Suprih Ediyanto SMP Negeri 30 Purworejo. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)

Teguh Widodo SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo. Abstrak

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Keperluan korespondensi, tel: , ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Gunawan Guru SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna

Bagaimana Cara Guru SD Memfasilitasi Siswanya Agar Dapat Menjadi Siswa yang Mandiri Mempelajari Matematika?

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLIKASI KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Fadjar Shadiq

Sri Harti Yuniarsih SMP Negeri 5 Purworejo Jalan Wirotaman Kutoarjo. Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

A. Pelaksanaan Tindakan

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERTANYA PADA MATERI LUAS DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DENGAN PENEMUAN TERBIMBING

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Vera Mandailina Dosen Program Studi Pendidikan matematika, Universitas Muhammadiyah Mataram

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SDN KOTA TEBING TINGGI

Penerapan Experiential Learning

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR VOLUME DAN LUAS SISI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 30 PURWOREJO Suprih Ediyanto SMP Negeri 30 Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menentukan volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung tabung menggunakan pendekatan konstruktivistik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX D SMP Negeri 30 Purworejo. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa, sikap guru, dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2 yaitu: 41,02%, 56,41%, dant 80%. Aktivitas siswa meningkat 25% (dari 50% menjadi 75%) dan nilai sikap guru juga ada meningkat sebesar 10% (dari 70% menjadi 80%).Jadi pendekatan konstruktivistik mampu meningkatkan ketrampilan siswa dalam menentukan volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung. Kata Kunci: konstruktivistik Pendahuluan Hasil belajar siswa dapat dilihat dari perolehan nilai ulangan harian. Hasil belajar matematika tentang volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX D semester gasal SMP Negeri 30 Purworejo sangat rendah dengan rerata nilai 57. Dari 39 siswa kelas IX D SMP Negeri 30 Purworejo, 15 anak tuntas belajar atau lebih dari 50% anak memperoleh nilai di bawah batas tuntas. Padahal batas tuntas untuk mata pelajaran matematika adalah 63 dengan skala nilai 10 100. Prestasi belajar siswa tersebut masih dapat ditingkatkan. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan harapan 11

dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX D SMP Negeri 30 Purworejo. 12 Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika tentang volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung bagi siswa kelas IX D SMP Negeri 30 Purworejo. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor siswa, faktor materi, faktor guru, faktor proses dan sebagainya. Salah satu faktor proses tersebut adalah kurang tepatnya pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam membahas materi tentang volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung. Banyak pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti satu pendekatan saja yaitu pendekatan konstruktivistik. Selanjutnya ingin diketahui apakah pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan hasil belajar volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung bagi siswa kelas IX D SMP Negeri 30 Purworejo semester gasal tahun pelajaran 2008/2009? Kajian Teori 1. Teorema Konstruksi Berdasarkan hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan oleh Bruner dan Kenney pada tahun 1963 (Lambas, 2004. Modul 24: 10), kedua pakar mengemukakan empat prinsip tentang cara belajar dan mengajar matematika yang masing-masing disebut sebagai teorema. Keempat teorema tersebut adalah teorema konstruksi, teorema notasi, teorema kekontrasan dan variasi serta teorema konektivitas. Dalam teorema konstruksi dikatakan bahwa cara yang terbaik bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu konsep atau prinsip dalam matematika adalah dengan mengkonstruksi sebuah representtasi dari konsep atau prinsip tersebut. Siswa yang lebih dewasa mungkin bisa memahami suatu

