TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia

IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution Di Kota Bandung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG ABSTRAK

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB III METODOLOGI. Garis besar penelitian secara singkat ditunjukkan dalam bagan alur pada Bagan 3.1. berikut.

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN FAKTOR PENYEBAB KECELKAAN PADA LOKSI BLACKSPOT DI KOTA KAYU AGUNG

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU-LINTAS PADA JALAN ARTERI/NASIONAL (STUDI KASUS KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR

Keselamatan Jalan Raya

Aspek Keselamatan Jalan dalam Pembangunan Jalan. BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

BAR II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

dengan Traffic Calming

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun ( darat)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sastriawan Pratama 1), Siti Mayuni 2), Said 2)

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kecelakaan di dalam Pedoman penanganan lokasi rawan

ANALISIS ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN AUDIT KESELAMATAN JALAN PADA RUAS AHMAD YANI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

ANALIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI TUBAN/KM 0,000 - REMBANG/KM 47,900. Tri Surya Fendi 1, Saiful Arfaah 2 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

2) K-Type injury accident : mengakibatkan luka yang mengeluarkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN PADA JALAN NASIONAL INDONESIA

Transkripsi:

Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA (1971-2009) 0.45 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 - Index Fatalitas (Jlh Fatalitas/km) Jalan, 0.05 Index Laka (Jlh Laka/km), 0.14 1

PENDAHULUAN Keselamatan transportasi merupakan aspek paling utama dalam perencanaan dan perancangan transportasi. Namun di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalulintas menduduki peringkat ke-2 setelah penyakit kanker Pada umumnya, tingkat fatalitas kecelakaan di negara-negara berkembang jauh lebih besar daripada negara-negara maju PROFIL KECELAKAAN BERDASARKAN JENIS KENDARAAN Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2010 6,099, 3% 2,050, 1% 8,066, 4% 20,347, 10% 26,495, 13% 140,277, 69% Sepeda motor Mobil penumpang Truk Bus Khusus Tidak Bermotor Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2011 4,200, 2% 5,272, 3% 3,109, 1% 25,502, 12% 25,227, 12% 147,391, 70% Sepeda motor Mobil penumpang Truk Bus Khusus Tidak Bermotor SUMBER: NTMC Korlantas POLRI 2

TARGETS: 5 GROUPs HIGHEST Source: Kompas 18 Jun 2011 PERMASALAHAN KESELAMATAN JALAN No. Kategori Permasalahan 1 Manajemen Kemampuan terbatas dalam menyediakan infrastruktur tepat waktunya 2 Pengawasan Pemanfaatan bagian jalan yang tidak sebagaimana mestinya Jalan arteri dapat diakses langsung dari jalan lingkungan/lokal 3 Bangunan permanen terlalu dekat di sisi jalan Tantangan pemanfaatan badan jalan dengan beban melebihi (overloading) Teknis Geometrik dan alinyemen jalan masih banyak yang sub-standar 4 Manajemen Lalu Lintas Bahu jalan beda tinggi dengan badan jalan Bangunan pelengkap jalan (safety fence) yang masih minim Ruas jalan masih banyak yang tanpa marka & rambu Simpang sebidang dengan titik konflik terlalu banyak & terbuka Budaya berkendaraan (disiplin) yang rendah 5 Lingkungan Kejadian iklim yang ekstrim: banjir yang lama, panas yang tinggi 3

Perbandingan tingkat keselamatan transportasi di tingkat global dan nasional GLOBAL NASIONAL Korban meninggal dunia rata-rata 1 juta per tahun akibat kecelakaan 75% terjadi negara berkembang Korban meninggal rata-rata 30 orang/hari Kerugian sekitar 3.5 milyar us dollar) atau sekitar 2.17% dari gdp indonesia Kerugian mencapai 2% gdp (us $ 100 milyar) PENYEBAB KECELAKAAN Penyebab kecekalaan dapat dikategorikan menjadi: 1. Faktor manusia 2. Faktor lingkungan 3. Faktor kendaraan Sedangkan kecelakaan dapat dikategorikan menjadi: 1. Kecelakaan tunggal 2. Kecelakaan beruntun 3. Kecelakaan kendaraan pejalan kaki 4. Kecelakaan kendaraan benda diam 4

