Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Dewilis Setianingsih, Achmad Ramadhan, dan Yusdin Gagaramusu

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

Penerapan Metode Stop Think Do Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas Xb SMA Negeri 2 Dolo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajar IPA di kelas IV SD Terpencil Bainaa Barat

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Jigsaw puzzle competition, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 10 Biau dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di kelas V yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, materi Pokok Tumbuhan Hijau. Hasil penelitian pada siklus I didapatkan ketuntasan belajar klasikal sebesar 63,3%, aktivitas guru berada pada kategori cukup baik yaitu dengan rata-rata persentase aktivitas guru 75,06% dan aktivitas siswa berada pada kategori baik yaitu dengan rata-rata persentase aktivitas siswa 65,08%. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal sebesar 93,03%, aktivitas guru berada pada kategori baik yaitu 89,08%, dan aktivitas siswa berada pada kategori baik yaitu 89,04%. Berdasarkan indikator penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 10 Biau. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Hasil Belajar I. PENDAHULUAN SDN 10 Biau merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun menurut hasil tes observasi awal siswa dan wawancara dengan guru kelas V SDN 10 Biau yang diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah dalam pembelajaran IPA pada umumnya siswa kurang memperhatikan dan memahami pelajaran, bahkan banyak siswa yang bermain pada saat menerima pelajaran dan dianggap tidak menarik, dan sulit untuk di pelajari, dan kurangnya antusias siswa untuk belajar. Siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan gurunya. Selama proses pembelajaran siswa cenderung kurang aktif dalam merespon materi pelajaran yang disajikan oleh guru. 145

Peneliti mengadakan pengamatan langsung di kelas saat proses pembelajaran di kelas, terlihat bahwa dalam penyajian materi guru masih menggunakan metode ceramah yang bervariasi dengan metode tanya jawab dan pemberian tugas. Hal ini terkait dengan buku-buku pelajaran dan media pembelajaran yang dibutuhkan jumlahnya sangat terbatas. Metode tanya jawab dan metode pemberian tugas belum dapat mengoptimalkan keaktifan siswa. Siswa yang pintar cenderung mendominasi jawaban pertanyaan guru dan siswa yang kurang pintar dan terkesan pasif. Demikian juga metode pemberian tugas belum dapat menyeimbangkan aspek kepribadian siswa, misalnya jika diberikan tugas pekerjaan rumah hanya beberapa yang mengerjakan, sedang siswa yang lain menyalin pekerjaan temannya. Hal ini kurang melibatkan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang banyak digunakan dalam penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa tipe dari model tersebut. Pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat secara aktif dalam proses berpikir. Sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar, membangun kreativitas dan mengembangkan potensi siswa secara maksimal serta paling sederhana dan cocok untuk diterapkan di SD adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD membutuhkan kerjasama, berfikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa untuk mencapai tujuan bersama dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Pembelajaran kooperatif membantu semua siswa terutama yang rendah hasil belajarnya untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya, karena siswa dapat termotivasi dan dapat menyimpan informasi yang diberikan lebih lama karena siswa sendiri yang mengerjakan dan menemukan informasi tersebut. 146

Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar dari teman yang sebaya dan dibawah bimbingan guru. Suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara sesama anggota kelompok memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajarkan mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 10 Biau, menunjukkan bahwa pembelajaran IPA umumnya masih bersifat monoton, metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA adalah metode ceramah, diskusi maupun pemberian tugas di dalam kelas. Pada metode ini guru hanya berceramah secara terus menerus yang cenderung meminimalkan keterlibatan siswa sehingga guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Sehingga siswa menjadi bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mencoba meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 10 Biau dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. II. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini mengikuti model penelitian bersiklus yang mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.Taggart dalam Arikunto. (2002:84) yaitu meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi (iv) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 10 Biau, dengan subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 laki-laki 147

dan 11 perempuan pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pelajaran serta mengamati keadaan siswa ketika akan dilakukan proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dan mengacu pada kerangka model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teknik analisis data terdiri dari analisis data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes akhir. Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sedangkan data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari aktivitas siswa dan kegiatan guru/peneliti dalam kegiatan pembelajaran. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Sebelum Pratindakan Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu peneliti membentuk kelompok belajar siswa sesuai kriteria pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes awal dilaksanakan pada hari Rabu 6 Agustus 2014, diikuti oleh 30 siswa kelas V SDN 10 Biau. Hasil tes awal digunakan untuk melihat sejauh mana tingkat kemampuan siswa sebelum dilaksanakan tindakan pada proses belajar mengajar. Hasil analisis tes pengetahuan prasyarat diperoleh data bahwa banyaknya siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (40%), dan yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa (60%) dengan nilai daya serap klasikal sebesar 50% (rendah). Perencanaan Tindakan Siklus 1 Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kelompok belajar siswa sesuai kriteria pembentukan kelompok pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Menetapkan materi ajar yaitu Tumbuhan hijau. 148

