa dan bagaimana penggunaan bahasa yang baik dan benar. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 71

Bahasa Jawa digunakan oleh penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bahasa Jawa adalah bahasa daerah yang digunakan dan dilestarikan oleh orang Jawa terutama orang DIY dan Jateng. Bahasa jawa dihormati dan diberi tempat untuk hidup dan berkembang. Kedudukan bahasa daerah ditentukan, dibina, dan dilestarikan oleh pemerintah. Hal tersebut, dibuktikan dengan adanya pasal 32 ayat 2, yaitu Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa kedudukan bahasa Jawa adalah sebagai bahasa daerah dan yang berkewajiban melestarikan membina dan mengembangkan bahasa Jawa adalah negara dan rakyat pemilik bahasa Jawa. Salah satu wujud pelestarian, pembinaan, dan pengembangan bahasa Jawa yaitu dengan terbitnya majalah-majalah berbahasa Jawa. Adapun majalah-majalah berbahasa Jawa tersebut antara lain Djaka Lodhang, Mekar Sari, Panjebar Semangat, dan Jaya Baya. Majalah Djaka Lodhang adalah majalah berbahasa Jawa yang terbit pertama kali pada tahun 1971 di Yogyakarta. Majalah tersebut terbit setiap hari sabtu dalam satu minggu. Setiap bulan majalah tersebut terbit sebanyak 4-5 kali tergantung jumlah minggu dalam tiap bulan. Dalam majalah Djaka Lodhang selain memuat tentang bahasa juga memuat tentang sastra dan budaya. Majalah merupakan salah satu contoh penyampaian bahasa secara tertulis, sebagai salah satu media massa cetak. Majalah adalah bagian dari kebudayaan manusia, dimana bahasa dan budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Sebagai pengguna bahasa perlu memahami bahasa itu sendiri, dengan pengkajian dan penelitian bahasa yang mendalam. Sebagai objek kajian, bahasa mempunyai berbagai persoalan yang sangat luas. Pada tulisan ini, penulis mengkaji tentang perubahan-perubahan dari pembentukan suatu kata. Pembentukan kata selain mempelajari proses pembentukan kata-kata juga mempelajari pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata dan makna kata. Kata dapat dibentuk atau diturunkan dari kata dasar itu sendiri, tetapi juga dari kata dasar kata lain, contohnya kata kerja. Kata kerja tidak hanya dapat dibentuk dari kata dasar kata kerja, tetapi juga dari kata dasar kata benda, kata keadaan, kata bilangan, kata ganti, dan lain-lain. Dalam hal ini kajian akan menekankan pada Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 72

kata kerja yang dibentuk dan diturunkan dari kata benda atau dalam istilah morfologi disebut verba denominal. Dalam penelitian tentang verba denominal ini, tidak menekankan pada proses pembentukan kata-kata, tetapi perubahan-perubahan bentuk kata, dan makna kata. Penelitian ini menekankan pada perubahan-perubahan, karena suatu golongan kata dapat ditransformasikan ke golongan kata lain dan perlu diketahui perubahan transformasi kata tersebut. Penelitian ini menekankan golongan kata kerja yang dapat ditransformasikan ke dalam golongan kata lain, misalnya dari kata kerja dapat ditransformasikan ke dalam kata benda. Suatu kata juga dapat diartikan dengan berbagai macam makna setelah mengalami perubahan bentuk. Dengan demikian, dalam penelitian tentang verba denominal juga perlu memaparkan perubahan bentuk kata dan makna kata tersebut. B. Proses Morfologi Kata Menurut Mulyana (2007: 5) Istilah morfologi diturunkan dari bahasa Inggris morphology, artinya cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal. Secara etimologi, istilah morfologi sebenarnya berasal dari Yunani, yaitu gabungan antara morphe yang artinya bentuk dan logos berarti ilmu (Ralibi dalam Mulyana, 2007: 5). Yasin (1987: 20) mengemukakan morfologi ialah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan bentuk kata atau struktur kata dan pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap jenis kata dan makna kata. Ramlan (1987: 21) menyatakan bahwa pengertian morfologi adalah sebagai berikut: Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik. Proses morfologi ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 1987: 51). Dalam berbagai bahasa, berlaku proses morfologi tersebut, karena setiap bahasa tidak akan sama antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Dengan kata lain, dalam bahasa Jawa tentu Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 73

