SHINTALISTYANI 2507100091 Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng 1
Tahun 2009 2010 2011 Indikator Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Produksi (MW) 40235 41193 36512 40283 35838 Kinerja EAF 95,63% 94,30% OAF 96,06% 95,44% sumber: Laporan Statistik, 2010) TURUN 2
Tipe Gas Turbin No.Posisi EOH start up EOH shutdown Jenis Inspeksi Lifetime Combustor Basket 2.2 1 12261 21177 Major 24000 2.2 2 12261 21177 Major 24000 2.2 3 12261 21177 Major 24000 2.2 4 12261 21177 Major 24000 2.2 5 12261 21177 Major 24000 Keterangan ganti part baru karena korosi ganti part baru karena korosi ganti part baru karena korosi ganti part baru karena korosi ganti part baru karena korosi 3
4
5
Penelitian dilakukan di PT Indonesia Power Unit Grati bagian manajemen pemeliharaan Penelitian dibatasi hanya pada hotpart turbin gas yang utama yakni terdiri atas : combuster basket, transition piece, vane segment 1,2,3, dan 4 serta blade 1,2,3,dan 4 Penelitian dilakukan hanya pada Inspection Periodic G.T 1.2 Perencanaan hotpart hanya dilakukan hanya sampai satu periode inspection periodic (combustor inspection, turbine inspection, combustor++ inspection, dan major inspection) Perencanaan penggantian hotpart hanya memperhatikan dari kondisi hotpart G.T 1.2 Tidak terjadi perubahan kebijakan perusahaan selamaproses pengambilan data Kandungan bahan bakar sudah sesuai dengan spesifikasi Mitsubishi. 1
2
OUTLINE TINJAUAN PUSTAKA 3
METODOLOGI PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN TUJUAN Studi Literatur 1. Teori Perawatan 2. Teori Hotpart 3. Teori EOH 4. Teori Bath up Curve 5. Teori MTBF dan Availability 6. Teori Permodelan Sistem Studi Lapangan 1. Sistem Pelaksanaan Periodic Inspection 2. Sistem Pelaksanaan Pengoperasian Hotpart pada Turbin Gas 4
PENGUMPULAN DATA Pengumpulan Data 1. Data start & stop bahan bakar pada Gas Turbine 2. Data Time Between Failure (TBF) 3. Waktu repair hotpart PENGOLAHAN DATA Pengolahan Data 1. Data start & stop bahan bakar pada Gas Turbine untuk perhitungan nilai EOH 2. Dt Data Time Bt Between Fil Failure (TBF) untuk memperhitungkan MTBF 3. Melakukan perhitungan availabilitas komponen 4. Nilai EOH, MTBF, serta availabilitas untuk membuat perencanaan penggantian hotpart 5
Analisis Analisis i dan Interpretasi t idt Data ANALISIS DAN KESIMPULAN Kesimpulan dan Saran 6
PENGOLAHAN DATA EOH No Bahan Bakar OH EOH Komulatif EOH 1 HSD 2,37 14,79 14,79 2 HSD 2,92 18,23 33,02 3 HSD 2,78 17,40 50,42 4 HSD 4,72 14,74 65,16 5 HSD 2,28 14,27 79,43 6 HSD 2,65 16,56 95,99 7 HSD 5,78 14,46 110,45 8 HSD 7,58 13,54 123,99 Contoh Perhitungan Pada Combustor Inspection EOH =1,125125 BHG/CDF+ +1,25 BHO/CDF+ OH (hsd) = (waktu fuel off-waktu fuel on) x 24 = (02/07/2006 17:34:00-02/07/2006 19:56:00) =2,37 CF = 1,25 CDF = 0,2 EOH = (1,25 x 2,37)/0,2 = 14,79 9 HSD 10 HSD 11 HSD 12 HSD 13 HSD 14 HSD 15 HSD 16 HSD 17 HSD 18 HSD 74,85 103,96 227,95 5,53 13,83 241,78 5,75 14,38 256,16 2,35 14,69 270,84 3,65 15,21 286,05 6,87 14,31 300,36 6,47 13,47 313,83 8,03 12,55 326,38 4,92 15,36 341,75 4,43 13,85 355,60 7
PENGOLAHAN DATA EOH (CONT ) No Bahan Bakar OH EOH Komulatif EOH 60 HSD 109,95 137,44 2907,77 61 HSD 0,03 0,42 2908,19 62 HSD 5,28 13,21 2921,40 63 HSD 116,00 145,00 3066,40 64 HSD 127,05 158,81 3225,21 65 HSD 43,10 59,86 3285,07 66 GAS 20,42 25,52 3310,59 67 GAS 0,22 2,44 3313,03 68 HSD 0,70 8,75 3321,78 69 GAS 13,80 17,25 3339,03 70 GAS 3,95 14,81 3353,84 71 GAS 0,70 7,88 3361,72 8
