Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

dokumen-dokumen yang mirip
FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

BAB III METODE PENELITIAN

Session 11 Steam Turbine Protection

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

Mesin Diesel. Mesin Diesel

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB II LANDASAN TEORI

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Komponen Sistem Pneumatik

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

Komponen mesin pendingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

9. Pengetahuan Pompa Pemadam Kebakaran SUBSTANSI MATERI 9.1. Fungsi utama pada unit PKP-PK

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MOTOR BERKUALITAS, BANDEL DAN ANTI BAKAR

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Bahan Bakar. Sistem Bahan Bakar

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

Transkripsi:

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Engine Fuel System pada engine CFM56-5A yang diaplikasikan pada pesawat Airbus 320. Pernahkah kalian berfikir bagaimana caranya mengontrol bahan bakar? Apakah bergerak dengan sendirinya? Apakah ada komponen yang menggerakkannya? In Syaa Allah jawaban dari pertanyaan tersebut segera terjawab dengan membaca artikel yang ada pada halaman ini. 1. Introduction Pada kendaraan umumnya, diperlukan suatu sistem yang mengatur distribusi dari bahan bakar. Begitu juga pada kendaraan udara, salah satunya pesawat terbang, diperlukan suatu sistem yang mengatur pendistribusian bahan bakar untuk mendapatkan sistem yang efisien. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa Teknik Penerbangan sudah seharusnya mengetahui sistem pendistribusian bahan bakar dari pesawat terbang. Fuel system adalah sistem yang berperan mentransfer bahan bakar dari tank menuju engine guna mendapatkan proses pembakaran yang maksimal. Dengan maksimalnya proses pembakaran, diharapkan engine dapat menghasilkan performa yang diinginkan. Berikut akan dijelaskan tentang prinsip kerja fuel system, yaitu: awalnya, bahan bakar yang tersimpan di tank akan dipompa oleh booster pump menuju fuel filter. Ketika di fuel filter, bahan bakar akan disaring agar tidak ada kotoran yang masuk ke fuel system. Setelah melewati filter, bahan bakar akan mengalir ke heater oil to fuel (fuel heat exchanger) yang berfungsi memanaskan bahan bakar. Tujuan dari pemanasan adalah efisiensi dari penggunaan bahan bakar ketika disemprotkan ke dalam combustion chamber. Selanjutnya, bahan bakar dipompa kembali oleh fuel pump menuju Fuel Control Unit (FCU). Fuel Control Unit berfungsi sebagai pengatur besarnya bahan bakar yang akan disemprotkan ke combustion chamber. Setelah bahan bakar diatur oleh FCU, bahan bakar akan diarahkan menuju high pressure shut off valve yang kemudian bahan bakar akan dikeluarkan melalui fuel nozzle dalam bentuk spray (semprotan) agar mempermudah proses pembakaran secara menyeluruh. Pada pesawat yang menggunakan engine CFM56-5A ini, yaitu A319 dan A320, memiliki 3 fuel tank. Diantaranya 1 pasang outer cells dan 1 pasang inner cells yang berada pada masing-masing wings atau sayap pesawat dan 1 buah center tank yang berada pada fuselage atau badan pesawat terbang. Total kapasitas dari fuel tank tersebut adalah sebagai berikut: A319 / A320 Two outer cells Two inner cells One center tank 1 760 liter (1408 kg) 13 849 liter (11 079 kg) 8 250 liter (6 600 kg)

Pada center tank pesawat tersebut dapat ditambah kapasitas bahan bakar sebesar 2.900 liter (2.320 kg). Penambahan volume sebesar 2% tersebut dimaksudkan untuk menambah ruang tangki agar bahan bakar tidak tumpah ketika mengalami gocangan. Setiap tangki secara terpisah saling memiliki ventilasi pada ujung sayap yang dihubungkan oleh surge tank. Terdapat vent valves berperan untuk memastikan operasi yang benar pada sistem ventilasi. Figure 1. Tangki pada pesawat A319 / A320 dan A321 Bahan bakar bisa dikirim menuju engine dengan bantuan alat yang disebut booster pumps. Alat tersebut berfungsi sebagai pendorong bahan bakar dengan sistem pompa menuju engine. Setiap tangki dilengkapi dua booster pumps identik. Wing tank pumps beroperasi secara permanen pada tekanan yang lebih rendah dibandingkan center tank pumps. Jadi, ketika center tank pumps berhenti, engine feed datang secara otomatis dari wing tank pumps untuk menyuplai bahan bakar menuju engine. Pada setiap sayap, terdapat dua electrical transfer valves yang secara otomatis terbuka untuk mentransfer bahan bakar dari outer tank cells menuju inner cells tanks ketika muatan bahan bakar di inner cells tank mencapai tingkat rendah, yaitu sekitar 750 kg.