berlaku proses morfologi atau pembentukan kata. Dalam pembentukan kata terdapat tiga proses, yaitu proses afiksasi, proses pengulangan, dan proses pemajemukan. C. Verba Denominal Untuk menentukan apakah sebuah kata bahasa Indonesia termasuk kata kerja atau tidak, dapat ditinjau dari sudut: 1. morfologis (bentuk kata) kata-kata bahasa Indonesia yang mengandung afiks atau imbuhan me-, ber-, di-, ter-, -kan, -i, termasuk kelas kata kerja. Contoh: menyanyi, menyapu, bermain, berdendeng, ditulis, diambil, terinjak, tersenggol, naikkan, doakan, tulisi, lempari, dll. 2. fraseologis (kelompok kata) a. kata-kata bahasa Indonesia yang dapat berfrase dengan kata dengan + kata sifat, termasuk kelas kata kerja. Contoh: berjalan dengan cepat, baca dengan cemat, pukul dengan keras,dll. b. kata-kata bahasa Indonesia yang dapat berfrase dengan kata akan, hendak, ingin, tidak, boleh, telah, sedang, sambil, termasuk kelas kata kerja. Contoh: akan makan, akan pergi, hendak bermain, hendak menari, ingin bertemu, ingin menengok, tidak masuk, tidak minum, boleh pergi, boleh berbicara, sedang belajar, sedang menulis, telah mandi, sambil minum, dll. Dapat dikenali melalui (1) bentuk morfologis, (2) perilaku sintaksis, dan (3) perilaku semantis dari keseluruhan kalimat. Selain itu, verba dapat didampingi dengan kata tidak. Ia tidak belajar di kampus. Ia tidak makan di rumah. Mereka tidak menulis makalah. Berdasarkan bentuk kata (morfologis), verba dapat dibedakan menjadi: (1) verba dasar (tanpa afiks), misalnya: makan, pergi, minum, duduk, dan tidur, (2) verba turunan a) verba dasar + afiks (wajib) menduduki, mempelajari, menyanyi, me-manggil-manggil, menanyakan; b) verba dasar + afiks (tidak wajib) (mem)baca, (men)dengar, (men)cuci; c) verba dasar (terikat afiks) + afiks (wajib) bertemu, bersua, mengungsi; d) reduplikasi atau bentuk ulang berjalan-jalan, minum-minum, mengais-ngais; e) majemuk cuci mata, naik Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 74

haji, belai kasih. Berdasarkan banyaknya pembuktian (argumentasi), verba dapat dibedakan menjadi (1) verba transitif disertai objek (a) monotransitif, misalnya: menyanyikan lagu, membacakan buku, melukiskan pemandangan, dan memperhatikan temannya; (b) verba bitransitif, misalnya: menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Maju Tak Gentar, membaca majalah, dan surat kabar, (c) verba ditransitif, misalnya: mengembangkan agrobisnis, lembaga pendididkan internasional, dan pendidikan berteknologi tinggi. (2) verba intransitif tidak menghendaki adanya objek. Ia berdagang. Berdasarkan perpindahan kelas kata: (1) verba denominal (nomina ke verba), misalnya: berbudaya, mencangkul, dan mencambuk; (2) verba deadjektif, misalnya: menghina, menyakiti, dan mencintai, (3) deadverbial, misalnya: menyudahi, memung-kinkan, mengakhiri, dan mengawali. Verba denomial adalah verba yang terbentuk dari nomina. Contoh: berbudaya, bertelur, memahat, merotan, menyemir. D. Perubahan Bentuk Kata Verba Denominal Bahasa Jawa pada Majalah Djaka Lodhang Perubahan bentuk kata pada verba denominal bahasa Jawa pada majalah Djaka Lodang edisi bulan Juli sampai September tahun 2008 dapat diklasifikasikan sebagai berikut, a) perubahan kata jadian yang diturunkan dari kata dasarnya, b) perubahan kata ulang yang diturunkan dari kata dasarnya, dan c) perubahan kata majemuk yang diturunkan dari kata dasarnya. Masing-masing akan dibahas lebih lanjut. 1. Perubahan kata jadian yang diturunkan dari kata dasarnya Adapun proses morfologi yang terjadi pada pembentukan verba denominal bahasa Jawa pada majalah Djaka Lodang edisi bulan Juli sampai September tahun 2008 khususnya dalam pembentukan kata jadian yang diturunkan dari kata dasarnya berupa proses afiksasi. Dalam proses afiksasi meliputi prefiks dengan imbuhan ater-ater hanuswara N- terdiri atas n-, ny-, m-, ng-; ater-ater tripurusa dak-, tak-, kok-, di-; prefik ka-, ke-, ma-, me-; sufiks -i, -en, -an; konfiks m- / -i, ng- / -i, m- / -ake, di- / -i, di- / -ake, ke- / -an; afiks gabung n- / -i, ny- / -i, m- / -i, Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 75