konsep atau suatu prinsip dalam matematika hanya dengan menganalisis sebuah representasi yang disajikan oleh guru mereka; akan tetapi, untuk kebanyakan siswa, khususnya untuk siswa yang lebih muda, proses belajar akan lebih baik jika para siswa-mengkonstruksi sendiri representasi dari apa yang dipelajari tersebut. Alasannya, jika para siswa bisa mengkonstruksi sendiri representasi tersebut mereka akan lebih mudah menemukan sendiri konsep atau prinsip yang terkandung dalam representtasi tersebut, sehingga untuk selanjutnya mereka juga mudah untuk mengingat hal-hal tersebut dan dapat mengaplikasikannya dalam situasi-situasi yang sesuai. Akan lebih baik dan mudah diterima apabila siswa mula mula menggunakan representasi kongkrit yang memungkinkan untuk aktif, tidak hanya secara mental tetapi juga secara fisik. Dengan representasi kongkrit siswa dapat melihat langsung dari apa yang dibahas dalam mater pelajaran tersebut. 2. Konstruksivisme Pembelajaran yang berlangsung selama ini umumnya menggunakan praktek pembelajaran tradisional yang dikenal dengan beberapa istilah seperti: Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered approach), pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif (deductive teaching), ceramah (expository teaching), maupun whole class instruction. Praktik pembelajaran tersebut lebih menekankan pada kemampuan untuk mengingat (memorizing) atau menghafal (rote learning) dan kurang atau malah tidak menekankan kepada pemahaman (understanding). Dengan praktek pembelajaran seperti itu, kadar keaktifan siswa menjadi sangat rendah. Pertanyaan yang dapat dimunculkan adalah, mana yang lebih baik bagi lulusan SMP, siswa yang hanya pandai mengikuti hal- 13

hal yang telah dicontohkan dan dilatihkan gurunya (membeo saja) ataukah siswa yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sendiri, yang memiliki kemampuan bagaimana cara belajar yang sesungguhnya. Karena itu praktik pembelajaran yang hanya melatih siswa untuk mengikuti halhal yang telah dicontohkan gurunya sesungguhnya tidak sesuai dengan arah pengembangan dan inovasi pendidikan kita, serta tidak sesuai dengan kebutuhan para siswa. Pada intinya, konstruktivisme menekankan peran proses mental internal serta kerangka kognitif yang ada di dalam pikiran siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Proses pembelajaran tersebut merupakan proses berabstraksi yang merupakan proses mental di dalam diri siswa sendiri (internal mental process) merupakan kata kunci yang sangat menentukan terkonstruksi tidaknya pengetahuan tersebut. Oleh karena itu suatu pengetahuan tidak dapat dipindahkan dengan begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswa. Setiap siswa harus membangun pengetahuan itu di dalam otaknya sendiri. Karenanya, tugas penting guru adalah memfasilitasi siswa sehingga rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh para siswa di bawah bimbingan guru (guided re-invention). 3. Implementasi Pendekatan Konstruktivistik dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung Berdasarkan pandangan konstruktivistik tentang bagaimana pengetahuan diperoleh atau terbentuk, belajar merupakan proses aktif dari pembelajar untuk membangun pengetahuannya. Proses aktif yang dimaksud tidak hanya bersifat secara mental tetapi juga keaktifan secara fisik. Artinya, melalui aktivitas secara fisik pengetahuan siswa secara aktif dibangun berdasarkan proses asimilasi pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan 14

pengetahuan (skemata) yang telah dimiliki pebelajar dan ini berlangsung secara mental. Dengan demikian, hakikat dari pembelajaran matematika adalah membangun pengetahuan matematika. Sebagai implikasi dari hakikat belajar matematika itu maka proses pembelajaran matematika merupakan pembentukan lingkungan belajar yang dapat membantu siswa untuk membangun konsepkonsep/prinsip-prinsip matematika berdasarkan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi (Nickson dalam Grows, 1992: 106). Menurut Hudojo (1998: 7-8) ciriciri pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme adalah sebagai berikut. a. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan. b. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara. c. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman kongkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep matematika melalui kenyataan kehidupan sehari-hari. d. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswaguru, dan siswa-siswa. e. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. f. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika menjadi menarik dan siswa mau belajar. Dalam menentukan volum luas sisi bangun ruang sisi lengkung, siswa perlu mengkonstruksi kembali pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut antara lain: a) bentuk bangun datar apa yang menjadi sisi dari bangun ruang tersebut; b) formula apa yang digunakan untuk mencari volum bangun ruang tersebut; c) jika dapat 15