PENGOLAHANDATA MTBF (MEAN TIMEBETWEEN FAILURE) No Jenis Hotpart Jumlah Komponen Jenis Distribusi 1 Combustor basket 18 Weibull 8599.223 4.511 2 Transition piece 18 Weibull 8599.223 4.511 Parameter Beta Eta Mean Sd Std 3 Vane segment 1 60 Lognormal 9.98 0,18 4 Vane segment 2 20 Weibull 32578 3.796 5 Vane segment 3 18 Lognormal 11.0453 0.1731 6 Vane segment 4 16 Weibull 71097.6154 4.3656 7 Turbine blade 1 103 Weibull 16341.803 5.4443 8 Turbine blade2 93 Weibull 29672.7575 2.8119 9 Turbine blade 3 71 Lognormal 11.1387 0.0615 10 Turbine blade 4 68 Weibull 56543.57 2.1358 PENGOLAHAN DATA AVAILABILITY No Jenis Hotpart Jumlah MTBF Komponen 1 Combustor basket 18 7848 2 Transition piece 18 7848 3 Vane segment 1 60 12542 4 Vane segment 2 20 29449 5 Vane segment 3 18 63361 6 Vane segment 4 16 64767 7 Turbine blade 1 103 15423 8 Turbine blade 2 93 26426 9 Turbine blade 3 71 68897 10 Turbine blade 4 68 50076 No Hotpart Availabilty {MTBF/(MTBF+MTTR)} 1 Combustor basket 81.34% 2 Transition piece 81.34% 3 Vane segment 1 88.13% 4 Vane segment 2 93.45% 9
ANALISIS EOH No Jenis Inspeksi Periodik dk EOH 1 Combustor Inspection 7402 2 Turbine Inspection 9570 3 Combustor++ Inspection 8088 4 Major Inspection 8444 Dipengaruhi oleh nilai OH CF (jenis bahan bakar) CDF 10
MTBF terbesar didapatkan pada turbine blade 3 sehingga waktu penggantiannya paling lama dibandingkan dengan dengan hotpart yang lain. Untuk combustor basket dan transition piece pada saat inspection periodic akan dilakukan penggantian hotpart karena sudah mencapai nilai MTBF. Akan tetapi, hotpart tersebut akan dilakukan repair dan dapat digunakan setelah dilakukan repair dan akan di scrap apabila sudah mencapai lifetime nya ANALISIS MTBF 1
ANALISIS HOTPART No Nama Hotpart Lifetime Pemasalahan 1 Combustor Basket 24000 Kondisi yang terjadi di lapangan pada saat terjadinya inspection periodic misalnya saat turbine inspection, combustor basket yang mengalami failure diganti dengan combustor basket yang umurnya hampir mendekati lifetime nya sehingga pada saat combustor++ inspection, beberapa combustor basket berumur melebihi lifetime nya. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksiapan hotpart yakni combustor basket pada inspection periodic 2 Transition Piece 24000 3 Vane Segment 1 30000 4 Vane Segment 2 50000 5 Vane Segment 3 80000 6 Vane Segment 4 100000 7 Turbine Blade 1 30000 8 Turbine Blade 2 50000 9 Turbine Blade 3 70000 10 Turbine Blade 4 100000 Kondisi yang terjadi di lapangan pada saat inspection periodic misalnya saat combustor inspection, transition piece yang mengalami failure diganti dengan transition piece yang umurnya hampir mendekati lifetime nya hanya 2 komponensaja yang diganti dengan transition pieceyang umurnya masih jauh dari lifetime nya sehingga pada saat turbine inspection, hampir smua transition piece berumur melebihi lifetime nya. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksiapan hotpart yakni transition piece pada inspection periodic Kondisi yang terjadi pada saat terjadinya inspection periodic misalnya pada vane segment 1 ketika combustor++ inspection vane segment 1 yang mengalami failure diganti dengan beberapa vane segment 1 yang umurnya hampir mendekati dktilifetime nya Kondisi yang terjadi pada saat terjadinya inspection periodic misalnya pada vane segment 2 ketika combustor++ inspection vane segment 2 yang mengalami failure diganti dengan beberapa vane segment 1 yang umurnya hampir mendekati lifetime nya. Tidak terjadi permasalahan pada penggantian vane segment tersebut dikarenakan umur pada saat penggantian dan ditambah dengan jam operasinya tidak melebihi lifetime Tidak terjadi permasalahan pada penggantian vane segment tersebut dikarenakan umur pada saat penggantian dan ditambah dengan jam operasinya tidak melebihi lifetime Tidak terjadi permasalahan pada penggantian turbine blade tersebut dikarenakan hotpart tersebut dapat beroperasi sampai batas lifetime nya. tidak terjadi permasalahan pada penggantian turbine blade tersebut dikarenakan hotpart tersebut dapat beroperasi sampai batas lifetime nya. Tidak terjadi permasalahan pada penggantian turbine blade tersebut dikarenakan hotpart tersebut dapat beroperasi sampai batas lf lifetime nya. Tidak terjadi permasalahan pada penggantian turbine blade tersebut dikarenakan hotpart tersebut dapat beroperasi sampai batas lifetime nya. 2
Sebenarnya perencanaan ini dapat dilakukan sampai delapan kali periode inspeksi akan tetapi jadwal perencanaan waktu hanya satu periode inspeksi (combustor inspection, turbine inspection, combustor++ inspection, major inspection) maka hanya dibuat sampai empat periode saja. Apabila sudah mencapai waktu MTBF (Mean Time Between Failure) akan dilakukan penggantian hotpart. ANALISIS PERENCANAAN PENGGANTIAN HOTPART 3
ANALISIS SENSITIVITAS - Perubahan nilai beta kurang dari 1 (0,95) dan nilai eta tetap yakni 8523,512 nilai MTBF (Mean Time Between Failure) pada combustor basket semakin besar menjadi 8800 jam dimana kondisi eksistingnya 7848 jam. - Parameter distribusi yakni beta diubah nilainya menjadi 1 nilai MTBF (Mean Time Between Failure) menjadi 7848 jam sehingga failure-nya dikatakan konstan. Parameter Distribusi Data yang akan diubah yakni pada MTTR hotpart. Pada combustor basket, waktunya yang pada mulanya panjang yakni 1800 hari diubah lebih pendek menjadi 1200 hari Hasil availability 81,34% menjadi 86,74%. Availability Mengubah data TBF (Time Between Failure) berpengaruh pada distribusi kerusakannya *jika TBF (Time Between Failure) tetap (konstan) maka distribusi kerusakannya adalah ekponensial *Jika TBF (Time Between Failure) bernilai kecil maka akan menghasilkan MTBF (Mean Time Between Failure) yang bernilai kecil sehingga akan berpengaruh terhadap biaya penggantian komponen ataupun perbaikan komponen. MTBF (Mean Time Between Failure) 4
KESIMPULAN 1.EOH (Equivalent Operating Hour) untuk: Combustor inspection sebesar 7402 jam Turbine inspection sebesar 9570 jam Combustor++ inspection sebesar 8088 jam Major inspection nilai EOH-nya 8444 jam. 2.MTBF (Mean Time Bt Between Failure) untuk: - Combustor basket dan transition piece sebesar 7848 jam - Vane segment yakni vane segment 1 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar 12542 jam, untuk vane segment 2 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar 29449 jam, vane segment 3 memiliki nilai i MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar 63361 jam, dan untuk vane segment 4 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar 64767 jam. - Turbine blade yakni turbine blade 1 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) yakni 15423 jam, untuk turbine blade 2 memiliki nilai i MTBF (Mean Time Bt Between Failure sebesar 26426 jam, untuk turbine blade 2 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar 68897 jam, dan untuk turbine blade 4 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure sebesar 50076 jam 3.Perencanaan penggantian hotpart adalah dilakukan penggantian hotpart baru apabila sudah mendekati ataupun mencapai MTBF (Mean Time Between Failure) 5
1.Melakukan pencatatan secara detail dan berkesinambungan mulai dari hotpart apa saja yang ada di gudang, yang di repair, dan yang akan diganti 2.Penelitian ini dalam melakukan perencanaan hotpart hanya mempertimbangkan fungsi keandalan sehingga dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek dari hal lain. 6
DAFTAR PUSTAKA Assauri, S (1993). Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI). Jakarta Chandra, Susanti. (2010). Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Bagi Penjadwalan Pengerjaan Komponen Unserviceable Untuk Meminimumkan Keterlambatan Turn Around Time (TAT) Studi Kasus: PT. GMF AA. Laporan Penelitian Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya Corder, A.S (1988). Teknik Manajemen Pemeliharaan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Ebelling, Charles E (1997). An Introduction to Reliability and Maintability Engineering. The McGraw Hill Comapny Inc. Singapore Gasperz,V (1992). Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri. Tarsito. Bandung General e Cologne og Re. 2001. Equivalent Operating Hour.. Newsletter. ette accessed 12 September 2011 <https://www.facworld.com/weblib.nsf/object/power2.pdf/$file/power2.pdf> Groover,Mikell P (2001). Otomasi Sistem Produksi dan Computer Integrated Manufacturing. Prentice Hall Inc. Bandung. Upper Saddle River, New Jersey Mitsubishi Corp (1997). Manual Book for Gas Turbine. Jakarta Mistubishi (2003). Part Catalogue Mitsubshi Gas Turbine Model M701D. Jakarta 7
Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (2011). O&M Collaboration Gas Turbine Technical Seminar. Surabaya Moubray, John. (1997). Reliability centered Maintenance II second edition.industrial Press Inc. New York Neubeck, Ken. (2004).Practical Reliability Analysis.Pearson Education Inc. New Jersey Priyanta, Dwi (2000). Keandalan dan Perawatan. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya PT Indonesia Power (2009). Laporan Statistik. Jakarta PT Indonesia Power (2010). Laporan Statistik. Jakarta PT Indonesia Power Unit Grati (2011). Laporan Major inspection14 Maret 2011 21 April 2011. Pasuruan Warsito, Eko. Penentuan Jam Operasi PLTG V.94.2 KWU Sebagai Guide Line Pelaksanaan Periodik Maintenance. weblog. accessed 17 September 2011. <(http://www.cctionline.com/mekanika/tiki view / ik / iki i forum thread.php?comments parentld=29&forumdl=35&display=print)> Wikipedia. Mean Time Between Failure. article. accessed 20 September2011. <http://en.wikipedia.org/wiki/mean_time_between_failures> time Yuliana (2010). Penentuan Interval Perawatan Berdasarkan Nilai MTBF dan Analisis Availabilitas Standby dengan Metode Continous Time Markov Chain di Sistem Karbamat Unit Area K 1 PT. Pupuk Kaltim. Tugas Akhir.Surabaya: ITS Jurusan Teknik Industri. 8