Bahan Tayang KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

M A N A J E M E N A S N

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Draf RUU 17 Juli 2013

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

Ragenda prioritas pembangunan

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR INSPEKTORAT DAERAH Jalan JenderalSudirman No. 1 TELP S A M A R I N D A

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN untuk meningkatkan daya saing bangsa

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA

ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM APARATUR DI INDONESIA

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

PENDAHULUAN... 1 PENGERTIAN DAN JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA A. Pengertian Aparatur Sipil Negara B. Jabatan Aparatur Sipil Negara...

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

MERIT SYSTEM AND COMPETENCY BASED TRAINING IN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

= Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA. DR. Adi Suryanto, MSi. Kepala LAN RI

SALINAN PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Modul Pelatihan Dasar Kader PNS. Manajemen ASN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

Oleh Pembantu Rektor II Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

MANAJEMEN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA MENUJU GOOD GOVERNANCE

- 3 - Pasal Jabatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAHAN PANJA RUU Aparatur Sipil Negara, 29 FEBRUARI 2012 (Berdasarkan hasil rapat antar Instansi Tanggal 24 Februari 2012)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Transkripsi:

Bahan Tayang KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR (Disampaikan pada Diklat Prajabatan CPNS Gol III Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016, 9 Mei 2016, Hotel Pajajaran Tasikmalya) FASILITATOR: AWAN GUMELAR/WIDYISWARA UTAMA BANDUNG, 9 MEI 2016

BIO DATA NAMA : AWAN GUMELAR NIP : 19540202 197706 1 001 PANGKAT : PEMBINA UTAMA (IV/e) JABATAN : WIDYAISWARA UTAMA BADIKLATDA JABAR ALAMAT KT : JL WINDU 26 BANDUNG NO HP : 08122000034 Email : gumelarawan70@ yahoo.co.id

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDA

Lanjutan.

DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Kepala LAN RI Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan III

Pengertian ASN 66 PNS ASN PROFESI PPPK YANG BEKERJA PADA INSTANSI PEMERINTAH

Pengertian PEGAWAI ASN 77 PNS PEG ASN PROFESI PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya digaji berdasarkan peraturan perundangundangan.

Lanjutan 88 PNS ASN PROFESI PPPK warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Lanjutan.. 99 PNS ASN PROFESI PPPK warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Asas Penyelenggaraan Kebijakan Dan Manajemen ASN (Ps 2 UU 5/2014) 1010 PROFESI PNS ASN PPPK 1. kepastian hukum; 2. profesionalitas; 3. proporsionalitas; 4. keterpaduan; 5. delegasi; 6. netralitas; 7. akuntabilitas; 8. efektif dan efisien; 9. keterbukaan; 10. nondiskriminatif; 11. persatuan dan kesatuan; 12. keadilan dan kesetaraan; dan 13. kesejahteraan.

ASAS ASN Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan pada asas (Ps. 2 UU No 5/2014) a. Kepastian hukum adalah dalam setiap penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN, mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan. Huruf b b.profesionalitas adalah mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. AGUM 11

Lanjutan. c. Proporsionalitas adalah mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Pegawai ASN. d. Keterpaduan adalah pengelolaan Pegawai ASN didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang terpadu secara nasional. e. Delegasi adalah bahwa sebagian kewenangan pengelolaan Pegawai ASN dapat didelegasikan pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, dan pemerintah daerah. AGUM 12

Lanjutan f. Netralitas adalah bahwa setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun. g. Akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. h. Efektif dan efisien adalah bahwa dalam menyelenggarakan Manajemen ASN sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. AGUM 13

Lanjutan i. Keterbukaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen ASN bersifat terbuka untuk publik. j. Nondiskriminatif adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen ASN, KASN tidak membedakan perlakuan berdasarkan jender, suku, agama, ras, dan golongan. k. Persatuan dan kesatuan adalah bahwa Pegawai ASN sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia. AGUM 14

Lanjutan. l. Keadilan dan kesetaraan adalah bahwa pengaturan penyelenggaraan ASN harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN. m. Kesejahteraan adalah bahwa penyelenggaraan ASN diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN. AGUM 15

Prinsip ASN sebagai profesi (Ps 3 UU 5/2014) PROFESI 16 PNS ASN PPPK 1. nilai dasar 2. kode etik dan kode perilaku; 3. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; 4. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 5. kualifikasi akademik; 6. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan 7. profesionalitas jabatan.