2. Control and Indications Figure 2. Engine Fuel System pada CFM56 Indications: Fuel data (kuantitas dan suhu) yang tersedia dari Fuel Quantity Indication (FQI) system. Kuantitas bahan bakar secara permanen ditampilkan pada upper ECAM DU. Fuel system synoptic pada lower ECAM DU ditampilkan sesuai ECAM logic. Pada kondisi tidak normal, gangguan pembacaan kuantitas bahan bakar dapat disebabkan oleh adanya gaya gravitasi dari sayap.

3. Component of Engine Fuel System Figure 3. Control and Indications Pada fuel system, terdapat beberapa komponen yang mendukung kinerja setiap komponen satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut antara lain adalah Fuel Control Unit, Fuel Pump, Fuel Filter, Fuel Valve, Fuel Tank, Fuel Indicator, Booster Pump, Fuel Transfer, Fuel Nozzles, dan Reverse Fuel. Berikut penjelasan dari setiap komponen yang mendukung fuel system pada pesawat terbang: 3.1 Fuel Control Unit (FCU) Fuel Control Unit adalah komponen yang berfungsi mengatur jumlah bahan bakar yang akan masuk ke dalam combustion chamber atau ruang pembakaran. Jumlah bahan bakar yang akan masuk disesuaikan dengan jumlah udara yang masuk ke dalam combustion chamber. Biasanya, rasio atau perbandingan antara bahan bakar dan udara yang masuk sebesar 1 : 14,7. Dalam pengaturan jumlah udara yang masuk, FCU terhubung dengan variable stator vane ataupun inlet guide vane. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang, FCU telah menggunakan sistem komputerisasi meskipun dengan nama yang berbeda dengan fabrikasinya, seperti MEC (Main Engine Control) yang dipakai pada Boeing Classic, EEC (Electronic Engine Control) yang dipakai pada Boeing 737 NG dan Airbus. Tidak hanya itu, sistem tersebut juga didukung dengan sistem FADEC (Full Authority Display Electroniv Control) yang berfungsi mengatur performa engine.

3.2 Fuel Pump Sebuah Fuel pump atau pompa bahan bakar adalah komponen penting pada kendaraan atau perangkat bermesin pembakaran internal lainnya, baik kendaraan darat, laut, dan udara. Fuel pump adalah salah satu bagian dari aircraft fuel system atau sistem bahan bakar pesawat. Sesuai standar, pump tebagi menjadi dua, yaitu main pump dan emergency pump. Main pump berfungsi menghasilkan bahan bakar yang bertekanan dengan alasan untuk mempercepat dan mempermudah proses pembakaran di dalam combustion chamber. Pump ini terletak pada engine yang terhubung oleh accesory gear box yang biasa disebut dengan Fuel Engine Driven Pump (EDP) dan memiliki daya tekan kurang lebih 1000 Psi. Pump ini memiliki beberapa tipe, antara lain Gear Pump, Gear Rotor Pump, dan Piston. Dari ketiga jenis pump tersebut, yang sering digunakan adalah tipe piston karena memiliki daya tekan yang paling besar. Type piston juga terbagi dalam 2 (dua) tipe, yaitu Constant Volume Pump dan Variable Volume Pump. Namun, pada akhir-akhir ini lebih banyak digunakan type Variable Volume Pump. Hal tersebut disebabkan karena apabila terjadi kelebihan tekanan angle dari plate penyangga, piston akan berubah untuk menyesuaikan besar tekanan secara otomatis, sehingga di dalam sistem tidak diperlukan lagi Pressure Regulator Atau Unloading Valve. Selain main pump, juga terdapat emergency pump yang berfungsi membantu peran dari main pump jika sewaktu-waktu main pump rusak atau gagal. Power supply yang dimiliki emergency pump haruslah independen untuk setiap menggantikan peran dari main pump. 3.3 Fuel Filter Fuel filter adalah suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan dari fuel system karena perannya yang sangat penting. Fuel filter berfungsi menyaring kotoran yang ada di dalam bahan bakar sebelum masuk ke combustion chamber. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses pembakaran sehingga menghasilkan daya dorong atau thrust dengan performa yang maksimal. Selain menghasilkan thrust yang maksimal, proses penyaringan dilakukan untuk mengurangi risiko kotornya combustion chamber atau ruang bakar akibat kotoran yang mungkin tersisa. Saringan yang digunakan biasanya terbuat dari coarse wire mesh. Alat ini dirancang untuk menjebak dan mencegah potongan-potongan sedimen yang terdapat bersama bahan bakar, baik berukuran besar maupun kecil. Fuel filter biasanya berbentuk menyerupai jaring. Dalam operasinya, alat ini dapat menangkap sedimen yang hanya berukuran ribuan inci. Pada turbin pesawat terbang, terdapat alat micronic filter yang digunakan pada turbin pesawat terbang. Alat ini adalah jenis filter yang dapat menangkap partikel yang sangat halus dalam kisaran 10-25 mikron. 1 mikron sama nilainya dengan 1 / 1.000 milimeter.