dibuat jaring-jaringnya, seperti apakah bentuk jaring-jaringnya; dan d) bagaimana cara menentukan luas sisi dari bangun datar tersebut. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian 16 Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 30 Purworejo di Desa Wingkotinumpuk, Ngombol, Purworejo dari bulan Juli sampai Desember 2008. 2. Faktor-Faktor yang Diteliti Ada 2 faktor yang diteliti untuk menjawab masalah yang dirasakan yaitu faktor siswa dan faktor guru. Faktor siswa meliputi: kecakapan siswa dalam menghitung luas tabung dan volume tabung, kecakapan mengambil keputusan, kecakapan memecahkan masalah, kecakapan dalam komunikasi lisan maupun tertulis dan kecakapan bekerja kelompok. Faktor guru meliputi: ketrampilan guru dalam mem berikan pelayanan pembelajaran meliputi mngelola kelas agar tidak menakutkan tetapi menyenangkan, memotivasi minat siswa untuk bertanya, mengemukakan gagasan, memberi penghargaan pada siswa, dan ketrampilan guru dalam mengajar dengan pendekatan konstruktivistik. 3. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masingmasing siklus meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi menggunakan skema Kemmis dan Mc. Taggart. 4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan dua teknik yaitu tes dan observasi. Tes dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan menentukan volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung. Observasi dilakukan untuk mengungkap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan efektifitas pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan belajar mengajar. Instrumen yang digunakan berupa butir soal uraian dan lembar

observasi. Butir soal digunakan sebagai umpan balik proses belajar mengajar. Lembar observasi berupa cek list untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. 5. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh diolah, dan dianalisis secara diskriptif menggunakan teknik Triangulasi berupa prosentase. 6. Indikator Kinerja Indikator kinerja penelitian ini meliputi ketuntasan belajar klasikal dan aktivitas siswa berikut. a. Ketuntasan belajar klasikal, minimal 70% siswa mendapat nilai >63. b. Aktivitas siswa secara individu untuk kategori cukup, baik dan sangat baik mencapai 75%. Hasil dan Pembahasan 1. Kondisi Awal Kondisi awal siswa IX D adalah: a)rerata nilai ulangan harian awal 57,90, b)yang memperoleh nilai > 63 ada 16 siswa, dan c) ketuntasan belajar baru mencapai 41,03 %. Dari 39 siswa, ada dua orang siswa yang lebih menonjol dari yang lain, yaitu Indriani Dwi Komala dan Dinar Ayu Mustika Saputra. 2. Hasil Pelaksanaan Siklus I Siklus I silaksanakan pada minggu ke-3 bulan Juli 2008 pada pembelajaran tentang Luas dan Volume Tabung dengan pendekatan Konstruktivistik. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, serta memberi apersepsi dan motivasi mengenai pentingnya materi Luas dan Volume Tabung dalam kehidupan sehari-hari, kagiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu, serta alat-alat yang harus dipersiapkan siswa. Pada kegiatan inti, peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok berdasarkan nomor urut dengan anggota 5 atau 4 anak. Kemudian guru menjelas- 17