Nilai Dasar ASN (Ps 4 UU 5/2014) PROFESI 17 PNS ASN PPPK 1. memegang teguh ideologi Pancasila; 2. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah; 3. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; 4. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; 5. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

Lanjutan. 18 PNS PROFESI ASN PPPK 6. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif; 7. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; 8. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; 9. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;

Lanjutan.. PROFESI 19 PNS ASN PPPK 10. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; 11. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; 12. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama; 13. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai; 14. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan 15. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. (Ayat I Ps 5 UUNo 5/2014) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN: a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; AGUM 20

Lanjutan d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan etika pemerintahan; f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; AGUM 21

Lanjutan i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN. AGUM 22

Jenis, Status, dan Kedudukan (Ps 6 & 7 UU 5/2014) 23 PNS ASN PROFESI PPPK Status PNS merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Status PPPK merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang..

Jenis, Status, dan Kedudukan (Ps 8 & 9 UU 5/2014) 24 PNS ASN PROFESI PPPK Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

Fungsi, Tugas Dan Peran (Ps 10 UU 5/2014) 2525 PNS ASN PROFESI PPPK Fungsi : Pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; perekat dan pemersatu bangsa.

Fungsi, Tugas Dan Peran (Ps 11 UU 5/2014) 2626 PNS ASN PROFESI PPPK Tugas : melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Fungsi, Tugas Dan Peran (Ps 13 UU 5/2014) 2727 PNS ASN PROFESI PPPK Peran : perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Hak dan Kewajiban PNS (Ps 21 UU 5/2014) 28 PNS ASN PROFESI PPPK Hak Pegawai ASN gaji, tunjangan, fasilitas; cuti; jaminan pensiun jaminan hari tua; perlindungan; pengembangan kompetensi.

Hak dan Kewajiban PPPK (Ps 22 UU 5/2014) 29 PNS ASN PROFESI PPPK Hak Pegawai PPPK Gaji tunjangan; cuti; perlindungan; dan pengembangan kompetensi.

Kewajiban Pegawai ASN (Ps 23 UU 5/2014) 30 30 PNS ASN PROFESI PPPK Pegawai ASN wajib: 1. setia dan taat pada Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah; 2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

Lanjutan 31 31 4. menaati ketentuan peraturan per-uu-an; 5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; 7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NK RI.

MANAJEMEN ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (Angka 5 Ps.1 UU No 5/2014) AGUM 32

MANAJEMEN ASN (Ps 55 UU 5/2014) 33 penyusunan dan penetapan kebutuhan pengadaan pangkat dan jabatan pengembangan karier pola karier promosi mutasi

Lanjutan 34 Penilaian kinerja penggajian dan tunjangan penghargaan disiplin pemberhentian pensiun dan tabungan hari tua; dan pensiun dan tabungan hari tua; dan perlindungan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI (Menteri PAN Dan RB, 2015) Based on gap kompetensi individu & jabatannya kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi.. Pendidikan Formal Tugas Belajar Ijin Belajar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Diklat Prajabatan Diklat Kepemimpinan Diklat Fungsional Diklat Teknis Non Diklat Internship (Magang) Bimbingan Teknis Sosialisasi Seminar Workshop Kerja sama pendidikan baik dalam maupun luar negeri Paling sedikit 80 (delapan puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun. Maksimum 1 (satu) tahun (untuk magang) Disesuaikan waktunya

Dilakukan berdasarkan: - kualifikasi; Pengembangan Karier (Pasal 68 UU 5/2014) - Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural); - penilaian kinerja, dan - kebutuhan Instansi Pemerintah. Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas. 36

Pengembangan Kompetensi (Pasal 70 UU 5/2014) Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Harus dievaluasi oleh Pejabat Yang Berwenang dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier. Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi. PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN. 37