3.4 Fuel Valve Dalam dunia penerbangan, fuel valve atau katup bahan bakar memiliki peran penting dalam aircraft fuel system atau sistem bahan bakar pesawat. Fuel valve digunakan untuk menutup / memberhentikan aliran bahan bakar yang bisa membantu route atau rute bahan bakar menuju lokasi yang diperintahkan. Pada sistem bahan bakar pesawat besar, diharuskan memiliki banyak valve atau katup. Cara kerja dari kebanyakan fuel valve hanya membuka dan menutup sesuai perintah computer yang telah diatur. Terdapat beberapa jenis valve pada sistem bahan bakar pesawat, misalnya, shutoff valve, transfer valve, crossfeed valve. Fuel valve dapat dioperasikan secara manual, dioperasikan secara solenoid, atau dioperasikan oleh motor listrik. 3.5 Fuel Tank Fuel tank adalah salah satu komponen pada sistem bahan bakar yang memiliki fungsi menampung bahan bakar. Pesawat pada umumnya memiliki 3 fuel tank, yaitu 2 main tank dan 1 center tank. Main tank terletak pada bagian wings atau sayap kanan dan kiri, sedangkan center tank terletak pada bagian fuselage atau badan pesawat. Namun, jumlah fuel tank pada pesawat bukan hanya terdapat pada bagian tersebut, ada beberapa tambahan fuel tank yang berfungsi sebagai cadangan bahan bakar, seperi auxiliary tank, surge tank, dan drop tank. Pada tahap dasar, terdapat tiga jenis tangki bahan bakar pesawat, diantaranya rigid removable tanks, bladder tanks, dan integral fuel tanks. Posisi penempatan dari tangki bahan bakar pada pesawat ditentukan berdasarkan jenis pesawat, desain, dan penggunaan, serta usia pesawat. Kebanyakan tangki terbuat dari bahan non korosif. 3.6 Fuel Indicator Pada pesawat terbang, semua sistem bahan bakar haruslah memiliki beberapa indikator. Indikator tersebut berguna untuk mengatur / menyesuaikan kuantitas dari komposisi bahan bakar, misalnya aliran, tekanan, dan suhu bahan bakar. Pada era modern seperti saat ini, hal tersebut haruslah dikontrol oleh sistem komputerisasi yang ada di pesawat. Komponen yang membantu pengontrolan adalah valve position indicator dan beberapa lampu yang mengindikasikan suatu peringatan. Komponen tersebut dapat bervariasi, tergantung pada kompleksitas sistem bahan bakar dan jenis pesawat itu sendiri. Pada indikator sederhana, tidaklah memerlukan daya listrik untuk mengoperasikannya. Akan tetapi, indikator kuantitas tersebut hanya ditemukan pada pesawat-pesawat kecil / ringan di mana tangi bahan bakar berada di dekat kokpit. Pada pada pesawat kecil / ringan lainnya dan pesawat yang lebih besar memerlukan indikator listrik atau indikator kapasitansi elektronik.