kan secara singkat kurang lebih 10 menit tentang luas lingkaran yaitu πr 2 atau ¼ πd 2 dilanjutkan dengan membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan dikerjakan selama 20 menit dengan bimbingan guru. Selama siswa mengerjakan LKS, guru sambil berkeliling dan sambil mencatat tingkah laku siswa atau keaktifan siswa. Dari hasil kerja kelompok tersebut ternyata ada kelompok yang mendapat nilai 80 yaitu kelompok I dan VIII, dan ada kelompok yang mendapat nilai lemah(50) yaitu kelompok III. Sebagian besar siswa belum merasa bisa atau paham dengan rumus Luas Tabung tertutup. Ada yang menulis L Sisi Tabung = πr 2 + 2 πrt + πr 2, benar. Ada yang menulis L Sisi Tabung = πr 2 + 2 πrt, ini berarti salah. Ada yang menulis L Sisi Tabung = 2 πr 2 + 2 πrt, berarti benar. Hasil evaluasi Siklus I menunjukkan: siswa yang mendapat nilai kurang KKM (< 63 ) ada 19 anak (34%) dan yang mendapat nilai > 63 ada 20 anak. Ketuntasan belajar mencapai 56,4%, sedangkan yang mendapat nilai terendah (35) ada satu anak yaitu Supriyadi dan yang tertinggi adalah nilai 90 yaitu Dinar Mustika Saputra. Pada kondisi awal ketuntasan belajar baru mencapai 41,03%, berarti ada kenaikan 15,37%. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I menunjukkan: Baik = 0%, Cukup = 50% dan kurang = 50%. Dalam kegiatan siklus I ini konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan cara pemecahan masalah baru mencapai 50% Jadi masih perlu diberi motivasi agar nilai sikap dapat meningkat menjadi baik,atau cukup baik.hasil observasi guru adalah: 40% Baik, 30% Cukup, dan 30% Kurang. Pada akhir siklus, peneliti dan rekan sejawat melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan observasi, indikator keberhasilan belum tercapai meskipun sudah terjadi peningkatan hasil belajar. Peneliti perlu atau mem- 18

perbaiki dan melengkapi rencana pembelajaran dengan model konstruktivistik (penggalian dari siswa) agar dalam proses pembelajaran pada siklus II lebih baik. 3. Hasil Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan Agustus 2008.hal-hal yang harus diperbaiki antara lain : a. Proses belajar mengajar lebih baik lagi agar siswa yang nilainya masih dibawah 63 (ada 21 anak) menjadi berkurang dan yang mendapat nilai lebih dari 63 bertambah (baru ada 18 siswa). b. Meningkatkan pengarahan siswa agar nilai sikap dalam pembelajaran siklus II meningkat dari konsentrasi nilai kurang menjadi cukup, cara pemecahan masalah perlu banyak bimbingan agar menjadi baik. c. Sikap guru pada waktu diobservasi oleh teman sejawat ada 3 hal yang perlu ditingkat (ditambah) yaitu:(i) memberi umpan balik pada siswa selama pembelajaran, (ii) memberikan waktu yang cukup pada siswa selama pembelajaran, dan (iii) memberi kesempatan siswa untuk memecahkan masalah Pelaksanaan kegiatan siklus II prinsipnya sama dengan siklus I, siklus I menitik beratkan penemuan Luas Tabung Tertutup. Jadi pemahaman rumus luas lingkaran (πr 2 ) akan menjadi dasar untuk menemukan rumus Volume Tabung. Siklus II dilaksanakan sesuai dengan RPP yang disiapkan. Tes hasil belajar siklus II, dilkasanakan pada minggu ke 2 bulan Agustus 2008. Hasil belajar pada siklus II yang mendapat nilai kurang dari 63 ada 7 siswa atau 20% dan yang mendapat nilai lebih dari 63 ada 80% berarti ada kenaikan 23,6% dari siklus I. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan: 50% baik, 25% cukup, 25% kurang. Berarti ada kenaikan 50% baik, 25% cukup, 25% kurang. Hasil observa- 19

si terhadap guru menunjukkan: 50% baik, 30% cukup dan 20% kurang, sedangkan hasil pada siklus I adalah 40% baik, 30% cukup dan 30% kurang, berarti siklus II dapat dikatakan lebih baik dai siklus I, kenaikan 10% baik, 10% kurang. Menurut observer, proses pembelajaran oleh guru pada siklus II sudah baik dan dapat ditingkatkan. 4. Pembahasan Antar Siklus Pada diskripsi siklus I ada tiga hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki pada siklus II. Perbandingan antar siklus ditunjukkan oleh tabel berikut. Siklus I 1. Hasil belajar siswa yang mendapat nilai < 63 ada 21 anak Tabel 1 Tabel Perbandingan Antar Siklus Siklus II 1. Proses belajar setelah ditingkatkan ternyata siswa yang nilainya < 63 ada 7 anak berarti pada siklus II peneliti sudah ada perubahan proses pembelajaran yang baik 2. Hasil observasi motivasi siswa yang masih nilai kurang ada 2 hal yaitu konsentrasi dan cara pemecahan masalah 3. Hasil observasi guru (peneliti) pada siklus I masih ada 3 aspek yang kurang yaitu no 2,6 dan 9 2. Ternyata pada siklus II yang kurang ada 1 aspek yaitu cara pemecahan masalah. Berarti sikap siswa sudah ada peningkatan dan guru perlu meningkatkan lagi aspek cara pemecahan masalah. 3. Pada siklus II sudah ada perubahan sikap lebih baik, nilai yang kurang menjadi 2 aspek yaitu no 6 dan 9 Tabel tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan sikap guru selama proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh tabel dan diagram batang berikut. 20

