Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

dokumen-dokumen yang mirip
Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

Ade Trisna*), Nuraini**)

EVALUASI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA ITIK PEDAGING YANG DIBERI LEVEL AMPAS TAHU YANG BERBEDA

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ENTOK (Muscovy duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK (MUSCOVY DUCK) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM PETELUR UMUR MINGGU

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

SUBTITUSI TEPUNG IKAN KOMERSIAL DENGAN LIMBAH TEPUNG UDANG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ITIK PEKING UMUR 1 HARI - 8 MINGGU

PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

Performa Produksi Telur Turunan Pertama (F1) Persilangan Ayam Arab dan Ayam Kampung yang Diberi Ransum dengan Level Protein Berbeda

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Ibnu Katsir Ammllah, MS. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Surniati, MSc.

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

Suplementasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein Pengaruhnya Terhadap Kinerja Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KECERNAAN PAKAN PADA BABI RAS

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

KULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING UMUR HARI YANG DIBERI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis)

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

Transkripsi:

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The Performance of Broiler Chickens at The Age of 4-6 Weeks (Phase Finisher) Herlinae,Yemima, Gajo Priyono Program Studi Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya E-mail : herlinae518@yahoo.com Diterima : 10 Mei 2017. Disetujui : 23 Juni 2017 ABSTRACT This study aims to determine the effect of continued substitution of tofu on basal feed (BR-2) on the performance of broiler chickens at the age of 4-6 weeks (Phase Finisher), and to determine the level of substitution of tofu on basal feed (BR-2) to giving the appearance of broiler chickens at the age of 4-6 weeks (Phase Finisher). The study was conducted using completely randomized design (CRD) with A = 100% treatment of basal feed (BR-2), B = 15% + 85% tofu basal feed (BR -2), C = 30% + 70% tofu basal feed (BR-2), and D = 45% + 55% tofu basal feed (BR-2), each treatment was repeated 5 times so that there are 20 units trial. Variable observed included weight gain, feed intake, and feed conversion. The results showed substitution of tofu on a basal feed affect the appearance, that were body weight gain, feed intake. and feed conversion at the age of 4 weeks. No effect on feed conversion at the age of 5 and 6 weeks. Treatment A and treatment B were able to give the appearance of good growth. Key words : Tofu, broiler chicken, basal feed (BR-2). ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu pada pakan basal (BR- 2) terhadap penampilan ayam broiler pada umur 4-6 minggu (Fase Finisher), dan untuk mengetahui tingkat substitusi ampas tahu pada pakan basal (BR-2) yang dapat memberikan penampilan ayam broiler pada umur 4-6 minggu (Fase Finisher). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Perlakuan A= 100% pakan basal (BR-2), B= 15% ampas tahu + 85% pakan basal (BR-2), C= 30% ampas tahu + 70% pakan basal (BR-2), dan D= 45% ampas tahu + 55% pakan basal (BR-2), masing-masing perlakuan diulang 5 kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Peubah yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan substitusi ampas tahu pada pakan basal berpengaruh terhadap penampilan seperti pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, dan konversi pakan pada umur 4 minggu. Tidak berpengaruh terhadap konversi pakan pada umur 5 dan 6 minggu. Perlakuan A dan perlakuan B mampu memberikan penampilan pertumbuhan yang baik. Kata kunci : Ampas tahu, ayam broiler, pakan basal (BR-2) PENDAHULUAN Peningkatan jumlah penduduk Indonesia terutama di Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Salah satu sumber daging yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kalimantan Tengah adalah ayam. Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan. Ransum merupakan faktor penentu keberhasilan usaha ternak ayam broiler. Biaya pakan yang harus dikeluarkan pada usaha ternak ayam sangat besar yaitu 60-70% dari total biaya produksi. Upaya-upaya untuk menekan biaya ransum sangat perlu diterapkan agar dapat meningkatkan pendapatan peternak (Rasyaf, 2007). Tingginya biaya produksi ini perlu 42 Herlinae dkk. Pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu

ditanggulangi dengan menyusun ransum sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat, dengan harga yang relatif lebih murah, tetapi masih mempunyai kandungan gizi yang baik untuk produksi dan kesehatan ternak itu sendiri (Mairizal, 1991). Hasil dari pembuatan tahu menghasilkan ampas sisa yang masih bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang banyak kandungan protein. Saat ini belum banyak peternak yang memanfaatkan ampas tahu tadi sebagai pakan tambahan bagi ternak selain konsentrat. Pertumbuhan ternak yang diberi pakan ampas tahu lebih cepat dari pada yang tidak diberi (Titis, 2009). Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein. Kandungan ampas tahu yaitu protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21% (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, 2011). Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0-15,5%, sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan ampas tahu segar (Widyatmoko,1996). Tawiriah, dkk (2009) menyatakan pemberian ransum yang mengandung tepung ampas tahu 30 % dengan kandungan serat kasar ransum 8,7 % masih menghasilkan pertambahan bobot badan yang tidak berbeda dengan ransum kontrol. Hal ini membuktikan bahwa ayam broiler bisa mentolerir kandungan serat kasar ransum yang lebih tinggi dari 8 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu pada pakan basal (BR-2) terhadap penampilan ayam broiler pada umur 4-6 minggu (Fase Finisher) dan untuk mengetahui tingkat substitusi ampas tahu pada pakan basal (BR-2) yang dapat memberikan penampilan ayam broiler pada umur 4-6 minggu (Fase Finisher). METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan praktek Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya. Waktu pelaksanaannya telah mulai pada tanggal 25 Mei 2016 sampai dengan 15 Juni 2016. Kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterai semi permanen, berukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm dan tinggi 55 cm, dimana tiap kotak perlakuan diisi dengan 3 (tiga) ekor ayam broiler berumur 3 minggu. Pakan yang digunakan yaitu ampas tahu diformulasikan dengan Pakan Basal (BR-2). Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:a = 100 % pakan basal (BR-2), B = 15 % ampas tahu + 85 % pakan basal (BR-2), C = 30 % ampas tahu + 70 % pakan basal (BR-2), D = 45 % ampas tahu + 55 % pakan basal (BR-2) Dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan meliputi : (1) Konsumsi ransum : yaitu selisih antara jumlah ransum yang diberikan dengan jumlah yang tersisa dengan satuan gram dihitung perhari, (2) pertambahan bobot badan : diperoleh dari selisih berat badan akhir minggu dengan berat badan awal minggu penelitian dengan satuan gram, (3) Konversi ransum : diperoleh perbandingan banyaknya ransum yang dikonsumsi dangan pertambahan bobot badan dihitung tiap akhir minggu. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Untuk mengetahui kombinasi perlakuan dilakukan dengan uji Duncan (Hanafiah, 2003). Tabel 1. Kandungan protein, serat kasar pada masing-masing pakan Bahan baku pakan Protein (%) Serat kasar (%) Energi metabolisme Kkal/Kg Perlakuan A Ampas tahu - - BR-2 19 8 3.200 Jumlah 19 8 3.200 Perlakuan B Ampas tahu 3,51 2,92 424,5 BR-2 16,15 6,8 2.720 Jumlah 19,66 9,72 3.144,5 Perlakuan C Ampas tahu 7,02 5,83 849 BR-2 13,3 5,6 2.240 Jumlah 20,32 11,43 3.089 Perlakuan D Ampas tahu 10,53 8,75 1.273,5 BR-2 10,45 4,4 1.760 Jumlah 