3. Membuat skenario pembelajaran. 4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pokok bahasan Tumbuhan hijau 5. Membuat lembar kerja siswa (LKS) 6. Menyiapkan lembar observasi Guru dan siswa 7. Menyiapkan alat dan bahan eksperimen untuk setiap pembelajaran. 8. Membuat tes akhir tindakan siklus 1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2014. Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2014 dengan alokasi waktu masing-masing (2 x 35 menit). Pada pertemuan pertama proses kegiatan belajar mengajar, dan pada kegiatan akhir memberikan tugas berupa LKS kepada masing-masing kelompok. Sedangkan pada pertemuan kedua peneliti membagikan LKS kepada masing-masing siswa untuk mengetahui hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil Observasi Siswa dan Guru Siklus 1 Dari hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas guru sebesar 75,6% atau berada dalam kategori cukup baik. Dengan kata lain pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sudah cukup baik, dari hasil analisis diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa selama siklus I sebesar 65,8 % (kategori kurang baik). Hasil Analisis Siklus 1 Tabel 1. Hasil Analisis Tes Akhir Siklus I No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor tertinggi 100 (5 orang) 2 Skor terendah 50 (3 orang) 3 Banyaknya siswa yang tuntas 19 orang 4 Banyaknya siswa yang tidak tuntas 11 orang 5 Nilai rata-rata 74,3 6 Persentase ketuntasan klasikal 63,3% 149

Hasil Wawancara Siklus 1 Wawancara diberikan sehari setelah pemberian tes akhir tindakan. Wawancara dilakukan kepada siswa kelas V SD Negeri 10 Biau dapat dilihat pada lampiran 24, dari wawancara tersebut siswa belum sepenuhnya dapat memahami materi yang diberikan, sebagian dari mereka masih memiliki rasa malas dalam belajar sehingga menyebabkan hasil ujian mereka rendah. Ada juga siswa memang masih belum terlalu memahami dengan jelas materi yang diberikan, sebagian dari siswa mengatakan beberapa butir soal yang diberikan terlalu sulit, guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, selain itu kemampuan siswa dalam menganalisa soal juga masih kurang. Dari wawancara ini pula diketahui bahwa respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran cukup baik. Hasil Refleksi Siklus 1 Berdasarkan hasil analisa data, wawancara, catatan lapangan dan observasi yang dilakukan diketahui bahwa siswa secara klasikal masih perlu diberikan pembelajaran yang lebih baik. Walaupun dalam beberapa hasil analisis telah menunjukkan kategori baik seperti pada penilaian aktivitas guru, namun ada beberapa kriteria penilaian mendapat nilai dua, hal ini disebabkan karena peneliti kurang dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran, selain itu peneliti kurang menguasai dalam menggunakan model pembelajaran tipe STAD serta dalam hal penguasaan materi dan memotivasi siswa dalam pembelajaran kelompok peneliti juga belum siap 100%. Begitu juga pada Penilaian aktivitas siswa, masih ada sebagian siswa yang mendapat nilai rendah, selain itu ada beberapa penilaian pada aktifitas siswa yang mendapatkan poin 2 dan 3, hal ini disebapkan Karena siswa kurang siap dalam menerima pelajaran, selain itu siswa juga hanya lebih banyak diam dan kurang berani mengungkapkan pendapat di depan temannya. Sehingga perlu diberikan tindakan lanjutan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga belum mencapai indikator kinerja yakni 80%. Perencanaan Tindakan Siklus 2 Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 150

1. Menyiapkan materi pembelajaran yaitu tumbuhan hijau. 2. Membuat skenario pembelajaran Siklus II 3. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pokok bahasan tumbuhan hijau sebagai sumber makanan 4. Membuat lembar kerja siswa (LKS) 5. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa 6. Menyiapkan alat dan bahan eksperimen. 7. Membuat tes akhir tindakan siklus II Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 dan 6 September 2014 dengan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah disusun. Materi yang diajarkan Tumbuhan hijau sebanyak dua kali pertemuan. Tes akhir tindakan diberikan pada tanggal 7 September 2014. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini sama halnya dengan siklus I yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan sesuai dengan skenario pembelajaraan. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan subyek penelitian dinilai oleh seorang guru IPA kelas V SD Negeri 10 Biau dengan menggunakan lembar observasi. disamping itu penelitian ini juga melibatkan seorang teman untuk mendokumentasikan penelitian dan juga sebagai observer siswa. Proses belajar mengajar pada setiap pertemuan di siklus II ini mengikuti langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana siswa dibagi kedalam kelompokkelompok belajar. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan Guru Siklus 2 Hasil observasi kegiatan guru didapatkan bahwa rata-rata persentase aktivitas guru pada siklus ini sebesar 89,8 % atau berada dalam kategori baik. Dengan kata lain pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada siklus ini menunjukkan peningkatan dari pada siklus I. sedangkan dari hasil analisis didapatkan bahwa ratarata persentase aktivitas siswa pada siklus II sebesar 89,4% (kategori baik). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus sebelumnya. 151