PENDEKATAN PENYEBAB KECELAKAAN Dalam menganalisis kecelakaan, ada 2 macam pendekatan: Pendekatan Monokausal yaitu bahwa kecelakaan lalulintas hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab. Pendekatan ini antara lain berdasarkan anggapan: setiap kecelakaan adalah unik, adanya accident prone driver. Pendekatan Multikausal yaitu sebab terjadinya kecelakaan dari berbagai faktor yang saling berinteraksi. Beberapa teori mengatakan bahwa penyebab kecelakaan lalulintas terdiri dari tiga faktor yaitu: manusia, kendaraan dan jalan raya. Penyebab utama kecelakaan di jalan: 1. Faktor manusia saja 65 % 2. Faktor manusia dan lingkungan 25% 3. Faktor manusia dan kendaraan 5% 4. Faktor kendaraan saja 2% 5. Faktor lingkungan saja 2% 6. Faktor manusia, jalan, dan kendaraan 1% 5

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN Sumber : Austroad, 2004 KECELAKAAN DI INDONESIA (1980-1992) Korban Kecelakaan di Indonesia Penyebab Kecelakaan 6

SUMBER DAN TIPE DATA KECELAKAAN SUMBER DATA TIPE DATA - Kepolisian - Rumah sakit - Casualties data vs accident data - Asuransi - Perusahaan Kendaraan - Survei khusus JENIS DATA KECELAKAAN Fatal Accidents Fatality - Setidaknya terdapat satu korban meninggal dunia; - Korban meninggal dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan. Kecelakaan Lalu lintas Database Berdasarakan tingkat keparahan Serious Injury Accidents Slight Injury Accidents No injury Accidents serious Fatality Injury victim Slight Fatality Injury victim - Korban mengalami patah tulang, gegar otak, dll yang memerlukan rawat inap atau diberikan setidaknya 7 hari cuti sakit. - Korban diangkut ke rumah sakit menggunakan ambulans atau jika tidak, diberikan cuti sakit minimal 3 hari - Tidak ada luka ACCIDENT- RELATED CASUALTY- RELATED 7

Kecelakaan Lali lintas Database Berdasarakan tingkat keparahan Jumlah Korban Kecelakaan CONTOH: DATA KECELAKAAN DI SWEDIA Ilustrasi STRADA (Swedia) http://www.strada.se 8

Deskripsi Kecelakaan http://www.strada.se Informasi Kecelakaan pada Rumah Sakit http://www.strada.se 9

PROSES PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS Melibatkan 4 tahap/proses: 1. Pengumpulan data 2. Identifikasi lokasi rawan kecelakaan 3. Diagnosa permasalahan 4. Pemilihan metode penyelesaian Pengumpulan Data: 1. Data korban 2. Kondisi jalan 3. Kondisi lingkungan 4. Kondisi kendaraan 5. Kondisi pengendara 6. Kondisi korban 10

Identifikasi Lokasi Rawan Kecelakaan Untuk mendapatkan ranking lokasi-lokasi yang rawan terjadi kecelakaan Metode yang digunakan: angka kecelakaan pada suatu titik, jalan, rute, atau area tertentu Diagnosa Kecelakaan Untuk mendiagnosa kecelakaan, mengapa bisa terjadi sehingga dapat diusulkan penanganannya Pemilihan Penanganan Untuk memilih penanganan yang paling tepat/sesuai Kecelakaan fatal Kecelakaan ringan Pergerakan kendaraan Pergerakan pejalan kaki Kecelakaan dari samping Kecelakaan dari belakang Hilang kendali Terguling Kendaraan parkir Object tertentu Kondisi jalan: D : kering, I : genangan air W : basah Cuaca: C : normal F : berkabut R : hujan gerimis S : hujan lebat Waktu: a.m. : pagi (00:00 12:00) p.m. : siang/sore (12:00 24:00) 22 11