Sebuah sight glass adalah tabung bening yang terbuat dari kaca atau plastik yang berguna untuk menampung bahan bakar ke tingkat yang sama dengan bahan bakar di dalam tangki. Saat berada di sight glass, pilot dapat mengetahui berapa kuantitas bahan bakar yang masuk. Selain itu, bahan bakar yang ada juga dapat dikalibrasi dalam satuan gallons. Pada tipe lain, terdapat komponen float gauge yang melekat pada salah satu ujung sight glass. Sebagai komponen yang bergerak naik dan turun sesuai dengan tingkat bahan bakar di dalam tangki, bagian batang memanjang yang melalui tutup bahan bakar menunjukkan kuantitas dari bahan bakar di dalam tangki. 3.7 Booster Pump Booster pump adalah sebuah mesin yang berfungsi meningkatkan tekanan fluida. Komponen tersebut dapat digunakan pada fluida yang memilikin fase cairan atau gas. Detail konstruksi dari komponen tersebut bergantung dari fase fluida itu sendiri. Booster pump juga dapat dikatakan sebagai kompresor, karena fungsinya yang hampir sama, yaitu meningkatkan tekanan fluida (khususnya fase gas) yang ada di lingkungan. Booster pump dapat digunakan untuk meningkatkan tekanan gas, mentransfer gas tekanan tinggi, dan pengisian tabung gas. Booster pump juga memiliki fungsi yang menyerupai transfer pump, yaitu memindahkan / mentransfer bahan bakar dengan dorongan pompa. Akan tetapi, booster pump mentransfer bahan bakar dengan tekanan 20 psi dari tangki menuju fuel pump. Pada umumnya, booster pump memiliki compressor berbentuk impeller yang bertujuan mendapatkan efisiensi tenaga, yaitu mendapatkan volume yang lebih besar dengan tekanan yang lebih rendah. 3.8 Fuel Transfer Pump Fuel transfer pump berfungsi memindahkan bahan bakar dari tangki yang satu ke tangki yang lain menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh pompa. Terutama dari bagian main tank (berada di bagian wing / sayap pesawat) menuju center tank (berada di bagian fuselage / badan pesawat). Proses pemindahan tersebut bertujuan untuk menjaga kestabilan saat pesawat dalam keadaan cruising. Fuel transfer pump tersebut digerakkan menggunakan elektrikal motor dengan kapasitas 24 28 Volt DC. 3.9 Fuel Nozzle Fuel nozzle adalah komponen yang dirancang untuk mengontrol arah, laju, kecepatan, massa, bentuk, tekanan, dan karakteristik dari aliran bahan bakar atau bahan bakar. Pada engine pesawat terbang, fuel nozzle berperan sebagai saluran terakhir yang menyemprotkan bahan bakar berupa kabut atau spray menuju ruang pembakaran atau combustion chamber. Semakin sempurna kualitas penyemprotan, maka semakin sempurna pula proses pembakaran yang terjadi. Menurut cara

kerjanya, fuel nozzle terbagi menjadi 2 (dua), yaitu automizing dan vapourizing. Jika menurut bentuknya, terbagi menjadi 2 (dua), yaitu simplex dan duplex. Beberapa jenis dari fuel nozzle dibuat untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan. 3.10 Fuel Shut Off Valve Fuel shut off valve adalah suatu komponen yang sama dengan namanya yaitu memiliki fungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran bahan bakar yang akan masuk ke dalam sistem bahan bakar pesawat. Pada umumnya, komponen tersebut digerakkan menggunakan motor listrik berkapasitas 24 28 Volt DC. Selain fuel shut off valve, juga terdapat fuel shut off solenoid yang memiliki fungsi sama dengan fuel shut off valve, hanya saja berbeda cara kerja. Fuel shut off solenoid memiliki tuas berupa saklar otomatis yang mengandalkan tenanga listrik. Jadi, setelah memahami engine fuel system pada engine CFM56-5A dapat disimpulkan bahwa setiap komponen pada engine fuel system saling memiliki peran yang saling berhubungan satu sama lain. Mulai dari tangki yang sumber bahan bakar sampai menuju engine yang membutuhkan bahan bakar untuk melakukan pembakaran dan menghasilkan thrust.