20,98 13,15 3.033,5 43 Herlinae dkk. Pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi pakan Konsumsi pakan pada masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 2. Data hasil rataan konsumsi pakan pada masing-masing minggu penelitian dan hasil analisis sidik ragam konsumsi pakan sama-sama menunjukkan berpengaruh sangat nyata. Sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi makanan untuk memperoleh energi, sehingga jumlah makanan yang dimakan tiap harinya cenderung berhubungan erat dengan kadar energinya. Bila konsentrasi protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi energi metabolis tinggi akan menyediakan protein yang kurang dalam tubuh unggas karena rendahnya jumlah makanan yang dimakan. Konversi pakan Pada umur 4 minggu ayam broiler telah memberikan respon positif dimana nilai konversi pakan antara perlakuan A, perlakuan B dan Perlakuan C sama-sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini menujukkan bahwa sudah pada umur tersebut penggunaan 15% dan 30% ampas tahu sudah dapat ditolerir dan memberikan nilai efisiensi penggunaan pakan yang ditunjukkan dengan nilai FCR (Feed Converstion Ratio) yang lebih kecil dan tidak berbeda nyata. Rata-rata konversi pakan ayam broiler selama 3 minggu penelitian disajikan pada Tabel. 3. Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pada umur ayam broiler 5 dan 6 minggu terdapat lonjakan nilai konversi menjadi besar pada semua perlakuan dan tidak menunjukkan berpengaruh nyata pada antar perlakuan. Hal ini disebabkan oleh konsumsi yang besar namun tidak dibarengi dengan laju pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa pada periode finisher (umur 3-6 minggu), kondisi pertumbuhan ayam broiler mulai menurun (NRC, 1994). Pada minggu ke 4 konversi pakan pada perlakuan A hingga perlakuan C masih berada dibawah hingga diatas sedikit dari yang dinyatakan oleh Parista (2013) konversi ransum ayam broiler jantan dan betina pada umur 4, 5 dan 6 minggu masing-masing 1,74; 2,03 dan 2,32. Akan tetapi pada minggu ke 5 dan 6 umur ayam broiler memperlihatkan konversi pakan berada diatas atau lebih besar. Demikian juga pada pakan basal perlakuan A yang semestinya dapat memperlihatkan konversi pakan yang lebih rendah juga memiliki konversi pakan yang tidak berbeda nyata dengan lainnya. Hal ini diduga adanya faktor lain yang juga mempengaruhinya. Anonimus (1986), menyatakan bahwa konversi ransum dipengaruhi oleh strain atau bangsa ayam, mutu ransum, keadaan kandang dan jenis kelamin. Makin baik mutu ransumnya, maka makin kecil pula konversi ransumnya. Baik tidaknya mutu ransum ditentukan oleh seimbang tidaknya zat gizi pada ransum itu dengan yang diperlukan oleh tubuh ayam. Ransum yang kekurangan salah satu unsur dari gizinya akan mengakibatkan ayam makan ransumnya secara berlebihan untuk mencukupi kekurangan zat yang diperlukan tubuhnya (Sarwono, 1997). Tabel 2. Rata-rata konsumsi pakan ayam broiler Umur/minggu (gram/ekor/hari) IV V VI A 90.8 c 110.8 c 128.8 c B 89.8 b 109.9 b 128.2 b C 89.4 a 109.4 a 128.0 ab D 89.4 a 109.1 a 127.6 a Keterangan :angka yang diikuti huruf yang pada Uji UJD (P<0,01). Tabel 3. Rata-rata konversi pakan ayam broiler Umur/minggu IV V VI A 1.48 a 2.27 3.04 B 1.48 a 2.66 3.13 C 1.76 ac 2.61 4.01 D 2.21 bc 3.80 3.23 Keterangan :angka yang diikuti huruf yang pada Uji UJD (P<0,01). 44 Herlinae dkk. Pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu

Pertambahan bobot badan Perlakuan substitusi ampas tahu pada pakan basal (BR-2) berpengaruh sangat nyata terhadap penampilan ayam broiler pada umur 4-6 minggu (fase finisher) khususnya pertambahan bobot badan. Ratarata pertambahan bobot badan ayam broiler dari umur 4 hingga 6 minggu disajikan pada Tabel 4. Pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa pertambahan bobot badan umur 4 minggu tertinggi pada perlakuan A dan terendah pada perlakuan D. Perlakuan A tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan B hingga ayam broiler berumur 6 minggu. Hal ini mengisyaratkan bahwa penggunaan ampas tahun 15% hingga 45% yang disubstitusi pada pakan basal dapat digunakan pada umur tersebut. Anonimous (2009), mengatakan pertumbuhan rata-rata yang harus dicapai pada minggu keempat adalah 1,033 kg/ekor, bila lebih tinggi berarti pertumbuhan lebih baik. Sedangkan untuk perlakuan C dan perlakuan B lebih rendah dari pernyataan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pada kedua perlakuan tersebut memberikan penampilan pertumbuhan yang kurang maksimal. Semakin tinggi tingkat substitusi ampas tahu pada pakan basal memperlihatkan tingkat pertumbuhan yang semakin rendah selama penelitian. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan serat kasar yang semakin tinggi seiring dengan tingkat substitusi ampas tahu yang bertambah. Dengan demikian pengaruh serat kasar menjadi lebih nyata. Tabel 4. Rata-rata pertambahan bobot badan Umur/minggu (gram/ekor/hari) IV (*) V(**) VI A 71.5 c 55.6 c 43.3 B 61.4 bc 43.1 bc 41.6 C 51.0 a 43.0 ab 33.9 D 41.9 a 31.3 a 43.9 Tabel 5. Rata-rata pertambahan bobot badan selama 3 minggu penelitian (fase finisher) Perlakuan A B C D Rataan (gram/ekor) 1192.7 c 1022.4 b 895.5 a 816.1 a Keterangan: angka yang diikuti huruf yang pada Uji UJD (P<0,01) KESIMPULAN Substitusi ampas tahu pada pakan basal berpengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan pada umur 4 minggu. Sedangkan tidak berpengaruh terhadap konversi pakan pada umur 5 dan 6 minggu. Substitusi tanpa ampas tahu pada perlakuan A dan substitusi ampas tahu 15% pada pakan basal pada perlakuan B mampu memberikan pertumbuhan terbaik. DAFTAR PUSTAKA Anonimius. 1986. Pedoman Beternak Ayam Negeri. Kanisius. Yogyakarta. Anonimius, 2009. http://duniaternaks. blogspot.co.id/2009/01/carapemeliharaan-ayam-ras-pedaging.html Dinas Paternakan Provinsi Jawa Timur. 2011. Uji Coba Pembuatan Silase Amapas Tahu. Jawa Timur. Hanafiah. K. Ali. 2003. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi Raja Grafindo Persada. Jakarta. Marizal. 1991. Penggunaan Ampas Tahu dalam Ransum Unggas. Poulty Indonesia. No. 133. N.R.C. 1984. Nutrient Requirement of poultry. 8 th Ed. National Academy of Science. Parista E, 2013. Manajemen Ayam Broiler Fase Starter dan Fase Grower Http://EtikaFarista.Blogspot.Co.Id./201 3/01/Manajemen-Ayam -Broiler-Fase- Starter-Dan_30.Jtml. Keterangan : (*) angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda sangat nyata pada Uji UJD (P<0,01) (**) angka yang diikuti huruf yang sama Rasyaf. M. 2007. Pemeliharaan Ayam menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Pedaging. Penebar Swadaya. UJD (P<0,05) 45 Herlinae dkk. Pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu

Sarwono. B. 1997. Beternak Ras Pedaging. Edisi Revisi. Jakarta. Titis. P. 2009. Pemanfaatan Ampas Tahu Untuk Pakan Ternak. Artikel Ilmiah. Tawariah. W. Garnida. D dan Asmara.I.Y. 2009. Pengaruh Tingkat Pemberian Ampas Tahu dalm Ransum Terhadap Performan Entok (Muscovy Duck) pada Periode Pertumbuhan. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Widjatmoko. 1996. Penggunaan ampas tahu dalam ransum unggas. Poultry Indonesia. 46 Herlinae dkk. Pengaruh lanjutan substitusi ampas tahu