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN Beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan antara lain : 1. Manajemen Lalu Lintas Pembatasan kecepatan, Pembatasan pergerakan membelok Jalan satu arah Tidal flow operation Prioritas untuk High Occupancy Vehicle (HOV) Pengontrolan kendaraan parkir dan kendaraan menunggu 2. Fasilitas Fisik: Traffic calming Prioritas untuk pejalan kaki, pesepeda 3. Alat kontrol di simpang (APILL) 4. Alat kontrol di ruas jalan 5. Sistem informasi bagi pengendara 12

ANGKA KECELAKAAN Angka kecelakaan secara umum yang menggambarkan kecelakaan total yang terjadi Di dalam angka kecelakaan, terdapat: 1. Angka kematian yang menggambarkan kecelakaan yang korbannya sampai meninggal dunia 2. Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe kendaraan dan pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan Perhitungan angka kecelakaan didasarkan pada: 1. Population-base rates (angka berdasar populasi) Jumlah penduduk Jumlah kendaraan yang terdaftar Jumlah SIM Jarak mil jalan (Highway milleage) 2. Exposure-base rates (angka berdasar perolehan) Perjalanan kendaraan-mil (kendaraan-km) Perjalanan kendaraan-jam 13

CONTOH PERHITUNGAN ANGKA KECELAKAAN 1. Angka kecelakaan per mil Kecelakaan berbahaya total diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan dari semua tipe per mil dari setiap jalan Rumus yang digunakan R = A / L Dengan: R : angka kecelakaan total per mil setiap tahun A : jumlah total dari kecelakaan yang terjadi setahun L : panjang dari bagian jalan yang dikontrol dalam mil 2. Angka keterlibatan kecelakaan Keterlibatan kecelakaan diekspresikan sebagai jumlah pengemudi kendaraan dengan karakteristik yang pasti terlibat dalam kecelakaan per 100 juta vehicle-miles perjalanannya Rumus yang digunakan R = N x 1E8 / V Dengan: R : keterlibatan kecelakaan per 100 juta vehicle-miles N : total jumlah pengemudi kendaraan yang terlibat kecelakaan selama penelitian V : vehicle-miles dari perjalanan di bagian jalan selama periode penelitian 14

3. Angka kematian berdasarkan populasi Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat dinyatakan sebagai jumlah kematian lalulintas (traffic fatalities) per 100.000 populasi Rumus yang digunakan R = B x 100.000 / P Dengan: R : angka kematian per 100.000 populasi B : jumlah total kematian lalulintas dalam setahun P : populasi dari daerah 4. Angka kematian berdasarkan registrasi kendaraan Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat diekspresikan sebagai jumlah dari kematian lalulintas per 10.000 kendaraan terdaftar Rumus yang digunakan R = B x 10.000 / M Dengan: R : angka kematian per 10.000 kendaraan terdaftar B : jumlah total kematian lalulintas dalam setahun M : jumlah registrasi kendaraan motor di derah tersebut 15

5. Angka kematian berdasarkan perjalanan kendaraan-mil Bahaya lalulintas diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan per 100 juta perjalanan kendaraan-mil (km). Kebenaran perolehan pada kecelakaan mungkin lebih mendekati dengan dasar jarak mil dari perjalanan kendaraan motor daripada populasi atau registrasi Rumus yang digunakan R = C x 1E8 / V Dengan: R = angka kematian per 100.000.000 vehicle-miles B = jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka atau kecelakaan total) dalam setahun V = vehicle miles perjalanan dalam setahun 16