Hasil Analisis Siklus 2 Tabel 2. Hasil Analisis Tes Akhir Siklus II No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor tertinggi 100 (8 orang) 2 Skor terendah 60 ( 2 orang) 3 Banyaknya siswa yang tuntas 28 orang 4 Banyaknya siswa yang tidak tuntas 2 orang 5 Nilai rata-rata 85,8 6 Persentase ketuntasan klasikal 93,3% Dari hasil tes akhir tindakan siklus II terlihat bahwa adanya peningkatan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh siswa yaitu 93,3% (Lampiran 23) dibandingkan pada siklus sebelumnya, dan nilai rata-rata yaitu 85,8%. Meskipun demikian, masih ada beberapa orang siswa yang tidak mampu menjawab soal dengan baik. Namun secara klasikal sudah mencapai target indikator kinerja yaitu melebihi 80%. Hasil Wawancara Siklus 2 Wawancara diberikan setelah pemberian tes akhir tindakan. Wawancara dilakukan kepada siswa kelas V SD Negeri 10 Biau (Lampiran 28). Setelah dilakukan wawancara diketahui, siswa mengatakan bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti sangat bagus, karena jarang diterapkan oleh sekolah, dan siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, selain itu dari hasil wawancara pada siswa lain diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang kesulitan mengerjakan beberapa butir soal yang diberikan pada saat tes akhir tindakan. Hasil Refleksi Siklus 2 Hasil penelitian pada siklus I, masih terdapat beberapa kelemahan (tabel 4.5). oleh karena itu peneliti mencoba membuat alternatif tindakan untuk menutupi kelemahan pada siklus 1 yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II. Pada tabel 4.6 menjelaskan tentang kekurangan pada siklus I dan dilakukan perbaikan pada siklus II. 152

1. Siswa sudah lebih siap menerima materi pelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran semakin meningkat 2. Siswa lebih aktif dalam menanggapi dan bertanya 3. Kerjasama antar kelompok dan kinerja siswa sudah lebih baik bila dibanding dengan tindakan sebelumnya. 4. Siswa sudah lebih bisa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru dan bisa bekerjasama dengan baik pada kelompoknya. Pembahasan Rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran mencapai 65,5. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar dengan indikator 80% siswa mencapai nilai minimal 68 sesuai standar yang ditentukan. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap siswa dan guru diperoleh informasi bahwa guru cenderung menerapkan model pembelajaran yang kurang bervariasi di dalam proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas, sehingga siswa bersifat pasif. pada tahap ini peneliti membentuk kelompok belajar siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta jenis kelamin, agama dan tingkat ekonomi. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran di tiap siklus, bahwa aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II menurut pengamat sudah cukup baik. Dengan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 75,6% dan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65,8%. Persentase aktivitas guru dan siswa meningkat pada siklus II yaitu untuk aktivitas guru sebesar 89,8% dan aktivitas siswa sebesar 89,4%. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Yumiati Y. Datu (2013), Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN. 14 Bukal, hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan presentase aktivitas guru sebesar 78,1% atau dalam kategori baik dan aktivitas siswa sebesar 153