Tabel 2 Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Uraian Prasiklus Siklus I Siklus II 1 Nilai terendah 35 35 40 2 Nilai tertinggi 85 90 100 3 Rerata 57,,90 61,79 66,10 4 Batas Tuntas 63 63 63 5 Tuntas belajar 41,02% 56,41% 80% nilai terendah nilai tertinggi rata-rata 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 prasiklus klus 1siklus 2 Gambar 1 Pendekatan Hasil Belajar Siswa Padaa Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan guru juga menunjukkan peningkatan. Hal ini tampak dari tabel hasil observasi sikap siswa dan guru berikut. Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Dan Siklus II No Aspek yang dinilai 1 Konsentarasi (keseriusan) Siklus I Siklus II B C K B C K 21

2 Keaktifan mengikuti pelajaran 3 Kerjasama dalam kelompok 4 Cara pemecahan masalah Jumlah 0 2 2 2 1 1 Persentase 50 5 50 50 25 25 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 4 Hasil Obsevasi Guru Pada Siklus I Dan Siklus II Aspek yang dinilai Meminta siswa untuk kerja kelompok Memberi umpan balik dalam proses belajar mengajar Memberi pertanyaan dari rendah ke tinggi Memberi tugas yang menarik dan menantang Memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan tugas Memberi waktu yang cukup siswa untuk mengerjakan tugas Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari hari Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok Memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat Memberi penghargaan siswa yang berasil mengerjakan soal dengan tepat waktu Siklus I Siklus II B C K B C K Jumlah 4 3 3 5 3 2 Persentase 40 30 30 50 30 20 22

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil observer selama dua siklus adalah 40% baik, 30% cukup, 30% kurang, sedangkan siklus II adalah 50% baik, 30% cukup dan 20% kurang. Berarti ada perubahan sikap guru dalam proses pembelajaran dengan kriteria baik naik 10%, cukup tetap, kurang naik 10%. Secara umum hasilnya meningkat, tetapi sebagai guru lebih baik berusaha lebih baik lagi untuk waktu yang akan datang. Penutup Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan siswa pada pembelajaran volum dan luas permukaan pada bangun ruang sisi lengkung. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan rerata hasil evaluasi dari 57,90 pada kondisi awal menjadi 61,90 pada evaluasi siklus I dan 66,10 pada evaluasi siklus II serta banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas 63,00 juga mengalami peningkatan dari 50 % menjadi 56,4 % di siklus I dan 80 % pada evaluasi siklus II. Daftar Pustaka Bell,H.F. 1981. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Iowa: Wm.C.Brown Company Ernest, Paul. 1996. Varieties of Construktivism: A Framework For Comparison. Inc. Seteffe, L.P. & Nesher, Pearla (Ed). Theories of Mathematical Learning. New Jersey: Lawrence Associates, Publisher Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Lambas,dkk. 2004. Matematika. Modul Pelatihan Terintegrasi Nur, M. 2001. Realistic Mathematics Education. Jakarta: Depdiknas, Proyek PPM SLTP Orton, Anthony. 1991. Learning Mathematics: Issue, Theory and Classroom Practice. Iowa: Cassel Slameto. 1991. Belajar dan Faktor faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta 23

Stiff, V.L, Johnson, R.M. 1993. Cognitive Issue in Mathematics Education. In Wilson. I & Patricia. S (Ed). Reseach Ideas for The Classroom: High School Mathematics. New York: Macmillan Publishing Company Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius 24