ng- / -i, ny- / -ake, m- / -ake, ng- / -ake, ny- / -e, m- / -na, dak- / -i, tak- / -i, di- / -i, di- / -ake, di- / -na, ka- / -ake, -in- / -an, -in- /-ake. 2. Perubahan kata rangkap yang diturunkan dari kata dasarnya Adapun proses morfologi yang terjadi pada pembentukan verba denominal bahasa Jawa pada majalah Djaka Lodang edisi bulan Juli sampai September tahun 2008 khususnya dalam pembentukan kata rangkap yang diturunkan dari kata dasarnya berupa proses perulangan. Dalam proses perulangan meliputi perulangan dwipurwa, ulang afik, dan ulang semu. Nosi dwipurwa pada kata verba denominal ditemukan 5 macam nosi dwipurwa, yakni (1) nosi dwipurwa pada kekemul, ialah mengenakan; (2) nosi dwipurwa pada tetamba, ialah menggunakan sebagai; (3) nosi dwipurwa pada peputra, ialah mempunyai; (4) nosi dwipurwa pada dedagangan, ialah melakukan tindakan; dan (4) nosi dwipurwa pada bebandan, ialah membuat/menghasilkan. Nosi ulang afiks pada kata verba denominal ditemukan 7 macam nosi ulang afiks, yakni (1) nosi ulang afiks pada pit-pitan, ialah naik/mengendarai; (2) nosi ulang afiks pada jaran-jaranan, ialah menyerupai; (3) nosi ulang afiks pada bal-balan, ialah menggunakan; (4) nosi ulang afiks pada disilet-silet, ialah dikenai berulangulang; (5) nosi ulang afiks pada ngoca-ngaca, ialah menggunakan berulang-ulang; (6) nosi ulang afiks pada nyenyandhang, yakni mengenakan; dan (7) nosi ulang afiks pada tetanen yakni menjadi. 3. Perubahan kata pemajemukan yang diturunkan dari kata dasar Adapun proses morfologi yang terjadi pada pembentukan verba denominal bahasa Jawa pada majalah Djaka Lodang edisi bulan Juli sampai September tahun 2008 khususnya dalam pembentukan kata majemuk yang diturunkan dari kata dasarnya berupa proses pemajemukan. Dalam proses pemajemukan dalam penelitian ini ditemukan majemuk berafiks. E. Perubahan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa pada Majalah Djaka Lodhang Hasil penelitian perubahan makna kata verba denominal bahasa Jawa pada majalah Djaka Lodang edisi bulan Juli sampai September tahun 2008 di atas, Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 76

terdapat 37 macam perubahan makna kata verba yang diturunkan dari kata benda. Dari hasil penelitian setiap kata bentukan memiliki makna berbeda-beda berdasarkan gradasi kadar imbuhan pembentuk verba bukan berdasarkan jenis imbuhan yang melekat pada verba (arti/nosi), antara lain: 1. Perubahan makna kata kerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat dan benda. 2. Perubahan makna kata kerja melakukan pekerjaan atau menjadi apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna orang 3. Perubahan makna kata kerja menuju ke/ pergi ke apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna tempat dan arah 4. Perubahan makna kata kerja melakukan tindakan dengan naik apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat. 5. Perubahan makna kata kerja melakukan pekerjaan dengan membuat apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 6. Perubahan makna kata kerja mengeluarkan (mempunyai) aran kongkrit yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna orang dan benda 7. Perubahan makna kata kerja bermakna merasa apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna hewan 8. Perubahan makna kata kerja bermakna mempunyai apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda dan orang 9. Perubahan makna kata kerja bermakna melakukan tindakan dengan menempati apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna tempat 10. Perubahan makna kata kerja bermakna perbuatan yang dilakukan oleh orang pertama tunggal yang diturunkan dari kata benda bermakna tempat dan alat 11. Perubahan makna kata kerja bermakna perbuatan yang dilakukan oleh orang kedua, baik tunggal maupun jamak yang diturunkan dari kata benda bermakna alat Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 77

12. Perubahan makna kata kerja bermakna dikenai tindakan dengan menggunakan apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat dan benda 13. Perubahan makna kata kerja bermakna diberi atau diolesi sesuatu yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat dan benda 14. Perubahan makna kata kerja bermakna dibuat menjadi apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda dan orang 15. Perubahan makna kata kerja bermakna dimasukkan dalam apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat dan tempat 16. Perubahan makna kata kerja bermakna peristiwa yang diacu terjadi dengan tidak sengaja yang diturunkan dari kata benda bermakna benda dan orang 17. Perubahan makna kata kerja bermakna belajar pada, atau memiliki apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna orang 18. Perubahan makna kata kerja bermakna perintah untuk melakukan tindakan dengan menggunakan apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat dan benda 19. Perubahan makna kata kerja bermakna melakukan tindakan untuk diri sendiri dengan memakai/mengenakan apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 20. Perubahan makna kata kerja bermakna mengadakan pertunjukkan yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 21. Perubahan makna kata kerja bermakna nama permainan yang diturunkan dari kata benda bermakna benda, tempat, dan hewan 22. Perubahan makna kata kerja bermakna memberi apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 23. Perubahan makna kata kerja bermakna berulang-ulang memasukkan sesuatu ke dalam yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 78

24. Perubahan makna kata kerja bermakna melakukan tindakan dengan keadaan seperti yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 25. Perubahan makna kata kerja bermakna melakukan tindakan dengan menyerupai apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna sebagai benda, orang, dan hewan 26. Perubahan makna kata kerja bermakna melakukan perbuatan untuk uwong lain yang diturunkan dari kata benda bermakna alat, tempat, benda, dan orang 27. Perubahan makna kata kerja bermakna dikenai perbuatan dengan digunakan sebagai apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna tempat 28. Perubahan makna kata kerja bermakna berulang-ulang dimasukkan dalam sesuatu yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 29. Perubahan makna kata kerja bermakna di dalam keadaan yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna tempat 30. Perubahan makna kata kerja bermakna tindakan yang dilakukan untuk uwong lain dengan menggunakan yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat 31. Perubahan makna kata kerja bermakna dibuat menyerupai apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna orang 32. Perubahan makna kata kerja bermakna meskipun dikenai apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat 33. Perubahan makna kata kerja bermakna meskipun diberi apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat 34. Perubahan makna kata kerja bermakna dikenai tindakan berulang kali menggunakan apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat 35. Perubahan makna kata kerja bermakna melakukan tindakan berulangulang dengan menggunakan apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna alat dan benda Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 79

36. Perubahan makna kata kerja melakukan pekerjaan berulang-ulang dengan membuat apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda 37. Perubahan makna kata kerja mengandung atau menjadi apa yang dinyatakan bentuk dasar yang diturunkan dari kata benda bermakna benda F. Simpulan Dalam morfologi selain mempelajari seluk beluk kata juga mempelajari perubahan- perubahan yang terjadi dalam pembentukan kata. Penelitian ini menganalisis tentang perubahan-perubahan tersebut, yakni: 1. Pembentukan suatu kata tidak terlepas dari perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata dalam penelitian ditemukan 3 macam perubahan bentuk, yakni: perubahan bentuk kata jadian yang diturunkan dari bentuk kata dasar, perubahan bentuk kata ulang yang diturunkan dari bentuk kata dasar dan perubahan bentuk kata majemuk yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya. 2. Selain perubahan bentuk kata dalam penelitian ini, juga terjadi perubahan makna kata. Perubahan makna kata verba denominal bahasa Jawa dalam penelitian ditemukan 37 macam perubahan makna kata verba denominal berdasarkan gradasi kadar pembentuk verba. DAFTAR PUSTAKA Mulyana. 2007. Morfologi Bahasa Jawa Bentuk dan Struktur Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiher. Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono. Samsuri. 1978. Analisis Bahasa. Jakarta.: Penerbit Erlangga. Yasin, Sulchan. 1987. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: Usaha Nasional. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 80