75% atau dalam kategori baik serta hasil presentase daya serap klasikal sebesar 76,2% dan ketuntasan klasikal 70,3% pada siklus II menunjukkan hasil persentase aktivitas guru adalah sebesar 90,6% atau dalam kategori sangat baik dan aktivitas siswa sebesar 85,7% atau dalam kategori baik serta hasil presentase daya serap klasikal 85,1% dan persentase tuntas klasikal sebesar 91,9%. Penelitian lain oleh Abdul Rasyid (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Inti Tondo Palu, hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan presentase aktivitas Guru sebesar 89,06% atau dalam kategori baik dan aktivitas siswa sebesar 78,12% atau dalam kategori baik serta hasil presentase daya serap klasikal sebesar 72,57% dan ketuntasan klasikal 71,11%, pada siklus II menunjukkan hasil presentase aktivitas Guru adalah sebesar 96,87% atau dalam kategori sangat baik dan aktivitas siswa sebesar 93,74% atau dalam kategori sangat baik serta hasil presentasi daya serap klasikal 77,34% dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 93,33%. Penekanan guru pada setiap tahap pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Guru berusaha mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran karena dari kegiatan ini mereka diharapkan lebih aktif dalam mencari dan memahami materi yang diajarkan. Keaktifan siswa baik dalam mengerjakan tugas dan diskusi kelompok dari siklus I ke siklus II relatif mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir. Adapun kekurangan pada siklus I adalah masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pemecahan masalah ketika proses diskusi dan siswa kurang bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Selain itu sebagian siswa masih takut dalam mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Untuk mengatasi masalah tesebut rekomendasi yang dilakukan peneliti adalah memberikan arahan agar siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, lebih banyak memberikan pertanyaanpertanyaan pada saat proses pembelajaran dan diskusi kelompok, membimbing siswa bekerjasama dalam kelompoknya. Karena dengan adanya kerjasama dan saling berinteraksi dalam kelompok menuntut siswa saling menghargai pendapat dan 154

berdiskusi untuk menyelesaikan pemecahan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan masalah dan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Aktivitas kelompok dari Enam kelompok setiap pertemuannya pada siklus I cukup baik dan pada siklus II kinerja kelompok dari keenam kelompok lebih meningkat lagi pada setiap pertemuannya. Berarti dalam kelompok, peserta didik melakukan tugas-tugas kelompok dengan baik. Adanya kerjasama, saling berinteraksi menuntut mereka saling menghargai pendapat dan berdiskusi untuk menyelesaikan pemecahan masalah atau suatu soal yang diberikan guru. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, memberikan informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar IPA. penelitian yang telah dilaksanakan, persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I hanya mencapai 63,3 % dari standar ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan. Jumlah siswa yang tidak tuntas berjumlah 11 orang, ini berarti bahwa hasil yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keadaan tersebut dikarenakan pada tes akhir tindakan, ada beberapa siswa yang salah dalam mengisi tes yang diberikan. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal mencapai 93,3%. Jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 2 orang. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa mencapai target yang ditetapkan. Pembahasan yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, sikap dan kinerja siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas. Dari aspek hasil belajar, terlihat meningkatnya pemahaman siswa pada materi pelajaran yang dipelajari, ini dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang tidak tuntas dalam proses pembelajaran. Selanjutnya dari aspek sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, terlihat beberapa peningkatan diantaranya terjadi kerjasama siswa yang baik dalam mengerjakan tugas kelompok, menjadi pendengar yang baik selama mengikuti proses pembelajaran terutama pada diskusi kelompok. Kemudian dari aspek kinerja siswa selama proses pembelajaran, terlihat dari aktivitas siswa yang baik selama melakukan pengamatan, percobaan maupun pada diskusi kelompok, sesuai dengan pernyataan 155

yang dikemukakan oleh Hamalik (2012:31) bahwa proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going). Sedangkan menurut Nana Sudjana belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Terjadi peningkatan hasil belajar, sikap dan kinerja siswa, ini dapat diartikan bahwa siswa memperoleh tingkah laku baru selama proses pembelajaran. Sehingga hal ini sesuai dengan pendapat para ahli yang telah diuraikan pada kajian pustaka yang secara umum menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan proses usaha seseorang untuk memperoleh tingkah laku baru maupun perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dari hasil proses pembelajaran yang dilalui siswa. Berdasarkan uraian di atas, bahwa penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa berupa analisis tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator kinerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 10 Biau. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 10 Biau pada mata pelajaran IPA. Hal ini berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar dengan ketuntasan klasikal mencapai 93,3% serta hasil analisis aktivitas siswa 89,4% dengan kategori baik. 156

Saran Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta simpulan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Pengelolaan waktu perlu dipertimbangkan dalam setiap pelaksanaan model pembelajaran, sehingga semua aktivitas siswa yang diharapkan dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Kepada tenaga pendidik (guru) kiranya dapat memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajaran sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rasyid. 2011. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Tondo Palu. FKIP Universitas Tadulako. Hamalik Oemar, 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pekanbaru: Pustaka Belajar Muhammad Nur, 2005, Pembelajaran Kooperatif, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu Jawa Timur. Nurhayati, 2011. Strategi Belajar Mengajar, Makassar: Universitas Negeri Makassar Nana Sudjana, 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo Yumiati Y Datu. 2013. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN. 14 Bukal 157