CPNS DIKLAT Calon PNS wajib menjalani masa percobaan (Ayat (3) Ps 63 UU No 5/2014) Masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat professionalisme serta kompetensi bidang. (Ayat (4) Ps 63 UU No 5/2014)

Lanjutan. Masa percobaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 63 yat (3) bagi calon PNS dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. (Ayat (1) Ps 64 UU No 5/2014) Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama masa pecobaan (Ayat (2) Ps 64 UU No 5/2014)

Lanjutan.. Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan: (a) lulus pendidikan dan pelatihan; dan (b) sehat jasmani dan rohani. (Ayat (1) Ps 65 UU No 5/2014) Calon PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat menjadi PNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan undangan. (Ayat (2) Ps 65 UU No 5/2014) Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberhentikan sebagai calon PNS. (Ayat (3) Ps 65 UU No 5/2014)

MENGAPA MENGIKUTI DIKLAT Fungsi Aparatur Sipil Negara (Ps 10 UU No 5/2014) 1. Pelaksana Kebijakan Publik 2. Pelayan Publik, dan 3. Perekat dan Pemersatu Bangsa

Jabatan dalam ASN Jabatan Administrasi (Ps 14 UU No 5/2014): a. jabatan administrator; b. jabatan pengawas; dan c. jabatan pelaksana. Jabatan Fungsional (Ps 17 UU No 5/2014): a. jabatan fungsional keahlian 1) ahli utama; 2) ahli madya; 3) ahli muda; dan 4) ahli pertama b. jabatan fungsional keterampilan: 1) penyelia; 2) mahir; 3) terampil; dan 4) pemula. Jabatan Pimpinan Tinggi (Ps 19 UU No 5/2014) a. jabatan pimpinan tinggi utama; b. jabatan pimpinan tinggi madya; dan c. jabatan pimpinan tinggi pratama

Perangkat Daerah Perangkat Daerah provinsi terdiri atas (Ayat (1) Ps 209 UU No 23/2014): a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; dan e. badan. Perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas (Ayat (2) Ps 209 UU No 23/2014): a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; e. badan; dan f. Kecamatan.

4Jenis Kompetensi ASN Pemerintahan Teknis Sosial Kultural Manajerial

Kompetensi Perangkat Daerah Pegawai aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 208 ayat (2) yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah, harus memenuhi persyaratan kompetensi: (Ayat (1) Ps 233 UU No 23/2014) a.teknis; b.manajerial; dan c.sosial kultural.

Lanjutan Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah harus memenuhi kompetensi pemerintahan. (Ayat (2) Ps 233 UU No 23/2014) Yang dimaksud dengan kompetensi pemerintahan antara lain mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terkait dengan kebijakan Desentralisasi, hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah, pemerintahan umum, pengelolaan keuangan Daerah, Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD dan etika pemerintahan. Kompetensi pemerintahan dibuktikan dengan sertifikasi. (Penjelasan Ayat (2) Ps 233 UU No 23/2014)

Lanjutan Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian setelah dikoordinasikan dengan Menteri. (Ayat (3) Ps 233 UU No 23/2014) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri. (Ayat (4) Ps 233 UU No 23/2014) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara mutatis mutandis terhadap pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan administrator di bawah kepala Perangkat Daerah dan jabatan pengawas. (Ayat (5) Ps 233 UU No 23/2014)

Lanjutan Kepala Perangkat Daerah provinsi diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan (Ayat (1) Ps 234 UU No 23/2014). Kepala Perangkat Daerah kabupaten/kota diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan bertugas di wilayah Daerah provinsi yang bersangkutan. (Ayat (2 Ps 234 UU No 23/2014).

Lanjutan Dalam hal di wilayah Daerah provinsi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terdapat pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan, kepala perangkat daerah kabupaten/kota dapat diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan yang bertugas di wilayah Daerah provinsi lain. (Ayat (3) Ps 234 UU No 23/2014). Proses pengangkatan kepala Perangkat Daerah yang menduduki jabatan administrator dilakukan melalui seleksi sesuai dengan proses seleksi bagi jabatan pimpinan tinggi pratama di instansi Daerah sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai aparatur sipil negara. (Ayat (4) Ps 234 UU No 23/2014).

Lanjutan Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris Daerah. (Ayat (1) Ps 224 UU No 23/2014). Bupati/wali kota wajib mengangkat camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ayat (2) Ps 224 UU No 23/2014). Pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibatalkan keputusan pengangkatannya oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.(Ayat (3) Ps 224 UU No 23/2014).

Jalur Klasikal Pengembangan ASN Pelatihan teknis / kursus dengan kurikulum tertentu; Workshop; Pelatihan kepemimpinan; Sosialisasi; Pelatihan administrasi; Penataran; Seminar;

Jalur Non Klasikal praktik kerja di instansi lain di pusat atau di daerah; benchmarking/benchle arning; pertukaran kerja dengan swasta; orientasi tugas; pertukaran pengetahuan; pendampingan (coaching);

PENEMPATAN PNS/ASN (BKN,2015) K3 = KUALIFIKASI, KOMPETENSI, & KINERJA KOMPETENSI 1. Kompetensi Teknis 2. Kompetensi Manajerial 3. Kompetensi Sosial Kultural

ARAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI PNS /ASN (BKN, 2015) Kondisi Aktual Tuntutan reformasi birokrasi mensyaratkan PNS profesional, netral, dan sejahtera Rendahnya pengakuan atas kinerja PNS/ASN Masih banyak jabatan yang duplikatif; Banyak fungsi jabatan yang belum dirumuskan standar kompetensinya; Belum adanya pengukuran yang komprehensif terkait aspek kompetensi Program diklat belum mengacu kepada standar kompetensi. Tingginya tuntutan kualitas p elayanan publik. DLL Instrumen Penataan UU ASN (penempatan berbasis pada: kualifikasi, kompetensi, dan prestasi kerja) Peraturan Kepala BKN No 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Peraturan Kepala BKN No 8 Tahun 2013 tentang Pedoman Perumusan Standar Kompetensi Teknis PNS Peraturan Kepala BKN No. 3 Tahun 2013 tentang Kamus Jabatan Fungsional Umum Arah Penempatan job based dan merit based Menggunakan pendekatan bukti kerja/bukti perilaku kerja melalui proses uji kompetensi sebagai bukti kompeten dalam pekerjaan Menyertakan unsur capaian kompetensi dan kinerja dalam pengembangan karier Arah pengelolaan dan pengembangan menitik beratkan pada kompetensi individu dan kebutuhan kompetensi organisasi 54

PROMOSI PNS (Pasal 72 UU 5/2014) Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara: - kompetensi; - kualifikasi; - persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan; - penilaian atas prestasi kerja; - kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan - pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan. Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang dibentuk oleh PyB. 55

MUTASI PNS (Pasal 72 UU 5/2014,) Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antar-instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-instansi Daerah, antar-instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri. Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya. Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN. Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN. Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN. Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN. Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan konflik kepentingan. Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD. 56

PENILAIAN KINERJA PNS (Pasal 75 UU 5/2014,) Dilakukan berdasarkan: perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi; Memperhatikan target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Metode objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS. PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penggajian dan Tunjangan PNS (Pasal 79 UU 5/2014,) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD. Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi: tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja) tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah) Tunjangan PNS dibebankan pada APBN danapbd 58

Disiplin PNS Ps 86 UU No 5/2014) (1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS. (2)Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. (3) PNS yang melakukan pelanggaran AGUM 59 disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

Penghargaan PNS (Pasal 82 UU 5/2014) PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan. Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian: tanda kehormatan; kenaikan pangkat istimewa; kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan. PNS yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan Undang-Undang ini. 60

Batas Usia Pensiun (UU 5/2014, Pasal 90) Batas usia pensiun PNS yaitu: 1. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; 2. 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan 3. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional. 61

Undang-undang No 5 Th 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Yang Sedang Disiapkan : 1. RPP Tentang Manajemen PNS 2. RPP Tentang Manajemen PPPK 3. RPP Tentang Penilaian Kinerja dan Disiplin 4. RPP Tentang Penggajian dan Tunjangan 5. RPP Tentang Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua 6. RPP Tentang Korps Pegawai ASN 6 2

WASS.WR.WB. MOHON MAAF TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT